Tugas Farmasi Industri
Tugas Farmasi Industri
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
4.1.Kesimpulan
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No.
245/Menkes/SK/V/1990 tentang Ketentuan dan Tata Cara Pelaksanaan
Pemberian Izin Usaha Industri Farmasi Pasal 10, suatu industri farmasi obat
jadi dan bahan baku obat setidaknya harus mempekerjakan secara tetap
minimal tiga orang apoteker WNI sebagai manager atau penanggung jawab
produksi, pengawasan mutu (Quality Control/QC), dan pemastian mutu
(Quality Assurance/QA). Ketiga bagian ini (produksi, pengawasan mutu, dan
pemastian mutu) harus dipimpin oleh orang yang berbeda yang tidak saling
bertanggung jawab satu terhadap yang lain (indipenden) agar tidak terjadi
tumpang tindih tugas dan perannya. Dari peraturan tersebut, sudah jelas bahwa
apoteker diperlukan di industri farmasi, setidaknya untuk memimpin ketiga
bagian tersebut.
Quality Assurance (QA) menurut WHO (2004) dan juga diadopsi oleh
CPOB 2006 didefinisikan sebagai : “Semua aspek yang secara kolektif
maupun individual mempengaruhi mutu produk, dari konsep design hingga
produk tersebut ditangan konsumen”. Quality Assurance merupakan
keseluruhan sistem yang dibuat dengan tujuan agar seluruh produk industri
farmasi yang dihasilkan memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
Quality Assurance tidak saja mencakup pelaksanaan Cara Pembuatan Obat
yang Baik (Good Manufacturing Practices/GMP) melainkan juga Cara
Berlaboratorium yang Baik (Good Laboratory Practices/GLP) dan Cara Uji
Klinis yang Baik (Good Clinical Practices/GCP) serta Cara Distribusi yang
Baik (Good Distribution Practices/GDP).
4.2.Saran
Diharapkan peningkatan mutu apoteker professional di industri farmasi
secara terus menerus serta memberikan perlindungan yang lebih baik terhadap
Badan POM. 2006. Pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik. Jakarta.