Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASETIKA SEDIAAN LIKUIDA

SUSPENSI ANTASIDA

Disusun Oleh Kelompok G1

Hasna Ummu Athiyah Alkatiri 201710410311091

Rizky Trustha Amanda 201810410311307

Dicky Dana Permana Putra 201810410311308

Angelie Salsabilla Putri 201810410311311

Faisal Asram Ilanunu 201810410311327

Alief Brahma Rizki Indallah 201810410311329

Nadya Dwi Kuswardani 201810410311331

Aulina Trisna Sukmawaty 201810410311334

Daeng Agus Rizka Githa Ayu Vandana 201810410311336

Adella Oktavia Tri Ajeng 201810410311340

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2020/2021
A. Pengertian

Antasida ialah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk
menghilangkan nyeri tukak peptic. Antasid tidak mengurangi volume HCL yang dikeluarkan
lambung, tetapi peninggian pH akan menurunkan pepsin. Beberapa antasid misalnya Al(OH)3
diduga menghambat pepsin secara langsung. Mula kerja antasid sangat bergantung pada
kelarutan dan kecepatan pengsongan lambung sangat menentukan masa kerjanya.
Umumnya antasid merupakan basa lemah sukar meninggikan pH lebih dari 4, Basa yang
kuat seperti Magnesium hidorksida secara teoritis dapat meninggikan pH sampai 9, tetapi
kenyataannya tidak terjadi. Semua antasid meningkatkan produksi HCL berdasarkan kenaikan
pH yang meningkatkan aktivitas gastrin. Antasid dibagi dalam dua gologan yaitu antasid
sistemik dan antasid non sistemik. Antasid sistemik misalnya natrium bikarbonat, diabsorpsi
dalam usus halus sehingga menyebabkan urine bersifat alkalis. Antasid non sistemik hampir
tidak di absorpsi dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis metabolik. Contoh antasid
non sistemik adalah sediaan magnesium, aluminium dan kalsium.
(Farmakologi dan Terapi edisi 5, FK UI, 2012, p. 518)
RANCANGAN FORMULASI

A. Bahan Aktif
1. Aluminium Hidroksida

Senyawa aktif Khasia Efek samping


t
Aluminium hidroksida Aluminium hidroksida digunakan Efek samping yang utama adalah
untuk mengobati tukak peptic, konstipasi.
nefrolitiasis fosfat dan sebagai
(Farmakologi dan Terapi UI edisi 4
adsorben pada keracunan.
hal. 503)
(Farmakologi dan Terapi
Nama Kimia: Dapat menyebabkan konstipasi
UI edisi 4 hal. 503)
dan dosis besar dapat
 Al(OH)3 menyebabkan gangguan intestinal.
Sinonim: (Martindale &
(Martindale 36th hal. 1707)
Sweetman, 2009)
 Aliuminio hidroksidas
 Alumiinihydroksidi
 Aluminii Hydroxidum
 Aluminii oxidum
hydricum
 Aluminium Oxidum
Hydricum
 Aluminium (oxyde d’)
hydrate
Berat molekul: 78.004 g/mol
(PubChem, t.t.-a)

Organoleptis:
Bubuk putih, atau granul
(PubChem, t.t.-a)
Karakteristik fisika Karakteristik kimia Keterangan lain (bila ada)
Kelarutan: Tidak larut dalam  Farmakokinetik:
 pH = 5,5 - 8,0
air; larut dalam larutan alkali, Aluminium hidroksida yang

