Anda di halaman 1dari 10

INTERPRETASI DATA

METODE EKSPLORASI GEOFISIKA MENGGUNAKAN SEISMIK


DOWNHOLE
KELOMPOK :2
NAMA ANGGOTA : RENDI SEPTIANA
RAMA AKBAR R
M. YUSRIL N.H

ABSTRAK
Metode seismik downhole adalah salah satu metode geofisika yang memanfaatkan gelombang seismik
langsung (direct wave) yang berupa gelombang-P dan gelombang-S untuk menentukan lapisan dan jenis
material (batuan) penyusun lapisan bawah permukaan tanah. Dengan memanfaatkan sumber seismik
buatan (palu), geophone triaxial yang diletakkan pada kedalaman 30 m, laptop, accumulator 12 V, kabel
line, seistronik RAS-24 maka diperoleh fungsi kedalaman terhadap waktu gelombang yang kemudian
dirubah menjadi fungsi kecepatan terhadap kedalaman, perubahan ini berdasarkan konsep matematis
sederhana yaitu hubungan jarak lubang dengan sumber seismik (palu), kedalaman lubang, dan jarak yang
dilalui gelombang. Pengambilan data dilakukan setiap perpindahan 1 meter dengan mendapatkan data 1
gelombang p dan 2 gelombang S. Data kemudian diolah lebih lanjut oleh aplikasi yang bernama
‘downhole’ yang berfungsi untuk menurunkan besaran kecepatan gelombang-P dan gelombang-S menjadi
besaran fisis modulus Bulk, Shear, dan rasio Poisson. Besaran fisis ini digunakan untuk interpretasi bawah
permukaan. Namun diperlukan juga data pendukung dari studi geologi dan geokimia untuk mendukung
interpretasi yang dilakukan. Aplikasi downhole biasanya untuk kedalaman dangkal atau bidang geoteknik
misalnya untuk melihat kondisi tanah yang akan dibuat pondasi suatu konstruksi besar
Kata kunci : Bulk, Downhole, Gelombang-P, Gelombang-S, Shear

