KKS Dokumen Sutoto PDF
KKS Dokumen Sutoto PDF
Dr. dr.Sutoto,M.Kes
CURICULUM VITAE: DR.Dr.Sutoto,M.Kes
RS RENCANA STRATEJIK RS
RS RBA/RKA
PERENCANAAN KETENAGAAN TAHUNAN
RS
POLA KETENAGAAN TAHUNAN RS
KEBUTUHAN KETENAGAAN UNIT
UNIT
POLA KETENEGAAN UNIT
KARS.Sutoto 4
KEJELASAN HUBUNGAN
KARS.Sutoto 5
KEBUTUHAN KETENAGAAN UNIT REKAM MEDIK
TERSEDIA KURANG
KARS.Sutoto 8
OVERVIEW KKS 1,2
UNIT KA BID SDM DIREKTUR
KERJA/PELAYANAN
POLA KETENAGAAN UNIT
PERENCANAAN STAF UNIT
PERENCANAAAN
STAF RS
POLA KETENAGAAN UNIT
POLA KETENAGAAN
PERENCANAAN STAF UNIT
RS RENSTRA
PANDUAN RBA/RKA
PENEMPATAN DAN
PENEMPATAN
POLA KETENAGAAN UNIT
KEMBALI
PERENCANAA STAF UNIT
KARS.Sutoto 9
Elemen penilaian KKS 1 Telusur Skor
R Regulasi tentang perencanaan 10 TL
1. Ada penetapan perencanaan
kebutuhan SDM sesuai dengan: - -
kebutuhan staf rumah sakit yang 0 TT
1) Rencana strategis
Perencanaan kebutuhan yang tepat dengan jumlah yang mencukupi adalah hal yang sangat
penting bagi asuhan pasien, termasuk bagi keterlibatan rumah sakit dalam semua kegiatan
pendidikan dan riset. Penempatan (placement) atau penempatan kembali (replacement)
harus memperhatikan faktor kompetensi. Sebagai contoh seorang perawat yang memiliki
kompetensi hemodialisis tidak dirotasi ke rawat jalan lain.
Pimpinan unit layanan membuat rencana Pola ketenagaan dengan menggunakan proses yang
sudah diakui untuk menentukan jenjang kepegawaian.Perencanaan kepegawaian meliputi
hal-hal sebagai berikut:
a) Penempatan kembali dari satu unit layanan ke lain unit layanan karena alasan
kompetensi, kebutuhan pasien atau kekurangan staf
b) Mempertimbangkan keinginan staf untuk ditempatkan kembali karena alasan nilai-nilai,
kepercayaan dan agama
c) Memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan
Maksud dan Tujuan KKS 2
Staf terkait
2. Ada dokumen kebutuhan staf dari D Bukti tentang kebutuhan staf masing- 10 TL
masing-masing unit kerja. (D,W) masing unit - -
0 TT
W Kepala unit
Staf unit
W Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala SDM
Kepala unit
Kepala SDM
W Staf terkait
pribadi
Kepala SDM
W Staf terkait
KARS.Sutoto 29
Standar KKS 3
Kepala SDM
W
Staf klinis
Staf klinis
• Staf non klinis meliputi seluruh tenaga yang tidak memberikan asuhan pasien secara
langsung. Pimpinan unit menjabarkan kualifikasi staf nonklinis yang diperlukan dan
memastikan staf non klinis dapat memenuhi tanggung jawabnya sesuai penugasannya.
Semua staf disupervisi dan dievaluasi berkala untuk menjamin kontinuitas kompetensi di
posisinya
• Rumah sakit mencari staf yang kompeten dan memenuhi kualifikasi staf nonklinis. Staf non
klinis meliputi seluruh tenaga yang tidak memberikan asuhan pasien secara langsung. Staf
secara berkala dilakukan evaluasi untuk memastikan terpeliharanya kompetensi pada
jabatan.
