Anda di halaman 1dari 94

DAFTAR ISI

Contents
DAFTAR ISI.....................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................2
BAB I
TINJAUAN BAHAN AKTIF.........................................................................................4
BAB II
BAHAN AKTIF SEDIAAN ANTASIDA TERPILIH...................................................7
BAB III
PERHITUNGAN DOSIS...........................................................................................10
BAB IV
PERSYARATAN UMUM..........................................................................................13
BAB V
RANCANGAN SPESIFIKASI SEDIAAN................................................................15
BAB VI
FORMULA RUJUKAN SEDIAAN ORAL ANTASIDA...........................................17
BAB VII
BAHAN TAMBAHAN YANG DIGUNAKAN............................................................22
Pembasah (Wetting Agent)......................................................................................22
Suspending Agent.................................................................................................25
PERASA.................................................................................................................28
PEMANIS...............................................................................................................30
PENGAWET...........................................................................................................34
PERHITUNGAN ADI.................................................................................................38
BAB VIII
RANCANGAN FORMULA........................................................................................39
Formula 1...............................................................................................................40
Formula 2...............................................................................................................43
FORMULA 3...........................................................................................................46
FORMULA 4...........................................................................................................49

Suspensi Oral Antasida| 1


FORMULA 5...........................................................................................................52
BAB IX
METODE PEMBUATAN...........................................................................................55
PENENTUAN TANGGAL KADALUARSA.............................................................65
BAB X
RANCANGAN KEMASAN, ETIKET, DAN BROSUR...........................................67
BAB XI
EVALUASI KEGIATAN.............................................................................................70
BAB XII
PEMBAHASAN..........................................................................................................86
BAB XIII
KESIMPULAN............................................................................................................90
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................91

Suspensi Oral Antasida| 2


PENDAHULUAN
Antasida adalah obat yang dapat menetralkan asam lambung
sehingga dapat menghilangkan nyeri tukak peptik. Mekanismenya yaitu
bukan dengan mengurangi volume HCl yang dikeluarkan lambung,
melainkan dengan meninggikan pH sehingga aktivitas pepsin menurun.
Pada umumnya, antasida adalah basa lemah yang dapat bereaksi
dengan HCl dalam lambung membentuk garam dan air. Mulai kerja
antasida sangat bergantung pada kelarutan dan kecepatan netralisasi
asam, sedangkan kecepatan pengosongan lambung sangat
menentukan masa kerjanya. (Departemen Farmakologi FKUI, 2012, p.
518)
Umumnya antasida adalah basa lemah. Basa kuat seperti
Natrium Hidroksida (NaOH) dapat meningkatkan pH hingga 9, tetapi
pada kenyataannya tidak. Semua antasida menurunkan produksi HCl
berdasarkan kenaikan pH yang meningkatkan aktivitas gastrin. Antasida
dibagi menjadi 2 golongan, yaitu sistemik dan non-sistemik. Antasida
sistemik diabsorbsi melalui usus, sehingga urin berubah menjadi alkalis.
Sedangkan, antasida non-sistemik hampir sama sekali tidak diserap
oleh usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis metabolik. Contoh
antasida non-sistemik adalah magnesium, aluminium, dan kalsium.
(Departemen Farmakologi FKUI, 2012, p. 518)
Cara Pemakaian Antasida:
 Sebelum Makan
Kondisi asam lambung meningkat sehingga mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin dalam jumlah besar. Pepsin
merupakan enzim proteolitik yang mampu merusak mukosa
lambung dalam kadar yang tinggi. Bila kondisi perut penuh, maka
gesekan antara makanan dan mukosa lambung akan
menyebabkan muntah.
 Sebelum Tidur

Suspensi Oral Antasida| 3


Dalam keadaan kosong, ada bagian lambung yang saling
berlekatan, dengan adanya pepsin suasana asam dan motilitas
lambung bisa menyebabkan iritasi pada lambung, sehingga
antasida diberikan sebelum tidur untuk mencegah kemungkinan
yang tidak diinginkan.

Suspensi Oral Antasida| 4


BAB I

TINJAUAN BAHAN AKTIF

Keterangan
Bahan Aktif Karakteristik Fisika Karakteristik Kimia
tambahan
 Pemerian : sebuk putih,  Mengandung setara
tidak berbau tidak kurang dari
(FI IV, p. 512) 40.0% dan tidak lebih
dari 45.0% MgO
 Kelarutan : praktis tidak (FI IV, p. 512) Dosis :
MgCO3 larut air, larut dalam 1 – 10 gram
(Magnesium asam encer dengan  Inkompatibel dengan (The Merck
Karbonat) gelembung gas yang phenobarbital Na, Index 6th ed,
kuat) larutan diazepam pH p. 873)
 BJ : 1.966 – 2.261 g/cm3 ≥ 5, campuran serbuk
 BM : 84.31 g/mol biner lansoprazole
(HPE 6th edition, p. 397) dan formaldehid
(HPE 6th ed, p. 398)
NaHCO3  Pemerian : serbuk  Mengandung tidak Dosis :
(Natrium hablur, putih, stabil di kurang dari 99% dan 0.3 – 8 gram
Bikarbonat) udara, lembab secara tidak lebih dari sebagai
perlahan terurai. Larutan 100.5% NaHCO3 antasida
segar dalam air bersifat dihitung terhadap zat laksatif (The
basa terhadap lakmus yang dikeringkan Merck Index
 Kelarutan : larut dalam (FI IV, p. 601) 6th ed, p. 390)
air, tidak larut dalam
etanol  pH larutan 1% b/v
(FI IV, p. 601) tidak lebih dari 8.6
(FI III, p. 425)
 BJ : 2.173 g/cm3

Suspensi Oral Antasida| 5


 BM : 84.01 g/mol  Inkompatibilitas :
(HPE 6th edition, p. 630) bereaksi dengan
asam, garam asam,
dan beberapa garam
alkalol, dengan
turunan CO2 dan bila
bereaksi dengan
asam salisilat
(HPE 6th ed, p. 631)
 Pemerian : serbuk putih,  Mengandung tidak
ruah kurang dari 95.0%
 Kelarutan : praktis tidak dan tidak lebih dari Dosis :
larut air dan etanol, larut 100.5% Mg(OH)2 0.3 – 4 gram
dalam asam encer (FI IV, p. 513) (The Merck
 BM : 58.32 g/mol Index 6th ed,
Mg(OH)2
(FI IV, p. 513)  pH = 9.15 – 10.5 p. 591)
(Magnesium
(PubChem)
Hidroksida)
 BJ : 2.34 g/cm3
 Efek samping : Kegunaan :
menyebabkan diare antasida
tergantung dosis. laksatif
Kontraindikasi dengan
penyakit gagal ginjal
Al(OH)2  Pemerian : serbuk putih,  Efek samping : Dosis :
(Aluminium amorf menyebabkan sampai 1
Hidroksida)  Kelarutan : tidak larut kosntipasi. Pemberian gram/hari
dalam air, larut dalam dosis besar
asam mineral encer dan menyebabkan Penggunaan
larutan basa hidroksida kerusakan membran sebagai
pH 5.5 – 8.5 intestinal antasida oral
 Untuk mengurangi dengan dosis

Suspensi Oral Antasida| 6


 BM : 78.004 g/mol efek konstipasi, sampai 1
(Martindale 36th ed, p. Al(OH)3 gram antara
1706) (Martindale 36th ed, p. sebelum
1706) makan dan
sesudah tidur

Suspensi Oral Antasida| 7


BAB II

BAHAN AKTIF SEDIAAN ANTASIDA TERPILIH

A. Bahan Aktif Terpilih


1. Mg(OH)2
2. Al(OH)3

B. Alasan :
1. Kerja nya cepat dalam menetralkan asam lambung
2. Masa kerja nya panjang (lama)
3. Al(OH)3 dan Mg(OH)2 memiliki sifat yang saling
meniadakan, dimana Al(OH)3 memiliki efek samping
konstipasi dan Mg(OH)2 memiliki efek samping laksatif
yang jika dikombinasikan akan memberikan kerja yang
lebih efektif
4. Al(OH)3 dan Mg(OH)2 merupakan antasida non-sistemik,
dimana pemberian antasida non-sistemik relatif lebih
aman daripada pemberian antasida sistemik seperti
natrium bikarbonat yang dapat menyebabkan urin bersifat
alkalis. Pada pasien kelainan ginjal dapat terjadi alkalolisis
metabolik

C. Bahan Aktif Tidak Terpilih


1. Natrium Bikarbonat (NaHCO3)
Bekerja secara sistemik dan dapat menimbulkan alkalolisis
metabolik pada penderita gangguan ginjal. Juga
menimbulkan gas CO2 jika direaksikan dengan HCl
2. Magnesium Karbonat (MgCO3)

Suspensi Oral Antasida| 8


Dapat membentuk gas CO2 ketika bereaksi dengan asam
lambung sehingga dapat menimbulkan kembung dan mual
3. Magnesium Trisilikat (Mg2Si3O8 x H2O)
Mengandung senyawa silikat yang bersifat toksik
4. Kalsium Karbonat (CaCO3)
Dapat membentuk gas CO2 ketika bereaksi dengan asam
lambung sehingga menimbulkan kembung dan mual dan
dapat menimbulkan “acic rebound”
Efek Farmakologi :
Antasid aialah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna
untuk menghilangkan nyeri tukak peptik. Antasida tidak mengurangi
volume HCL yang dikeluarkan lambung, tetapi peninggian pH akan
menurunkan aktivitas pepsin. Kerja antasida sangat bergantung pada
kelarutan dan kecepatan netralisasi asam, sedangkan kecepatan
pengosongan lambung sangat menentukan masa kerjanya. Umumnya
antasida merupakan basa lemah senyawa oksi-aluminium (basa lemah)
sukar untuk meninggikan pH lambung lebih dari 4 sedangkan basa yang
lebih kuat seperti magnesium hidroksida secara teoritis dapat
meningkatkan pH sampai 9, pada kenyataanny atidak terjadi. Antasida
dibagi menjadi dua, antasida sistemik dan non sistemik. Antasida
sistemik seperti Natrium Bikarbonat sedangkan antasida non sistemik
yaitu sediaan magnesium,aluminium,dan kalsium.
Aluminium Hidroksida (Al (OH)3) Magnesium Hidroksida (Mg (OH)2)
Daya menetralkan asam lambungnya Obat ini praktis tidak larut dan tidak
lambat tetapi masa kerjanya lebih efektif sebelum obat ini bereaksi
panjang. Ion aluminium dapat bereaksi dengan HCl membentuk
dengan protein sehingga bersifat MgCl2.Magnesium yang tidak bereaksi
astringen. Aluminium bersifat akan tetapi berada di dalam lambung
demulsen dan absorben. Antasida Al dan akan menetralkan HCl yang
tersedia dalam bentuk suspensi Al disekresi belakangan sehingga masa
(OH)3 gel yang mengandung 3,6-4,4% kerjanya lama. Sediaan susu

Suspensi Oral Antasida| 9


Al2O3 dan anjuran dosis 8 ml. 1 gram magnesium berupa suspensi berisi 7-
Al (OH)3 dapat menetralkan 25 mEq 8,5% Mg (OH)2. 1 ml susu magnesium
asam, dosis tunggal yang dianjurkan dapat menetralkan 2,7 mEq asam.
0,6 gram. Dosis yang dianjurkan 5-30 ml. Tablet
susu magnesium berisi 325 mg Mg
(OH)2 yang dapat menetralkan 11,1
mEqasam.
(Farmakologi & Terapi UI Edisi 5 Hal 518,519)

Suspensi Oral Antasida| 10


BAB III

PERHITUNGAN DOSIS

Untuk perhitungan dosis, dilakukan studi literatur terlebih dahulu. Berikut


hasil studi literatur yang didapat :
a. Berdasarkan USP 32th Ed, p. 1471, kapasitas netralisasi asam
untuk sediaan alumina magnesia dan simethicon suspensi oral
adalah untuk menetralkan asam dalam rekomendasi minimal
single dose pada pelabelan tidak kurang dari 5 mEq dan jumlah
paling sedikit dari mEq dihitung dengan formula :

0,55 (0,0385A) + 0,8 (0,0343M)

Yang mana 0,0385 dan 0,0343 secara berturut-turut merupakan


theorical dari kapasitas netralisasi asam Al(OH) 3 dan Mg(OH)2.
Lalu A dan M adalah kuantitas dalam satuan mg Al(OH) 3 (A) dan
Mg(OH)2 (M).

b. Menururt pharmaceutical dosage form : Disperse system vo. 2


page 128, jenis suspensi oral “single strength suspension”
memiliki kapasitas netralisasi 10 – 15 mEq hydrocolic aciddalam
dosis 5 ml.

c. Berdasarkan Farmakologi dan Terapi UI Edisi 5 :


 Antasida Al tersedia dalam bentuk suspensi Al(OH) 3 gel
yang mengandung 3,6 – 4,4% Al2O3. Satu gram Al(OH)3
dapat menetralkan 25 mEq asam. Dosis yang dianjurkan
0,6 gram (hal. 519)
Sehingga : 0,6 gram x 25 mEq = 15 mEq

Suspensi Oral Antasida| 11


 Sediaan susu magnesium (milk of magnesia) berupa
suspensi yang berisi 7 – 8,5% Mg(OH)2. Satu ml susu
magnesium dapat menetralkan 2,7 mEq asam. Dosis yang
dianjurkan 5 – 30 ml.bentuk lain ialah tablet susu
magnesium berisi 325 mg Mg(OH)2, yang dapat
menetralkan 11,1 mEq asam(hal. 520)
Sehingga = 5 ml x 2,7 mEq = 13,5 mEq
 Jadi, rentang kapasitas netralisasi yang didapatkan adalah
11,5 mEq – 15 mEq.
d. Berdasarkan martindale 38th ed. P. 1587, dosis Mg(OH)2 dalam
bentuk dosis oral sampai dengan 1 gram. Berdasarkan
martindale 38th ed. P. 1817, dosis Al(OH) 3 yang diberikan oral
adalah sampai dengan 1 gram yang diberikan antara waktu
makan dan waktu tidur.