1. Pendahuluan merupakan salah satu metode non destructive


yang efektif dan efisien karena memerlukan
Metode seismik refraksi merupakan teknik
tenaga yang sedikit, biaya yang lebih murah
umum yang digunakan dalam survai
dan waktu yang relatif singkat. Pada
geofisika untuk menentukan kedalaman
prinsipnya metode ini memanfaatkan
batuan dasar, litologi batuan dasar (bed rock),
perambatan gelombang seismik yang
sesar, dan kekerasan batuan. Berdasarkan
merambat ke dalam bumi. Gelombang
penelitian sebelumnya bahwa besarnya cepat
seismik merupakan gelombang elastik dan
rambat gelombang P (longitudinal) dalam
perambatannya bergantung pada sifat
lapisan batuan dipengaruhi oleh elastisitas
elastisitas batuan. Ketika gelombang seismik
dan densitas batuan, sehingga dengan
yang menjalar menemui bidang batas antar
mengetahui cepat rambat gelombang P pada
lapisan, sebagian gelombang ini ada yang
lapisan batuan maka akan diketahui tingkat
direfleksikan (dipantulkan) dan ada juga
kekerasan lapisan atau densitas batuan
yang direfraksikan (dibiaskan) kemudian
tersebut. Metode yang digunakan ini
gejala fisisnya diamati dengan menangkap
gelombang tersebut melalui geophone. Hal
tersebut akan diketahui nilai kecepatan dan
kedalaman lapisan berdasarkan penghitungan
waktu tempuh gelombang antara sumber
getaran (source) dan penerima (geophone).
Waktu yang diperlukan oleh gelombang
seismik untuk merambat pada lapisan batuan
bergantung pada besar kecepatan yang
dimiliki oleh medium yang dilaluinya.
Gambar 2.1. Sketsa survei seismik (Landmark,
Metode Downhole Metode downhole adalah 1995)
suatu metode geofisika bagian seismik yang
outputnya berupa pembacaan atau
interpretasi struktur lapisan bawah 2.2 Klasifikasi Gelombang Seismik
permukaan bumi yang berupa sifat material
Gelombang seismik berdasarkan tempat
tanah dan batuan dengan memanfaatkan
penjalarannya terdiri dari dua tipe yaitu
gelombang seismik langsung (direct wave)
(Ibrahim dan Subardjo, 2005):
yaitu gelombang P (pressure) dan S (shear),
kemudian dicari kecepatan gelombang dalam 1. Gelombang badan (body wave) yang
fungsi kedalaman. Berdasarkan hubungan merupakan gelombang yang menjalar
kecepatan dengan kedalaman maka akan melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut
diketahui struktur lapisan dan jenis material free wave karena dapat menjalar ke segala
penyusun setiap lapisan. arah di dalam bumi. Gelombang badan terdiri
atas gelombang longitudinal (compressional
2. Teori Dasar
wave) dan gelombang tranversal (shear
2.1 Prinsip Metode Seismik
wave).
Prinsip metode seismik yaitu pada tempat
2. Gelombang permukaan (surface waves)
atau tanah yang akan diteliti dipasang
yang merupakan gelombang elastik yang
geophone yang berfungsi sebagai penerima
menjalar sepanjang permukaan. Karena
getaran. Sumber getar antara lain bisa
gelombang ini terikat harus menjalar melalui
ditimbulkan oleh ledakan dinamit atau suatu
suatu lapisan atau permukaan. Gelombang
pemberat yang dijatuhkan ke tanah (weight
permukaan terdiri dari gelombang Rayleigh,
drop). Gelombang yang dihasilkan menyebar
gelombang Love, dan gelombang Stonely.
ke segala arah. Ada yang menjalar di udara,
Dalam hubungannya dengan seismik
merambat di permukaan tanah, dipantulkan
eksplorasi, terdapat dua jenis gelombang
lapisan tanah dan sebagian juga ada yang
yang digolongkan berdasarkan cara
dibiaskan, kemudian diteruskan ke
bergetarnya yaitu:
geophone-geophone yang terpasang
dipermukaan (gambar 2.1) 1. Gelombang longitudinal atau gelombang
primer merupakan gelombang yang arah
getar (osilasi) partikel-partikel mediumnya
searah dengan arah perambatannya (Gambar
2.2). Gelombang ini disebut juga sebagai
gelombang kompresi (compressional wave)
karena terbentuk dari osilasi tekanan yang
menjalar dari satu tempat ke tempat yang
lain.
2.3 Hukum Fisika Gelombang Seismik
2.3.1 Hukum Snellius
Perambatan gelombang seismik dari satu
medium ke medium lain yang mempunyai
sifat fisik yang berbeda seperti kecepatan dan
Gambar 2.2. Arah gerak partikel dan arah densitas akan mengalami perubahan arah
penjalaran gelombang longitudinal (vp) (Brown, ketika melewati bidang batas antar medium.
2005)
Suatu gelombang yang datang pada bidang
Dan persamaan kecepatan gelombangnya batas dua media yang sifat fisiknya berbeda
adalah adalah sebagai berikut: Dimana vp 22 akan dibiaskan jika sudut datang lebih
adalah kecepatan gelombang longitudinal, k kecil atau sama dengan sudut kritisnya dan
adalah modulus bulk, μ adalah modulus geser akan dipantulkan jika sudut datang lebih
dan ρ adalah densitas. besar dari sudut kritis. Sudut kritis adalah
sudut datang yang menyebabkan gelombang
dibiaskan 900 . Jika suatu berkas gelombang
P yang datang mengenai permukaan bidang
batas antara dua medium yang berbeda, maka
sebagian energi gelombang tersebut akan
dipantulkan sebagai gelombang P dan
2. Gelombang transversal merupakan gelombang S, dan sebagian lagi akan
gelombang yang arah getar (osilasi) partikel- dibiaskan sebagai gelombang P dan
partikel mediumnya tegak lurus dengan arah gelombang S, seperti yang diilustrasikan
perambatannya (Gambar 2.3). pada gambar dibawah ini :

Gambar 2.3. Arah gerak partikel dan arah


penjalaran gelombang transversal (vs). (Brown,
2005)

Dan persamaan kecepatan gelombangnya


adalah adalah sebagai berikut:
Gambar 2.4. Pemantulan dan pembiasan pada gelombang baru tersebut disebut sebagai
bidang batas dua medium untuk gelombang P gelombang difraksi.
(Bhatia, 1986)

