Analisis sistem terstruktur adalah sebuah pendekatan untuk menganalisis sistem
yang dimulai dengan deskripsi umum sebuah sistem dan kemudian diproses melalui seperangkat langkah yang tersusun secara logis, yang di dalamnya tiap-tiap sistem dikembangkan secara lebih mendetail dan diakhiri dengan kode pemrograman komputer. Cara paling mudah melihat analisis sistem terstruktur adalah seperti melihat sebuah sistem dokumentasi. Sistem ini mencakup beberapa tingkat dokumentasi, di mana setiap tingkat adalah pengembangan dari tingkatan sebelumnya. Pada tingkat pertama, diagram alur data menggambarkan sistem itu sendiri. Kemudian diagram alur data tersebut didukung oleh diagram alur data tambahan lainnya guna memberikan lebih banyak detail di dalamnya. 1. Diagram Alur Logika Versus Flowchart Dalam deskripsi awal analisis sistem terstruktur disebutkan bahwa analisis ini menggabungkan diagram alur data logika sebagai lawan dari flowchart analisis. Dalam praktiknya, kedua tipe diagram tersebut digunakan bersama-sama ketika menganalisis sistem. Perbedaan utama kedua pendekatan ini adalah flowchart analitik memberikan deskripsi fisik sebuah system, sementara diagram alur data logika memberikan deskripsi logis sebuah system. Khusunya, flowchart analitik menjelaskan dengan gambling sarana input/output yang digunakan seperti terminal data atau primer. Flowchart analitik juga menjelaskan dengan rinci sarana penyimpanan, seperti disket atau pita magnetic. Diagram alur data logika menggabungkan semua elemen tersebut, nemun membiarkan deskripsi fisiknya tetap terbuka. 2. Desain Sistem Versus Analisis Sistem Analisis sistem terstruktur dan desain sistem terstruktur keduanya adalah proses yang sama. Tegasnya, desain merujuk pada penciptaan sebuah model baru atau modifikasi sistem, sementara analisis melibatkan evaluasi penting sebuah permasalahan tertentu atau sistem yang sudah ada. Kesimpulannya, analisis sistem terstruktur harus dipelajari secara simultan dengan desain sistem terstruktur. Proses dokumentasi dan langkah-langkah pengerjaan dua permasalahan tersebut melibatkan seluruh komponen. 3. Langkah – Langkah Dalam Analisis Sistem Terstruktur a) Mengembangkan Diagram Alur Data Logika Sistem digambarkan pertama kali dalam bentuk umum dnegan menggunakan diagram alur data logika. Diagram ini tidak menunjukkan detail-detail proses logis atau kondisi error yang terjadi. Detail dari hal tersebut akan diberikan dalam diagram pendukung. b) Menentukan Kamus Data Langkah selanjutnya adalah menentukan kamus data (data dictionaries) yang berhubungan dengan penyimpanan data yang telah direferensikan dalam diagram alur data logika. Hal ini melibatkan deskripsi struktur data dan elemen data yang ada di dalamnya. c) Menentukan Metode Akses Adalah penting pula untuk menentukan bagaimana penyimpanan data akan diakses. Proses ini biasanya akan melibatkan penentuan kunci akses primer dan sekunder. d) Menentukan Logika Proses Terdapat banyak pendekatan yang bisa digunakan untuk mendokumentasikan logika proses, mencakup beragam jenis pohon keputusan dan diagram keputusan, sebagaimana dalam struktur bahasa inggris. Bahasa inggris terstruktur adalah bahasa khusus untuk menggamabarkan logika proses yang menggunakan beberapa kata kunci, seperti IF, THEN, ELSE IF dan S. Aspek lain yang berguna dari bahasa inggris terstruktur adalah pendekatan ini sangat mirip dengan sumber kode dalam bahasa pemrograman terstruktur lainnya seperti COBOL dan FORTRAN V. Oleh karena itu, bahasa inggris terstruktur dapat banyak mengurangi tugas pemrograman.
