Anda di halaman 1dari 7

A.

Pengertian Panas Bumi


Panas Bumi atau Geothermal berasal dari kata bahasa Yunani, tersusun atas kata "Geo"
yang berarti bumi dan "Thermos" yang berarti panas. Secara sederhana panas bumi dapat
diartikan sebagai sumber energi panas yang berasal dari dalam bumi. Secara umum,
pembentukan energi panas bumi berkaitan dengan kegiatan vulkanisme dan mekanisme
pembentukan magma. Sistem panas bumi pada suhu tinggi umumnya terletak disepanjang zona
vulkanik punggungan pemekaran benua, di atas zona subduksi, dan anomali pelelehan di dalam
lempeng.

B. Sistem Panas Bumi


Sistem panas bumi (geothermal system) secara umum dapat diartikan sebagai sistem
penghantaran panas di dalam mantel atas dan kerak bumi dimana panas dihantarkan dari suatu
sumber panas (heat source) menuju suatu tempat penampungan panas (heat sink). Dalam hal ini,
panas merambat dari dalam bumi (heat source) menuju permukaan bumi (heat sink).

Sistem panas bumi yang terpengaruh kuat oleh adanya uap dan atau air panas dikatakan
sebagai sistem hydrothermal. Sistem ini sering berasosiasi dengan pusat vulkanisme atau gunung
api di sekitarnya. Jika fluida magmatik dari gunung api lebih mendominasi sistem hidrotermal,
maka dikatakan sebagai sistem vulkanik hidrotermal (volcanic hydrothermal system). Sistem
panas bumi dapat berada pada daerah bermorfologi datar (flat terrain) dan dapat pula berada
pada daerah bermorfologi curam (step terrain). Di Indonesia, sistem panas bumi yang umum
ditemukan adalah sistem hidrotermal yang berasosiasi dengan pusat vulkanisme pada daerah
bermorfologi step terrain.
Selain sistem hidrotermal, terdapat pula jenis lain dari sistem panas bumi, seperti: hot dry rock
system, geopressured system, heat sweep system.

 Komponen – Komponen Sistem Panas Bumi


Komponen sistem panas bumi yang dimaksud adalah komponen-kompenen dari sistem
panas bumi jenis hidrotermal, karena sistem inilah yang paling umum ditemukan di Indonesia.

Komponen-komponen penting dari sistem hidrotermal adalah: sumber panas, reservoir dengan
fluida termal, daerah resapan (recharge), daerah luahan (discharge) dengan manifestasi
permukaan.

1. Sumber Panas

Sepanjang waktu panas dari dalam bumi ditransfer menuju permukaan bumi dan seluruh
muka bumi menjadi tempat penampungan panas (heat sink).
Pada gunung api, konsentrasi panas ini bersifat intermittent yang artinya sewaktu-waktu dapat
dilepaskan dalam bentuk letusan gunung api. Berbeda dengan gunung api, pada sistem panas
bumi konsentrasi panas ini bersifat kontinu. Namun demikian, pada kebanyakan kasus,
umumnya gunung api baik yang aktif maupun yang dormant, adalah sumber panas dari sistem
panas bumi. Oleh karena gunung api merupakan sumber panas potensial dari suatu sistem
panas bumi, maka daerah yang berada pada jalur gunung api berpotensi besar memiliki sistem
panas bumi temperatur tinggi (di atas 225 Celcius).

2. Reservoir
Reservoir panas bumi adalah formasi batuan di bawah permukaan yang mampu
menyimpan dan mengalirkan fluida termal (uap dan atau air panas). Reservoir biasanya
merupakan batuan yang memiliki porositas dan permeabilitas yang baik. Porositas berperan
dalam menyimpan fluida termal sedangkan permeabilitas berperan dalam mengalirkan fluida
termal.
Reservoir panas bumi dicirikan oleh adanya kandungan Cl (klorida) yang tinggi dengan
pH mendekati normal, adanya pengayaan isotop oksigen pada fluida reservoir jika
dibandingkan dengan air meteorik (air hujan) namun di saat bersamaan memiliki isotop
deuterium yang sama atau mendekati air meteorik, adanya lapisan konduktif yang menudungi
reservoir tersebut di bagian atas, dan adanya gradien temperatur yang tinggi dan relatif
konstan terhadap kedalaman.
Reservoir panas bumi bisa saja ditudungi atau dikelilingi oleh lapisan batuan yang memiliki
permeabilitas sangat kecil (impermeable). Lapisan ini dikenal sebagai lapisan penudung
atau cap rock. Batuan penudung ini umumnya terdiri dari minera-mineral lempung yang
mampu mengikat air namun sulit meloloskannya (swelling). Sifat konduktif dari lapisan ini
bisa dideteksi dengan melakukan survei magneto-tellurik (MT) sehingga posisi lapisan
konduktif ini di bawah permukaan dapat terpetakan.

3. Daerah Resapan (Recharge)


Daerah resapan merupakan daerah dimana arah aliran air tanah di tempat tersebut
bergerak menjauhi muka tanah. Dengan kata lain, air tanah di daerah resapan bergerak
menuju ke bawah permukaan bumi.
Menjaga kelestarian daerah resapan penting artinya dalam pengembangan suatu lapangan
panas bumi. Menjaga kelesatarian daerah resapan berarti juga menjaga keberlanjutan hidup
dari reservoir panas bumi untuk jangka panjang.