Lintasan gelombang tersebut mengikuti


hukum Snell, yaitu :

dengan
Gambar 2.5. Prinsip Huygens (Sheriff, 1995)

2.3.3 Prinsip Fermat


Prinsip Fermat menyatakan bahwa
gelombang yang menjalar dari satu titik ke
titik yang lain akan memilih lintasan dengan
waktu tempuh tercepat. Prinsip Fermat dapat
diaplikasikan untuk menentukan lintasan
sinar dari satu titik ke titik yang lainnya yaitu
lintasan yang waktu tempuhnya bernilai
minimum. Dengan diketahuinya lintasan
dengan waktu tempuh minimum maka dapat
dilakukan penelusuran jejak sinar yang telah
merambat di dalam medium. Penelusuran
jejak sinar seismik ini akan sangat membantu
dalam menentukan posisi reflektor di bawah
permukaan. Jejak sinar seismik yang tercepat
ini tidaklah selalu berbentuk garis lurus.

2.3.2 Prinsip Huygens


Huygens mengatakan bahwa gelombang
menyebar dari sebuah titik sumber
gelombang ke segala arah dengan bentuk
bola. Prinsip Huygens mengatakan bahwa
setiap titik-titik penganggu yang berada
didepan muka gelombang utama akan
menjadi sumber bagi terbentuknya
gelombang baru. Jumlah energi total dari
gelombang baru tersebut sama dengan energi
Gambar 2.6. Prinsip Fermat (Abdullah, 2007)
utama. Pada eksplorasi seismik titiktitik di
atas dapat berupa patahan, rekahan,
pembajian, antiklin, dll. Sedangkan
2.4 Trace Seismik
Model dasar dan yang sering digunakan
dalam model satu dimensi untuk trace
seismik yaitu mengacu pada model konvolusi
yang menyatakan bahwa tiap trace
merupakan hasil konvolusi sederhana dari
reflektivitas bumi dengan fungsi sumber
seismik ditambah dengan noise (Russell,
1996). Dalam bentuk persamaan dapat
dituliskan sebagai berikut (tanda *
menyatakan konvolusi) :
S(t) = W(t) * r(t) + n(t)
Gambar 2.7. Konvolusi antara reflektivitas
dimana : dengan wavelet mengurangi resolusi (Sukmono,
1999)
S(t) = trace seismik
2.5 Interferensi Gelombang Seismik
W(t) = wavelet seismik
Interferensi dapat muncul pada batas IA yang
r(t) = reflektivitas bumi, dan sangat rapat disebabkan terjadinya
n(t) = noise overllaping beberapa reflektor. Interferensi
bisa bersifat negatif atau positif yang sangat
Konvolusi dapat dinyatakan sebagai dipengaruhi oleh panjang pulsa seismik.
“penggantian (replacing)” setiap koefisien Idealnya pulsa gelombang akan berupa spike
refleksi dalam skala wavelet kemudian dan akan mengakibatkan refleksi spike juga,
menjumlahkan hasilnya seperti yang tetapi dalam prakteknya sebuah reflektor
dinyatakan oleh Russell (1996) : tunggal dapat menghasilkan sebuah refleksi
“Convolution can be thought of as yang terdiri atas refleksi primer yang diikuti
“replacing” each reflection coefficient with oleh satu atau lebih halfcycle.
a scaled version of wavelet and summing the
result” Sudah diketahui bahwa refleksi utama Tidak semua harga kontras IA secara
bersosiasi dengan perubahan harga signifikan dapat menghasilkan refleksi pada
impedansi. Selain itu wavelet seismik bidang batas. Hal ini tergantung pada
umumnya lebih panjang daripada spasi antara sensitifitas alat perekam dan pemrosesan data
kontras impedansi yang menghasilkan seismik. Oleh karena itu adalah penting untuk
koefisien refleksi. Dapat diperhatikan bahwa mengetahui bentuk dasar pulsa yang dipakai
konvolusi dengan wavelet cenderung dalam pemrosesan data. Bentuk dasar pulsa
“mereduksi” koefisien refleksi sehingga seismik ditampilkan dalam fasa dan polaritas
mengurangi resolusi untuk memisahkan tertentu. Ada dua jenis fasa yang 27 biasa
reflektor yang berdekatan. Hasil dari ditampilkan dalam rekaman seismik yaitu
konvolusi ini diilustrasikan dalam gambar fasa minimum dan fasa nol. Pada pulsa fasa
(2.7) minimum energi yang berhubungan dengan
batas IA terakumulasi pada onset dibagian
muka pulsa tersebut, sedangkan pada fasa nol Perbedaan keempat wavelet itu adalah
batas IA terdapat pada peak bagian tengah. terletak pada konsentrasi energi yang dipakai
oleh masing-masing wavelet. Zero phase
2.6 Resolusi Vertikal
wavelet mempunyai konsentrasi energi yang
Resolusi dalam gelombang seismik maksimum di tengah dan waktu tunda nol,
didefinisikan sebagai kemampuan membuat resolusi dan standout dari wavelet
gelombang seismik untuk memisahkan dua ini maksimum. Jenis wavelet ini merupakan
objek yang berbeda (Sukmono, 1999). paling baik karena mempunyai spektrum
Resolusi ini berkaitan erat dengan fenomena amplitudo yang sama. Minimum phase
interferensi gelombang seismik. Ketebalan wavelet mempunyai energi yang terpusat di
minimum suatu objek untuk dapat bagian depan. Dibanding wavelet yang lain,
memberikan refleksi sendiri bervariasi antara wavelet ini memiliki perubahan atau
1/8 λ sampai 1/30 λ dimana λ adalah panjang pergesaran fasa terkecil pada tiap-tiap
pulsa seismik. Resolusi tubuh batuan setara frekuensi. Maximum phase wavelet
dengan ¼ λ dalam waktu bolak-balik (two mempunyai energi yang terpusat maksimal di
way travel time- TWT). Hanya batuan yang bagian akhir dari wavelet. Jenis wavelet ini
memiliki ketebalan diatas ¼ yang dapat merupakan kebalikan dari minimum phase
dibedakan oleh gelombang seismik. wavelet. Mixed phase wavelet memiliki
Ketebalan ini disebut sebagai ketebalan energi yang tidak terkonsentrasi di bagian
tuning (tuning thickness). depan atau belakang (Yuzariyadi, 2012).