larutan asam. diberikan secara oral bereaksi


 pH suspense 4,0% b/v dalam lambat dengan HCl dalam
(PubChem, t.t.-a)
air bebas karbon dioksida p lambung untuk membentuk
tidak lebih dari 10,0 AlCl3 yang dapat larut (beberapa
diabsorpsi). Adanya makanan
th
(Martindale 36 ed p. atau faktor lain yang
1706) mengurangi pengosongan
lambung dapat memperpanjang
ketersediaan (bioavailabilitas)
Al(OH)3 untuk bereaksi
sehingga meningkatkan jumlah
AlCl3 yang terbentuk. Pasien
dengan fungsi ginjal normal
dilaporkan mengabsorpsi
antasida Al(OH)3 ±100-
500 μg dari dosis standar sehari,
yang menunjukkan kadar
aluminium dalam plasma lebih
besar dua kali lipat dari kadar
aluminium pada umumnya
(tanpa antasida). Sedangkan
pasien dengan gagal ginjal
beresiko terhadap aluminium
dan toksisitas Al(OH)3.
Aluminium yang tersisa dalam
saluran cerna akan membentuk
garam aluminium yang tidak
dapat atau sukar diabsorpsi
(hidroksida, karbonat, fosfat,
turunan asam lemak) yang akan
diekskresi melalui feses.
(Martindale 36th page 1707)
 Farmakodinamik :

Penyakit lambung-peptik
terjadi akibat
ketidakseimbangan antara
faktor pelindung, seperti
sekresi lender, bikarbonat,
dan prostaglandin, serta
faktor agresif, seperti asam
klorida, pepsin, dan
helicobacter pylori (H.
pylori). Antasida bekerja
dengan mengembalikan
keseimbangan asam-basa,
melemahkan aktivitas pepsin
dan meningkatkan sekresi
bikarbonat dan prostaglandin.
(drugbank.com)
2. Magnesium Hidroksida

Senyawa aktif khasiat Efek samping


Magnesium Hidroksida Magnesium hidroksida dapat
Magnesium hidroksida
digunakan untuk antasida, laksan,
juga sebagai bahan tambahan dapat menyebabkan diare,
pada makanan dan suplemen suatu efek yang bergantung
magnesium bagi yang kekurangan pada dosis. Bisa terjadi
vitamin.
hipermagnesemia, biasanya
struktur : (PubChem, t.t.-b) (Martindale 36th hal. 1743) pada pasien dengan

Nama kimia: gangguan ginjal.


(Martindale 38th hal. 1857)
 Mg(OH)2
Sinonim:
(Martindale & Sweetman,
2009)
 Magnesii hydroxidum
 Magnesiumhydroksidi
Magnesiumhydroxid
 Magnézium-hidroxid
Magnezyum Hidroksit
 Magnio hidroksidas
Berat molekul : 58.32 g/mol
(PubChem, t.t.-b)
Oreganoleptis:
Kristal heksagonal berwarna
putih, Bubuk amorf atau
granul. (PubChem, t.t.-b)

Karakteristik fisika Karakteristik kimia Keterangan lain (bila ada)


Kelarutan : Praktis tidak larut Satbil pH = 9.5-10.5 Farmakokinetik:
dalam air dan etanol, Larut (PubChem, t.t.-b) Magnesium hidroksida yang
dalam asam encer. diberikan secara oral relative
cepat bereaksi dengan HCl dalam
(PubChem, t.t.-b)
lambung membentuk MgCl2 dan
H2O. ion Mg diabsorpsi sekitar
30% di usus kecil.

(Martindale 36th hal. 1743)

Farmakodinamik :

Sebagai antasida, suspensi


magnesium hidroksida
menetralkan asam lambung
dengan cara bereaksi dengan
asam klorida di lambung
membentuk magnesium klorida
dan air. Ini praktis tidak larut
dalam air dan tidak memiliki efek
apapun sampai bereaksi dengan
asam klorida di perut. Disana, ia
mengurangi efek iritan asam
lambung dan meningkatkan pH di
perut yang menyebabkan
inaktivasi pepsin. Magnesium
hidroksida meningkatkan
integritas penghalang mukosa
lambung serta meningkatkan nada
sfingter lambung dan esofagus.
Sebagai pencahar, magnesium
hidroksida bekerja dengan
meningkatkan efek osmotik di
saluran usus dan menarik air
masuk. Hal ini menciptakan
distensi usus besar yang
menyebabkan peningkatan
pergerakan peristaltik dan
pengosongan usus.
(drugbank.com)
3. Simethicone

