Anda di halaman 1dari 5

Jurnal Photon Vol. 5 No.

1, Oktober 2014

TRANSGLIKOSILASI ENZIMATIK SENYAWA ANTIOKSIDAN


PINOCEMBRIN MENGGUNAKAN SELULASE TRICHODERMA RESEEI
UNTUK PENINGKATAN BIOAVAILABILITASNYA

Nova Rianti Putri, Harni Sepriani, Hilwan Yuda Teruna, Titania Tjandrawati Nugroho

Pascasarjana Kimia, FMIPA, Universitas Riau, Pekanbaru 28293.


Alamat koresponden: r.putrinova@yahoo.co.id

ABSTRAK

Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang paling banyak terdapat di alam. Senyawa ini umumnya ditemukan
dalam bentuk tidak terikat dengan gula (flavonoid aglikon). Salah satu contohnya adalah flavonoid aglikon
pinocembrin. Flavonoid aglikon pinocembrin merupakan senyawa antioksidan, dan terbukti memiliki sifat anti-
angiogenesis, anti-inflamasi dan anti-tumor. Senyawa ini belum digunakan dalam jumlah banyak dikarenakan
kelarutannya dalam air rendah, tidak stabil terhadap pengaruh cahaya, mudah teroksidasi, dan penyerapan di dalam
usus rendah, serta memiliki rasa pahit. Sifat bioavailabilitas flavonoid aglikon ini dapat ditingkatkan dengan
melakukan reaksi transglikosilasi. Transglikosilasi merupakan reaksi pemindahan unit gula ke akseptor yang
memiliki gugus -OH. Flavonoid aglikon pinocembrin dapat bersifat stabil dan kelarutannya dalam air meningkat
apabila diubah menjadi bentuk glikosida sebagai flavonoid glikosida melalui reaksi transglikosilasi secara
enzimatik. Dalam penelitian ini transglikosilasi enzimatik pinocembrin dilakukan menggunakan bantuan enzim
selulase Trichoderma reseei. Reaksi transglikosilasi dilakukan selama 30 jam pada suhu 40 oC, menggunakan buffer
asetat 0,05M pH 5, dan kecepatan pengocokan 170 rpm. Substrat carboxymethylcellulose (CMC) digunakan sebagai
donor glikosil. Flavonoid glikosida hasil reaksi transglikosilasi dianalisis menggunakan High Performance Liquid
Chromatography (HPLC). Hasil analisis HPLC menunjukkan enzim T. Reseei mampu melakukan reaksi
transglikosilasi terhadap pinocembrin yang dapat dilihat dari adanya perubahan nilai waktu retensi dari produk
transglikosilasi dibandingkan sebelum reaksi.

Kata kunci: antioksidan, pinocembrin, selulase, transglikosilasi, Trichoderma reseei

1. PENDAHULUAN pinocembrin. Flavonoid aglikon pinocembrin


Flavonoid merupakan senyawa polifenol merupakan senyawa antioksidan, dan terbukti
yang banyak terdapat di alam dan digunakan memiliki sifat anti-angiogenesis, anti-inflamasi
sebagai obat tradisional (Wang, et al., 2010, dan anti-tumor (Soeka et al., 2007, Vila-Real et
Winarsih, 2007). Flavonoid dapat ditemukan al., 2011). Senyawa ini belum digunakan dalam
pada jenis tanaman, buah, dan sayur-sayuran jumlah banyak dikarenakan kelarutannya dalam
(Wang et al., 2010). Konsentrasi paling tinggi air rendah, tidak stabil terhadap pengaruh
dari flavonoid terdapat pada bagian daun dan cahaya, mudah teroksidasi, dan penyerapan di
kulit kupasannya (Winarsih, 2007). Senyawa ini dalam usus rendah, serta memiliki rasa pahit.
umumnya ditemukan dalam bentuk tidak terikat Apabila teroksidasi, struktur senyawa ini akan
dengan gula (flavonoid aglikon). Salah satu berubah dan fungsinya sebagai bahan aktif akan
contohnya adalah flavonoid aglikon berkurang bahkan hilang (Soeka et al., 2007).
3'
2' 4'
8
HO 7 9 O 1 5'
1'
6'
5 3
6 2
4

OH O
Gambar 1. Pinocembrin (Lindstedt, et al., 1951)