4. Daerah Discharge dengan Manifestasi Permukaan


Daerah luahan (discharge area) merupakan daerah dimana arah aliran air tanah di tempat
tersebut bergerak menuju muka tanah. Dengan kata lain, air tanah di daerah luahan akan
bergerak menuju ke atas permukaan bumi. Daerah luahan pada sistem panas bumi ditandai
dengan hadirnya manifestasi di permukaan.
Manifestasi permukaan bisa keluar secara langsung (direct discharge) seperti mata air
panas dan fumarola. Fumarola adalah uap panas (vapor) yang keluar melalui celah-celah
batuan dengan kecepatan tinggi yang akhirnya berubah menjadi uap air (steam). Tingginya
kecepatan dari fumarola sering kali menimbulkan bunyi bising.
Manifestasi permukaan juga bisa keluar secara terdifusi seperti pada kasus tanah beruap
(steaming ground) dan tanah hangat (warm ground), juga bisa keluar
secara intermittent seperti pada manifestasi geyser, dan juga bisa keluar secara tersembunyi
seperti dalam bentuk rembesan di sungai.
C. Panas Bumi Dataran Tinggi Dieng

Dari Jakarta menuju Yogyakarta menggunakan pesawat dan mendarat di Bandara Adi Sucipto,
kemudian dilanjutkan dengan perjalanan darat sejauh 120 km.

1. Keterangan Wilayah
Dataran tinggi dieng yang berlokasi di Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu lokasi
proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Geo Dipa Energi. Dengan kontur
pegunungan, sumber air panas, solfatara, fumarole serta bebatuan mengindikasikan bahwa
Dieng merupakan lokasi yang potensial untuk dikembangkan sebagai sumber energi panas
bumi. Total potensi energi panas bumi di sekitar Dieng diperkirakan sebesar 400 MW. Saat
ini, Geo Dipa Energi berhasil mengoperasikan proyek Dieng Unit 1 dengan kapasitas
sebesar 60 MW yang terhubung ke jaringan Jawa-Madura- Bali melalui sistem
interkoneksi.

Berdasarkan identifikasi tiap tiap sumber erupsi seperti yang disarankan oleh konsep stratigrafi
gunung api yang baku menurut Wirakusumah et al., (2001). Berikut ini adalah uraian tiap tiap
satuan batuan diurutkan dari yang paling tua ke paling muda Satuan breksi tuf Gadjah Mungkur,
Satuan breksi tuf dan lava andesit vesikuler Prau, Satuan lava andesit piroksen Sigemplong 2,
Satuan breksi tuf Bisma, Satuan tuf dan lava andesit Nagasari, Satuan breksi tuf dan lava andesit
Jimat, Satuan breksi tuf Sidede, Satuan lava andesit piroksen Sembungan, Satuan breksi tuf
Pagerkandang, Satuan lava andesit piroksen Sipandu, Satuan breksi tuf dan lava andesit piroksen
Pangonan, Satuan breksi tuf dan lava andesit Merdada, Satuan Breksi Tuf Igirbinem, Satuan
breksi tuf dan lava andesit basaltic skoria Prambanan, Satuan lava andesit basaltik dan breksi tuf
Watusumbul, Satuan lava andesit basaltik dan breksi tuf Kendil, Satuan lava andesit basaltik dan
breksi Pakuwaja, Satuan lava andesit basaltik dan breksi tuf Seroja, dan Satuan lava andesit
basaltik skoria Sikunang.

2. Model Konseptual
Model struktur regional, dan sejarah vulkano-tektonisme dapat disimpulkan bahwa terdapat 18
struktur geologi dengan tingkat kepercayaan tinggi. Struktur-struktur tersebut dapat disusun
dengan urutan kemungkinan (level of interest) sebagai berikut :
 Sesar sinistral berarah timurlaut-baratdaya (NE-SW) yang berasosiasi dengan patahan
normal berarah NE-SW sebagai struktur oblique shear.

 Sesar dekstral berarah baratlaut-tenggara (NW_SE).

 Sesar dekstral dengan arah utara selatan (N-S).

 Sesar berarah E-W.

Dari analisis data, kemungkinan posisi upflow di Sileri berada di antara Pad 7 dan Pad 29. hal ini
terlihat dari temperatur yang tinggi. Di sumur-sumur bagian timur di Area Sileri menunjukkan
rasio gas CO2/H2S dengan nilai yang rendah. Hal ini menunjukkan adanya proses reboiling di
dalam reservoir.
Pada sebagian besar sumur yang terletak di dalam zona reservoir menunjukkan bahwa TOR
berada di sekitar 500-700 mdpl. Pada elevasi 0 mdpl, sumur-sumur yang berada dekat di area
sileri memiliki tekanan yang relatif tinggi dibandingkan dengan daerah yang lain
(Sikidang/Pakuwaja).
Di area Sileri sumur HCE-28 merupakan sumur dengan temperatur paling rendah, maka sumur
ini diperkirakan mendekati area tepi/batas dari zona reservoir Sileri. Di area Sikidang sumur
DNG-3 merupakan sumur dengan temperatur paling rendah tetapi memiliki tekanan yang tinggi
sehingga diperkirakan bahwa sumur ini mendekati area recharge. Indikasi serupa juga terlihat di
sumur HCE-11A yang menunjukkan bahwa sumur ini mendekati area recharge.
Tipe system panas bumi di dataran tinggi dieng adalah system panas bumi vulkanik, karena
merupakan gunung api aktif yang berkaitan dengan aktivitas vulkanisme dan pada umumnya
berada pada jalur vulkanik kuarter.
Sumber

https://rangsimpati.wordpress.com/2012/07/24/pengertian-dan-komponen-sistem-panas-
bumi/http://www.geologinesia.com/2016/12/mengenal-sistem-panas-bumi-
geothermal.htmlhttps://www.scribd.com/document/348222337/Panas-Bumi-Dieng-Doc

Anda mungkin juga menyukai