Senyawa aktif khasiat Efek samping


Simetikon Simetikon adalah campuran LD50 (oral, rat): 4070 mg/Kg.
dimetikon cair yang
mengandung silikon dioksida
halus untuk meningkatkan
sifat penghilang busa pada
silikon. Simeticone
digunakan untuk
menghilangkan perut
kembung dan ketidak
Rumus kimia: C6H18O4Si3
(PubChem, t.t.-c) nyamanan perut karena gas
gastrointestinal berlebih pada
gangguan seperti dyspepsia
Sinonim: (PubChem, t.t.-c)
dan penyakit
 Simethicone
gastrooesophageal reflux
 Phazyme
Simeticone juga digunakan
 Antifoam A sebagai agen penghilang busa
 DC antifoam A dalam radiografi atau
 Sentry Simethicone endoskopi saluran
Berat molekul: 238.46 g/mol gastrointestinal.
Organoleptis: Abu-abu, tembus
(Martindale & Sweetman,
cahaya, cairan kental
2009)
(PubChem, t.t.-c)

Karakteristik fisika Karakteristik kimia Keterangan lain (bila ada)


Tidak larut dalam air dan pKa (Strongest Basic): -3.7 Farmakodinamik: Simetikon
alkohol (Simethicone, t.t.) bekerja dengan mengurangi
tegangan permukaan
(PubChem, t.t.-c)
gelembung gas, sehingga
memfasilitasi penggabungan
dan pengusirannya sebagai
kentut atau sendawa. Ini juga
mencegah pembentukan dan
akumulasi kantong gas yang
tertutup lendir di saluran
pencernaan. Simetikon juga
memfasilitasi aliran gas
melalui lumen usus dan
memungkinkan pasien
mengeluarkan volume gas
yang lebih besar pada satu
waktu, sehingga mengurangi
jumlah kejadian kentut.

Penyerapan: Tidak terserap


setelah pemberian oral.

Volume distribusi :Simetikon


secara farmakologis tidak aktif
dan tidak diserap dari saluran
pencernaan. Pengikatan
protein: Simetikon inert secara
farmakologis dan tidak diserap
dari saluran pencernaan.
Metabolisme: Obat tidak
diserap dan diekskresikan
dalam tinja tidak berubah.

Rute eliminasi: Diekskresikan


tidak berubah dalam tinja.

(Simethicone, t.t.)
B. Bahan Aktif Terpilih

Al(OH)3,Mg(OH)3 dan Simethicone


Alasan :
Senyawa magnesium dan aluminium dengan sifat menetralisasi baik tanpa
diserap usus merupakan pilihan pertama. Karena garam magnesium bersifat mencahar,
maka biasanya dikombinasi dengan senyawa aluminium (atau kalsiumkarbonat) yang
justru bersifat obstipasi. Persenyawaan molekuler dari Mg dan Al adalah hidrotalsit
yang juga sangat efektif. (Obat-obat penting hal. 276)
Aluminium hidroksida dapat menetralkan asam lambung secara lambat namun
masa kerjanya lebih Panjang. Efek samping dari penggunaan adalah konstipasi namun
hal ini dapat diatasi dengan memberikan antasid garam Mg. (Farmakologi UI edisi 4
hal. 503)
Senyawa antasida lain sering kali ditemukan dalam sediaan tunggal maupun
kombinasi. Simetikon (bentuk aktif dimetikon), diberikan sendiri atau ditambahkan
pada antasida sebagai antibuih untuk meringankan kembung (flatulen). (Antasida
dengan Kandungan Simetikon | PIO Nas )