Berdasarkan literatur di atas, digunakan kombinasi Aluminium


hidroksida dan Magnesium hidroksida dengan jumlah berturut – turut
250 mg Al(OH)3 dan 250 mg Mg(OH)2 dengan perhitungan jumlah asam
yang dinetralkan :
0,55 (0,0385 x 250) + 0,8 (0,0343 x 250) = 12,1538 mEq
Sehingga telah memenuhi kapasitas netralisasi asam yangdapat
dinetralkan single strength suspension (10-15 mEq) dan sesuai dengan
yang tertera dalam Farmakologi dan Terapi UI Edisi 5 (11,5 mEq – 15
mEq), dan juga telah sesuai dengan yang tertera dalam USP (tidak
kurang dari 5 mEq).

Target : dewasa (≥ 12 tahun), dikarenakan mayoritas yang menderita


penyakit maag adalah dewasa dengan usia ≥ 12 tahun dan bayi atau
anak-anak jarang menderita penyakit maag.

 Lama Penggunaan : 3 hari

Suspensi Oral Antasida| 12


Dosis pemakaian : 3-4 kali sehari
Al(OH)3 = 250 mg x 3-4 kali
= 750 mg – 1000 mg
Mg(OH)2 = 250 mg x 3-4 kali
= 750 mg – 1000 mg

 Menentukan Kemasan Terkecil


Penggunaan sekali = 5 ml
Pemakaian sehari = 5 ml x 3-4 kali
= 15 ml – 20 ml
Lama penggunaan = 3 hari x (15 ml – 20 ml)
= 45 ml – 60 ml
Jadi, kemasan terkecil yang terpilih adalah 60 ml, untuk
pemakaian 3-4 kali sehari selama 3 hari.

Suspensi Oral Antasida| 13


BAB IV

PERSYARATAN UMUM

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat


tidak larut yang terdispersi dalam fase cair. Beberapa suspensi dapat
langsung digunakan, sedangkan yang lain berupa campuran padat yang
harus dikonstitusikan terlebih dahulu dengan pembawa yang sesuai
segera sebelum digunakan.
Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu
harus mengandung zat antimikroba yang sesuai untuk melindungi
kontaminasi bakteri, ragi dan jamur dengan beberapa pertimbangan
penggunaan pengawet mikroba.
Sesuai sifatnya, partikel yang terdapat dalam suspense dapat
mengendap dalam dasar wadah bila didiamkan. Untuk mengatasi
masalah tersebut dapat ditambahkan zat yang sesuai untuk
meningkatkan kekentalan.
Suspensi terdiri dari berbagai macam, yaitu suspense oral,
topical, tetes telinga dan optalmik. Suspensi oral adalah sediaan cair
mengandung partikel padat yang terdispersi dalam pembawa cair
dengan bahan pengaroma yang sesuai dan ditujukan untuk
penggunaan oral. (Farmakope Indonesia Edisi V, halaman 56)

Syarat-syarat sediaan suspensi :


1. Tetap homogen dalam waktu tertentu
2. Endapan yang terbentuk mudah didispersikan kembali
3. Viskositas cukup (jika terlalu tinggi sulit dituang, jika terlalu
rendah akan cepat mengendap)
4. Partikel harus kecil dan seragam untuk mendapatkan sediaan
yang halus, akseptabel, bebas dari gritty texture (berpasir)

Suspensi Oral Antasida| 14


Alasan bahan aktif di formulasi bentuk suspensi :
1. Bahan aktif sukar larut dalam air dan pasien sulit menelan obat
bentuk tablet atau kapsul
2. Bahan aktif bentuk terlarut berasa pahit
3. Bahan aktif bentuk tersuspensi lebih stabil secara kimia daripada
bentuk terlarut
4. Lebih siap secara bioavailabilitas daripada bentuk tablet atau
kapsul

Suspensi Oral Antasida| 15


BAB V

RANCANGAN SPESIFIKASI SEDIAAN

Spesifikasi yang
Jenis Alasan
Digunakan
1. Bahan aktif bersifat prakis
tidak larut air dan dengan
penambahan kosolven
dibutuhkan volume yang
sangat besar
Suspensi 2. Lebih akseptabel untuk
Bentuk Sediaan
pasien yang tidak dapat
menelan tablet
3. Bioavailabilitas lebih baik
dibanding tablet dan
kapsul
Al(OH)3 = 250 Diharapkan kadar masing-
Kadar Bahan mg/5 ml masing bahan akif tiap 5 ml
Aktif Mg(OH)2 = 250 (1 sendok takar) dapat
mg/5 ml menetralkan asam lambung.
Berdasarkan USP edisi 32,
pH sediaan antasida = 7.5 –
pH Sediaan 9.0 ± 0.5 9.5. Dengan spesifikasi 9.0 ±
0.5 maka masih masuk
rentang berdasarkan literatur
Sediaan tidak terlalu encer
Menyerupai
agar bahan aktif tidak mudah
viskositas mucilago
Viskositas mengendap dan tidak terlalu
veegum
kental agar dapat dituang
(225 – 600 cPa.s)
dengan mudah.
Penentuan volume sediaan
Volume Sediaan 60 ml disesuaikan dengan
perhitungan dosis
Dengan ukuran partikel
tersebut, suspensi tidak
Ukuran Partikel 1 – 1090 µm
cepat mengendap dan bebas
dari gritty texture
Memberi rasa segar dan
Rasa Manis dan segar
mengurangi rasa mual
Warna Putih Mendukung rasa sediaan
Bau Mint Mendukung rasa dan arna

Suspensi Oral Antasida| 16


sediaan dan mengurangi
rasa mual
Berdasarkan USP edisi 32,
kapasitas netralisasi antasida
= tidak kurang dari 5 mEq.
Tidak kurang dari 5
mEq Dengan dosis bahan aktif
mEq
250 mg/5 ml, kapasitas
netralisasi asam sesuai
dengan literatur
Diharapkan sediaan tidak
Kecepatan Tidak mudah cepat mengendap mulai dari
Sedimentasi mengendap dikocok hingga penuangan
pada sendok takar
Kemudahan Diharapkan sediaan sudah
Dispersi / 90 – 100% homogen tanpa pengocokan
Dispersibilitas yang lama

Suspensi Oral Antasida| 17


BAB VI

FORMULA RUJUKAN SEDIAAN ORAL ANTASIDA

 Formula 1

Pustaka : Pharmaceutical Dosage Forms : Dispers Systems, vol. 3 p.


259
Antacid Suspension
1. Aluminium hydroxide compressed gel (Type E-500) 24,46%
2. Magnesium hydroxide 12,94%
3. Sorbitol 70% 5,00%
4. Methyl paraben 0,10%
5. Propyl paraben 0,01%
6. Avicel RC-591 0,90%
7. Xanthan gum 0,10%
8. Deionized water 56,49%

 Formula 2

Pustaka : Pustaka : Pharmaceutical Dosage Forms : Dispers Systems,


vol. 1 p. 310
Antacid Suspension
1. Al-Mg Fluid Gel (Reheis Chemical) 36,20 g
2. Sorbitol solution 70% 7,00 g
3. Antifoam Al emulsion (Dow chemical) 1,70 g
4. Methyl paraben 0,22 g
5. Propyl paraben 0,04 g
6. Flavor 0,30 g
7. Methocel K4M (Dow chemical) 0,60 g
8. Deionized water 53,94 g

Suspensi Oral Antasida| 18


 Formula 3

Pustaka : Pustaka : Pharmaceutical Dosage Forms : Dispers Systems,


vol. 2 p. 25
Antacid Suspension
1. Aluminium hydroxide – magnesium trisilicate co-dried gel 7,0% w/v
2. Magnesium hydroxide 3,0% w/v
3. Simethicone 30% emulsion 1,75% w/v
4. Colloidal magnesium aluminium silicate (5% formula 1) 10,0% w/v
5. Xanthan gum 0,2% w/v
6. Saccharin, sodium qs
7. Flavor qs
8. Preservative blend qs
9. Sorbitol solution (70% w/w) 20,0% w/v
10. Purified water qs ad 100%

CARA PEMBUATAN FORMULA RUJUKAN


 Formula 1

Pustaka : Pharmaceutical Dosage Forms : Dispers Systems, vol. 3 p.


259
Antacid Suspension
1. heat the total volume of water, add and dissolve the preservatives
with mixing.
2. Cool the step (1) and add Avicel RC-591 with mixing until dispersed.
3. Slowly add the xanthan gum to step (2) and mix until dissolved.
4. To step (3) add sorbitol solution with mixing.
5. Slowly add the aluminium hydroxide slowly to step (4) and mix until
uniformity dispersed.

Suspensi Oral Antasida| 19


6. Add the magnesium hydroxide slowly to step (5) and mix until
uniformity dispersed.
7. Bring to volume with deionized water and mix to uniformity.

 Formula 2

Pustaka : Pharmaceutical Dosage Forms : Dispers Systems, vol. 1 p.


310
Antacid Suspension
1. Combine 3 and 4, using Epenbach Homomixer.
2. Add 1, mix for 10 minutes.
3. Transfer to overhead stirrer
4. Combine 2 and 6, mix thoroughly and add to formula while mixing
5.Combine 4,5, and 6 upon solution, add to rest of formula and mix for 5
minutes.
(From Drug and Cosmetics. Ind., (May) : 48, 1985)

 Formula 3

Pustaka : Pustaka : Pharmaceutical Dosage Forms : Dispers Systems,


vol. 2 p. 25
Antacid Suspension
1. Dissolve preservative blend and saccharin sodium in sufficient
purified water.
2. Dissolve xanthan gum in sufficient purified water with high shear
agitation and add to step (1).
3. Add colloidal magnesium silicate premix to step (2) with agitation.
4. Mix separately aluminium hydroxide – magnesium trisilicate co-dried
gel, magnesium hydroxide, and simethicone in sorbitol solution until
uniformity dispersed and add to step (3) with agitation.

Suspensi Oral Antasida| 20


5. Add flavor and pass suspension through a colloidal mill or
homogenizer, rinsing through with purified water.
6. Bring suspension to final volume with purified water.

Suspensi Oral Antasida| 21


Suspensi Oral Antasida| 22
BAB VII

BAHAN TAMBAHAN YANG DIGUNAKAN

Pembasah (Wetting Agent)


No Wetting Agent Keterangan
1. Sorbitol  Pemerian : serbuk higroskopis, tidak
(HPE 6th edition, p. berasa, putih atau hamper tidak
679 – 680) berwarna, kristalin. Rasa manis 50-60%
kali manis sukrosa.
 BM : 182.17 g/mol
 Kelarutan : dalam air = 1 : 0.5 dalam
20°C
 Stabilitas : stabil dalam udara dengan
tidak adanya katalis, tidak berubah
warna atau rusak pada suhu tinggi
 Inkompatibilitas : Sorbitol membentuk
khelat yang larut air dengan ion logam
bivalen dan trivalent dalam suasana
asam atau basa kuat
 Kadar : Dalam suspensi oral = 70%
 pH = 4.5 – 7.0 dalam 10% b/v larutan
 ADI = <20 g/hari
2. Propilenglikol  Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna,
(HPE 6th edition, p. kental, praktis tidak berbau, rasa manis
592 – 593) seperti gliserin
 BM : 76.09 g/mol
 Kelarutan : campur dengan gliserin, air,
tidak larut dalam minyak mineral namun
larut dalam minyak essensial
 Stabilitas : stabil secara kimia ketika
campur dengan gliserin dan air.

