Abstract - This study aims to determine whether there is influence in the calculation of inventory value using
FIFO and Average method. The research method used in this research is literature research that is obtaining
data through literature sources such as reading literature books and relevant literature related to the problems
studied to obtain theoretical basis and field research is to obtain data through research directly to the object of
research that is PT. Hope. Data collection techniques used for this study through observation, interviews and
documentation. Companies are more appropriate to use the Average method rather than the FIFO method of
calculating the value of inventory, since the end inventory value of the Average method is greater than the FIFO
method. The Average method will provide a lower cost of goods sold than the FIFO method and the Average
Method will provide a larger net profit than the FIFO Method.
Persediaan merupakan salah satu perkiraan yang Persediaan adalah aktiva (1) yang tersedia untuk
terpenting dalam sebuah perusahaan. Bagi dijual dalam kegiatan usaha normal (2) dalam
perusahaan, persediaan merupakan asset yang cukup proses produksi atau dalam perjalanan (3) dalam
besar nilainya. Keberadaan persediaan dalam sebuah bentuk bahan atau perlengkapanuntuk digunakan
perusahaan mengandung implikasi dilihat dari ada dalam proses produksi atau pemberian jasa.
atau tidaknya persediaan. Jika persediaan yang (Hermawan, 2008)
tersedia cukup besar maka dampaknya juga biaya Menurut PSAK 14 (IAI, revisi 2008) persediaan
yang dibutuhkan untuk menjaga keberadaan adalah barang-barang: a. yang dibeli dan dimiliki
persediaan tidak dapat dihindari. Sebaliknya jika untuk dijual kembali, b. jadi yang diproduksi atau
persediaan tidak tersedia, maka implikasi ke proses barang dalam penyelesaian yang sedang diproduksi
produksi dan penjualan akan menjadi terganggu. oleh entitas, atau c. bahan serta perlengkapan yang
Keberadaan persediaan mempengaruhi neraca dan digunakan dalam proses produksi.
laporan laba rugi. Persediaan juga meliputi barang yang dibeli dan
Persediaanmerupakan salah satu aktiva lancar yang disimpan untuk dijual kembali. Misalnya barang
harus dikelola dengan baik, terutama untuk dagang yang dibeli oleh pengecer untuk dijual
perusahaan-perusahaan yang memiliki persediaan kembali atau pengadaan tanah dan property lainnya
barang dagangan. Persediaan yang dimiliki untuk dijual kembali. Menurut (Mulya,
perusahaan akan dapat ditentukan harga perolehan 2011)Persediaan juga mencakup barang jadi yang
persediaan dan nilai persediaan akan disajikan di telah diprouksi atau barang dalam penyelesaian yang
neraca. Dalam menghitung nilai persediaan sedang diproduksi perusahaan termasuk bahan serta
perusahaan dapat mengunakan tiga metode yaitu perlengkapan yang akan digunakan dalam proses
Metode FIFO, LIFO dan Average. Setiap produksi. Bagi perusahaan jasa persediaan meliputi
perusahaan menggunakan metode pencatatan biaya jasa seperti upah dan biaya personalia lainnya
persediaan disesuaikan dengan jenis usaha. PT. yang secara langsung menangani pemberian jasa,
Harapan adalah perusahaan yang bergerak di bidang termasuk tenaga penyelia dan overhead yang
penjualan Gas Elpiji 12 kg, perusahaan memiliki didistribusikan.
kendala dalam menentukan nilai persediaan akhir
barang dagangan. Perusahaan tidak memiliki sistem Biaya persediaan
pencatatan dalam pembelian dan penjualan barang Menurut (Mulya,2010) Biaya yang timbul dari
dagangan. Penelitian ini bertujuan untuk pembentukan persediaan antara lain :
menentukan apakah ada pengaruh dalam 1. Biaya penanganan, meliputi biaya perawatan,
perhitungan nilai persediaan dengan menggunakan penyimpanan, asuransi, pajak property, dan
metode FIFO dan Average. penyusutan.
2. Biaya pemesanan adalah biaya yang berkenaan
dengan penempatan dari pemrosesan pesanan
kepada pemasok.
2. Last In First Out (LIFO) semakin lama disimpan maka semakin bagus,
Barang yang terakhir kali masuk (dibeli) tentu akan cocok menggunakan metode ini.
menjadi barang yang pertama kali keluar Namun apabila produknya merupakan barang
(dijual). Metode LIFO menyatakan bahwa yang cepat rusak seperti pabrik roti, maka
persediaan dengan nilai perolehan terakhir menggunakan metode LIFO bukanlah pilihan
masuk akan dijual (digunakan) terlebih dahulu, yang tepat.Metode LIFO akan menghasilkan
sehingga persediaan akhir dinilai dan dilaporkan nilai persediaan yang lebih besar kalau dihitung
berdasarkan nilai perolehan persediaan yang dengan metode LIFO. Metode LIFO akan
awal (pertama) masuk atau dibeli. Metode ini menghasilkan laba tahunan menjadi lebih
cenderung menghasilkan nilai persediaan akhir besar/dan pajak yang semakin besar.
yang rendah dan berdampak pada nilai aktiva Penggunaan metode LIFO akan menghasilkan
perusahaan yang rendah. Metode LIFO bisa saja nilai persediaan akhir yang paling kecil, harga
realistis apabila didukung oleh kondisi fisik pokok penjualan yang paling besar dan laba
produk yang dijual. Produk yang kualitasnya kotor serta laba bersih yang paling kecil.