Elemen penilaian KKS 5 Telusur Skor
1. Ada regulasi yang menetapkan R Regulasi tentang proses seleksi staf 10 TL
proses seleksi untuk memastikan non klinis - -
pengetahuan, keterampilan dan 0 TT
kompetensi staf non klinis sesuai
dengan kebutuhan rumah sakit. (R)
2. Proses seleksi staf non klinis D Bukti pelaksanaan seleksi staf non 10 TL
dilaksanakan seragam sesuai regulasi. klinis RS dilaksanakan seragam 5 TS
D,W) 0 TT
W Kepala SDM
Staf non klinis
5. Evaluasi staf non klinis dilakukan D Bukti evaluasi staf non klinis tahunan 10 TL
dan didokumentasikan secara berkala 5 TS
minimal 1 (satu) tahun sekali sesuai W Kepala SDM 0 TT
regulasi. (lihat juga KKS.11) (D,W) Komite Medik / Komite Keperawatan
Kepala unit pelayanan
Staf non klinis
URAIAN TUGAS,
, PROSES REKRUTMEN
RIWAYAT PEKERJAAN,.
HASIL EVALUASI, DAN PENILAIAN KINERJA INDIVIDUAL TAHUNAN.
SELALU UPDATED
KARS.Sutoto 45
Elemen penilaian KKS 6 Telusur Skor
1. File kepegawaian memuat D File kepegawaian memuat: 10 TL
kualifikasi, pendidikan, pelatihan Kualifikasi 5 TS
dan kompetensi staf. (D,W) Pendidikan 0 TT
Pelatihan
Kompetensi Staf
W Kepala SDM
W Kepala SDM
ORIENTASI DIKLAT
• PROGRAM
•UMUM • BUKTI PELAKSANAAN
• WAKTU, ANGGARAN,
•KHUSUS FASILITAS DIKLAT
• BHD RJP SIMULASI
• CODE BLUE BHL
SIMULASI
KARS.Sutoto 49
OVERVIEW PELAYANAN DAN
KESEHATAN KERJA
KARS.Sutoto 50
Standar KKS 7
• Orientasi khusus tentang unit kerja, uraian tugas dan tanggung jawab
dalam pekerjaannya.
• Demikian pula berlaku untuk staf kontrak, staf magang, dan peserta didik.
(lihat juga,PPI.11; IPPK.6 dan TKRS.9).
Elemen penilaian KKS 7 Telusur Skor
R Regulasi tentang orientasi umum dan khusus 10 TL
1. Ada regulasi yang menetapkan
- -
orientasi umum dan khusus bagi 0 TT
Kepala SDM
W Kepala Diklat
Kepala Unit
Staf baru
Kepala SDM
Kepala Diklat
W Kepala Unit
Staf kontrak, magang dan peserta didik
Rumah sakit menentukan staf yang diharuskan menerima pendidikan berkelanjutan untuk
mempertahankan kredibilitasnya. Rumah sakit juga menetapkan keharusan ada dokumen
pelatihan staf yang dimonitor dan didokumentasikan. (lihat juga, TKRS..)
Maksud dan Tujuan KKS 8
Untuk mempertahankan kinerja staf, memberikan pendidikan keterampilan baru, dan
memberi pelatihan tentang teknologi dan prosedur medis baru, rumah sakit
menyediakan fasilitas, pendidik, dan waktu untuk memberi pendidikan dan pelatihan
didalam dan diluar rumah sakit.
Pelatihan ini harus sesuai dengan perkembangan kebutuhan pasien. Sebagai contoh,
anggota staf medis menerima pelatihan tentang pencegahan dan pengendalian infeksi,
pengembangan praktik medis tingkat lanjut, budaya keselamatan pasien atau tekhnologi
medis baru.
Pimpinan rumah sakit membantu pelatihan di dalam rumah sakit dengan cara
menyediakan ruangan, peralatan dan waktu untuk program pendidikan dan
pelatihan serta biayanya.