Suspensi Oral Antasida| 23


Penyimpanan dalam wadah tertutup
rapat, kering dan terlindung dari cahaya
 Inkompatibilitas : tidak kompatibel
dengan reagen oksidasi/oksidator
seperti KMnO4
 Kadar : 15-30% sebagai pengawet, 10-
25% sebagai pelarut sediaan oral. Kadar
> 35% menyebabkan hemolysis
 ADI : 25 mg/kg BB
3. Gliserin  Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna,
(HPE 6th edition, p. kental dan higroskopis. Rasa manis 0.6
283 - 285) kali dari sukrosa
 BM : 92.09 g/mol
 Kelarutan : campur dengan air dan
methanol, praktis tidak larut minyak
 Stabilitas Dapat mengkristal pada suhu
< 20°C. Secara kimiawi stabil dalam
campuran dengan air dan etanol 95%
 Inkompatibilitas : Dapat meledak bila
dicampur dengan pengoksidasi kuat.
Kontaminan besi akan menjadi
campuran fenol dan tannin menjadi
gelap.
 Kadar : ≤ 30% sebagai humektan, <
20% sebagai pengawet
 ADI = 1.0 – 1.5 g/kg BB

Wetting agent / pembasah terpilih :


1. Sorbitol
Alasan :

Suspensi Oral Antasida| 24


 Sorbitol dapat menstabilkan reaktivitas Al(OH)3 dengan
mencegah polimerisasi dan melindungi campuran Al(OH) 3
dengan Mg(OH)2 dengan memperlambat interaksi kedua
bahan (dapat mengakibatkan gelling)
 Sorbitol memiliki fungsi lain sebagai pemanis

2. Propilenglikol
Alasan :
 Propilenglikol tidak menghambat kinerja dan stabilitas
bahan lain
 Popilenglikol stabil secara kimia ketika campur dengan air
 Propilenglikol juga memiliki fungsi lain, yaitu sebagai
pengawet

3. Gliserin
Alasan :
 Gliserin tidak menghambat kinerja dan stabilitas bahan
lain
 Gliserin stabil secara kimia ketika campur dengan air
 Gliserin memiliki fungsi lain, yaitu sebagai pengawet dan
pemanis

Suspensi Oral Antasida| 25


Suspending Agent
Suspending agent Keterangan
CMC-Na Pemerian : serbuk granul putih sampai hamper
putih , tidak berbau, tidak berasa, bersifat
higroskopis setelah pengeringan
Kelarutan : mudah terdispersi dalam air pada
semua suhu
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan larutan
asam kuat , inkompatibel dengan xanthan gum
Stabilitas : larutan dalam air stabil pada Ph 2-10,
dibawah pH 2 terjadi pengendapan
Kadar : untuk pengunaan oral solutions 0,1-1,0%
Viskositas : viskositas maksimum pada Ph 7-9
Keterangan : bersifat pseudoplastis dan
thixotrophy, jika suhu ditambah kekentalan akan
berkurang
Methylcellulose Pemerian : serbuk/granul bewarna putih, praktis
(MC) tidak berbau dan tidak berbau dan tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut dalam air panas,
larut dalam asam asetat glasial, campuran etanol
dan kloroform dengan volume sama banyak
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan nipagin
dan nipasol
Stabilitas : stabil pada pH 3-11, dibawah pH < 3
viskositas menurun
Berat jenis: 1.341 g/cm3
Kadar : untuk pengunaan oral solutions 0,1-1,0%
Veegum Pemerian : berwarna hampir putih sampai cream,
(Magnesium tidak berbau, tidak berasa
Aluminium Kadar : suspending agent (oral) : 0.5% - 2.5%
Silicate) Pengental : 2% - 10%
Penstabil : 0.5% - 2.5%

Suspensi Oral Antasida| 26


Inkompatibilitas : inkompatibel untuk larutan
asam pH < 3.5
Keterangan : bersifat thixotrophy, dapat terjadi
interaksi antara veegum dan bahan aktif antasida
Xanthan Gum Pemerian : serbuk berwarna putih sampai cream,
tidak berbau
Kelarutan praktis tidak larut dalam etanol, eter,
larut dalam air dingin dan air hangat
Stabilitas : larutan stabil pada Ph 3-12,
maksimum pada pH 4-10 pada suhu 100 - 600 C
ADI : 10 mg/kg berat badan
Inkompatibilitas : Inkompatibel dengan surfaktan
kationik, polimer dan pengawet
Keterangan : bersifat pseudoplastis
Hydroxypropyl Pemerian : serbuk atau granul berwarna putih
cellulose sampai kuning, tidak berbau atau sedikit berbau,
berbau khas, dan tidak berasa
Kelarutan : praktis tidak larut etanol 95%, eter,
larut dalam NaOH (1:10)
Inkompatibilitas : dapat terjadi interaksi dengan
basa, dengan paraben
Keterangan : bersifat pseudoplastis dan
nonthroxotrophy
Stabilitas : stabil pada pH 6 dan 8
Carbomer Pemerian : bentuk hablur, berwarna putih,
higroskopis, agak berbau
Kelarutan : mengembang dalam air dan gliserin
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan kationik
polimer, asam kuat, dan elektrolit

Suspending agent yang dipilih :

Suspensi Oral Antasida| 27


1. MC : Karena MC dapat memperlama
pengendapan dan membantu memperlama waktu kontak dalam
lambung. Selain itu, MC bersifat non ionik dan memiliki sifat
aliran pseudoplastis
2. Xanthan gum : karena memliki rentang pH yang lebar dan
viskositasnya memenuhi persyaratan, dapat membentuk aliran
pseudoplastis
3. Veegum : karena bersifat tiksotropik

Suspensi Oral Antasida| 28


PERASA
Bahan Keterangan
Menthol - Pemerian : Serbuk kristal aglomerasi tidak
(HPE 6th ed. berwarna mempunyai bau dan rasa yang kuat
p.453) - Kelarutan : Sangat larut dalam etanol 95%, CHCl 3,
eter, lemak, parafin. Mudah larut dalam asetat
glasial, larut dalam aseton dan benzena, sangat
sukar larut dalam gliserin, praktis tidak larut dalam
air.
- Inkompatibilitas : Butyl chloralhydrate, camphor,
chloralhydrate, chromium trioxide, β-naphthol,
potassium permanganate, pyrogallol, resorcinol,
thymol.
- Penggunaan oral suspensi : 0,003%
- ADI : 0,4 mg/kg BB
- Titik lebur : 34oC
- Titik didih : 212oC
Peppermint - Pemerian : Cairan tidak berwarna atau sedikit
oil kuning dengan bau khas yang kuat dan rasa
(Martindale tajam, diikuti dengan sensasi dingin ketika udara
36thed. masuk ke mulut.
p.1761, HPE - Kelarutan : Sangat larut dalam etanol 95%, CHCl 3,
6th ed. p.453) eter, lemak, parafin. Mudah larut dalam asetat
glasial, larut dalam aseton dan benzena, sangat
sukar larut dalam gliserin, praktis tidak larut dalam
air.
- Inkompatibilitas : Butyl chloralhydrate, camphor,
chloralhydrate, chromium trioxide, β-naphthol,
potassium permanganate, pyrogallol, resorcinol,
thymol.
- Penggunaan oral suspensi : 0,003%

Suspensi Oral Antasida| 29


- ADI : 0,4 mg/kg BB
- Titik lebur : 34oC
- Titik didih : 212oC
Orange Oil - Pemerian : Cairan berwarna kuning atau kuning
(Martindale kecoklatan, bebas dari air, aroma seperti jeruk.
th
36 ed. p.
1644)
Malic - Pemerian : Serbuk kristal berwarna putih, rasa
acid/apple asam, sedikit berbau, higroskopis.
(HPE 6th ed. - Kelarutan : Larut dalam 1:1,3 – 2,0 dalam air; larut
p. 412) 1:1,9 dalam propilenglikol
Banana - Pemerian : Larutan tak berwarna, memiliki bau
Essence/ kuat.
Isoamyl - Kelarutan : sedikit larut dalam air, sangat larut
acetate dalam pelarut organic.
- ADI : 0,3 mg/kg BB
Pemilihan : Dari pilihan diatas, dipilih menthol dan peppermint oil karena
:
- Spesifikasi sediaan kami menginginkan rasa dan aroma
peppermint
- Kedua bahan tersebut tidak memiliki inkompatibilitas dengan
bahan dan formula
- Kedua bahan tersebut tidak mengganggu kestabilan bahan lain

Suspensi Oral Antasida| 30


PEMANIS
Bahan Keterangan
Na Sakarin - Pemerian : serbuk kristal putih, tidak berbau,
(HPE 6th ed. p. atau sedikit aromatik. Memiliki rasa sangat
608–610) manis, dengan aftertaste metal atau pahit. (300
– 600x lebih manis dari sukrosa)
- Kelarutan : Kelarutan dalam air 1:1,2, dalam
etanol 1:102, dalam etanol 95% 1:50, dan
dalam propilenglikol 1:3,5)
- ADI : 2,5 mg/kg BB
- Rentang penggunaan : 0,075 – 0,6% (oral
solution)
- BJ : 1,70 g/cm3
- pH : 6,6 (10% w/v larutan)
- BM : 241,19
th
Sorbitol (HPE 6 - Pemerian : serbuk kristal, tidak berbau, putih
ed. p. 679) atau hampir tidak berwarna, higroskopis.
Sorbitol memiliki rasa manis sekitar 50 – 60%
dari sukrosa
- Kelarutan : kelarutan dalam air 1:0,5, dalam
etanol 95% 1:25 (20oC)
- Stabilitas : stabil di udara yang kekurangan
katalis dan di suhu dingin, cairan asam dan
cairan basa.
- Inkompatibilitas : sorbitol akan membentuk
khelat yang larut dalam air dengan banyak
divalen dan ion logam trivalen dalam kondisi
asam dan basa kuat. Penambahan PEG ke
larutan sorbitol dengan agitasi yang kuat,
menghasilkan gel lilin yang larut air dengan titik
lebur 35 – 40oC. Larutan sorbitol bereaksi

Suspensi Oral Antasida| 31


dengan zat besi oksida menjadi berubah warna.
- ADI : < 20 g/hari untuk dewasa
- pH : 3,5 – 7,0 untuk 10% b/v larutan
- BJ : 1,49 g/cm3
- Rentang penggunaan : 70% (suspense oral)
- BM : 182,17
Syrupus - Pemerian : serbuk hablur putih atau kristal tidak
Simplex/Glukos berwarna, tidak berbau dan memiliki rasa
a (HPE 6th ed. manis.
p.704) - Kelarutan : kelarutan dalam air 1:0,5(20 oC), dan
1:0,2(100oC), dalam alcohol 95% 1:170(20oC)
- Stabilitas : stabil pada suhu ruang dan
kelembaban sedang. Sukrosa menjadi caramel
saat dipanaskan hingga suhu diatas 160 oC dan
pada suhu diatas 130oC dengan adanya asam
dapat terjadi inverse membentuk dekstrosa dan
fruktosa.
- Inkompatibilitas : bubuk sukrosa bisa
terkontaminasi dengan bekas logam berat yang
menyebabkan ketidakcocokan dengan bahan
aktif. Misalnya asam askorbat.
- ADI : LD50 (rat,oral) 29,7 g/kg
- BJ : 1,6 g/cm3
- BM : 342,30
- Rentang penggunaan : 67% (sirup untuk
sediaan liquid oral dan sweetening agent)
th
Gliserin (HPE 6 - Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak
ed. p.283) berbau, kental, higroskopis, rasa manis 0,6 kali
dari sukrosa
- Kelarutan : campur dengan air, methanol, etanol
95%, praktis tidak larut aseton, benzene, dan

Suspensi Oral Antasida| 32


kloroform.
- Stabilitas : bersifat higroskopis, campuran
gliserin dengan air, etanol 95% dan
propilenglikol relative stabil secara kimia.
Mengkristal pada suhu rendah (<20oC)
- Inkompatibilitas : dapat meledak apabila
bercampur dengan pengoksidasi kuat. Dengan
adanya cahaya terjadi kontak dengan zinc oxide
akan terjadi perubahan warna menjadi hitam.
Kontaminan besi pada gliserin akan menjadi
campuran fenol, tannin menjadi gelap.
- ADI : 1,0 – 1,5 g/kg BB
- BJ : 1,2636 g/cm3
- BM : 92, 09
- Rentang Penggunaan :
- Sweetening agent in alcoholic elixir ≤20%
- Antimicrobial preservative ≤20%
- Humectant ≤30%
Bahan Pemanis yang Dipilih
1. Sorbitol
- Memiliki kemampuan untuk melindungi terjadinya reaksi antara
aluminium hidroksida dan magnesium hidorksida
(Pharmaceutical Dosage Form p.125)
- Ssorbitol tingkat kemanisan 50 – 60% memiliki rasa yang tidak
terlalu manis
2. Gliserin
- Memiliki rasa manis 0,6 kali dari sukrosa dan memiliki aftertaste
yang hangat dan meningkatkan rasa di mulut
- Campuran gliserin dan air dan propilenglikol relative stabil secara
kimia

Suspensi Oral Antasida| 33


- Bisa menstabilkan reaktivitas aluminium hidroksida dengan
mencegah proses polimerisasi terjadi
3. Na Sakarin
- Memiliki rasa 300 – 600 kali lebih manis dari sukrosa
- Memiliki kelarutan yang baik dalam air dan propilenglikol