2.7 Wavelet 3. Metode (cara pengambilan data)


Wavelet adalah sinyal transien yang Pada suatu contoh lapangan yang akan
mempunyai interval waktu dan amplitudo dilakukan proses metode seismik downhole,
yang terbatas. Ada empat jenis wavelet yang langkah pertama yang dilakukan masukkan
umum diketahui, yaitu zero phase, minimum geophone ke lubang yang mempunyai
phase, maximum phase, dan mixed phase, kedalaman 30 m. Kemudian pasang
seperti yang ditunjukan pada Gambar 2.8 geophone trigger di dekat daerah yang
menjadi sumber seismik (palu), dengan
ketentuan jarak lubang dengan sumber
(1) (2) seismik sekitar 3 m, selanjutnya rangkai
geophone triaxial, geophone trigger, dan
laptop dengan seistronik RAS-24.

(3) (4)

Gambar 2.8. Jenis-jenis wavelet (1) Zero Phase


Wavelet; (2) Maximum Phase Wavelet; (3)
Minimum Phase Wavelet; (4) Mixed Phase
Wavelet (Sukmono, 1999)
Gambar 3.1 Geophone trixial Gambar 4.1 Bentuk gelombang P dan First
Break Pickingnya
Pengambilan data tiap kenaikan 1 m keatas
dengan tiap pengambilan data terdiri dari B. Hubungan kedalaman terhadap
data gelombang P dan gelombang S (S1 dan kecepatan dan waktu
S2). Data gelombang P diperoleh dengan
memukulkan palu ke tanah secara vertikal,
sedangkan untuk data gelombang S1 dan S2
pemukulan dengan arah samping kanan dan
kiri. Sehingga total pemukulan palu untuk 30
m adalah sebanyak 90 kali pukulan. Data
yang diperoleh dari seistronik RAS24
Gambar 4.2 Bentuk gelombang S dan First
kemudian ditransfer ke laptop yang berupa Break Pickingnya
file dengan format .dat yang penamaanya
berformat 01p sampai 30s2. Selanjutnya data
ini diolah dengan aplikasi ‘downhole’ dengan
parameter banyak channel 12, banyak data
yang tercatat 45, banyak data keseluruhan
1000, jarak 3 m. Sehingga akhirnya diketahui
fungsi kedalaman terhadap waktu, kecepatan
gelombang P dan S, modulus Young,
modulus Poisson, modulus Shear dan
modulus Bulk. Hipotesis pada percobaan ini
semakin dalam suatu gelombang eleastik atau
seismik di bawah permukaan tanah maka
kecepatan primernya (Vp) akan semakin Gambar 4.3 Grafik waktu vs kedalaman;
besar. Hal ini kemungkinan karena semakin Merah : gel. S, Biru : gel. P
dalam dari permukaan bumi maka material
penyusun batuan akan semkin padat,
sehingga batuan tersebut memiliki modulus
Bulk dan Shear yang besar. Kedua modulus
ini yang nilainya semakin besar
menyebabkan kecepatan gelombang semakin
besar.
4. Data dan Pengolahan Data
A. Output gelombang pada software
downhole

Gambar 4.4 Grafik kecepatan vs


kedalaman;
Merah : gel. S, Biru : gel. P
Gambar 4.7 Grafik modulus Bulk vs
kedalaman

Gambar 4.5 Grafik kecepatan vs kedalaman


gelombang P
Gambar 4.8 Grafik modulus Shear vs
kedalaman

D. Interpretasi lapisan bawah


permukaan tanah dari data kecepatan
gelombang

Gambar 4.6 Grafik kecepatan vs kedalaman


gelombang S

C. Hubungan kedalaman terhadap


modulus Bulk dan Shear
Gambar 4.9 Model lapisan berdasarkan
data kecepatan gelombang P dan S