Kepala SDM
W
Kepala Diklat
Staf terkait
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 60
Elemen penilaian KKS 8 Telusur Skor
D Bukti pelaksanaan tentang pendidikan 10 TL
3. Staf rumah sakit diberi pendidikan
dan pelatihan berkelanjutan 5 TS
dan pelatihan berkelanjutan di dalam 0 TT
Kepala SDM
dan di luar rumah sakit yang relevan W
Kepala Diklat
untuk meningkatkan kemampuannya.
Staf terkait
(D,W)
D Bukti tentang jadwal, anggaran, materi 10 TL
4. Rumah sakit menyediakan waktu,
dan fasilitas untuk diklat RS 5 TS
anggaran dan fasilitas untuk semua 0 TT
Kepala SDM
staf dalam berpartisipasi mengikuti W
Kepala Diklat
pendidikan dan pelatihan yang
2. Staf yang menjadi tim kode biru D Bukti pelaksanaan pelatihan tentang 10 TL
diberi latihan bantuan hidup lanjut. bantuan hidup lanjut 5 TS
(D,W) 0 TT
KARS.Sutoto 67
Maksud dan Tujuan KKS 8.2
• Staf rumah sakit mempunyai risiko terpapar infeksi karena pekerjaannya yang langsung
dan tidak langsung kepada pasien.
• Pelayanan kesehatan dan keselamatan staf merupakan hal penting bagi rumah sakit
untuk menjaga kesehatan fisik, kesehatan mental, kepuasan, produktivitas,
keselamatan staf dalam bekerja.
• Karena hubungan staf dengan pasien dan kontak dengan bahan infeksius, maka banyak
petugas kesehatan berisiko terpapar penularan infeksi. Identifikasi sumber infeksi
berdasarkan epidemilogi sangat penting untuk menemukan staf yang berisiko terpapar
infeksi.
• Pelaksanaan program pencegahan serta skrining seperti imunisasi, vaksinasi,
profilaksis dapat menurunkan secara signifikan insiden infeksi penyakit menular (lihat
juga,PPI.5)
• Staf rumah sakit juga bisa mengalami kekerasan di tempat kerja. Anggapan bahwa
kekerasan tidak terjadi dirumah sakit tidak sepenuhnya benar mengingat jumlah tindak
kekerasan di rumah sakit semakin meningkat. Untuk itu rumah sakit diminta menyusun
program pencegahan kekerasan. (lihat juga TKRS.13).
Maksud dan Tujuan KKS 8.2
• Kesehatan dan keselamatan staf harus menjadi bagian dari program mutu dan
keselamatan pasien rumah sakit. Cara rumah sakit melakukan orientasi dan pelatihan
staf, penyediaan lingkungan kerja yang aman, pemeliharaan peralatan dan teknologi
medis, pencegahan atau pengendalian infeksi terkait perawatan kesehatan (health care-
associated infections), dan beberapa faktor lainnya menentukan kesehatan dan
kesejahteraan staf. (Lihat juga PCI.5.1, EP 2) Program kesehatan dan keselamatan staf
dapat berada di dalam rumah sakit atau diintegrasikan ke dalam program eksternal.
• Dalam program kesehatan dan keselamatan, staf harus memahami:
a) cara pelaporan dan cara mendapatkan pengobatan, untuk menerima konseling dan
menangani cedera yang mungkin terjadi akibat tertusuk jarum suntik, terpapar
penyakit menular, atau mendapat kekerasan di tempat kerja
b) identifikasi risiko dan kondisi berbahaya di rumah sakit
c) masalah kesehatan dan keselamatan lainnya.