FMIPA-UMRI 65
Vol. 5 No.1, Oktober 2014 Jurnal Photon

Sifat bioavailabilitas (kemudahan pelarutan Shimadzu seri UFLC sistem dengan kolom Shim
dalam senyawa polar dan diserap usus) Pack C18 berukuran 150 mm x 4,6 mm.
flavonoid aglikon ini dapat ditingkatkan dengan Penentuan aktivitas enzim selulase
melakukan reaksi transglikosilasi. Analisis aktivitas enzim menggunakan
Transglikosilasi merupakan reaksi pemindahan substrat CMC (Carboxymethyl Cellulose).
unit gula ke akseptor yang memiliki gugus -OH. Tabung uji diisi dengan 500 µL substrat CMC
Flavonoid berbagai aglikon, termasuk 2% dan diinkubasi selama 5 menit dalam
pinocembrin, dapat bersifat stabil dan waterbath pada temperatur 40oC. Tanpa
kelarutannya dalam air meningkat apabila mengeluarkan tabung dari waterbath, 500 µL
diubah menjadi bentuk glikosida sebagai larutan enzim dimasukkan ke dalam tabung
flavonoid glikosida melalui reaksi reaksi dan diaduk perlahan. Larutan diinkubasi
transglikosilasi secara enzimatik (Noguchi et al., selama 30 menit dalam waterbath. Tabung
2008). dikeluarkan dari waterbath, lalu tambahkan 500
Menurut Chen et al., (2011), Penicillium µL reagen Nelson-Somogyi. Tabung dipanaskan
decumbens dan Trichoderma reesei memiliki dalam penangas air selama 20 menit dengan
aktivitas transglikosilasi. Hal ini ditunjukkan mulut tabung ditutup menggunakan kelereng.
oleh hasil reaksi transglikosilasi yang memiliki Tabung kontrol dibiarkan kosong dan
kepolaran lebih tinggi dibandingkan dengan diinkubasi selama 5 menit dalam waterbath
flavonoid aglikon awal pada flavonoid dari temperatur 40oC. Lalu ditambahkan 500 µL
tanaman Ginkgo Biloba. Oleh Chen et al., enzim tanpa mengeluarkan tabung dari
(2011) reaksi transglikosilasi enzimatik waterbath, diaduk perlahan dan larutan
flavonoid Ginkgo Biloba ditunjukkan sangat diinkubasi selama 30 menit dalam waterbath
bergantung pada sumber selulase, donor, temperatur 40oC. Tabung dikeluarkan dari
akseptor, dan kondisi reaksi (pH, suhu, dan waterbath, lalu ditambahkan 500 µL reagen
pelarut yang digunakan). Penelitian ini bertujuan Nelson-Somogyi dan 500 µL substrat CMC 2%.
untuk mengevaluasi kemampuan selulase Tabung dipanaskan dalam penangas air selama
Trichoderma reesei untuk mentrasglikosilasi 20 menit dengan mulut tabung ditutup
flavonoid aglikon pinocembrin, menjadi suatu menggunakan kelereng.
flavonoid glikon. Tabung blanko diisi dengan 2 mL larutan
buffer asetat 0,05 M pH 5,5 dan ditambahkan 1
2. METODOLOGI PENELITIAN mL reagen Nelson-Somogyi lalu dipanaskan
dalam penangas air selama 20 menit. Tabung uji,
Bahan dan peralatan
kontrol dan blanko didinginkan hingga suhu
Bahan yang digunakan adalah pinocembrin
kamar (boleh dalam air dingin di beaker gelas
isolat kulit batang Goniothalamus ridleyi),
selama 5 menit). Setelah didinginkan, pada
selulase Trichoderma reesei keluaran SIGMA-
tabung blanko ditambahkan 1 mL reagen
Aldrich (Cat. No. C8546), CMC (carboxymethyl
arsenomolibdat. Untuk tabung uji dan kontrol,
cellulose) keluaran BDH Chemical Ltd. Poole
reagen arsenomolibdat yang ditambahkan
England (Cat. No. 279290, dan reagen analisis
sebanyak 500 µL. Semua tabung tersebut
lainnya pro-analisis, sesuai cara kerja.
diinkubasi selama 5 menit. Setelah diinkubasi
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
selama 5 menit, pada tabung blanko
adalah autoklaf Electric Model No.25x
ditambahkan 6 mL aquades, sedangkan pada
(Winconsin Aluminium Foundry Co. Inc.,
tabung uji dan kontrol ditambahkan aquades
Monitowoc), spektrofotometer UV-Vis Thermo
sebanyak 3 mL. Kemudian tabung tersebut
Scientific Genesys 10S, shaking incubator
(blanko, uji, dan kontrol) dihomogenkan
model LSI 3016R (Daihan Lab Tech Co..LTD),
menggunakan vortex hingga tercampur
mikrosentrifuga berpendingin Hitachi CT15RE,
sempurna dan diinkubasi selama 30 menit.
vortex mixer H-VM-300, tabung mikro, HPLC
Pengukuran absorbansi dilakukan menggunakan