Garis Besar Desain Sistem
Sebuah desain sistem sangat mirip dengan layout arsitek sebuah rumah. Dalam tahap perencanaan, sang arsitek akan menentukan fungsi-fungsi dasar yang harus dimiliki oleh rumah tersebut dan merumuskan rencana umum yang berhubungan dengan layout keseluruhan. Perancang sistem perlu menyiapkan sebuah cetak biru yang dapat diimplementasikan oleh akuntan, programer komputer dan pihak manajemen. Kesalahan kecil yang dibuat dalam tahap ini akan berakibat besar terhadap sejumlah uang dan pengeluaran di tahap berikutnya. Hal yang sama juga sering terjadi ketika mendesain sistem informasi akuntansi. Sebagai contoh, sebuah perusahaan berniat mengimplementasikan sebuah rencana desain sistem yang membutuhkan pembelian komputer tertentu dan paket perangkat lunak akuntansi tertentu. Perangkap lainya yang sering ditemukan adalah penolakan pengguan terhadap sistem itu sendiri. Dikarenakan minimnya keterlibatan pengguan dalam rencana desain, implementasi sistem dapat tidak populer dan pada akhirnya ditolak oleh para individu yang menjadi target di mana sistem tersebut didesain. Langkah-langkah Desain Sistem Desain sistem dapat didefinisikan sebagai perumusan cetak biru untuk sebuah sistem yang lengkap. Langkah – langkah pokok dalam desain sistem ialah, pertama dilakukan adalah melakukan evaluasi terhadap berbagai alternatif desain, kedua persiapan spesifikasi desain, ketiga persiapan spesifikasi desain sistem. 1) Mengevaluasi berbagai alternatif desain. Dalam setiap kasus yang ditemui, proyek desain sistem berkembang dari munculnya sebuah kebutuhan tertentu, seperti yang telah ditentukan oleh tahap perencanaan dan analisis sistem dalam siklus pengembangan. Desain sistem harus menyediakan solusi untuk sebuah masalah khusus. (a) Enumerasi alternatif desain. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk mendesain sebuah sitem baru yang lengkap. Pendekatan yang pertama adalah mendesain sistem secara lengkap mulai dari awal. Pendekatan lainya adalah memaksa ahli desain untuk memilih dan merekomendasisistem yang belum dibuat(premade sistem). (b) Menggambarkan berbagai alternatif. Setelah daftar utama dibuat, tiap alternatif dapat didokumentasikan dan digambarkan. Sebagai contoh sebuah jaringan komputer untuk pengumpulan data dan distribusi laporan dapat dilakukan entah sentralisasi atau desentralisasi. Dalam alternatif desai sentralisasi tiap divisi memasok data akuntansi ke pusat sistem komputer. Pusat komputer kemudian memproses dan mendistribusikan laporan ke setiap divisi. Dalam sebuah desain sistem desentralisasi setiap divisi memiliki komputer dan mengumpulkan datanya sendiri. Laporan yang telah selesai dikirim ke kantor pusat perusahaan. (c) Mengevaluasi alternatif. Setelah tiap alternatif telah dikumpulkan dan didokumentasikan langkah berikutnya adalah membandingkan tiap alternatif tersebut. Kriyeria penting untuk memilih sebuah alternatif untuk diimplementasikan adalah membandingkan biaya dan manfaatnya. Selain itu alternatif yang terpilih seharusnya memuaskan semua sasaran sistem. 2) Menyiapkan spesifikasi desain. Peraturan penting yang mengembangkan spesifikasi desain adalah ahli desain harus bekerja secara terbalik yaitu, daro output ke input. Perancang sistem manakala bekerja dengan tujuan sistem, harus mendesain seluruh laporan manajemen dan dokumen output operasional sebagai langkah pertama dalam proses. Sekali seluruh output telah dispesifikasikan, input data dan langkah-langkah pemrosesannya ditentukan secara otomatis. Setelah keputusan diambil perancang sistem kemudian membangun kontrol yang sesuai dengan spesifikasi tersebut. 3) Mempersiapkan dan menyerahkan spesifikasi desain sistem Spesifikasi desain yang telah selesai harus dibuat dalam bentuk sebuah proposal. Jika proyek bersekala besar proposalnya harus dikaji terlebih dahulu oleh manajemen puncak sebelum disetujui. Namun demikian proposal-proposal bersekala kecil dan tidak mahal dapat disetujui oleh manajer devisi atau departemen. Rincian proposal desain harus memasukkan semua yang dibutuhkan untuk mengimplementasikan desai proyek. Secara umum proposal akan terdiri dari jadwal waktu khusus penyelesaian proyek, anggaran, dan deskripsi tenaga kerja yang dibutuhkan , juga flowchart dan diagram yang menggambarkan bagaimana sistem tersebut akan diimplementasikan. 4) Cetak biru proses bisnis Saat ini menjadi populer untuk menggunakan seperangkat prapaket cetak biru untuk seluruh proses bisnis perusahaan. Sebagai contoh, perusahaan-perusahaan yang menggunakan SAP Enterprise Resource Planing System memulai upaya desai mereka dengan menggunakan seperangkat lengkap cetak biru yang disediakan SAP untuk seluruh proses bisnis perusahaan yang ada. Tim desain kemudian tinggal fokus pada penyesuaian seperangkat awal cetak biru ini dengan kebutuhannya sendiri, yakni dengan fokus pada proses-proses yang penting dan unik bagi tujuan dan strategi perusahaan.