C.Bentuk sediaan terpilih : Sediaan Oral Suspensi

Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi
dalam fase cair.
Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral.
Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat
antimikroba yang sesuai untuk melindungi kontaminasi bakteri, ragi dan jamur.
(Farmakope 5. Hal. 51)
D. Keuntungan sediaan
 Bahan aktif tidak larut dalam air dan praktis tidak larut dalam air (Farmakope
Indonesia Ed. V)
 Antasida harus digunakan lebih kurang 1 jam setelah makan dan sebaiknya dalam
bentuk suspensi. Telah dibuktikan bahwa tablet bekerja kurang efektif dan lebih
lambat, mungkin karena proses pengeringan selama pembuatan mengurangi daya
netral-isasinya. (Obat-obat Penting hal. 251)

E.Persyaratan sediaan suspensi oral alumina dan magnesia


 Suspensi Oral Alumina dan Magnesia mengandung aluminium hidroksida,
Al(OH)3 dan magnesium hidroksida, Mg(OH)2 masing-masing tidak kurang dari
90,0% dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket.
 Batas mikroba : Total mikroba aerobik tidak lebih dari 100 unit koloni per ml.
Memenuhi syarat uji bebas Escherichia coli.
 pH antara 7,3 dan 8,5.
 Memenuhi syarat uji Arsen dan Logam berat seperti tertera pada Gel Aluminium
Hidroksida.
 Dalam wadah tertutup rapat, hindari dari pembekuan.
 Diberi etiket untuk menyatakan kandungan aluminium hidroksida setara dengan
jumlah gel aluminium hidroksida kering, tiap mg gel kering setara dengan 0,765
mg aluminium hidroksida, Al(OH)3. (Farmakope Indonesia V hal. 81)

F.Dosis

 Dosis Al(OH)3 dalam bentuk dosis oral sampai dengan 1 gram. ( Martindale 38th
ed p. 1817 )
 Dosis Mg(OH)2 dalam bentuk dosis oral sampai dengan 1 gram. ( Martindale 38th
ed p. 1857)

 Dalam 5 ml mengandung 200 mg Aluminium Hidroxide, 200 mg magnesium


hidroksida dan 20 mg simethicone (Pharmaceutical Dosage Forms Dispers System
Vol.2 Halaman 129)
 Asam yang digunakan pada dosis tunggal minimum tidak kurang dari 5 mEq dan
tidak kurang dari jumlah mEq yang dihitung dengan rumus:

55(0,0385 A)  0,8(0,0343M )

0,0385 dan 0,0343 berturut-turut adalah kapasitas penetralan asam teoritis


aluminium hidroksida, Al(OH)3 dan magnesium hidroksida, Mg(OH)2 dalam mEq;

A dan M berturut-turut adalah jumlah aluminium hidroksida, Al(OH) 3 dan

magnesium hidroksida, Mg(OH)2 dalam mg, yang dihitung berdasarkan jumlah


yang tertera pada etiket.

G. Dosis pemakaian

Konsumen yang dituju : Dewasa (usia > 12 thn)

Alasan : Karena maag merupakan penyakit yang sering diderita oleh orang dewasa
(> 12 tahun)

Dosis pakai : 3 - 4 x sehari (BNF ed 76 hal. 70)

Lama pemakaian : 3 hari

Alasan : Jika dalam sediaan mengandung mg Al(OH)3 dan mg Mg(OH)2


,maka

jumlah yang digunakan dalam sehari:

Al(OH)3 = 200 mg x (3-4 kali) = 600 - 800 mg

Mg(OH)2 = 200 mg x (3-4 kali) = 600 - 800 mg

Perhitungan kapasitas penetralan asam = 55(0,0385 A)  0,8(0,0343M )


= 55(0,0385x200 mg)  0,8(0,0343x200mg )

= 9,426 mEq

H. Penentuan kemasan terkecil

• Pemakaian sekali = 5 ml
• Pemakaian sehari = 5 ml x (3 - 4 kali) = 15 – 20 ml sehari
• Lama pemakaian = 3 hari
Jumlah pemakaian untuk 3 hari = 3 x (15 – 20 ml) = 45 – 60 ml

Kemasan terkecil yang terpilih adalah 60 ml karena untuk memenuhi pemakaian 4


kali sehari selama 3 hari.