66 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 5 No.1, Oktober 2014

spektrofotometer pada panjang gelombang 540 Berdasarkan hasil transglikosilasi T. reseei


nm. pada substrat pinocembrin yang dilakukan
Reaksi transglikosilasi flavonoid aglikon selama 30 jam, suhu 40oC, CMC sebagai donor
oleh T. reseei glikosil, dan kecepatan rotasi 170 rpm, diperoleh
Reaksi transglikosilasi sampel dilakukan perbedaan waktu retensi dari puncak pada
dengan menginkubasi enzim selulase komersial analisis menggunakan HPLC. Hasil analisis
T. reseei, dengan pinocembrin dan donor HPLC, waktu retensi pada sampel kontrol dan
glikosil CMC selama 30 jam mengikuti metode uji adalah 9,558 dan 8,912 menit (Gambar 2
yang diuraikan oleh Chen et al. (2011), dengan dan 3). Adanya perbedaan waktu retensi antara
kondisi reaksi pelarut buffer-etanol 40%, sampel kontrol dan sampel uji, yaitu 0,646 menit
temperatur inkubasi 40oC dan kecepatan 170 menunjukkan terjadinya reaksi transglikosilasi.
rpm selama 30 jam. Setelah 30 jam waktu Perbedaan waktu retensi ini membuktikan
inkubasi reaksi dihentikan dengan TCA hingga bahwa pinocembrin mampu menjadi akseptor
konsentrasi akhir 1% dan larutan divorteks pada reaksi transglikosilasi, dan menjadi
selama 30 detik. Setelah itu larutan diinkubasi senyawa yang lebih polar setelah diglikosilasi.
selama 10 menit pada suhu ruang. Larutan Dengan demikian, reaksi transglikosilasi secara
disentrifugasi selama 10 menit menggunakan enzimatis (enzim selulase T. reseei) dapat
mikrosentrifuga dengan kecepatan 13.000 rpm meningkatkan bioavabilitas dari pinocembrin
untuk mengendapkan protein. Filtrat yang karena menghasilkan senyawa yang lebih polar.
diperoleh didekantasi ke dalam tabung mikro Pinocembrin mampu menjadi akseptor
yang bersih. Filtrat tersebut disimpan di lemari glikosil karena memiliki hambatan ruang yang
es dan dapat digunakan untuk analisis lanjutan. kecil, yaitu hanya terdapat gugus akseptor –OH
Sebagai kontrol, reaksi yang sama dilakukan, pada posisi 5 dan 7. Selain dipengaruhi oleh
dengan menginkubasi CMC dan pinocembrin hambatan ruang (konformasi), reaksi
pada kondisi reaksi yang sama tanpa enzim. transglikosilasi dipengaruhi oleh sifat dari asam
Setelah penambahan TCA hingga konsentrasi amino penyusun enzim pada sisi pengikatan
akhir 1%, pada tabung kontrol baru ditambahkan (binding site). Sisi pengikatan enzim selulase T.
enzim. Perlakuan selanjutnya adalah sama antara reseei diperkirakan mengandung gugus asam
kontrol dan sampel. amino hidrofob. Hal ini dapat dilihat bahwa
Analisis High Performance Liquid molekul pinocembrin yang kurang polar dapat
Chromatography (HPLC) bereaksi membentuk flavonoid aglikon. Menurut
Analisis menggunakan HPLC Shimadzu seri penelitian yang dilakukan Kwon et al. (2002),
UFLC system dengan Kolom Shim Pack C18 adanya pergantian asam amino pada sisi
berukuran 150 mm x 4,6 mm (Shimadzu, Kyoto, pengikatan enzim selulase
Japan). Metode yang digunakan adalah HPLC (CMCase/endoglukanase) mempengaruhi reaksi
fase terbalik dengan gradien fasa gerak air- transglikosilasi.
asetonitril (gradien elusi) selama 15 menit dan Tidak semua jenis selulase yang dapat
kecepatan alir 1 mL/menit. Detektor sinar UV melakukan reaksi transglikosilasi akseptor.
digunakan pada panjang gelombang 207 nm dan Reaksi ini dapat terjadi dengan enzim selulase
288 nm. yang memiliki mekanisme retaining (York dan
Hawkins, 2000, Dinge dan Anton, 2010). Pada
3. HASIL DAN PEMBAHASAN reaksi transglikosilasi ini, nukleofil menyerang
Enzim selulase yang digunakan untuk reaksi intermediet glikosil-enzim pada karbon
transglikosilasi adalah enzim selulase komersial anomerik yang terjadi karena adanya molekul air
dari jamur T. reseei. Hasil uji aktivitas enzim atau molekul karbohidrat lainnya (Kwon et al.,
selulase T. reseei yang digunakan pada 2002). Berbagai faktor mempengaruhi
penelitian ini adalah (0,03655±0,0079) U/mL. keberhasilan reaksi transglikosilasi. Selain jenis
enzim selulase, faktor-faktor yang umum

