Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Sumber daya alam merupakan faktor yang sangat menentukan bagi

kehidupan manusia. Hal ini dikarenakan dalam kehidupannya, manusia tidak

dapat hidup tanpa adanya sumber daya alam. Ketergantungan manusia akan

sumberdaya alam tersebut berpengaruh terhadap pola pemanfaatan dan

pengelolaan sumberdaya alam yang ada. Di Indonesia, sebagai Negara sedang

berkembang peningkatan jumlah penduduk yang terus menjadi mengkaibatkan

semakin meningkatnya jumlah permintaan akan pemenuhan kebutuhan hidup dari

sumberdaya alam, sehingga berkorelasi terhadap semakin ekspoitatifnya

pemanfaatan sumberdaya alam yang ada.

Gambar 1.1 Data Jumlah Penduduk Di Indonesia


Sumber:www.kompasiana.com

Berdasarkan gambar 1.1 data jumlah penduduk di Indonesia yang selalu

mengalami peningkatan secara signifikan dari mulai tahun 2010 sampai 2015. Hal

ini nyata adanya peningkatan jumlah permintaan pasokan akan sumberdaya alam

1
2

yang ada. Sehingga untuk mengatasi permasalahan tersebut diperlukan adanya

pengelolaan dan pemanfaatan yang baik terhadap sumberdaya alam.

Pengelolaan dan pemanfaatan yang baik terhadap sumberdaya alam menjadi

faktor penentu keberlanjutan dari lingkungan hidup dan aktivitas kehidupan ke

depannya. Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam sangat tergantung pada

kebijakan pemerintahan pada masanya. Pada era desentralisasi saat ini, pemberian

wewenang dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam pengelolaan

sumberdaya alam memberikan dampak yang sangat berbeda dibandingkan di era

sentralisasi. Pemerintahan daerah yang memiliki kekuasaan untuk memanfaatkan

segala potensi sumber daya alam di daerahnya, dapat mengalihkan haknya dengan

memberikan izin kepada pihak swasta atau industri yang bergerak dibidang

pertambangan untuk mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam.

Berikut ini data yang diperoleh peneliti mengenai data izin usaha

pertambangan sebanyak 12 (dua belas) Provinsi Indonesia

Gambar 1.2 data IUP Di Indonesia


Sumber : Ditjen Minerba 2015

Berdasarkan gambar 1.2 jumlah perusahaan pertambangan yang telah

terdaftar dan telah mengurus IUP CNC sebelum Korsup sebanyak 6.041 dan
3

sesudah Korsup sebanyak 5.976. perusahaan yang terdaftar pada IUP Non CNC

sebelum Korsup sebanyak 4.887 dan sesudah Korsup sebanyak 4.672 meskipun

banyak perusahaan yang telah mendaftar dengan melengkapi persyaratan yang

lengkap tetapi masih terdapat beberapa perusahaan yang terdaftar belum sesuai

dengan persyaratan.

Menurut Smetler sebagaimana dikutip Budimanta (2007) selama ini

kegiatan pembangunan dan pembuatan kebiajakan harus berasal dari pusat akan

tetapi dengan adanya otonomi daerah, pemerintah daerah sejak era reformasi

diberikan ruang untuk mengelola sumberdaya alam secara otonom. Kondisi ini

oleh pemerintah daerah dimanfaatkan untuk mengeluarkan kebijakan mengenai

pertambangan daerah, sedangkan di tingkat kota dimanfaatkan untuk

mengembangkan industri barang.

Salah satu pengelolaan sumberdaya alam oleh industri pertambangan yaitu

penambangan bahan galian C. Pengelolaan sumberdaya alam oleh industri

pertambangan dilakukan karena dipandang dapat memberikan pendapatan Asli

Daerah (PAD) yang lebih tinggi sehingga dapat meningkatkan perekonomian dan

pembangunan Negara, serta terciptanya lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal

maupun masyarakat di luar lokasi penambangan.

Selain itu, karena pihak industri sebagai pihak yang memiliki modal berupa

teknologi yang tinggi diharapkan mampu mengelola sumberdaya alam yang ada

dengan baik dan efisien. Namun pada pelaksaannya pengelola penambangan

bahan galian oleh industri tidak selamanya berjalan seperti yang diharapkan. Hal
4

disebabkan karena aktivitas penambangan merupakan aktivitas pengerukan

sumberdaya alam yang terkandung

sedangkan pemanfaatan dengan penggunaan teknologi yang berlebihan dalam

mengeruk sumberdaya alam yang terkandung di teknologinya seringkali

berlebihan dalam menggeruk sehingga pengelolaan bahan galian dapat

menimbulkan dampak kondisi lingkungan yang menjadi rusak.

Kerusakan lingkungan merupakan suatu kondisi dimana lingkungan tersebut

tercemar oleh suatu kegiatan yang dilakukan terus menerus tanpa adanya upaya

dari pihak perusahaan untuk meminimalisir resiko dari kegiatan usaha tersebut.

Menurut Noor (2006) bekas penambangan serta pembukaan lapisan tanah

mengakibatkan daerah yang semula subur menjadi daerah yang tandus dan akan

memerlukan waktu yang sangat lama untuk kembali ke dalam kondisi semula.