Perbadingan Metode Penentuan Biaya untuk penerapan setiap metode menghasilkan nilai
Persediaan dan Pengaruhnya terhadap Laporan yang berbeda. Demikan pada nilai persediaan yang
Keuangan. ada pada neraca dimana jika menggunakan metode
FIFO nilai persediaan sebesar Rp 225.000, jika
Setiap metode penilaian persediaan akan LIFO sebesar Rp 215.000 dan jika metode rata-rata
menghasilkan jumlah yang berbeda untuk : 1) harga adalah Rp 219.243.
pokok penjualan periode berjalan 2) nilai
persediaan akhir dan 3) laba kotor. Berikut Perbandingan Metode Perhitungan Persediaan
ilustrasinya pada laporan laba rugi. Menurut (Hermawan, 2008), perhitungan
persediaan dengan Metode FIFO, LIFO dan
Jika kita perhatikan pada ilustrasi setiap metode Average menggunakan arus biaya yang berbeda-
mempunyai pengaruh terhadap laporan keuangan beda
yaitu laporan laba rugi dan neraca. Pada laporan
laba rugi, harga pokok penjualan dan laba kotor
Biaya Penjualan :
Persediaan Awal 175.000 175.000 175.000
Pembelian 1.165.000 1.165.000 1.165.000
Biaya Barang yang Tersedia Dijual 1.340.000 1.340.000 1.340.000
Persediaan Akhir 225.000 215.000 219.243
Harga Pokok Penjualan 1.127.000 1.141.000 1.132.755
Apabila biaya per unit tidak berubah dari waktu ke 1. Lower of Cost or Market Methode (LCM)
waktu maka ketiga metode akan menghasilkan Yaitu metode mana yang lebih rendah antara
jumlah yang sama. Namun karena harga terus karga pokok dan harga pasar digunakan apabila
berubah maka ketiga metode tersebut akan terjadi perubahan nilai persediaan yang lebih
menghasilkan jumlah yang berbeda untuk : yaitu (1) rendah daripada biaya pembelian awal. Hal ini
Harga pokok penjualan (2).Laba kotor (laba bersih) terjadi pada bisnis-bisnis yang berbasis
(3) Persediaan akhir. teknologi atau yang terkait dengan mode atau
tren. Menurut metode ini, persediaan dicatat
1. Penggunaan metode FIFO
atas dasar harga perolehan atau harga pasar,
Menurut (Hermawan, 2008), Metode FIFO
tergantung mana yang lebih rendah. Harga pasar
menghasilkan persediaan akhir yang paling
yang dimaksud diukur dengan harga pengganti
tinggi dan menghasilkan HPP yang paling
barang yaitu harga untuk mengganti persediaan
rendah. Hal tersebut terjadi selama masa inflasi
yang bersangkutan dengan membeli atau
atau saat harga-harga meningkat. Namun
memproduksi kembali.
tingginya laba kotor hanya bersifat sementara
2. Nilai Realisasi Bersih
karena persediaan harus diganti dengan harga
Menurut metode ini, penilaian harga barang
yang terus meningkat.
ditentukan dengan nilai realisasi bersih. Nilai
2. Penggunaan Metode LIFO
realisasi barang dapat turun nilainya karena
Menurut (Hermawan, 2008), Metode LIFO
barang telah rusak, ketinggalan jaman atau
menghasilkan jumlah HPP yang paling tinggi.
usang, sehingga dijual dibawah harga pokok
Demikian juga dengan jumah laba kotor dan
barang. Bila terjadi demikian maka barang
persediaan akhir yang paling rendah. Hal
tersebut harus dinilai sesuai dengan nilai
tersebug terjadi karena biaya yang digunakan
realisasi bersih, yakni nilai yang terealisasi
untuk membeli paling akhir kurang lebih sama
dikurangi dengan biaya-biaya yang dikenakan.
dengan biaya penggantiannya. Penggunaan
metode LIFO pada masa inflasi akan
Pengestimasian Persediaan
menghasilkan penghematan pajak penghasilan.
3. Penggunaan Metode Rata-rata (Average) Pada keadaan tertentu, perusahaan perlu melakukan
Menurut (Hermawan, 2008), penggunaan pengestimasian persediaan apabila tidak
Metode Rata-rata pada masa inflasi akan memungkinkan untuk melakukan pencatatan
menghasilkan jumlah diantara metode FIFO dan persediaan secara perpetual atau melakukan
LIFO. Jumlah HPP metode rata-rata berada perhitungan secara fisik. Misalnyaperusahaan tidak
diantara metode FIFO dan metode LIFO, berkenan untuk melakukan perhitungan fisik tetapi
demikian juga dengan jumlah persediaan akhir ingin menyusun laporan keungan bulanan atau
dan laba kotor. terjadinya bencana alam (kebakaran) yang
menghancurkan persediaan dan harus diestimasikan
Metode Perhitungan Persediaan dengan Metode kerugian yang ditanggung. Menurut (Hermawan,
Lain 2008) pada kondisi ini perusahaan dapat
menggunakan metode estimasi persediaan yakni :
Menurut (Hermawan, 2008), selain metode FIFO,
LIFO dan Average, metode yang lain yang dapat 1. Metode Laba Kotor (Gross Profit Method)
digunakan untuk menilai persediaan antara lain :
Tabel 7. Jumlah Pembelian dan Penjualan Pada PT. Harapan Tahun 2015