Anda di halaman 1dari 16

OLEH

“TEKNIK KIMIA D3’ A 2016”


UNIVERSITAS RIAU
PEKANBARU
Pengertian

Konduktometri
Metode analisis yang memanfaatkan pengukuran daya
hantar listrik, yang dihasilkan dari sepasang elektroda inert
dengan luas penampang pada jarak tertentu.
Prinsip Dasar
Konduktometri

1. Daya hantar listrik merupakan fungsi konsentrasi


larutan analit yang diukur.
2. Daya hantar listrik muncul sebagai akibat
adanya pergerakan ion-ion dalam larutan analit
yang diukur.
3. Semakin mudah larutan analit terionisasi, maka
akan semakin besar daya hantar listrik larutan
Prinsip Dasar
Konduktometri

 Bila larutan suatu elektrolit diencerkan, maka


konduktivitas akan turun karena jumlah ion yang semakin
sedikit dalam larutan tersebut untuk membawa arus.
 Jika semua larutan tersebut dimasukkan di antara dua
elektroda yang terpisah dengan jarak 1 cm satu sama
lainnya, maka konduktivitas akan naik. Hal ini
dikarenakan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik
pada elektrolit-elektrolit kuat dan kenaikan derajat
ionisasi untuk elektrolit-elektrolit lemah
Persamaan Umum
 Daya hantar listrik (G) merupakan kebalikan dari
tahanan/hambatan listrik (R), maka : satuan dari G adalah
ohm-1 atau siemens.
Persamaan :
 Apabila arus listrik dialirkan ke dalam sebuah sistem larutan
elektrolit yang di dalamnya terdapat 2 (dua) unit elektroda,
maka G akan berbanding lurus dengan luas penampang
elektroda dan berbanding terbalik dengan jarak antara
kedua elektroda.
Persamaan :
dimana, k = daya hantar jenis (ohm-1.cm-1)
Daya Hantar Ekivalen

Pengertian :
1.Kemampuan suatu zat terlarut untuk menghantarkan
arus listrik
2.Daya hantar listrik yang dihasilkan oleh 1 (satu) gram
ekivalen zat terlarut yang terdapat dalam suatu sistem
larutan elektrolit yang memiliki sepasang elektroda
dengan jarak kedua elektroda sebesar 1 cm.
Hubungan Daya Hantar dengan Daya
Hantar Ekivalen

1. Volume larutan (cm3) yang mengandung 1 gram ekivalen zat


terlarut adalah :

2. Volume larutan juga dapat dinyatakan melalui persamaan


sebagai berikut:
Hubungan Daya Hantar dengan Daya
Hantar Ekivalen

3. Dengan jarak antara kedua elektroda sebesar 1 cm, maka


persamaan 2, akan menjadi :

4. Substitusi persamaan (3) ke persamaan G,


akan menghasilkan :
Rangkaian Konduktometer

Untuk mengukur suatu konduktivitas suatu


larutan, maka larutan dimasukkan ke dalam
sebuah sel yang telah dikalibrasi dengan
suatu larutan yang telah diketahui
konduktivitasnya misalnya larutan standar
kalium klorida. Sel dimasukkan ke dalam
salah satu sisi rangkaian dari jembatan
Wheatstone. Kemudian ukur resistannya
pengaliran arus melalui sebuah larutan
elektrolit akan mengakibatkan perubahan-
perubahan dari komposisi larutan bila
didekatkan dengan sebuah elektrode, yang
pada akhirnya akan menunjukkan besarnya
potensial pada elektrode tersebut.
Komponen Rangkaian Konduktometer

Sumber Listrik Untuk menghindari elektrolisis, pengukuran hantaran dilakukan


dengan arus bolak balik (AC). Frekuensinya sekitar 1000 Hz.
Sumber listrik jenis ini akan akan memicu munculnya hantaran arus
listrik melalui larutan sebagai akibat adanya pergerakan ion dari
analit.
Tahanan Jembatan Wheatstone merupakan bagian dari rangkaian peralatan
Jembatan konduktometer yang berfungsi untuk melakukan penentuan hantaran
elektrolit (L) yang beroperasi pada sumber energi AC.

Sel Sel merupakan bagian dari rangkaian peralatan konduktometer


yang terdiri dari sepasang elektroda yang terbuat dari bahan yang
sama. Elektroda sendiri umumnya terbuat dari logam, yang
kemudian dilapisi dengan logam Pt untuk meningkatkan
efektivitas permukaan elektroda
Teori Ion (Arrhenius)

 Elektrolit
dalam air akan pecah membentuk partikel bermuatan (ion).
Peristiwa terurai elektrolit menjadi partikel-partikel bermuatan disebut
dengan peristiwa disosiasi elektrolitik atau ionisasi. Ion inilah yang dapat
memunculkan daya hantar listrik pada sistem konduktometer.
 Menurut Arrhenius, spesi terlarut tidak terdisosiasi sempurna menjadi
ion-ionnya dan dia mengintroduksi besaran “derajat dissosiasi  yang
merepresentasikan fraksi molekul yang terdissosiasi menjadi ion-ion.
 Menurut Arrhenius derajat dissosiasi  dapat ditentukan secara
eksperimental sebagai rasio antara konduktivitas ekivalen elektrolit
dengan konduktivitas ekivalen pada pengenceran tak terhingga.
Faktor-Faktor Konduktivitas Larutan

Konduktivitas larutan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor


berikut :
1. Luas permukaan elektroda
2. Jarak di antara kedua elektroda
3. Konsentrasi larutan ion dalam larutan
4. Mobilitas ionik
5. Temperatur
Titrasi Konduktometri

Metode konduktometri dapat digunakan untuk menentukan titik ekivalen


suatu metode titrasi. Contoh : Penentuan titik ekivalen pada titrasi asam
kuat dengan basa kuat.
Penambahan suatu elektrolit pada suatu larutan elektrolit lain yang
memiliki volume tetap akan mempengaruhi hantaran larutan tersebut,
tergantung dari ada atau tidaknya terjadi reaksi ionik.jika tidak terjadi
reaksi ionik maka konduktans akan naik , tapi bila terjadi reaksi ionik
maka konduktans dapat naik atau turun. Hal tersebut juga akan terjadi bila
pada suatu larutan basa ditambahkan pada larutan asam kuat. Konduktans
akan turun disebabkan oleh penggantian ion hidrogen yang memiliki
konduktivitas tinggi oleh kation lain yang memiliki konduktivitas yang
lebih rendah. Hal tersebut merupakan suatu dasar yang dijadikan prinsip
Grafik Titrasi
Konduktometri

TITRASI ASAM KUAT


TITRASI ASAM KUAT (HCL) (HCL) DENGAN BASA
DENGAN BASA KUAT (NAOH). LEMAH (AGNO3).
Grafik Titrasi
Konduktometri

Titrasi asam lemah (CH3COOH) Titrasi asam lemah


dengan basa kuat (NaOH). (CH3COOH) dengan basa
lemah (NH4OH).

Anda mungkin juga menyukai