1, Oktober 2014
Nova Rianti Putri, Harni Sepriani, Hilwan Yuda Teruna, Titania Tjandrawati Nugroho
ABSTRAK
Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang paling banyak terdapat di alam. Senyawa ini umumnya ditemukan
dalam bentuk tidak terikat dengan gula (flavonoid aglikon). Salah satu contohnya adalah flavonoid aglikon
pinocembrin. Flavonoid aglikon pinocembrin merupakan senyawa antioksidan, dan terbukti memiliki sifat anti-
angiogenesis, anti-inflamasi dan anti-tumor. Senyawa ini belum digunakan dalam jumlah banyak dikarenakan
kelarutannya dalam air rendah, tidak stabil terhadap pengaruh cahaya, mudah teroksidasi, dan penyerapan di dalam
usus rendah, serta memiliki rasa pahit. Sifat bioavailabilitas flavonoid aglikon ini dapat ditingkatkan dengan
melakukan reaksi transglikosilasi. Transglikosilasi merupakan reaksi pemindahan unit gula ke akseptor yang
memiliki gugus -OH. Flavonoid aglikon pinocembrin dapat bersifat stabil dan kelarutannya dalam air meningkat
apabila diubah menjadi bentuk glikosida sebagai flavonoid glikosida melalui reaksi transglikosilasi secara
enzimatik. Dalam penelitian ini transglikosilasi enzimatik pinocembrin dilakukan menggunakan bantuan enzim
selulase Trichoderma reseei. Reaksi transglikosilasi dilakukan selama 30 jam pada suhu 40 oC, menggunakan buffer
asetat 0,05M pH 5, dan kecepatan pengocokan 170 rpm. Substrat carboxymethylcellulose (CMC) digunakan sebagai
donor glikosil. Flavonoid glikosida hasil reaksi transglikosilasi dianalisis menggunakan High Performance Liquid
Chromatography (HPLC). Hasil analisis HPLC menunjukkan enzim T. Reseei mampu melakukan reaksi
transglikosilasi terhadap pinocembrin yang dapat dilihat dari adanya perubahan nilai waktu retensi dari produk
transglikosilasi dibandingkan sebelum reaksi.
OH O
Gambar 1. Pinocembrin (Lindstedt, et al., 1951)
FMIPA-UMRI 65
Vol. 5 No.1, Oktober 2014 Jurnal Photon
Sifat bioavailabilitas (kemudahan pelarutan Shimadzu seri UFLC sistem dengan kolom Shim
dalam senyawa polar dan diserap usus) Pack C18 berukuran 150 mm x 4,6 mm.
flavonoid aglikon ini dapat ditingkatkan dengan Penentuan aktivitas enzim selulase
melakukan reaksi transglikosilasi. Analisis aktivitas enzim menggunakan
Transglikosilasi merupakan reaksi pemindahan substrat CMC (Carboxymethyl Cellulose).
unit gula ke akseptor yang memiliki gugus -OH. Tabung uji diisi dengan 500 µL substrat CMC
Flavonoid berbagai aglikon, termasuk 2% dan diinkubasi selama 5 menit dalam
pinocembrin, dapat bersifat stabil dan waterbath pada temperatur 40oC. Tanpa
kelarutannya dalam air meningkat apabila mengeluarkan tabung dari waterbath, 500 µL
diubah menjadi bentuk glikosida sebagai larutan enzim dimasukkan ke dalam tabung
flavonoid glikosida melalui reaksi reaksi dan diaduk perlahan. Larutan diinkubasi
transglikosilasi secara enzimatik (Noguchi et al., selama 30 menit dalam waterbath. Tabung
2008). dikeluarkan dari waterbath, lalu tambahkan 500
Menurut Chen et al., (2011), Penicillium µL reagen Nelson-Somogyi. Tabung dipanaskan
decumbens dan Trichoderma reesei memiliki dalam penangas air selama 20 menit dengan
aktivitas transglikosilasi. Hal ini ditunjukkan mulut tabung ditutup menggunakan kelereng.
