Anda di halaman 1dari 5

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan


Pada percobain ini proses pembuatan etanol dengan menggunakan glukosa
dilakukan dengan variasi waktu. Variasi waktu yang digunakan yaitu 0 jam, 1
jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam. Hasil yang diperoleh ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 4.1 Hasil Percobaan
Larutan Konsentrasi Panjang Gelombang Absorbansi
( ppm ) (nm ) (A)
Standar 1 0,2 550 2,161
Standar 2 0,4 550 2,62
Standar 3 0,6 550 3,013
Standar 4 0,8 550 3,4
Standar 5 1 550 3,5

4.2 Pembahasan
Pada percobaan ini bahan-bahan yang digunakan dimasukkan kedalam labu
erlenmeyer. Sebelum dimasukkan dibuat larutan media kultur dengan komposisi
glukosa 100 g yang berfungsi sebagai bahan makanan mikroba dan
sebagian lagi diolah menjadi produk dan growth faktor dalam
proses pertumbuhan mikroba, NPK 0,5 gr berfungsi sebagai sumber nitrogen,
posfor dan kalium. Seluruh bahan dilarutkan dalam erlenmeyer yang diisi dengan
akuades hingga 1000 ml. Mikroba yang digunakan dalam percobaan ini ialah
saccharomycess cerivicieae atau dikenal dengan ragi (yeast extract) sebanyak 0,6
gram.
Setelah media kultur dibuat, diambil 200 ml larutan dan ditambahkan ragi 0,6
gram dalam erlenmeyer, kemudian ditutup dengan menggunakan aluminium
foil. Kemudian labu erlenmeyer dengan campuran ragi atau disebur inokulum
dishaker selama 16 jam. Tujuan dishaker agar mikroba menerima nutrisi secara
homogen (merata). Setelah dishaker inokulum dimasukkan kedalam media kultur
dengan variasi waktu 0 jam, 1 jam, 2 jam, 3 jam dan 4 jam. Pada setiap variasi

13
diambil 100 ml dan disaring mengunakan kertas saring. Kemudian kertas saring
yang digunakan untuk menyaring media kultur dimasukkan ke dalam oven pada
suhu 110oC sampai beratnya konstan. sedangkan untuk filtratnya disiapkan untuk
uji spektrofotometri.
4.2.1 Analisa Pertumbuhan Mikroba dalam Proses Fermentasi
Analisa pertumbuhan mikroba dilakukan dengan pengukuran berat kering
sel. Pada percobaan ini pengukuruan dilakukan dengan metode langsung yaitu
dengan cara mengeringkan sel dan menghitung berat konstannya. Hubungan
antara waktu fermentasi dengan berat kering sel dapat dilihat pada Gambar 3.1
0.4
0.38
0.36
0.34
Berat Sel (g)

0.32
0.3
0.28
0.26
0.24
0.22
0.2
0 1 2 3 4 5
Waktu (jam)

Gambar 4.1 Hubungan antara berat kering sel terhadap waktu


Gambar 3.1 menunjukkan hubungan antara berat kering sel terhadap waktu
fermentasi. Dari Gambar 3.1 terlihat bahwa fasa lag (adaptasi) terjadi pada jam
ke-0 dengan berat sel dalam sampel 0.23 gram. Pada fasa ini mikroba lebih
berusaha menyesuaikan diri dengan lingkungan dan medium baru daripada
tumbuh atau berkembang biak. Mikroba merombak materi-materi yang terdapat
pada medium agar dapat digunakan sebagai nutrisi untuk pertumbuhannyaPada
jam ke-1 dengan berat 0.25 gram, jam ke-2 dengan berat 0.32 gram dan jam ke-3
dengan berat 0.33 gram sel mulai mengalami fase log atau eksponensial dimana
sel mulai tumbuh dan berkembang dengan menggunakan substrat dan nutrisi yang
tersedia. Tetapi pada jam ke-4 terjadi penurunan yang menandakan sel telah
sampai pada fasa kematian, berat sel pada fasa ini adalah 0,31 gram.

14
4.2.2 Analisa Konsentrasi Glukosa
Glukosa digunakan sebagai sumber energi dan sumber karbon yang
digunakan untuk membentuk material penyusun sel baru. Pengukuran konsentrasi
glukosa pada percobaan ini dilakukan dengan menggunakan spectrofotometer
dengan sampel yang sudah diencerkan dan ditambahkan antron. Untuk
menghitung konsentrasi glukosa pada sampel menggunakan deret standar yang
dibuat dari larutan glukosa baku dengan konsentrasi 1 ppm. Kemudian dibuat
deret standar dengan konsentrasi 0.2, 0.4, 0.6, 0.8 dan 1 ppm. Sehingga didapat
kurva kalibrasi standar seperti pada Gambar 3.2 berikut.
4

3.5

3 y = 1.729x + 1.9014
Adsorbansi (A)

R² = 0.9645
2.5

1.5

1
0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2
Konsentrasi (ppm)

Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Standar Glukosa


Kurva kalibrasi standar dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi
glukosa pada masing-masing sampel. Dengan mengukur absorban sampel,
kemudian menggunakan persamaan linear kurva kalibrasi standar yaitu y = 1,729x
+ 1,901 sehingga akan didapat konsentrasi sampel.

15
1.2

Konsentrasi Glukosa(mg/L)
1

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 1 2 3 4 5
Waktu (jam)

Gambar 4.3 Hubungan Antara Konsentrasi Glukosa Dengan Waktu

Gambar 4.3 merupakan hubungan antara konsentrasi glukosa yang


terpakai sebagai substrat fermentasi dengan waktu fermentasi yang dilakukan.
Glukosa berfungsi sebagai sumber energi dan sumber karbon yang di gunakan sel
ragi untuk menyusun meterial penyusun sel ragi yang baru. Gambar 4.2
menunjukkan konsentrasi sisa glukosa yang terdapat dalam sampel setelah di
lakukan fermentasi dalam waktu yang telah di tentukan.
Konsentrasi glukosa tersisa dalam sampel di dapat dengan terlebih dahulu
membuat kurva standar data absorbansi (oA) dengan konsentrasi (ppm) dari
larutan glukosa murni. Dari kurva di dapat y = 1,729x + 1,901. Dimana y adalah
data absorbansi (oA) glukosa pada proses fermentasi 0 sampai 4 jam. Sehingga
konsentrasi glukosa (x) dapat di cari dengan rumus x = (y-c)/a. Pada jam ke-1
sampai jam ke-4 terjadi penururan kadar glukosa. Hal ini menandakan bahwa
glukosa dalam sampel telah terkonsumsi oleh sel ragi sebagai sumber energi guna
menyusun material penyusun sel ragi yang baru.

16
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Massa sel paling tinggi terjadi pada saat waktu inkubasinya 4 jam yaitu 0,33
gram
2. Fase adaptasi terjadi pada jam ke-0, fase lag atau eksponensial pada jam ke-2
dan ke-3 serta death phase terjadi pada jam ke-4
5.2 Saran
Agar yang didapatkan lebih maksimal, media kultur sebaiknya disterilkan
terlebih dahulu menggunakan autoclave

17

Anda mungkin juga menyukai