Suspensi Oral Antasida| 34


PENGAWET
Pengawet Keterangan
Metilparaben / Pemerian : kristal tidak berwarna atau serbuk
Nipagin kristal putih , tidak berbau atau hampir tidak
berbau dan memiliki sedikit rasa membakar
Kelarutan :
- Air = 1:400 (250C); 1:50 (500C); 1:30
(800C)
- Propilenglikol = 1:5 (250C)
- Gliserin = 1:60 (250C)
- Etanol 95% = 1:3 (250C)
Stabilitas : larutan berair nipagin pada pH 3-6
dapat disterilkan dengan autoclaving pada suhu
1200C selama 20 menit tanpa dekomposisi.
Larutan berair pada pH 3-6 stabil (kurang dari
10% dekomposisi) hingga sekitar 4 tahun pada
suhu kamar. Larutan berair pH > 6 dikenakan
hidrolisis cepat (10% atau lebih setelah sekitar 60
hari penyimpanan pada suhu kamar.
Metilparaben/ nipagin harus disimpan dalam
wadah tertutup baik di tempat sejuk dan kering
Inkompatibilitas : aktifitas antimikroba nipagin
sangat berkurang dengan adanya surfaktan
anionik seperti polisorbat 80, namun dapat diatasi
dengan penambahan propilenglikol 10%.
Inkompatibel dengan bentonite, magnesium
trisilicate, talk, tragacant, natrium alginate,
sorbitol
ADI : 10 mg/kg BB
pH : 4-8 sebagai antimikroba, khasiat pengawet
turun dengan meningkatnya pH karena

Suspensi Oral Antasida| 35


membentuk fenolat anion
Titik leleh : 125-1280C
Berat molekul : 152,15 g/mol
Kegunaan : sebagai pengawet dengan
penambahan propilenglikol 2-5% (khasiat
menjadi lebih meningkat), sebagai larutan oral
dan suspensi dengan kadar 0.015-0.2%
(HPE 6th page 441)
Propylparaben/ Pemerian : serbuk kristal putih tidak berbau dan
Nipasol tidak berasa
Kelarutan :
- Air = 1:4350 (100C); 1:2500 (200C); 1:225
(800C)
- Gliserin = 1:250 (200C);
- Propilenglikol = 1:3,9 (200C);
- Propilenglikol = 50% 1:110 (200C);
- Etanol 95% = 1:1 (200C)
Stabilitas : harus disimpan dalam wadah tertutup
baik ditempat sejuk dan kering
Inkompatibilitas : aktivitas antimikroba
propylparaben berkurang secara
signifikandengan adanya surfaktan anionic
sebgai hasil dari micellization. Magnesium
aluminium silikat, magnesium trisilikat, oksida
besi kuning, dan ultramarine blue dapat
mengurangi khasiat pengawet
ADI : 10 mg/kg BB
pH : 4-8 sebagai antimikroba
titik didih : 2950C
Berat molekul : 180,20 g/mol
Kegunaan : larutan oral dan suspensi 0.01-0,02%

Suspensi Oral Antasida| 36


(HPE 6th Edition Page 596)
Propilenglikol Pemerian : larutan jernih, tidak berwarna, kental,
tidak berbau, dengan rasa khas sedikit tajam
menyerupai gliserin
Kelarutan : dapat dicampur dengan gliserin, air,
dan etanol 95%, larut 1:6 dalam eter
Stabilitas : pada suhu dingin, propilenglikol stabil
dalam keadaan tertutup container, pada suhu
tinggi di tempat terbuka cenderung mengoksidasi
menghasilkan propionaldehid, asam laktat, asam
piruvat, dan asam asetat. Propilenglikol stabil
saat dicampur dengan etanol 95%, gliserin, dan
air. Bersifat higroskopis, tertutup rapat, dan
terlindung dari cahaya.
Inkompatibilitas : inkompatibel dengan bahan
pengoksidasi seperti kalium permanganat
ADI : 25 mg/kg BB, 35% propilenglikol
menyebabkan hemolisis
Berat molekul : 70,09 g/mol
Kegunaan : sebagai pelarut dan pengawet, ebagi
pengawet untuk larutan dan semisolid = 15-30%
(HPE 6th page 592)
Gliserin Pemerian : cairan jernih, tidak berwarna, tidak
berbau, kental, higroskopis, rasa manis 0.6 kali
dari sukrosa
Kelarutan : campur dengan air dan etanol 95%
Stabilitas : higroskopis, relatif stabil secara kimia,
mengkristal pada suhu rendah < 20%
Inkompatibilitas : dengan adanya cahaya terjadi
kontak dengan zink oxide dan terjadi perubahan
warna hitam, kontaminasi besi pada gliserin akan

Suspensi Oral Antasida| 37


menjadi campuran fenol, tannin, menjadi gelap
ADI :1,0-1,5 g/kg BB
Densitas : 1,2620 g/cm3
Kadar : pengawet > 20%
(HPE 7th ed page 324)

Pengawet yang dipilih :


1. Propilenglikol : karena dapat digunakan sebagai pelarut, memiliki
rasa yang khas, dan tidak mengganggu kestabilan
2. Gliserin : karena dapat digunkan sebagai pelarut sekaligus
pemanis

Suspensi Oral Antasida| 38


PERHITUNGAN ADI

Berat badan usia 12 tahun menurut ISO volume 51 = 35,52 Kg BB

1. Propilenglikol

ADI = 25 mg / kg BB x 35,52 Kg BB = 888 mg

2. Gliserin

ADI = 1 - 5 mg / Kg BB x 35,52 Kg BB = 35,52 - 53,28 g

3. Sorbitol

ADI = Tidak lebih dari 20 g / hari

4. Veegum / Magnesium Aluminium Sillicate

ADI = not specified (HPE 6th ed. P 396)

5. Xanthan gum

ADI = 10 mg / Kg BB x 35,52 Kg BB = 355,2 mg

6. Methyl Cellulose

ADI = 275 g / Kg BB x 35,52 Kg BB = 9768 g (LD 50)

7. Peppermint oil

ADI = 0,4 mg / Kg BB x 35,52 Kg BB = 14,208 mg

8. Na-sakarin

Suspensi Oral Antasida| 39


ADI = 2,5 mg / Kg BB x 35,52 Kg BB = 88,8 mg

BAB VIII

RANCANGAN FORMULA

Suspensi Oral Antasida| 40


Formula 1
Bahan Kegunaan Kadar Jumlah
Mg(OH)2 Bahan Aktif 5% 3g
Al(OH)3 Bahan Aktif 5% 3g
Propilenglikol Wetting Agent 15% 9 ml
Gliserin Pengawet 15% 9 ml
Xanthan Suspending 0,1% 0,06 g
Agent

Suspensi Oral Antasida| 41


Veegum Suspending 0,5% 0,3 g
Agent
Sorbitol Pemanis 30% 18 ml
Peppermint Oil Perasa 0,33% 0,2 ml
Aqua Bebas CO2 Pembawa Ad 60 ml

Perhitungan ADI
Formula 1

1. Propilenglikol
ADI: 25 mg/kg BB (HPE 6th p. 593)25 mg/kg x 35,52 kg: 888 mg
Propilenglikol yang digunakan dalam 60 ml: 15/100 x 60 ml
: 9 ml9 ml x 1,038
gram/ml
: 9,342 gram
Pemakaian sehari: (15-20)ml/60 ml x 9,342 gram= 2,335 gram –
3,114 gram
= 2335 mg – 3114
mg
Melebihi ADI(262,95%-350,68%)tetapi digunakan sebagai
pengawet dengan rentang 15%-30%,sehingga dalam batas aman)
2. Sorbitol
ADI: < 20 gram/hari (HPE 6th p. 681)
LD60: 17,8 gram/kg BB (HPE 6th p. 681)
Sorbitol yang digunakan dalam 60 ml: 30/100 x 60 ml
: 18 ml  18 ml x 1,49 gram/cm3
: 26,82 gram
Pemakaian sehari: (15-20)ml/60 ml x 26,82 gram= 6,705 gram - 8,940
gram(Tidak melebihi ADI)

3. Xanthan gum
ADI: 10 mg/kg BB (HPE 6th p. 784)10 mg/kg x 35,52 kg= 355,2 mg

Suspensi Oral Antasida| 42


LD50: >1 g/kg BB (HPE 6th p. 784)
Xanthan gum yang digunakan dalam 60 ml: 0,1/100 x 60 ml
: 0,06 gram
Pemakaian sehari: (15-20)ml/60 ml x 0,06 gram= 0,015 gram - 0,02
gram
= 150 mg – 200
mg(Tidak melebihi ADI)

4. Veegum
ADI: Tidak dinyatakan (HPE 6th p. 396)
LD50: >16 g/kg (HPE 6th p. 396)
Veegum yang digunakan dalam 60 ml: 0,7/100 x 60 ml
: 0,42 gram
Pemakaian sehari: (15-20)ml/60 ml x 0,42 gram: 0,105 gram – 0,14
gram
: 105 mg – 140 mg

5. Gliserin
ADI: 35,52 gram – 53,28 gram
LD50: 4,1 gram/kg (HPE 6th p. 285)
Gliserin yang digunakan dalam 60 ml: 15/100 x 60 ml
: 9 ml9 ml x 1,26 gram/cm3
: 11,34 gram
Pemakaian sehari: (15-20)ml/60 ml x 11,34 gram: 2,835 gram – 3,78
gram (Tidak melebihi ADI)

6. Peppermint Oil
ADI: 0,4 mg/kg BB0,4 mg/kg x 35,52 kg: 14,208 mg
Peppermint Oil yang digunakan dalam 60 ml: 0,33/100 x 60 ml
: 0,2 ml0,2 ml x 0,898
gram/cm3

Suspensi Oral Antasida| 43


: 0,1796 gram
Pemakaian sehari: (15-20)ml/60 ml x 0,1796 gram: 0,0449 gram –
0,0599 gram
: 44,9 mg – 59,9 mg
Melebihi ADI(316,02%-421,60%)tetapi karena peppermint oil tidak
digunakan sehari-hari sehingga tidak masalah

Formula 2
Bahan Kegunaan Kadar Jumlah
Mg(OH)2 Bahan Aktif 5% 3g
Al(OH)3 Bahan Aktif 5% 3g
Propilenglikol Wetting Agent 15% 9 ml
Gliserin Pengawet 15% 9 ml
Xanthan Suspending 0,1% 0,06 g
Agent
Veegum Suspending 0,7% 0,42 g
Agent
Sorbitol Pemanis 30% 18 ml

Suspensi Oral Antasida| 44


Peppermint Oil Perasa 0,33% 0,2 ml
Aqua Bebas CO2 Pembawa Ad 60 ml

Perhitungan ADI
Formula 2

1. Propilenglikol
ADI: 25 mg/kg BB (HPE 6th p. 593)25 mg/kg x 35,52 kg: 888 mg
Propilenglikol yang digunakan dalam 60 ml: 15/100 x 60 ml
: 9 ml9 ml x 1,038
gram/ml
: 9,342 gram
Pemakaian sehari: (15-20)ml/60 ml x 9,342 gram= 2,335 gram –
3,114 gram
= 2335 mg – 3114
mg
Melebihi ADI(262,95%-350,68%)tetapi digunakan sebagai
pengawet dengan rentang 15%-30%,sehingga dalam batas aman)
2. Sorbitol
ADI: < 20 gram/hari (HPE 6th p. 681)
LD60: 17,8 gram/kg BB (HPE 6th p. 681)
Sorbitol yang digunakan dalam 60 ml: 30/100 x 60 ml
: 18 ml  18 ml x 1,49 gram/cm3
: 26,82 gram
Pemakaian sehari: (15-20)ml/60 ml x 26,82 gram= 6,705 gram - 8,940
gram(Tidak melebihi ADI)

3. Xanthan gum
ADI: 10 mg/kg BB (HPE 6th p. 784)10 mg/kg x 35,52 kg= 355,2 mg
LD50: >1 g/kg BB (HPE 6th p. 784)
Xanthan gum yang digunakan dalam 60 ml: 0,1/100 x 60 ml

Suspensi Oral Antasida| 45


: 0,06 gram
Pemakaian sehari: (15-20)ml/60 ml x 0,06 gram= 0,015 gram - 0,02
gram
= 150 mg – 200
mg(Tidak melebihi ADI)

4. Veegum
ADI: Tidak dinyatakan (HPE 6th p. 396)
LD50: >16 g/kg (HPE 6th p. 396)
Veegum yang digunakan dalam 60 ml: 0,7/100 x 60 ml
: 0,42 gram
Pemakaian sehari: (15-20)ml/60 ml x 0,42 gram: 0,105 gram – 0,14
gram
: 105 mg – 140 mg

5. Gliserin
ADI: 35,52 gram – 53,28 gram
LD50: 4,1 gram/kg (HPE 6th p. 285)
Gliserin yang digunakan dalam 60 ml: 15/100 x 60 ml
: 9 ml9 ml x 1,26 gram/cm3
: 11,34 gram
Pemakaian sehari: (15-20)ml/60 ml x 11,34 gram: 2,835 gram – 3,78
gram (Tidak melebihi ADI)

6. Peppermint Oil
ADI: 0,4 mg/kg BB0,4 mg/kg x 35,52 kg: 14,208 mg
Peppermint Oil yang digunakan dalam 60 ml: 0,33/100 x 60 ml
: 0,2 ml0,2 ml x 0,898
gram/cm3
: 0,1796 gram

Suspensi Oral Antasida| 46


Pemakaian sehari: (15-20)ml/60 ml x 0,1796 gram: 0,0449 gram –
0,0599 gram
: 44,9 mg – 59,9 mg
Melebihi ADI(316,02%-421,60%)tetapi karena peppermint oil tidak
digunakan sehari-hari sehingga tidak masalah.