Maksud dan Tujuan KKS 8.2
• Program tersebut dapat juga mencakup skrining kesehatan awal
saat penerimaan pegawai, imunisasi pencegahan dan
pemeriksaan kesehatan berkala, serta tata laksana untuk kondisi
terkait pekerjaan yang umum dijumpai, seperti cedera punggung,
atau cedera lain yang lebih darurat.
kerja
D Bukti tentang pemeriksaan kesehatan 10 TL
2. Berdasarkan epidemologi penyakit-
staf dan bukti vaksinasi. 5 TS
penyakit infeksi, rumah sakit 0 TT
Kepala SDM
mengidentifikasi risiko staf terpapar W
Staf unit terkait
atau tertular dan melaksanakan
W Staf terkait
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 72
Elemen penilaian KKS 8.2 Telusur Skor
5. Rumah sakit melaksanakan evaluasi, D Bukti tindak lanjut staf yang cedera 10 TL
memberikan konseling dan akibat kekerasan ditempat kerja 5 TS
melaksanakan tindak lanjut terhadap 0 TT
staf yang cedera akibat kekerasan di W Kepala SDM
tempat kerja. (D,W) Staf terkait
6. Kejadian staf terpapar infeksi dan D Bukti tentang catatan staf yang 10 TL
mengalami kekerasan dicatat dan terpapar infeksi atau mengalami 5 TS
didokumentasikan. (D,W) kekerasan 0 TT
W Kepala SDM
Staf terkait
Tim K3RS
IPCN
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 73
STAF RS
1. STAF KLINIS:
A. STAF MEDIS
B. STAF KEPERAWATAN
C. STAF KLINIS LAINNYA
Staf Medis
menandatangani perjanjian sesuai W
Staf SDM
regulasi rumah sakit (lihat juga TKRS.6
EP 4) (D,W)
Direktur
konsisten dengan populasi pasien W
Komite medis
rumah sakit, misi, dan pelayanan yang
Kepala SDM
diberikan untuk memenuhi kebutuhan
pasien (D,W)
W Komite Medis
Staf medis
Kepala SDM
PPDS
Staf terkait
4. Surat Penugasan klinis dan Rincian D Bukti tentang SPK dan RKK staf medis 10 TL
Kewenangan klinis anggota staf medis ada di unit pelayanan. 5 TS
dalam bentuk tercetak atau elektronik 0 TT
(softcopy) atau media lain tersedia di W Komite medis
semua unit pelayanan (contoh,kamar Staf medis
operasi, unit darurat, nurse station)
dimana anggota staf medistersebut
memberikan pelayanan. (D,W)
ditentukan oleh rumah sakit. (D,W) W Kepala dan staf unit pelayanan
TINDAKANNYA:
• DALAM BENTUK NASEHAT,
• MENEMPATKAN KEWENANGAN TERTENTU DIBAWAH
SUPERVISI,
• PEMBATASAN KEWENANGAN, ATAU TINDAKAN LAIN UNTUK
MEMBATASI RISIKO TERHADAP PASIEN DAN UNTUK
MENINGKATKAN MUTU DAN KESELAMATAN PASIEN.
Maksud dan Tujuan KKS 11
Proses monitor dan evaluasi berkelanjutan dimaksudkan untuk,
a) meningkatkan praktik individual terkait mutu dan asuhan pasien yang
aman.
b) digunakan sebagai dasar mengurangi variasi didalam KSM (kelompok staf
medis)/Unit layanan dengan cara membandingkan diantara kolega,
penyusunan PPK (panduan praktik klinis) dan clinical pathway.
c) digunakan sebagai dasar memperbaiki kinerja kelompok staf medis
/Unit layanan dengan cara membandingkan acuan praktik diluar rumah
sakit, publikasi riset, indikator kinerja klinis nasional bila tersedia.
MONITORING DAN EVALUASI
BERKELANJUTAN STAF
MEDIS
KARS.Sutoto 104
1. PENILAIAN PERILAKU
Staf medis adalah model dalam menumbuhkan budaya aman (safety
culture)
Budaya aman:
KARS.Sutoto 107
TUJUAN MONITOR DAN
EVALUASI BERKELANJUTAN
a) Meningkatkan Praktik Individual Terkait Mutu Dan
Asuhan Pasien Yang Aman.
b) Sebagai Dasar Mengurangi Variasi Didalam KSM/Unit
Layanan Dengan Cara Membandingkan Diantara
Kolega, Penyusunan PPK dan CP
c) Sebagai Dasar Memperbaiki Kinerja KSM/Unit
Layanan Dengan Cara Membandingkan Acuan Praktik
Diluar Rumah Sakit, Publikasi Riset, Indikator Kinerja
Klinis Nasional Bila Tersedia.
