NIM : C.16312010
Prodi : Teknik Pertambangan/Tk.3
Mata Kuliah : Kebijakan Pertambangan
DIVESTASI
Setelah 5 tahun berproduksi badan
usaha pemegang IUP dan IUPK yang
Tidak diatur sahamnya dimiliki oleh asing wajib
melakukan divetasi saham pada
pemerintah, pemerintah daerah badan
usaha milik Negara, dan badan usaha
swasta nasinal.
SANKSI
Ketentuan pidana diatur tetapi Sanksi administrative yang
aturan tersebut sudah tidak sesuai mencakup cukup keras kepada
lagi dengan situasi dan kondisi saat pemegang IUP,IUPR atau IUPK
ini. Hukuman penjara selama- jika melakukan pelangaran berupa
lamanya enam tahun dan dengan : peringatan tertulis,penghentian
denda setinggi tinggianya lima ratus sementara sebagian atau seluruh
ribu rupiah. Sanksi pidana kegiatan eksplorasi atau oprasi,
lingkungan sangat sedikit pasal produksi dan aatau pencabutan
31,32,33 IUP, IPR, atau IUPK pasal 151,
Tidak ada sanksi pidana terhadap 152
pemeberi/penerbit izin Pidana penjara paling lam 10
tahun dan denda banyak 10
miliyar pasal 158, 159, 160
KELEBIHAN UU NO. 4 TAHUN 2009 KELEMAHAN UU NO. 4 TAHUN 2009
1. Ditiadakannya sistem kontrak karya, 1. UU ini tidak mengatur secara tegas
maka pemerintah menjadi pihak dan eksplisit perihal kewajiban
yang memberi ijin kepada pelaku memasok kebutuhan dalam negeri
(Domestic Market Obligation/DMO).
usaha di industri pertambangan
2. UU Minerba masih belum mengatur
mineral dan batubara. secara jelas mengenai divestasi.
2. Undang-undang ini telah mengatur 3. Tidak jelas dan tegasnya jumlah
dan memperhatikan masalah besaran sesungguhnya penerimaan
mengenai pengelolaan dan Negara dari pajak dan non pajak.
pelestarian lingkungan akibat 4. Kewenangan pemberian IUP
kegiatan eksplorasi. diberikan kepada pemerintah
daerah, namun belum disertai
3. Telah diatur distribusi kewenangan
yang jelas antara penyelenggaraan dengan kerangka acuan strategi
kebijakan pertambangan umum. kebijakan pertambangan nasional
4. Adanya kepastian hukum yang jelas.
5. UU Minerba juga tidak mampu
pemberian sanksi bagi pelaku
mengintervensi dan memperbaiki
pelanggaran usaha pertambangan. kontrak-kontrak pertambangan yang
5. Pemerintah menetatpkan prioritas telah ada sebelumnya.
nasional seperti Domestic Market 6. UU Minerba cenderung masih
Obligation (DMO), nilai tambah hasil memuat ketentuan yang bersifat
tambang, divestasi, dan lain-lain. sangat umum.
6. Telah diatur mekanisme 7. Tidak diakuinya Hak Veto rakyat
dan tidak adanya perlindungan
pengusahaan mulai dari sistem
masyarakat yang terkena dampak
pelelangan, luas wilayah, jangka negative langsung dari kegiatan
waktu, dan lain-lain. usaha pertambangan.
7. Hak-hak masyarakat telah 8. Terancamnya kawasan hutan
dilindungi mulai dari kewajiban lindung dan hutan adat karena
pengembangan masyarakat dan adanya alih fungsi hutan setelah
pelindungan lingkungan di sekitar ada izin dari pemerintah.
9. Adanya kontradiktif dengan UU
tambang.
Lingkungan Hidup yang mengakui
8. UU minerba juga mengakomodasi legal standing organisasi
kepentingan daerah, dengan lingkungan hidup untuk mengajukan
memberikan kewenangan kepada gugatan terhadap perusahaan yang
pemerintah daerah untuk dapat merusak lingkungan.
menjalankan fungsi perencanaan, 10. Beberapa pasal yang dinilai tidak
memperhatikan masyarakat yang
pembatasan luas wilayah, dan
justru terkena dampak negatif
jangka waktu izin usaha langsung dari kegiatan usaha
pertambangan. pertambangan
9. Terdapat pasal yang mengatur 11. Kurangnya Transparansi &
tentang batasan wilayah maksimal akuntabilitas.
operasi pertambangan.