Suspensi Oral Antasida| 47


FORMULA 3

BAHAN KEGUNAAN KADAR JUMLAH


Al(OH)3 Bahan Aktif 5% 3 gram
Mg(OH)2 Bahan Aktif 5% 3 gram
PG Wetting Agent 15% 9 mL
Gliserin Pengawet 15% 9 mL
MC Suspending 1,5% 0,9 gram
Agent
Sorbitol Pemanis 30% 18 mL
Peppermint oil Perasa 0,33% 0,198 mL
Aquadest Pelarut Ad 60 mL

ADI FORMULA 3

1. Propilenglikol 15 %

15
×60 mL
Jumlah propilenglikol dalam 60 mL = 100
= 9 mL
g
= 9 mL x 1,038 mL

= 9,342 gram

ADI = 25 mg / Kg BB x 35,52 Kg BB = 888 mg


(15−20)mL
×9 , 342 gram
Penggunaan sehari = 60mL
= (2,3355 gram - 3,114 gram)
= 233,5 mg - 311,4 mg
Propilenglikol melebihi ADI sebesar (262 % - 350 %), akan tetapi
Propilenglikol tidak dikonsumsi setiap hari, dan rentang PG sebagai
pengawet dengan rentang (5-30%) masih memenuhi jadi masih
diperbolehkan.

Suspensi Oral Antasida| 48


2. Gliserin 15 %

15
×60 mL
Jumlah propilenglikol dalam 60 mL = 100
= 9 mL
g
= 9 mL x 1,2620 cm3

= 11,358 gram

ADI = 1 - 5 mg / Kg BB x 35,52 Kg BB = 35,52 - 53,28 g


(15−20 )mL
×11, 358 gram
Penggunaan sehari = 60 mL
= (2,8395 gram - 3,786 gram)
Gliserin tidak melebihi ADI

3. Methyl Cellulose 1,5 %

1,5
×60 mL
Jumlah propilenglikol dalam 60 mL = 100
= 0,9 mL
= 90 mg

ADI = 275 g / Kg BB x 35,52 Kg BB = 9768 g (LD 50)


(15−20 )mL
×90 mg
Penggunaan sehari = 60 mL
= 22,5 mg - 30 mg
Methyl Cellulose tidak melebihi ADI

4. Sorbitol 30 %

30
×60 mL
Jumlah propilenglikol dalam 60 mL = 100
= 18 mL

Suspensi Oral Antasida| 49


g
= 18 mL x 1,49 cm3

= 26,82 gram
ADI = Tidak lebih dari 20 g / hari
(15−20 )mL
×26 , 82 gram
Penggunaan sehari = 60 mL
= (6,705 gram - 8,94 gram)
Sorbitol tidak melebihi ADI

5. Peppermint oil 0,33 %

0,33
×60 mL
Jumlah propilenglikol dalam 60 mL = 100
= 0,198 mL
g
= 0,198 mL x 0,898 cm3

= 177,8 mg

ADI = 0,4 mg / Kg BB x 35,52 Kg BB = 14,208 mg


(15−20 )mL
×177 , 8 mg
Penggunaan sehari = 60 mL
= (6,705 gram - 8,94 gram)
Peppermint oil melebihi ADI (316 % - 421,60 %) tetapi karena
peppermint oil tidak digunakan sehari-hari sehingga tidak masalah

Suspensi Oral Antasida| 50


FORMULA 4

BAHAN KEGUNAAN KADAR JUMLAH


Al(OH)3 Bahan Aktif 5% 3 gram
Mg(OH)2 Bahan Aktif 5% 3 gram
PG Wetting Agent 15% 9 mL
Gliserin Pengawet 15% 9 mL
Xanthan gum Suspending 0,2% 0,12 gram
Agent
Sorbitol Pemanis 30% 18 mL
Peppermint oil Perasa 0,33% 0,198 mL
Aquadest Pelarut Ad 60 mL

ADI FORMULA 4

1. Propilenglikol 15 %

15
×60 mL
Jumlah propilenglikol dalam 60 mL = 100
= 9 mL
g
= 9 mL x 1,038 mL

= 9,342 gram

ADI = 25 mg / Kg BB x 35,52 Kg BB = 888 mg


(15−20)mL
×9 , 342 gram
Penggunaan sehari = 60mL
= (2,3355 gram - 3,114 gram)
= 233,5 mg - 311,4 mg
Propilenglikol melebihi ADI sebesar (262 % - 350 %), akan tetapi
Propilenglikol tidak dikonsumsi setiap hari, dan rentang PG sebagai
pengawet dengan rentang (5-30%) masih memenuhi jadi masih
diperbolehkan.

Suspensi Oral Antasida| 51


2. Gliserin 15 %

15
×60 mL
Jumlah propilenglikol dalam 60 mL = 100
= 9 mL
g
= 9 mL x 1,2620 cm3

= 11,358 gram

ADI = 1 - 5 mg / Kg BB x 35,52 Kg BB = 35,52 - 53,28 g


(15−20 )mL
×11, 358 gram
Penggunaan sehari = 60 mL
= (2,8395 gram - 3,786 gram)
Gliserin tidak melebihi ADI

3. Xathan Gum 0,2 %

0,2
×60 mL
Jumlah propilenglikol dalam 60 mL = 100
= 0,12 mL
= 120 mg
ADI = 10 mg / Kg BB x 35,52 Kg BB = 355,2 mg
(15−20 )mL
×120 mg
Penggunaan sehari = 60 mL
= 30 mg - 40 mg
Xanthan gum tidak melebihi ADI

4. Sorbitol 30 %

30
×60 mL
Jumlah propilenglikol dalam 60 mL = 100
= 18 mL

Suspensi Oral Antasida| 52


g
= 18 mL x 1,49 cm3

= 26,82 gram
ADI = Tidak lebih dari 20 g / hari
(15−20 )mL
×26 , 82 gram
Penggunaan sehari = 60 mL
= (6,705 gram - 8,94 gram)
Sorbitol tidak melebihi ADI

5. Peppermint oil 0,33 %

0,33
×60 mL
Jumlah propilenglikol dalam 60 mL = 100
= 0,198 mL
g
= 0,198 mL x 0,898 cm3

= 177,8 mg

ADI = 0,4 mg / Kg BB x 35,52 Kg BB = 14,208 mg


(15−20 )mL
×177 , 8 mg
Penggunaan sehari = 60 mL
= (6,705 gram - 8,94 gram)
Peppermint oil melebihi ADI (316 % - 421,60 %) tetapi karena
peppermint oil tidak digunakan sehari-hari sehingga tidak masalah.

Suspensi Oral Antasida| 53


FORMULA 5
BAHAN KEGUNAAN KADAR JUMLAH
Mg(OH)2 Bahan aktif 5% 3g
Al(OH)3 Bahan aktif 5% 3g
Propilenglikol Wetting agent 15 % 9 mL
Gliserin Pengawet 15 % 9 mL
Xanthan gum Suspending 0,1 % 60 mg
agent
Veegum Suspending 0,9 % 540 mg
agent
Sorbitol Pemanis 30 % 18 mL
Na-Sakarin Pemanis 0,1 % 60 mg
Peppermint oil Flavour 0,33 % 0,2 mL
Air Ad 60 mL

PERHITUNGAN ADI
1. Propilenglikol
ADI = 888 mg
Jumlah dalam 60 mL = 9 mL x 1,038 g/mL
= 9,342 g
15−20 mL
Penggunaan sehari = x 9,342 g  2,336 –
60 mL
3,114 g
2336 – 3114 mg
= x 100 %
888 mg
= 263,06 – 350,68 %
 Melebihi ADI, tetapi rentang penggunaan berdasarkan HPE
7th ed. untuk rute oral, sehingga masuk rentang dan tidak
digunakan sehari-hari
2. Gliserin
3. ADI = 35,52 – 53,28 g
4. Jumlah dalam 60 mL = 9 mL x 1,2620 g/mL
= 11,358 g

Suspensi Oral Antasida| 54


15−20 mL
Penggunaan sehari = x 11,358 g  2,840 –
60 mL
3,786 g
5. Xanthan gum
ADI = 355,2 mg
Jumlah dalam 60 mL = 150 mg
15−20 mL
Penggunaan sehari = x 150 mg  37,50 – 50 g
60 mL
6. Veegum
ADI = -
Jumlah dalam 60 mL = 1,35 g
15−20 mL
Penggunaan sehari = x 1,35 g  0,33 – 0,45 g
60 mL
7. Sorbitol
ADI = ≤ 20 g
Jumlah dalam 60 mL = 12 mL x 1,49 g/mL
= 17,88 g
15−20 mL
Penggunaan sehari = x 17,88 g  4,47 – 5,96 g
60 mL
8. Na-sakarin
ADI = 88,8 mg
Jumlah dalam 60 mL = 60 mg
15−20 mL
Penggunaan sehari = x 60 mg  15 – 20 mg
60 mL
9. Peppermint oil
ADI = 14,208 mg
Jumlah dalam 60 mL = 0,2 mL x 0,898 g/mL
= 0,180 g
15−20 mL
Penggunaan sehari = x 0,180 g  0,045 –
60 mL
0,060 g
45−60 mg
= x 100 %
14,208 mg

Suspensi Oral Antasida| 55


= 316,72 – 422,30 %
 Melebihi ADI, tetapi rentang penggunaan berdasarkan
Martindale 36th ed. untuk rute oral 0,2 – 0,4 mL sebanyak 3x
sehari

Suspensi Oral Antasida| 56


Al(OH)3 3 gram Mg(OH)2 3 gram
Aduk ad homogen
Propilen glikol 8 ml
Aduk ad terbasahi
Xanthan gum 0,06 gram + air
1,2 ml , taburkan di atas air,
aduk ad terbentuk mucilago
Aduk ad terbentuk pasta
Veegum 0,3 gram + air 6 ml ,
METODE PEMBUATAN

taburkan di atas air panas,


aduk ad terbentuk mucilago
BAB IX

Aduk ad homogen
Gliserin 9 ml
Aduk ad homogen

Suspensi Oral Antasida| 57


Sorbitol 24 ml
Aduk ad homogen
Peppermint 0,2 ml +
FORMULA I
Cara Basah
1 ml Propilen glikol
Aduk ad homogen
Air ad 60 ml
Aduk ad homogen
Cek pH
FORMULASI I
Cara Kering
Al(OH)3 3 gram Mg(OH)2 3 gram

Aduk ad homogen
Xanthan gum 0,06 gram

Aduk ad homogen

Veegum 0,3 gram

Aduk ad homogen

Propilen glikol 8 ml

Aduk ad terbasahi

Air ad 7,2 ml

Aduk ad homogen

Gliserin 9 ml

Aduk ad homogen

Sorbitol 24 ml

Aduk ad homogen

Peppermint 0,2 ml +
1 ml Propilen glikol

Aduk ad homogen

Air ad 60 ml

Aduk ad homogen

Cek pH

Suspensi Oral Antasida| 58


Aduk ad homogen
Propilen glikol 8 ml
Aduk ad terbasahi
Xanthan gum 0,06 gram + air
1,2 ml , taburkan di atas air,
aduk ad terbentuk mucilago
Aduk ad terbentuk pasta
Veegum 0,12 gram + air 2,4 ml,
taburkan di atas air panas, aduk
ad terbentuk mucilago
Aduk ad homogen
Gliserin 9 ml
Aduk ad homogen

Suspensi Oral Antasida| 59


Sorbitol 24 ml
Aduk ad homogen
FORMULASI II

Peppermint 0,2 ml +
Cara Basah

1 ml Propilen glikol
Aduk ad homogen
Air ad 60 ml
Aduk ad homogen
Cek pH
Aduk ad homogen
Xanthan gum 0,06 gram
Aduk ad homogen
Veegum 0,12 gram
Aduk ad homogen
Propilen glikol 8 ml
Aduk ad terbasahi
Air ad 3,6 ml
Aduk ad homogen
Gliserin 9 ml
Aduk ad homogen
Sorbitol 24 ml

Suspensi Oral Antasida| 60


Aduk ad homogen
FORMULASI II

Peppermint 0,2 ml +
Cara Kering

1 ml Propilen glikol
Aduk ad homogen
Air ad 60 ml
Aduk ad homogen
Cek pH
Aduk ad homogen
Propilen glikol 8 ml
Aduk ad terbasahi
MC 0,9 gram + 18 ml
air dingin. Taburkan
diatas air dingin. Aduk
Aduk ad terbentuk ad terbentuk mucilago
pasta
Aduk ad homogen
Gliserin 9 ml
Aduk ad homogen
Sorbitol 18 ml
Aduk ad homogen