oleh hasil reaksi transglikosilasi yang memiliki Tabung kontrol dibiarkan kosong dan
kepolaran lebih tinggi dibandingkan dengan diinkubasi selama 5 menit dalam waterbath
flavonoid aglikon awal pada flavonoid dari temperatur 40oC. Lalu ditambahkan 500 µL
tanaman Ginkgo Biloba. Oleh Chen et al., enzim tanpa mengeluarkan tabung dari
(2011) reaksi transglikosilasi enzimatik waterbath, diaduk perlahan dan larutan
flavonoid Ginkgo Biloba ditunjukkan sangat diinkubasi selama 30 menit dalam waterbath
bergantung pada sumber selulase, donor, temperatur 40oC. Tabung dikeluarkan dari
akseptor, dan kondisi reaksi (pH, suhu, dan waterbath, lalu ditambahkan 500 µL reagen
pelarut yang digunakan). Penelitian ini bertujuan Nelson-Somogyi dan 500 µL substrat CMC 2%.
untuk mengevaluasi kemampuan selulase Tabung dipanaskan dalam penangas air selama
Trichoderma reesei untuk mentrasglikosilasi 20 menit dengan mulut tabung ditutup
flavonoid aglikon pinocembrin, menjadi suatu menggunakan kelereng.
flavonoid glikon. Tabung blanko diisi dengan 2 mL larutan
buffer asetat 0,05 M pH 5,5 dan ditambahkan 1
2. METODOLOGI PENELITIAN mL reagen Nelson-Somogyi lalu dipanaskan
dalam penangas air selama 20 menit. Tabung uji,
Bahan dan peralatan
kontrol dan blanko didinginkan hingga suhu
Bahan yang digunakan adalah pinocembrin
kamar (boleh dalam air dingin di beaker gelas
isolat kulit batang Goniothalamus ridleyi),
selama 5 menit). Setelah didinginkan, pada
selulase Trichoderma reesei keluaran SIGMA-
tabung blanko ditambahkan 1 mL reagen
Aldrich (Cat. No. C8546), CMC (carboxymethyl
arsenomolibdat. Untuk tabung uji dan kontrol,
cellulose) keluaran BDH Chemical Ltd. Poole
reagen arsenomolibdat yang ditambahkan
England (Cat. No. 279290, dan reagen analisis
sebanyak 500 µL. Semua tabung tersebut
lainnya pro-analisis, sesuai cara kerja.
diinkubasi selama 5 menit. Setelah diinkubasi
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
selama 5 menit, pada tabung blanko
adalah autoklaf Electric Model No.25x
ditambahkan 6 mL aquades, sedangkan pada
(Winconsin Aluminium Foundry Co. Inc.,
tabung uji dan kontrol ditambahkan aquades
Monitowoc), spektrofotometer UV-Vis Thermo
sebanyak 3 mL. Kemudian tabung tersebut
Scientific Genesys 10S, shaking incubator
(blanko, uji, dan kontrol) dihomogenkan
model LSI 3016R (Daihan Lab Tech Co..LTD),
menggunakan vortex hingga tercampur
mikrosentrifuga berpendingin Hitachi CT15RE,
sempurna dan diinkubasi selama 30 menit.
vortex mixer H-VM-300, tabung mikro, HPLC
Pengukuran absorbansi dilakukan menggunakan
66 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 5 No.1, Oktober 2014
FMIPA-UMRI 67
Vol. 5 No.1, Oktober 2014 Jurnal Photon
mempengaruhi reaksi enzimatis juga harus T. reesei. Begitu pula struktur pinocembrin
diperhitungkan. Faktor-faktor ini belum diteliti glikon akhir yang diperoleh dari reaksi
untuk transglikosilasi pinocembrin oleh selulase transglikosilasi tersebut.
68 FMIPA-UMRI
Jurnal Photon Vol. 5 No.1, Oktober 2014
FMIPA-UMRI 69