2. PENGEMBANGAN
PROFESIONAL (7)
MELIPUTI
a) Asuhan pasien, penyediaan asuhan penuh kasih, tepat dan efektif dalam
promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan penyakit, asuhan
diakhir hidup. Alat ukurnya adalah layanan preventif dan laporan dari pasien
dan keluarga (lihat juga,HPK.3)
b) Pengetahuan medik/klinik, termasuk pengetahuan tentang biomedik,
klinis, epidemiologi, ilmu pengetahuan sosial budaya, dan pendidikan
kepada pasien. Alat ukurnya adalah penerapan panduan praktik klinis
(clinical practice guidelines), termasuk revisi pedoman, hasil pertemuan
profesional dan publikasi (lihat juga,TKRS 11.2)
LANJUTAN….
c) Praktik belajar berdasar bukti (practice-bases learning) dan
pengembangan, penggunaan bukti ilmiah dan metoda
pemeriksaan, evaluasi, perbaikan asuhan pasien berkelanjutan
berdasar evaluasi dan belajar terus menerus (contoh alat ukur
survei klinis, memperoleh kewenangan berdasar studi dan
keterampilan klinis baru, partisipasi penuh di pertemuan ilmiah)
d) Kepandaian berkomunikasi antar personal, termasuk menjaga
dan meningkatkan pertukaran informasi dengan pasien,keluarga
pasien dan anggota tim layanan kesehatan yang lain (contoh
partisipasi aktif di ronde ilmiah, konsultasi tim dan kepemimpinan
tim)
LANJUTAN….
e) Profesionalisme, janji mengembangkan profesionalitas terus menerus,
praktik etik, pengertian terhadap perbedaan, perilaku bertangung jawab
terhadap pasien, profesi dan masyarakat (contoh, alat ukur : pendapat
pimpinan staf medis terkait isu klinis dan isu profesi, aktif membantu diskusi
panel tentang etik, ketepatan waktu pelayanan di rawat jalan maupun rawat
inap dan partisipasi di masyarakat)
LANJUTAN….
f) Praktik berbasis sistem, sadar dan tanggap terhadap jangkauan sistem
pelayanan kesehatan yang lebih luas (Contoh alat ukur: pemahaman
terhadap regulasi rumah sakit yang terkait dengan tugasnya, seperti sistem
asuransi medis, asuransi kesehatan (JKN), sistem kendali mutu dan biaya.
Peduli pada masalah resistensi antimikroba).
• Mengelola sumber daya, memahami pentingnya sumber daya dan
berpartisipasi melaksanakan asuhan yang efisien, menghindari
penyalahgunaan pemeriksaan diagnostik dan terapi yang tidak ada
manfaatnya bagi pasien dan meningkatkan biaya pelayanan kesehatan
(Contoh, alat ukur: berpartisipasi dalam kendali mutu dan biaya, kepedulian
terhadap biaya yang ditanggung pasien, berpatisipasi dalam proses seleksi
pengadaan)
CONTOH INSTRUMEN PENGEMBANGAN
PROFESI
1. Asuhan pasien: layanan preventif dan laporan dari pasien dan keluarga
2. Pengetahuan medik/klinik : penerapan panduan praktik klinis (clinical practice
guidelines), termasuk revisi pedoman, hasil pertemuan profesional dan publikasi
3. Praktik belajar berdasar bukti: survei klinis, memperoleh kewenangan berdasar
studi dan keterampilan klinis baru, partisipasi penuh di pertemuan ilmiah)
4. Kepandaian berkomunikasi antar personal: partisipasi aktif di ronde ilmiah,
konsultasi tim dan kepemimpinan tim)
5. Profesionalisme : pendapat pimpinan staf medis terkait isu klinis dan isu profesi,
aktif membantu diskusi panel tentang etik, ketepatan waktu pelayanan di rawat
jalan maupun rawat inap dan partisipasi di masyarakat
6. Praktik berbasis sistem: pemahaman terhadap regulasi rumah sakit yang terkait
dengan tugasnya, seperti sistem asuransi medis, asuransi kesehatan (JKN),
sistem kendali mutu dan biaya. Peduli pada masalah resistensi antimikroba).