Populasi dan gradasi lingkungan akan terjadi pada semua tahap dalam aktivitas

pertambangan, mulai dari tahap prosesing pengerukan bahan galian serta semua

aktivitas yang menyertai dalam seluruh tahap tersebut seperti penggunaan alat

angkut, dan alat-alat berat lainnya yang diguanakan pada saat aktivitas berjalan.

Pada dasarnya kegiatan suatu industri adalah mengolah masukan menjadi

keluaran. Pengamatan terhadap sumber pencemar sektor industri dapat

dilaksanakan pada masukan, proses maupun pada keluarnya dengan ditimbulkan

oleh industri. Proses dalam menghasilkan produk tambang mempunyai kontribusi

yang besar terhadap pencemaran lingkungan dan dampak yang timbul akibat

kegiatan pertambangan harus disikapi dengan cara mencegah agar dampak yang

ditimbulkannya dapat diminimalkan.


5

Kabupaten Pangandaran adalah salah satu bagian dari provinsi Jawa Barat

merupakan salah satu daerah yang memiliki potensi sumberdaya alam tambang

dengan jenis bahan galian golongan C dengan tekstur tanah pertanian. Adanya

aktivitas pertambangan di daerah tersebut mengakibatkan perubahan kondisi

lingkungan. Banyaknya jumlah industri pertambangan mengakibatkan semakin

tingginya aktivitas blasting. Sehingga menyebabkan perubahan kondisi

lingkungan yang disebabkan oleh aktivitas pertambangan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan beberapa warga

sekitar lokasi penambangan di kabupaten Pangandaran merasa bahwa mereka

sering mengalami kebisingan pada siang hari dikarenakan peralatan berat yang

digunakan untuk menggeruk bahan galian, selain itu, warga juga mengatakan

bahwa adanya kerusakan jalan utama Pangandaran yang diakibatkan dari adanya

aktivitas pertambangan di Kabupaten Pangandaran.

Berdasarkan latar belakang tersebut penulis tertarik untuk melakukan

penelitan di Kabupaten Pangandaran dengan judul penelitian “Analisis Pengaruh

Aktivitas Pertambangan Bahan Galian C Terhadap Kondisi Lingkungan di

Kabupaten Pangandaran”

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah


Masalah pada hakekatnya merupakan suatu keadaan yang menunjukan

adanya kesenjangan antara rencana dengan pelaksanaan, antara harapan dengan

kenyataan, antara teori dengan fakta. Penelitian pada dasarnya dilakukan guna

mendapatkan data yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah, untuk itu
6

setiap penelitian yang dilakukan selalu berangkat dari masalah, begitupun dengan

penelitian ini.
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya,

maka peneliti dapat mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dilakukan

dalam penelitian ini

1.2.1 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, terlihat adanya permasalahan pada

kondisi lingkungan di Kabupaten Pangandarn diantaranya:

1. Banyaknya industri pertambangan bahan galian


2. Banyaknya aktivitas pertambangan bahan galian
3. Adanya kebisiangan pada siang hari disekitar lokasi penambangan
4. Pencemaran polusi udara
5. Rusaknya jalan utama menuju kabupaten pangandaran
6. Banyaknya material pertambangan yang bercecer dijalan

1.2.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan uraian identifikasi masalah diatas, maka dapat dirumusakan

sebagai berikut :

1. Bagaimana aktivitas pertambangan bahan galian c di Kabupaten Pangandaran


2. Bagaimana kondisi lingkungan di Kabupaten Pangandaran
3. Bagaiman pengaruh aktivitas pertambangan terhadap kondisi lingkungan di

Kabupaten Pangandaran
1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan diadakannya penelitian adalah untuk mengetahui dan

menganalisis :

1. Menganalisis Aktivitas pertambangan di Kabupaten Pangandaran


2. Menganalisi Kondisi lingkungan di Kabupaten Pangandaran
3. Menganalisis pengaruh aktivitas pertambangan bahan galian c terhadap

kondisi lingkungan
7

1.4 Kegunaan Penelitian


Penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan hasil yang

bermanfaat sejalan dengan tujuan penelitian. Hasil penelitian berguna baik secara

akademis maupun praktis.

1.4.1 Kegunaan Teoritis


1. Dapat memperkaya konsep atau teori yang menyokong perkembangan ilmu

pengetahuan pertambangan khususnya yang terkait dengan aktivitas

pertambangan bahan galian C terhadap kondisi lingkungan


2. Dapat mengetahu definisi serta pengaruh dengan aktivitas pertambangan

bahan galian C terhadap kondisi lingkungan


3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan diskusi atau

wacana ilmiah serta dapat digunakan sebagai dasar penelitian selanjutnya.


1.4.2 Kegunaan Praktis
1. Bagi kabupaten pangandaran
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan referensi

bagi perusahaan untuk mengambil kebijakan atau keputusan yang dipandang

perlu dalam usaha meningkatkan kondisi lingkungan


2. Bagi pihak lain
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi, wawasan dan

pengalaman secara langsung dalam menghadapi permasalah yang ada dalam

dunia kerja serta dapat digunakan untuk latihan menerapkan antara teori yang

didapat dari bangku kuliah dengan dunia kerja atau kenyataan.


8

Anda mungkin juga menyukai