Suspensi Oral Antasida| 61


Propilen glikol 1 ml
Peppermint oil 0,2 ml
Cara Basah

Aduk ad homogen
Formula 3

Air ad 60 ml
Aduk ad homogen
Cek pH
Cara Kering

Al(OH)3 3 g Mg(OH)2 3 g

Aduk ad homogen

MC 0,9 gram

Aduk ad homogen

Propilen glikol 8 ml

Aduk ad homogen

Air dingin 18 ml

Aduk ad homogen

Gliserin 9 ml

Aduk ad homogen

Sorbitol 18 ml

Aduk ad homogen

Propilen glikol 1 ml
Peppermint oil 0,2 ml

Aduk ad homogen

Air ad 60 ml

Aduk ad homogen

Cek pH

Suspensi Oral Antasida| 62


Aduk ad homogen
Propilen glikol 8 ml
Aduk ad terbasahi Xanthan gum 0,12 gram
+ 2,4 ml air. Taburkan
diatas air. Aduk ad
Aduk ad terbentuk terbentuk mucilago
pasta
Aduk ad homogen
Gliserin 9 ml
Aduk ad homogen
Sorbitol 18 ml
Aduk ad homogen

Suspensi Oral Antasida| 63


Propilen glikol 1 ml
Peppermint oil 0,2 ml
Aduk ad homogen
Cara Basah
Formula 4

Air ad 60 ml
Aduk ad homogen
Cek pH
Cara Kering

Al(OH)3 3 g Mg(OH)2 3 g

Aduk ad homogen

Xanthan gum 0,12


gram

Aduk ad homogen

Propilen glikol 8 ml

Aduk ad homogen

Air 2,4 ml

Aduk ad homogen

Gliserin 9 ml

Aduk ad homogen

Sorbitol 18 ml

Aduk ad homogen

Propilen glikol 1 ml
Peppermint oil 0,2 ml

Aduk ad homogen

Air ad 60 ml

Aduk ad homogen

Cek pH

Suspensi Oral Antasida| 64


FORMULA 5
Cara basah

Al(OH)3 3 gram Mg(OH)2 3 gram


Gerus ad halus Gerus ad halus

Propilenglikol 8ml Aduk ad homogen

Xanthan gum 0,06


Aduk ad terbasahi gram + air biasa
1,2 ml Diaduk ad
mucilago
Veegum 0,54 gram Aduk ad terbentuk pasta
+ air biasa 10,8 ml
Diaduk ad mucilago

Aduk ad homogen

Gliserin 9 ml
Aduk ad homogen
Sorbitol 18 ml
Aduk ad homogen Na Sakarin 0,06
grram + 1ml air ad
larut
Aduk ad homogen
Peppermint oil 0,2
ml + Proplenglikol
1ml ad larut
Aduk ad homogen
+ air ad 60 ml
Aduk ad homogen

Mengecek pH

Suspensi Oral Antasida| 65


Cara Kering

Al(OH)3 3 gram Mg(OH)2 3 gram


Gerus ad halus Gerus ad halus

Aduk ad homogen
Xanthan gum 0,06 gram

Aduk ad homogen
Veegum 0,54 gram

Aduk ad homogen
Propilenglikol 8ml

Aduk ad terbasahi
Air Panas 12 ml
Aduk ad homogen
Gliserin 9 ml
Aduk ad homogen
Sorbitol 18 ml
Aduk ad homogen
Na Sakarin 0,06 gram
+ 1ml air ad larut
Aduk ad homogen
Peppermint oil 0,2
ml + Proplenglikol
1ml ad larut
Aduk ad homogen
+ air ad 60 ml
Aduk ad homogen

Mengecek pH

Suspensi Oral Antasida| 66


PENENTUAN TANGGAL KADALUARSA

Stabilitas biasanya dinyatakan dalam pengertian kuantitatif seperti


usia guna (shelf life) yaitu waktu yang diprediksikan dari suatu obat
untuk tetap sesuai dengan tujuan penggunaannya di bawah kondisi
penyimpanan yang telah ditentukan. Usia guna produk obat umumnya
ditetapkan sebagai waktu dari saat diproduksi hingga kandungan
bahan aktif telah berkurang hingga 10%. Waktu ini dikenal sebagai
t10%, pada beberapa literatur dan jurnal, t 90 digunakan untuk
menggantikan t10%. Pada kebanyakan produk, batas degradasi kimia
10% ini menjadi pertimbangan untuk dapat digunakan, tetapi batas
yang lebih ketat bisa dibutuhkan apabila degradasi produk lebih toksik
atau lebih mengiritasi daripada obat. (Lund, W. 1994)
Usia guna dapat dihitung dengan menentukan tingkat reaksi dan
konstanta kecepatan reaksi. Berdasarkan literatur, sediaan suspensi
merupakan reaksi orde nol (0), yaitu reaksi yang laju reaksinya
konstan dan tidak tergantung pada konsentrasi reaktan manapun.
Persamaan kecepatan reaksinya adalah sebagai berikut:
d[ A] d[ A]
¿− =k dimana ¿− =k atau dx= k . dt
dt dt

Pada t=0; x=0


x 1

∫ dx=k ∫ dt
0 0

x=kt
(a-x) = (a-kt)
x = kt
keterangan:
a= konsentrasi awal
x= konsentrasi yang berkurang

Suspensi Oral Antasida| 67


Nilai tetapan laju reaksi (k) orde nol dapat dihitung melalui
persamaan regresi dari garis lurus untuk reaksi orde nol. Satuan nilai k
untuk orde nol adalah mol/Ls.
a( a−x )
t=
k
a−(0,9 a)
t 10% =
k
0,1 a
t 10% =
k

Setelah memperoleh usia guna, dapat ditetapkan tanggal


kadaluarsa suspensi. Untuk memperoleh nilai tetapan laju reaksi (k)
sediaan suspensi dilakukan percobaan uji stabilitas dipercepat dengan
pengaruh salah satu faktor yang menyebabkan dekomposisi obat
(suhu, pH, cahaya, dll). Kemudian, ditentukan kadar bahan aktif yang
ada pada setiap perlakuan, sehingga dapat dibuat persamaan
reaksinya. Selanjutnya, dianalisis nilai k dari persamaan reaksi
tersebut, lalu substitusikan k pada rumus t 10% dari reaksi orde nol.

Suspensi Oral Antasida| 68


BAB X

RANCANGAN KEMASAN, ETIKET, DAN BROSUR

RANCANGAN KEMASAN

Suspensi Oral Antasida| 69


Suspensi Oral Antasida| 70
RANCANGAN ETIKET

Suspensi Oral Antasida| 71


RANCANGAN BROSUR

Suspensi Oral Antasida| 72


BAB XI

EVALUASI KEGIATAN

1. Organoleptis
Skala :
 Rasa
1. Tidak manis dan tidak segar
2. Manis dan tidak segar
3. Segar dan tidak manis
4. Manis dan segar
 Bau
1. Tidak berbau
2. Agak berbau
3. Berbau
4. Sangat berbau

Hasil evaluasi :
Evaluasi Jumlah Responden
1 2 3 4
Bau - 3 22 5
Rasa - 1 - 29
Total jumlah responden : 30 orang

Perhitungan :
 Bau
1. Tidak berbau =1x0 =0
2. Agak berbau =2x3 =6
3. Berbau = 3 x 22 = 66
4. Sangat berbau = 4 x 5 = 20
92 +
Perhitungan persentase (%)
1. Tidak berbau =0%
6
2. Agak berbau = x 100 % = 5%
120

Suspensi Oral Antasida| 73


66
3. Berbau = x 100 % = 55%
120
20
4. Sangat berbau = x 100 % = 16,67%
120

Diagram aroma
60%
55%

50%

40%
Persentase (%)

30%

20%
17%

10%
5%
0%
0%
Tidak berbau Agak berbau Berbau Sangat berbau

Perhitungan skala
92
Aroma = x 4 = 3,07
120

Suspensi Oral Antasida| 74


Diagram Skala

Diagram Skala
4

3
Aeoma

0
Tidak berbau Agak berbau Berbau Sangat berbau

 Rasa
1. Tidak manis dan tidak segar = 1 x 0 = 0
2. Manis dan tidak segar = 2 x 1 = 2
3. Segar dan tidak manis = 3 x 0 = 0
4. Manis dan segar = 4 x 29 = 116
Total = 118 +

Perhitungan persentase (%)


1. Tidak manis dan tidak segar = 0%
2
2. Manis dan tidak segar = x 100 % = 1,67%
120
3. Segar dan tidak manis = 0%
116
4. Manis dan segar = x 100 % = 96,67%
120

Suspensi Oral Antasida| 75


Diagram rasa

Diagram Rasa
120%

100% 97%

Persentase (%) 80%

60%

40%

20%

0% 2% 0%
0%
Tidak manis dan tidak Manis dan tidak segar Segar dan tidak manis Manis dan segar
segar

Perhitungan skala
118
Rasa = x 4 = 3,93
120
Diagram Skala

Diagram Skala
5

3
Rasa

0
Tidak manis dan tidak Manis dan tidak segar Segar dan tidak manis Manis dan segar
segar

2. Penetapan pH
Alat : pH meter schott

Suspensi Oral Antasida| 76


Cara :
a. Elektroda dibersihkan dengan aquades, lalu
dibersihkan dengan tissue
b. pH meter distandarkan dengan larutan dapar
yang mempunyai pH standar yaitu pH = 7
c. Tombol temperatur disesuaikan dengan suhu
kamar
d. Memasukan elektroda pH meter ke dalam
sediaan yang akan diukur
e. Tunggu sampai menunjukan angka yang konstan
dan dicatat pHnya
pH yang diinginkan : 8,00 ± 0,50
pH yang di dapatsaat optimasi : 9,02
Ph yang di dapat setelah scale up : 9,33
Standar deviasi :  0,010

Zat Replikasi T (˚C) pH yang didapat


Sampel 1 28,1˚C 9,34
2 28,1˚C 9,34
3 28,1 ˚C 9,33
Rata-rata 28,1˚C 9,33

3. Penetapan Bobot Jenis


Alat : Piknometer
Volume : 1. 29,686 mL
2. 29,556 mL
3. 25,539 mL
Suhu : 20° C
Cara :
1. Membersihkan alat piknometer dengan alcohol 96% kemudian
dikeringkan

Suspensi Oral Antasida| 77


2. Menimbang piknometer kosong dengan neraca analitik
3. Sesuaikan sediaan dengan suhu yang tertera pada piknometer (20º
C)
4. Piknometer diisi dengan sediaan ad garis tanda
5. Timbang piknometer yang berisi sediaan dengan timbangan analitik
6. Dilakukan replikasi 2 kali
7. Hitung berat jenis masing – masing replikasi dengan rumus sbb :
M 2−M 1
ρ=
V
M2 = berat piknometer + sediaan
M1 = berat piknometer kosong
V= volume yang terdapat pada piknometer
8. Menghitung rata – rata berat jenis sediaan

Hasil Evalusi :
Berat piknometer Berat piknometer Volume pada (M2-M1)/ V (ρ)
kosong (M1) + sediaan (M2) piknometer (V)
32,871 gram 62,557 gram 29,686 ml 1,212 g/mL
32,892 gram 62,448 gram 29,556 mL 1,207 g/mL
32,899 gram 62,438 gram 25,539 mL 1,206 g/mL
Rata –rata 1,208 g/mL

Keterangan : Penentuan berat jenis digunakan untuk


menentukan viskositas sediaan

4. Penetapan Kekentalan (Viskositas)


Alat : Viscotester
Cara :
1. Membersihkan alat Viscotester.
2. Masukkan sediaan suspensi ke dalam cup sampai hampir penuh.
3. Menurunkan rotor hingga tercelup semua ke dalam sediaan,
perhatikan jangan sampai rotor mengenai dinding wadah.
4. Menyalakan alat Viscotester.