7. Mengelola sumber daya: berpartisipasi dalam kendali mutu dan biaya,
kepedulian terhadap biaya yang ditanggung pasien, berpatisipasi dalam proses
seleksi pengadaan
3. KINERJA KLINIS
RS mengumpulkan berbagai data:
1. Harus dikumpulkan sedemikian rupa agar teridentifikasi staf medis yang berperan dan terkait dengan
praktik klinis seorang anggota staf medis.
a) Dapat menjadi rujukan (benchmark) didalam KSM/Unit layanan atau diluarnya untuk mengetahui pola
individu dari staf medis.
W Direktur
Kepala bidang/divisi
Kepala SDM
Komite
STANDAR NASIONAL AKREDITASI medis
RUMAH SAKIT edisi 1 117
Elemen penilaian KKS 11 Telusur Skor
3. Data dan informasi hasil pelayanan D Bukti pelaksanaan tentang review hasil 10 TL
klinis dari staf klinis direview secara pelayanan staf medis 5 TS
obyektif dan berdasar bukti, jika ada, 0 TT
dilakukan benchmarking dengan pihak W Direktur
eksternal rumah sakit (lihat juga. Kepala bidang/divisi
TKRS.11.1). (D,W) Kepala SDM
Komite medis
Staf medis
4. Data dan informasi berasal dari D File kredensial staf medis memuat hasil 10 TL
proses monitoring dikaji sekurang- 5 TS
kurangnya setiap 12 bulan oleh kepala evaluasi 0 TT
unit layanan, ketua kelompok staf W
medis, sub komite mutu, manajer
pelayanan medisdan hasilnya, Sub komite kredensial
kesimpulannya dan tindakan yang
dilakukan didokumentasikan di dalam
file kredensial staf medis atau
dokumen lain yang relevan (D,W)
STANDAR NASIONAL AKREDITASI RUMAH SAKIT edisi 1 118
Elemen penilaian KKS 11 Telusur Skor
D 10 TL
5. Bila ada temuan yang berdampak 1) Bukti pelaksanaan proses Evaluasi
5 TS
terhadap pemberian kewenangan staf Praktik Profesional Terfokus dan 0 TT
klinis, ada proses untuk tindak lanjut tindak lanjutnya (bila ada temuan)
• Staf Medis
undangan. (D)
b. Bukti kompetensi terbaru melalui informasi dari sumber lain dimana perawat
pernah bekerja sebelumnya;
Staf SDM
4. Ada dokumen kredensial yang D Bukti kredensial staf keperawatan 10 TL
dipelihara dari setiap anggota staf 5 TS
keperawatan. (D,W) 0 TT
Komite Keperawatan
W
Staf Keperawatan
Staf SDM
Komite Keperawatan
dengan peraturan perundang- W
Staf Keperawatan
undangan.(D,W)
Komite Keperawatan
keperawatan.(D,W) W
Staf Keperawatan
W Direktur
Tim Mutu
Staf Keperawatan
Hasil kajian, tindakan yang diambil dan setiap dampak atas tanggung jawab
pekerjaan didokumentasikan dalam file kredensial profesional pemberi
asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya tersebut atau file lainnya.
Elemen penilaian KKS 18 Telusur Skor
profesional pemberi asuhan (PPA) lainnya dan staf klinis lainnya dalam - -
Staf terkait
W Direktur
Tim Mutu
Staf terkait
lainnya dan staf klinis lainnya ada di file kredensial PPA lainnya dan 0 TT