5. Pembahasan
Berdasarkan hasil yang diperoleh,
gambar 4.2, 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7, dan 4.8
yang merepresentasikan pada masing-
masing kedalaman memiliki suatu
kecepatan gelombang P dan S yang
nilainya tertentu, disamping itu didukung
oleh data modulus Bulk, Shears, dan rasio memang data ini diberikan langsung oleh
Poisson yang nilainya tertentu pula. asisten praktikum, sehingga hal ini
Besaran-besaran tersebut akan mengarah menyebabkan kami tidak bisa
kepada jenis batuan/material tertentu. menginterpretasi secara langsung
Awalnya sumber seismik (palu) akan struktur bawah permukaan bumi pada
akan membuka celah (trigger) untuk daerah pengukuran. Peng-interpretasi-an
dilewati gelombang P dan S, kedua bawah permukaan bumi memang harus
gelombang ini akan mengalami atenuasi melihat aspek studi geologi dan geokimia
impedansi dan perubahan kecepatan daerah tersebut, kemudian baru
gelombang ketika melewati suatu dikombinasikan dengan data geofisika
material yang memiliki karakteristik seismik downhole ini. Data modulus
tertentu (modulus Bulk, Shears, dan lain- Bulk dan Shear yang didapat juga
lain). Nah, perubahan inilah yang akan cenderung acak tetapi untuk untuk
dianalisa ketika kecepatan gelombang P modulus shear pada lapisan 0-30 m
dan S sampai di geophone. Kecepatan menunjukkan nilai 13. Sedangkan untuk
gelombang yang dipakai adalah modulus Bulk kebanyakan berada di -650
kecepatan gelombang yang diterima dan 650, mungkin saja pada lapisan 0-
geophone pertama kali atau pada grafik 30m memiliki material yang sama tetapi
disebut first break. Mengapa perlu data juga mungkin memiliki material yang
yang diterima pertama, karena memang berbeda. Karena dalam interpretasi
data yang diterima pertama kali secara geofisika mungkin bisa terjadi hasil beda
geometris atau matematika bisa dihitung diinterpretasi menjadi sasuatu yang sama.
hubungan kedalaman (h), jarak lubang Disinilah pentingnya studi geologi dan
dengan sumber seismik (x) dan jarak geokimia. Namun berdasarkan perbedaan
yang dilalui gelombang (r). Dari data kecepatan pada suatu lapisan maka kami
kecepatan yang terbaca oleh geophone secara kaulitatif dapat memprediksi
sebagai fungsi kedalaman atau waktu bisa maksimal ada 8 lapisan besar antara
diturunkan ke besaran-besaran fisis yang rentang kedalaman 0-30 m (lihat gambar
lain seperti modulus elestisitas bahan 4.9, bandingkan dengan gambar 4.4) .
yang memiliki kedekatan fisis suatu sifat Gangguan yang terjadi selama praktikum
batuan. Sehingga dari besaran fisis adalah accumulator yang tidak memiliki
tersebut bisa diinterpretasikan kedalaman tegangan sebesar 12 V sehingga data
masing-masing lapisan dan sifat atau yang didapat tidak sesuai dengan data
jenis material (batuan) pengisi lapisan standar pembacaan alat yaitu terdapat
tersebut. Pada praktikum ini first break yang periodik, hal ini terlihat