FMIPA-UMRI 67
Vol. 5 No.1, Oktober 2014 Jurnal Photon

mempengaruhi reaksi enzimatis juga harus T. reesei. Begitu pula struktur pinocembrin
diperhitungkan. Faktor-faktor ini belum diteliti glikon akhir yang diperoleh dari reaksi
untuk transglikosilasi pinocembrin oleh selulase transglikosilasi tersebut.

Gambar 2. Kromatogram pinocembrin kontrol

Gambar 3. Kromatogram pinocembrin reaksi transglikosilasi menggunakan selulase T. reseei

4. KESIMPULAN DAN SARAN improvement effect of flavonol


Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, transglycosylation catalyzed by
dapat disimpulkan bahwa enzim selulase T. Penicillium decumbens cellulase. Enzyme
reseei mampu melakukan reaksi transglikosilasi Microbial Technology, 48, 100-5.
dengan substrat pinocembrin, dan donor CMC. Dingee, J. W. & Anton, A. B. 2010. The kinetics
Waktu retensi pinocembrin aglikon adalah of p-nitrophenyl-β-d-cellobioside
9,558, dan pinocembirn glikon adalah 8,912 hydrolysis and transglycosylation by
menit. Perbedaan waktu retensi menunjukkan Thermobifida fusca Cel5Acd.
adanya reaksi transglikosilasi yang terjadi. Carbohydrate Research, 345, 2507-
Dengan demikian, reaksi transglikosilasi secara 2515.
enzimatis (enzim selulase T. reseei) dapat Kwon, I., Ekino, K., Oka, T., Goto, M.,
meningkatkan bioavabilitas dari pinocembrin Furukawa, K. 2002. Effect of amino acid
karena menghasilkan senyawa yang lebih polar. alteration on the transglycosylation
reaction of endoglucanase I from
5. DAFTAR PUSTAKA Trichoderma viride HK-75.
Chen, S., Xing, X. H., Huang, J. J. & Xu, M. S. Biotechnology, 66(1), 110-116.
2011. Enzyme-assisted extraction of
flavonoids from Ginkgo biloba leaves:

68 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 5 No.1, Oktober 2014

Lindstedt, G. 1951. Constituent of pine Rhamnosidase and  -D-Glucosidase


heartwood. Acta Chemia Scandinavica, Activities of Naringinase. Enzyme
5, 129-138. research, 2011,692618.
Noguchi, A., Inohara-Ochiai, M., Ishibashi, N., Wang, A., Zhang, F., Huang, L., Yin, X., Li, H.,
Fukami, H., Nakayama, T., Nakao, M. Wang, Q., Zeng, Z. & Xie, T. 2010.
(2008). A novel glucosylation enzyme: New progress in biocatalysis and
Molecular cloning, expression, and biotransformation of flavonoids. Journal
chaaracteriaztion of Trichoderma viride Medicine Plants Research, 4, 847-856.
JCM22452 alpha-amylase and Wilcox, L.J., Barradaile, N. M., Huff, M. W.
enzymatic synthesis of some flavonoid 1999. Antitherogenic properties of
monoglucosides and oligoglucosides. J. naringenin, a citrus flavonoid.
Agric. Food Chem. 56: 12016-12024. Cardiovascular Drug Reviews, 17, 160-
Soeka, Y. S., Naiola, E. & Sulistyo, J. 2007. 178.
Aktivitas antimikroba flavonoid- Winarsih, H. 2007. Antioksidan alami dan
glikosida hasil sintesis secara radikal bebas. Penerbit Kanisius,
transglikosilasi enzimatik. Berita Yogyakarta.
Biologi, 8(6), 455-464. York, W.S. Hawkins, R. 2000. Preparation of
Vila-Real, H., Alfaia, A. J., Bronze, M. R., oligomeric β-glycosides from cellulose
Calado, A. R. & Ribeiro, M. H. 2011. and hemicellulosic polysaccharides via
Enzymatic Synthesis of the Flavone the glycosil transferase activity of a
Glucosides, Prunin and Isoquercetin, Trichoderma reesei cellulase.
and the Aglycones, Naringenin and Glycobiology, 10 (2), 193-201.
Quercetin, with Selective -L-

FMIPA-UMRI 69

Anda mungkin juga menyukai