Suspensi Oral Antasida| 78


5. Mengamati angka yang ditunjuk jarum, diinterpretasikan sebagai
viskositas sediaan dalam satuan dPs.
Hasil evaluasi :
Suhu : 27 C
Replikasi Viskositas (dPs) Viskositas (cPs)
1 4,0 400
2 4,0 400
3 4,0 400
Rata-rata 400

5. Volume Sedimentasi
Alat : gelas ukur bertutup 100 ml
Cara :
1. Mengocok sampel uji dalam kemasan asli.
2. Masukkan sampel yang telah dikocok ke dalam gelas ukur 100
ml, lalu tutup dan catat volume awal (V0).
3. Biarkan tersimpan tanpa gangguan selama beberapa hari
4. Melihat volume endapan (Vu) yang terbentuk setelah 3,5,6 hari.
5. Menghitung volume sedimentasi dengan rumus :
Vu
F=
V0
Keterangan : F = volume sedimentasi
V0= volume awal sebelum pengendapan
Vu= volume akhir setelah pengendapan
Hasil Evaluasi :
Volume awal = 60 mL
Formula 5 Hari ke-3 Hari ke-5 Hari ke-6
Volume
38,5 mL 37,5 mL 37 mL
endapan

38,5
Hari ke-3 : F= =0,6417
60
37,5
Hari ke-5 : F= =0,6250
60

Suspensi Oral Antasida| 79


37
Hari ke-6 : F= =0,6167
60

Kurva F vs Waktu (hari)


1.2

1
F (volume sedimentasi)

0.8

0.6

0.4

0.2

0
0 1 2 3 4 5 6 7
Waktu (hari)

6. Uji Redispersi
Alat : gelas ukur bertutup 100 mL
Cara :
1. Pengukuran dilakukan setelah pengukuran volume sedimentasi.
2. Memutar gelas ukur 180C dan mengembalikan ke posisi semula,
lakukan secara manual dan hati-hati .
3. Mencatat jumlah putaran yang diperlukan untuk mendispersikan
kembali endapan agar kembali terdispersi.
Kemampuan redispersi baik bila suspensi terdispersi sempurna
dengan nilai 100%. Pengulangan uji redispersi pada sampel yang
sama, menurunkan nilai redispersi 5%.
Hasil Evaluasi :
Pengulangan
Persentase Keterangan
(putaran)
Putaran 1 100% Belum homogen
Putaran 2 95% Sedikit homogen
Putaran 3 90% Homogen

Suspensi Oral Antasida| 80


7. Ukuran Partikel
Alat : Mikroskop
Replikasi : 1 kali
Prosedur :
a. Menyiapkan mikroskop yang akan digunakan
b. Mengkalibrasi skala okuler dengan cara:
 Menghimpitkan garis awal skala okuler dengan
garis awal skala objektif
 Mencari dan menentukan garis yang tepat berhimpit
c. Menentukan harga skala okuler
d. Membuat suspensi encer partikel yang akan diamati di
atas gelas objek
e. Menutup gelas objek dengan kaca penutupnya
f. Mengganti mikrometer objektif yang digunakan untuk
kalibrasi dengan gelas objek yang berisi sampel suspensi
(langkah d)
g. Mengukur partikel (diameter) sebanyak lebih dari atau
sama dengan 300 partikel
h. Mengelompokkan ukuran diameter partikel terkecil ke
terbesar dan membaginya kedalam beberapa interval dan
kelas
i. Membuat kurva distribusi ukuran partikel dan menentukan
harga diameternya
Hasil Evaluasi :
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15
1 3 1 2 3 2 1 1 2 3 3 1 1 2 2 2
2 1 1 2 1 4 1 2 1 1 2 2 1 1 2 1
3 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 1 2 1 2 1
4 2 1 4 1 2 1 1 2 1 4 1 1 1 2 1
5 1 2 2 1 2 3 1 2 3 1 2 1 1 3 3
6 3 1 1 2 1 1 4 3 2 2 2 3 5 1 1
7 1 3 1 1 2 3 2 4 1 1 1 2 1 3 2
8 1 2 5 1 4 2 1 1 1 2 2 1 2 1 1

Suspensi Oral Antasida| 81


9 1 2 2 2 1 1 2 2 1 2 1 2 2 2 4
10 2 1 1 1 2 1 1 1 1 1 3 1 1 1 2
11 1 2 2 1 1 1 2 2 2 1 1 2 3 1 2
12 5 2 1 1 2 2 2 3 2 2 1 1 1 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 2 4 1 5 1 3 1 2
14 1 3 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
15 2 2 1 2 3 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1
16 1 1 1 2 1 2 3 1 1 1 1 1 1 2 1
17 5 1 2 1 2 1 1 2 1 3 1 1 3 1 2
18 4 5 2 1 3 3 2 1 1 1 1 2 2 5 1
19 1 1 1 1 1 1 3 4 1 2 1 1 1 1 2
20 1 1 2 2 1 3 2 1 1 2 3 2 1 4 3

Keterangan :
Ʃ 1 = 159
Ʃ 2 = 92
Ʃ 3 = 31
Ʃ 4 = 11
Ʃ5=7

Suspensi Oral Antasida| 82


 20 skala okuler = 21 skala objektif
54 skala okuler = 56 skala objektif
20 54 0,0191
1 skala okuler = + = =0,995
21 56 2
1 skala objektif = 0,01 mm
1 skala objektif = (0,01 x 0,955)mm = 0,00955 mm = 9,55 µm

Skala Diameter (µm) Jumlah


10
1 (
1 x 9 , 55 x
10)=9,55 159
10
2 (
2 x 9 , 55 x )
10
=19,10 92
10
3 (
3 x 9 , 55 x )
10
=28,65 31
10
4 (
4 x 9 , 55 x )
10
=38,20 11
10
5 (
5 x 10,45 x )
10
=47,75 7

Rentang = nilai maksimum – nilai minimum


= 47,75 – 9,55
= 38,2 µm
Ʃ
Rata-rata
Jarak Ukuran Part
Jarak nd nd2 nd3 nd4
(d) ikel
Ukuran (d)
(n)
9,55 – 13,76 11,66 159 1853,94 21616,94 3437077,56 546495332,00
13,76 – 17,97 15,86 0 0 0 0 0
17,97 – 22,18 20,08 92 1847,36 37094,99 3412739,08 313971995,40
22,18 – 26,89 24,54 0 0 0 0 0
26,89 – 31,10 29,00 31 899,00 26071,00 808201,00 25054231,00
31,10 – 35,31 33,20 0 0 0 0 0
35,51 – 39,52 37,42 11 411,62 15402,82 169431,02 1863741,22
39,52 – 43,73 41,62 0 0 0 0 0
43,73 – 47,94 45,84 7 320,88 14709,14 2246,16 15722,77
Ʃ 300 5332,80 114894,89 7829694,82 904174422,40

 Jumlah kelas = 1 + 3,3 log n


= 1 + 3,3 log 300

Suspensi Oral Antasida| 83


= 8,59
Rentang 36,20
 Interval kelas = = =4,21 µm
Jumlah kelas 8,59

Ʃnd 5332,80
dln= = =17,78 µm
Ʃn 300

Ʃnd 2 114894,89
dsn=
√ √ Ʃn
=
300
=19,57 µm

Ʃnd 3 3 7829694,82
dvn=
√ √
3

Ʃn
=
300
=29,66 µm

Ʃnd 2 114894,89
dsl= = =21,54 µm
Ʃnd 5332,80
Ʃnd 3 7829694,82
dvs= = =68,15 µm
Ʃnd 2 114894,89
Ʃnd 4 904174422,40
dwm= = =115,48 µm
Ʃnd 3 7829694,82
Keterangan :
- dln : diameter panjang rata-rata = 17,78 µm
- dsn : diameter luas rata-rata = 19,57 µm
- dvn : diameter volume rata-rata = 29,66 µm
- dsl : diameter luas panjang rata-rata = 21,54 µm
- dvs : diameter volume luas rata-rata = 68,15 µm
- dwm : diameter volume bobot rata-rata = 115,48 µm

Kurva Distribusi Ukuran Partikel


180
160
140
120
100
Jumlah Partikel

80
60
40
20
0
6 7 8 9 0 1 52 3 4
,7 ,9 ,1 ,8 ,1 ,3 ,7 ,9
13 17 22 26 31 35 39 43 47
5- 6- 7- 8- 9- 0- 1- 2- 3-
5 ,7 ,9 ,1 ,8 ,1 ,3 ,5 ,7
9, 13 17 22 26 31 35 39 43

Ukuran Partikel

Suspensi Oral Antasida| 84


8. Penetapan Kadar Al(OH)3
 Larutan Uji
a. Mengocok baik-baik suspensi oral dalam kemasan asli.
b. Mengukur saksama sejumlah volume suspensi oral setara dengan kurang
lebih 1200 mg Al(OH)3
c. Memasukkan ke Beaker glass.
d. Menambahkan 20 ml air, mengaduk dan menambahkan secara perlahan
10 ml HCl p. (jika perlu, panaskan hingga larut).
e. Mendinginkan dan menyaring, lalu memasukkan ke dalam labu terukur
200 ml
f. Mencuci penyaring dengan air dan memasukkan dalam labu ukur
g. Mengencerkan ad tepat tanda.

 Prosedur
a. Memipet 10 ml larutan uji, memasukkan dalam Beaker glass 250 ml
b. Menambahkan 20 ml air dan diaduk.
c. Menambahkan 25 ml titran dinatrium EDTA dan 20 ml dapar asam asetat-
amonium asetat LP dan dicampur.
d. Titrasi dengan zinc sulfat 0,05M LV hingga warna berubah (hijau violet
menjadi pink).
e. Melakukan penetapan blanko.

Keterangan : Tidak dilakukan penetapan kadar Al(OH)3 dalam praktikum kali


ini karena keterbatasan waktu praktikum.

9. Penetapan Kadar Mg(OH)2


 Larutan Uji
Melakukan seperti penetapan kadar Al(OH)3

 Larutan Hitam Eriokrom


a. Melarutkan 200 mg hitam eriokrom pada campuran 15 ml tri-EDTA
nolamina dan 5 ml etanol mutlak.
b. Mencampur (a)

Suspensi Oral Antasida| 85


 Prosedur
a. Sejumlah volume larutan uji setara dengan ± 10 mg Mg(OH) 2.
Memasukkan ke dalam Beaker glass 400 ml. Menambahkan 200 ml air
dan 20 ml tri-EDTAnolamina. Lalu mengaduknya.
b. Menambahkan 10 ml dapar ammonia-ammonium klorida dan 3 tetes
larutan hitam eriokrom.
c. Mendinginkan dalam penangas es hingga suhu 3-4°C, lalu angkat.
d. Menitrasi dengan dinatrium EDTA asetat 0,5 M hingga muncul warna biru.
e. Melakukan penetapan blanko.

Keterangan : Tidak dilakukan penetapan kadar Mg(OH)2 dalam praktikum


kali ini karena keterbatasan waktu praktikum.

10. Uji Kemampuan Penetralan Asam (mEq)


Seluruh pengujian dilakukan pada suhu 37 0C + 3 0C
a. Standarisasi pH meter
Melakukan kalibrasi pH meter menggunakan larutan dapar baku kalium
biftalat 0.05 M dan kalium tetraoksalat 0.05 M
b. Standarisasi pengaduk
1. Memasukkan 60 ml air ke gelas piala 250ml yang berisi batang pengaduk
magnetic 40 mm x 10 mm yang dilapisi perfluoracarbon padat dan
mempunyai cincin putaran pada pusat
2. Mengatur daya pengaduk magnetic hingga menghasilkan kecepatan
pengadukan rata-rata 300 + 30 putaran per menit
3. Bila batang pengaduk terpusat pada gelas piala seperti yang ditetapkan
tachometer optic yang sesuai
c. Larutan uji
1. Mengkocok wadah dan menetapkan bobot jenisnya
2. Menimbang seksama sejumlah campuran tersebut yang setara dengan
dosis total dan yang tertera pada etiket
3. Masukkan ke dalam beaker glass 250 ml. Tambahkan air hingga jumlah
volume lebih kurang 70 ml dan mencampur menggunakan magnetic stirer
selama 1 menit

Suspensi Oral Antasida| 86


d. Prosedur
1. Pipet 30 ml HCL 1,0 N ke dalam larutan uji sambal diaduk terus
menggunakan pengaduk magnetic
2. Setelah penambahan asam, aduk selama 15 menit tepat, segera titrasi
3. Titrasi kelebihan asam dengan NaOH 0.5 N dalam waktu tidak lebih dari 5
menit sampai dicapai pH 3-5 yang stabil (selama 10-15 detik)
4. Hitung jumlah mEq asam yang digunakan tiap gram zat uji. Tiap ml HCl
1.0 N setara dengan 1 mEq asam yang digunakan

Asam yang digunakan pada dosis tunggal minimum tidak kurang dari 5 jumlah mEq
yang dihitung dengan rumus:
0,55 (0,0385 A) + 0,8 (0,0343 M)
0.0385 dan 0.0343 berturut-turut adalah kapasitas penetralan asam teoritis Al(OH) 3
dan Mg(OH)2 dalam mEq. A dan M berturut-turut adalah jumlah Al(OH) 3 dan
Mg(OH)2 dalam mg., yang dihitung berdasarkan jumlah yang tertera pada etiket.
(Farmakope Indonesia Edisi V. 2014. Halaman 81)

Hasil pengujian
a. Pembuatan HCL 1,0 N
Dari pengenceran HCl 37% = 12 N
V1 N1 = V2 N2
12 N .V1 = 100. 1,0
V1 = 8,33 ml

b. Perhitungan pembuatan NaOH 0.5 N sebanyak 100ml


0.5N . 100 ml = 50 mmol
Massa = 50 mmol x 40 mg/mmol
= 2000 mg = 2 g

Pembuatan NaOH
Massa NaOH : 1,998 g
Berat molekul NaOH : 40 g/mol
Volume : 100 ml = 0.1 L

Suspensi Oral Antasida| 87


1.998 g
M= x 10
40 g/mol
M = 0.4995 N

Hasil titrasi
V NaOH = 44,9 ml
N NaOH = 0,4995 N
V HCl = 30,0 ml
N HCl =1N

Total mEq= (30 x N HCl) – (V NaOH x N NaOH)


= (30 x 1) – (44,9 x 0,4995)
= 30 – 22,4276
= 7,5724 mEq (memenuhi spesifikasi sediaan)
Pada uji ini dilakukan replikasi 1x karena keterbatasan waktu