I. Kapasitas Penetralan Asam

Kapasitas netralisasi untuk sediaan suspensi oral adalah menetralkan asam


dengan rekomendasi minimal dalam single dose tidak kurang dari 5 mEq dan
tidak kurang dari mEq yang dihitung dengan rumus :

0,55 (0,0385A) + 0,8 (0,0343 M)

0,0385 dan 0,0343 secara berturut- turut adalah kapasitas penetralanasam teoritis
aluminium hidroksida, Al(OH)3 dan magnesium hidroksida, Mg(OH)2 dalam
mEq; A dan M berturut-turut adalah jumlah alumunium hidroksida, Al(OH)3 dan
magnesium hidroksida, Mg(OH)2 dalam mg, yang dihitung berdaarkan jumlah
yang tertera pada etiket. (Farmakope Indonesia ed.V halaman 96)
Bentuk Sediaan Suspensi

Kadar Bahan Aktif AlOH3 = 200 mg / 5 ml


MgOH2 = 200 mg / 5 ml
Simethicone = 25 mg / 5 ml

pH Sediaan pH Antara 7,0 dan 8,6

Warna Hijau

Bau Lemon Mint

Rasa Manis mint

J. Rancangan Kemasan Primer dan


Sekunder
Rancangan Primer :
1. Nama obat jadi
2. Komposisi obat
3. No, Batch
4. Tanggal kadaluarsa
5. Nama pabrik
6. Rancangan Sekunder :
7. Nama obat
8. Bobot/netto
9. Nama sediaan
10. Komposisi
11. Nama pabrik
12. Indikasi
13. Kontraindikasi
14. No. Batch
15. No, Regristasi
16. Tanggal kadaluarsa
17. Cara penyimpanan

K. Skema Formulasi

Bahan aktif Al(OH)3 dan


mg(OH)2

Rasa bahan aktif


Partikel sulittidak larut
Praktis
Mengandung air
tidak berasa
terbasahi
dalam air

Dibuat dalam Ait tempat tumbuh


sediaan suspensi Perlu wetting agent Kurang acceptable
mikroba

Perlu suspending
Perlu pemanis Perlu perasa Perlu pengawet
agent
L. Monografi Bahan
Bahan Pemerian Kelarutan Inkompaktibilitas

Sorbitol HPE hal 679 Chloroform Sorbitol secara

HPE hal 679 tidak berbau, putih Practically insoluble kimiawi relatif

atau hampir tidak Ethanol (95%) 1 in lembam dan

berwarna, 25 kompatibel dengan

kristal, bubuk Ethanol (82%) 1 in kebanyakan

higroskopis. 8.3 eksipien

Empat polimorf Ethanol (62%) 1 in

kristal dan 2.1

satu bentuk amorf


Ethanol (41%) 1 in

sorbitol telah
1.4
diidentifikasi yang
Ethanol (20%) 1 in
memiliki
1.2
sifat fisik yang
Ethanol (11%) 1 in
sedikit berbeda,
1.14
mis. titik lebur.
Ether Practically

insoluble

Methanol Slightly

soluble
Propylparaben putih, kristal, tidak Aseton Larut bebas Aktivitas

HPE hal 596 berbau, dan tidak Etanol (95%) 1 antimikroba

berasa, bubuk. dalam 1.1 propilparaben

Etanol (50%) 1 sangat berkurang

dalam 5.6 di hadapan

Eter Larut bebas surfaktan nonionik

sebagai hasil dari


Gliserin 1 dalam

miselisasi.
250

Minyak mineral 1

dalam 3330

Minyak kacang 1

dari 70

Propylene glycol 1

dalam 3.9

Propylene glycol

(50%) 1 dalam 110

Air 1 dalam 4350

pada suhu 158C

1 dari 2500

1 dari 225 pada


Methylcellulose Metilselulosa Kelarutan Praktis Metilselulosa tidak

HPE hal 438 bubuk atau butiran tidak larut dalam sesuai dengan

putih berserat. ini aseton, metanol, aminakrin

praktis tidak kloroform, etanol hidroklorida;