menggunakan data lapangan langsung pada laptop yang menunjukkan tanda
yaitu 01p s/d 30s2, yang kemudian error. Gangguan yang lain, bisa berupa
diinputkan ke aplikasi ‘downhole’, geophone trigger tidak terpasang pada
selanjutnya output berupa data lapangan, seistronik dengan baik, karena trigger
data lapangan ini kemudian diinputkan dianalogikan sebagai saklar atau tombol
lagi ke aplikasi ‘downhole’. Karena kami pembacaan data maka hasil pembacaan
tidak mengetahui dengan pasti data kecepatan gelombangnya menjadi tidak
lapangan ini dari mana diambilnya karena akurat. Noise gelombang yang
menyebabkan data lapangan yang didapat gedung pencakar langit sehingga teknisi
tidak baik kemungkinan disebabkan oleh bisa menentukan secara pasti material
getaran di permukaan dan sumber yang sesuai untuk membangun gedung
gelombang lain di bawah tanah. Selain itu tersebut, selain gedung bisa juga
noise disebabkan juga oleh percikan air di dimanfaatkan jembatan, tiang pancang,
geophone, percikan air berasal dari dan konstruksi lainnya.
lapisan yang ada air bawah tanahnya
sehingga didapatkan data yang banyak 6. Kesimpulan
noisenya, namun biasanya masih terlihat Kecepatan gelombang P dan S yang
tren gelombang yang berasal dari sumber berhasil didapatkan nilainya bervariasi
seismik (palu) karena letaknya yang tergantung pada material penyusunnya,
dekat dengan lubang. Berdasarkan berdasarkan data kecepatan dan
gambar 4.5 dan 4.6, nampak bahwa kedalaman kemungkinan ada 8 lapisan
kecepatan gelombang P dan S akan bawah permukaan tanah. Namun untuk
mengalami peningkatan kecepatan ketika material (batuan) penyusun lapisan masih
semakin dalam menembus bawah membutuhkan informasi tambahan dari
permukaan bumi. Hal ini disebabkan studi geologi dan geokimia karena data
karena kecepatan gelombang elastik atau modulus Bulk, Shear, dan rasio Poisson
seismik berbanding lurus dengan masih belum akurat kalau belum
modulus Bulk dan Shears. Batuan yang mengetahui histori tempat survei
berada pada lapisan lebih dalam dari tersebut.
permukaan bumi akan mengalami
pemadatan dan pemampatan karena 7. Daftar Pustaka
ditumpangi oleh massa beban yang besar
diatasnya. Pemadatan batuan ini
menyebabkan nilai modulus Bulk dan
Shears batuan tersebut menjadi lebih
besar dibanding batuan diatasnya
sehingga menyebabkan kecepatan
gelombang elastik lebih besar dibagian
lebih bawah dibanding dengan diatasnya.
Aplikasi metode downhole ini banyak
sekali terutama untuk kedalaman yang
dangkal. Tujuan metode ini adalah untuk
mengetahui lapisan bawah permukaan
serta struktur dan sifat material (batuan)
pada tiaptiap lapisan. Sehingga metode
ini relevan digunakan untuk mendeteksi
keberadaan sumber mata air, sumber
pencemaran limbah bawah tanah, bunker
bawah tanah, konstruksi bagunan bawah
tanah, memastikan kondisi lapisan dan
batuan yang akan dibangun pondasi

Anda mungkin juga menyukai