Suspensi Oral Antasida| 88


BAB XII

PEMBAHASAN

Praktikum kali ini bertujuan untuk membuat sediaan suspensi antasida


dengan bahan aktif terpilih yaitu kombinasi dari Aluminium hidroksida, Al(OH) 3 dan
Magnesium hidroksida, Mg(OH)2. Kombinasi bahan aktif dari Al(OH) 3 dan Mg(OH)2
dipilih karena kedua bahan dapat digunakan bersama-sama untuk menghilangkan
rasa nyeri di lambung karena kelebihan asam lambung, juga karena masing-masing
efek samping yang tidak diinginkan dari bahan aktif dapat ditiadakan oleh bahan
aktif lainnya, pemberian Al(OH)3 dapat menutupi efek samping laksatif dari Mg(OH) 2
dan sebaliknya, pemberian Mg(OH)2 dapat menutupi efek samping konstipasi dari
Al(OH)3. Bentuk sediaan terpilih adalah sediaan oral suspensi karena sifat bahan
aktif yang praktis tidak larut dalam air, maka dari itu dibuatkan bentuk suspensi agar
bahan aktif dapat terdispersikan oleh suspending agent dan juga karena
bioavailabilitas sediaan suspensi lebih besar daripada sediaan bentuk tablet atau
kapsul sehingga lebih cepat diabsorpsi dalam darah, bentuk suspensi juga bisa
menyamarkan rasa kapur dari kedua bahan aktif sehingga lebih aseptabel untuk
pasien.
Dibuat dosis pada sediaan dengan Al(OH) 3 sebanyak 250 mg/ml dan
Mg(OH)2 sebanyak 250 mg/ml. Perhitungan dosis dibuat berdasarkan kemampuan
penetralan asam kedua bahan tersebut. Disebutkan dalam Farmakologi dan Terapi
UI bahwa rentang dosis yang disarankan untuk sediaan suspensi antasida adalah
11,1 – 15,0 mEq. Berdasarkan literatur lain, dalam sediaan suspensi antasida
mengandung 225mg/5mL Al(OH) 3. Sedangkan untuk Mg(OH)2 dalam sediaan tablet
mengandung 325 mg Mg(OH)2 dan dapat menetralkan 11,1 mEq asam. Disebutkan
dalam USP 32th Ed p.1471, kapasitas netralisasi asam untuk sediaan alumina
magnesia dan simethicon suspensi oral adalah untuk menetralkan asam dalam
rekomendasi minimal single dose pada pelabelan tidak kutang dari 5 mEq, dan
disebutkan dalam Pharmaceutical Dosage Forms :Disperse System vo.2 p.128, jenis
suspensi oral “single strength suspension” memiliki kapasitas netralisasi 10-15 mEq.
Berdasarkan literatur tersebut, digunakan kombinasi 250 mg Al(OH)3 dan 250 mg
Mg(OH)2 dengan jumlah asam yang dinetralkan sebesar 12,1538 mEq yang masuk

Suspensi Oral Antasida| 89


ke dalam rentang yang disarankan pada literatur. Untuk mengatasi gejala simtomatik
diperlukan pengobatan selama 3 hari. Dalam sehari pemakaian dianjurkan selama 4
kali. Ditetapkan dosis pemakaian sekali adalah 5mL, maka untuk 3 hari dibutuhkan
sediaan suspensi antasida dengan kemasan terkecil adalah 60 ml.
Pada saat praformulasi, berbagai konsentrasi suspending agent kombinasi
yaitu Xanthan gum dan Veegum yang tersedia dalam selain itu juga digunakan MC
sebagai suspending agent, dan di tambahkan aquadestilata hingga 100%. Dari hasil
percobaan, ditemukan bahwa kombinasi Xanthan Gum dan Veegum memiliki
konsistensi yang sesuai untuk sediaan suspensimeningkat seiring dengan
meningkatnya konsentrasi Veegum yang digunakan, sedangkan MC mempunyai
konsistensi yang terlalu kental seperti bubur, dan formula yang menggunakan
Xanthan gum saja sebagai suspending agent memiliki konsistensi yang terlalu
encer, sehingga tidak sesuai untuk dibuatkan sediaan suspensi. Maka dari itu
diprediksi bahwa formula 5 yang mengandung suspending agent berupa xanthan
gum dan veegum dengan perbandingan 1:9 akan menjadi formula yang ideal untuk
dipilih.
Dalam praktikum kali ini, dibuatkan 5 rancangan formula suspensi oral yang
mempunyai perbedaan jenis dan kadar suspending agent, yang tertera sebagai
berikut; Formula 1 menggunakan kombinasi Xanthan Gum dan Veegum (1:5),
Formula 2 menggunakan kombinasi Xanthan Gum dan Veegum (1:7) , Formula 3
menggunakan MC dengan kadar 1,5%, Formula 4 menggunakan suspending agent
Xanthan Gum dengan kadar 0,2%, Formula 5 menggunakan kombinasi Xanthan
Gum dan Veegum (1:9). Setelah semuanya dibuat, kelima suspensi yang sudah
jadi dibandingkan dengan sifat alir, viskositas, tekstur, rasa, dan baunya. Dipilih
formula 5 dari formula-formula lainnya karena pertimbangan kekentalan dan
aseptabilitas lebih baik, dan pH sediaan yang memenuhi spesifikasi sediaan.
Formula 1 dan 2 tidak dipilih karena pH sediaan tidak memenuhi spesifikasi sediaan
dan juga tidak memiliki acceptabilitas yang baik. Formula 3 tidak dipilih karena
sediaan memiliki konsistensi yang terlalu kental, dan Formula 4 tidak dipilih karena
memiliki konsistensi yang terlalu encer dan tidak memiliki acceptabilitas yang baik.
Setelah mendapatkan sediaan terpilih, kemudian dilakukan scale up pada
formula tersebut dan kemudian dilakukan evaluasi sediaan untuk memastikan
apakah formula terpilih sudah memiliki spesifikasi sediaan sesuai dengan yang
diharapkan atau ditentukan di awal. Dilakukan tujuh macam evaluasi pada sediaan
Suspensi Oral Antasida| 90
antasida, dimulai dari uji organoleptis (bau dan rasa) untuk mengetahui
akseptabilitas dari sediaan dan didapatkan hasil yang sesuai dengan spesifikasi
yang diinginkan. Selanjutnya dilakukan evaluasi pH sediaan dengan 3 kali replikasi
untuk melihat stabilitas sediaan dan didapatkan rata-rata pH sediaan sebesar 9,33 ±
0,010. Mulanya spesifikasi pH yang ditetapkan adalah 8,0 ± 0,5 namun karena saat
optimasi formula maupun scale up tidak memungkinkan untuk memperoleh pH
tersebut atau tidak dapat dilakukan penyesuaian pH lebih lanjut maka spesifikasi pH
diubah menjadi 9,0 ± 0,5, dimana pH tersebut masih memenuhi rentang pH stabilitas
antasida. Pertimbangan perubahan spesifikasi ini juga dilihat dari tujuan sediaan
antasida yang bekerja dengan cara menetralkan asam lambung sehingga selama
sediaan masih memiliki rentang pH untuk menetralkan asam, maka masih bisa
digunakan. Spesifikasi pH tersebut kemudian digunakan sebagai acuan dalam
pembuatan atau produksi sediaan suspensi antasida ke depannya. Selanjutnya
dilakukan evaluasi mengenai viskositas sediaan untuk melihat dan menentukan
kekentalan yang cukup dari sediaan sehingga mudah untuk dituang. Hasil evaluasi
viskositas dilakukan dengan viskosimeter stormer yang digunakan untuk menguji
bahan yang memiliki reologi non-newtonian. Didapatkan viskositas sediaan 400 cPs
dan memenuhi spesifikasi awal. Evaluasi lain yang dilakukan adalah evaluasi
distribusi ukuran partikel dengan metode mikroskop untuk melihat ukuran diameter
rata-rata partikel bahan aktif dan melihat kecenderungan untuk flokulasi ataupun
caking. Hasil dari evalusai ini didapatkan bahwa rentang distribusi ukuran partikel
adalah 9 – 11 µm sehingga memenuhi spesifikasi dari sediaan. Hal tersebut
kemudian dilanjutkan dengan evaluasi laju sedimentasi. Setelah pengamatan
selama lebih kurang 7 hari, kami baru melihat adanya endapan, hal ini disebabkan
karena pada hari ke-1 dan ke-2 itu merupakan hari sabtu dan minggu sehingga kita
tidak dapat melihat sediaan. Hal ini bisa jadi berarti sediaan cukup stabil dalam
penyimpanannya. Beberapa evaluasi di atas umum dilakukan untuk sediaan
khususnya suspensi. Terdapat evaluasi lain yang dilakukan khusus untuk sediaan
antasida, yaitu kapasitas penetralan asam. Evaluasi ini dilakukan untuk melihat
kemampuan sediaan antasida dalam menetralkan asam lambung. Sebelum
dilakukan uji ini terlebih dahulu dilakukan evaluasi bobot jenis atau densitas sediaan
yang digunakan untuk melihat kesetaraan sediaan dalam dosis terkecil. Didapatkan
densitas sediaan sebesar 1,208 g/mL. Kemudian dalam preparasi sampel untuk
evaluasi penetralan asam ditimbang berat sediaan setara dengan 5 mL (dosis
Suspensi Oral Antasida| 91
terkecil). Evaluasi kapasitas penetralan asam dilakukan dengan metode titrasi asam
basa dengan cara menghitung total mEq penetralan kelebihan asam pada sampel.
Dalam praktikum kali ini hanya dapat dilakukan 1 kali replikasi karena keterbatasan
waktu. Dari evaluasi ini kemudian dapat diketahui kapasitas penetralan asam dari
sediaan suspensi antasida adalah 7,5724 mEq. Sebenarnya diperlukan adanya
penetapan kadar bahan aktif untuk memastikan bahwa kadar tidak melebihi rentang
yang diperbolehkan. Namun karena keterbatasan alat dan waktu maka tidak
dilakukan dalam praktikum kali ini.

Suspensi Oral Antasida| 92


BAB XIII

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum dipilih sediaan suspensi antasida dengan


berdasarkan formula 5. Dipilih formula 5 karena pertimbangan kekentalan dan
aceptabilitas lebih baik, dan pH sediaan yang memenuhi spesifikasi sediaan.
Sediaan suspensi antasida dibuat menggunakan metode cara basah karena lebih
baik dan sediaan tidak cepat mengendap. Dilakukan evaluasi sediaan antasida
suspensi sehingga didapat pH rata-rata sediaan sebesar 9,33. Organoleptis
berdasarkan responden memiliki rasa manis dan segar serta berbau.. Berat jenis
sediaan rata-rata 1,208 g/ml pada suhu 20°C, Uji kapasitas penetralan asam
sebesar 7,5724 mEq, volume sedimentasi hari ke-3 yaitu 0,6417, hari ke-5 yaitu
0,6250, hari ke-6 yaitu 0,6167, Uji distribusi ukuran partikel diantaranya yaitu
diameter panjang rata-rata 17,78 μm ;diameter luas rata-rata 19,57 μm ; diameter
volume rata-rata 29,66 μm ‘ ; diameter luas panjang rata-rata 21,54 μm ; diameter
volume luas rata-rata 68,15 μm ; diameter volume bobot rata-rata 115,48 μm,
redispersi sediaan antasida suspensi yaitu 90%, dan viskositas rata-rata sebesar
400 cP dengan suhu 27°C.

Suspensi Oral Antasida| 93


DAFTAR PUSTAKA

Allen, L. V. 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6 th edition. Rowe, R. C.,


Sheskey, P. I., Queen M. E., (editor). Phamaceutical Press and American
Pharmacist Association. Page 110-113, 283-285, 322-324, 347, 398, 441,
453, 592-598, 608-610, 630-631, 679-680, 704, 782-785.
Ansel, H. C. Popovich, N. G. and Allen, L. 1995. Pharmaceutical Dosage Form and
Drug Delivery System, 6th edition. Lea and Febringer. Page 25, 128, 259, 310.
Convention, USP. 2009. USP 32 NF 32. United States Pharmacopeia and National
Formulary, vol. 2. United States Pharmacopeia Convention: Rockville. Page
1471.
Departemen Kesehatan. 1979. Farmakope Indonesia Edisi 3. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. Hal. 425.
Departemen Kesehatan. 2014. Farmakope Indonesia Edisi 5. Departemen
Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. Hal. 56.
Gebresamuel, N. and Gebre-Mariam, T. 2013. Evaluation of Suspending Agent
Properties of Two Local Opuntia spp. Mucillago on Paracetamol Suspension.
Journal of Pharmacy and Science. Page 26 (1), 23-29.
Gunawan, G. S. 2012. Farmakologi dan Terapi edisi V. Departemen Farmakologi
dan Terapeutik FKUI: Jakarta. Hal. 518-520.
Merck and Co. 2001. The Merck Index, 6 th edition. Merck and Co. Inc: New Jersey,
USA. Page 390, 873.

Suspensi Oral Antasida| 94

Anda mungkin juga menyukai