berbau dan tidak (95%), eter, larutan klorokresol;

berasa. Ini harus garam jenuh, toluena, merkuri klorida;

diberi label untuk dan panas air. Larut fenol; resorsinol;

menunjukkannya dalam asam asetat asam tanat;

jenis viskositas glasial dan dalam perak nitrat;

(viskositas larutan campuran setara cetylpyridinium

1 dalam 50). volume etanol dan chloride; asam p-

kloroform. Dalam air hidroksibenzoat;

dingin, metilselulosa asam paminobenzoic;

membengkak dan methylparaben;

menyebar perlahan propylparaben; dan

untuk membentuk butylparaben

bening hingga

opalescent, kental,

dispersi koloid.

Saccarin sodium warna putih, tidak  Etanol 1 dalam 102 tidak mengalami
HPE hal 608 berbau atau agak  Etanol (95%) 1 pencoklatan

aromatik, berkilau, dalam 50 Maillard.

bubuk kristal. rasa  Propylene glycol 1

yang sangat manis, dalam 3.5

dengan sisa rasa  Propan-2-ol Praktis

logam atau pahit. tidak larut

 Air 1 dalam 1.2

Asam Alginat warna putih, larut dalam air, Tidak cocok

HPE 566 kekuningan, membentuk larutan dengan

berserat atau koloid hidrofilik pengoksidasi kuat

bubuk granular; kental. Itu tidak

itu hampir tidak larut dalam

berbau dan tidak etanol (95%) dan

berasa. larutan hidroalkohol

di mana kadar
alkohol lebih dari
30% menurut

beratnya; juga tidak

larut dalam

kloroform, eter, dan

asam yang memiliki


pH lebih rendah

dari sekitar 3.

Aquadest bening, tidak - bereaksi dengan

HPE 766 berwarna, tidak obat dan

berbau, dan tidak eksipien lain yang

berasa. rentan terhadap

hidrolisis. bereaksi

hebat dengan logam

alkali. dengan

logam alkali dan

oksidanya, seperti

kalsium oksida dan

magnesium oksida.

bereaksi dengan

garam anhidrat, dan


dengan organik
tertentu

bahan dan kalsium

karbida.

Methylparaben Methylparaben *Ethanol 1 in 2 Aktivitas antimikroba


terjadi sebagai kristal *Ethanol (95%) 1 in dari methylparaben
HPE hal 441
tak berwarna atau 3 dan paraben lainnya
kristal putih *Ethanol (50%) 1 in adalah sangat
bubuk. Ini tidak 6 berkurang dengan
berbau atau hampir *Ether 1 in 10 adanya surfaktan
tidak berbau dan *Glycerin 1 in 60 nonionik, seperti itu
memiliki sedikit rasa *Mineral oil sebagai polisorbat 80,
terbakar Practically insoluble sebagai hasil dari
*Peanut oil 1 in 200 miselisasi. Namun,
rasa.
*Propylene glycol 1 propilen glikol (10%)
in 5 telah terbukti
*Water 1 in 400 mempotensiasi
1 in 50 at 50^C aktivitas antimikroba
1 in 30 at 80^C dari paraben dengan
adanya nonionik
surfaktan dan
mencegah interaksi
antara methylparaben
dan polisorbat 80

Aluminum hidrogel putih yang Saat terkena anion


Hydroxide mengendap fosfat, karbonat,
perlahan dan sulfat, atau borat, titik
HPE hal 34
membentuk muatan nol untuk
supernatan yang bahan pembantu
jernih aluminium hidroksida
menurun.

Formula 1

Bahan Fungsi Rentang Kadar pemakaian Untuk 60 ml


Alumunium hydroxide Bahan aktif 234 mg/ 5 ml 2,8080 g
dried gel 2,8%
Magnesium hydroxide Bahan aktif 200 mg/ 5 ml 2,4 g
pasta 2,4%
Simethicone emulsion Anti foaming 25 mg / 5 ml 0,3 g
0,3 %
Sorbitol Stabilizer agent ≤ 70 % 20 % 17,88 g
Propylparaben Antimikroba 0,01%-0,02% 0,02 % 0,0155 g

Methylcellulose Suspending 1,0 % - 2,0% 1% 0,8046 g


Agent
Saccarin sodium Sweetening 0,075%-0,6% 0,5% 0,51 g
agent
Mint Corigen Saporis q.s.
Pewarna Hijau Corigen Colorist q.s.
Water pelarut Ad 60 ml Ad 60 ml

Perhitungan Bahan

1.Alumunium hydroxide dried gel


0,05 = g/78,00 x 1000/6
0,05 = 1000g/4680
g = 0,234 g = 234 mg
2.Magnesium hydroxide pasta = 200/5 x 60ml = 2,4 g

3.Simethicone emulsion = 25/5 x 60ml = 300mg ~ 0,3 g


4.Sorbitol = 20/100 x 60 ml = 12 ml
Bj = 1,49 g/ml (sumber : HPE hal 680)
Sorbitol yang ditimbang = 1,49 g/ml x 12 ml = 17,88 g

5.Propylparaben
Bj = 1,29 g/ml (sumber : HPE hal 596)
Propylparaben yang ditimbang = 1,29 g/ml x 0,012 ml = 0,0155 g
6.Methylcellulose
Bj = 1,341 g/ml (sumber : HPE hal 438)
Methylcellulose yang ditimbang = 1,341 g/ml x 0,6 ml = 0,8046 g
7.Saccarin sodium
BJ = 1,70 g/ml (sumber : HPE hal 608
)
Saccarin sodium yang ditimbang = 1,70 g/ml x 0,3 ml = 0,51 g
8. Aquadest = 22,38/100 x 60 ml = 13,428 ml

Perhitungan ADI
1.Sorbitol
Batas ADI = 20 g (HPE hal 681)

Dalam 15 ml = 15/60 x 17,88 g = 4,47 g


Dalam 20 ml = 20/60 x 17,88 g = 5,96 g
Kesimpulan = masuk rentang

2.Propylparaben
Batas ADI: 10 mg/kgBB (HPE hal 598)

Usia >12 tahun = (33 – 42,3) kg × 10 mg/kgBB = 0,33 g – 0,423 g


Dalam 15 ml = 15/60 x 0,0155 g = 0,005 g
Dalam 20 ml = 20/60 x 0,0155 g = 0,0052 g
Kesimpulan: masuk rentang ADI.

3.Saccarin Sodium
Batas ADI: 2,5 mg/kgBB (HPE hal 609)

Usia >12 tahun = (33 – 42,3)kg × 2,5 mg/kgBB = 0,0825 g – 0,1058 g


Dalam 15 ml = 15/60 x 0,51 g = 0,12765 g
Dalam 20 ml = 20/60 x 0,51 g = 0,1700 g
Kesimpulan: tidak masuk rentang tetapi masih diperbolehkan karena tidak digunakan sehari- hari.

Cara Peracikan 1

1. Campurkan Alumunium hydroxide dried gel, Magnesium hydroxide


Pasta dan Simethicone emulsion aduk ad homogen (Campuran 1)
2. Dimasukkan sorbitol ke dalam campuran 1, di aduk ad homogen (Campuran 2)
3. Dilarutkan Methylselulloce dengan aqua calida, digerus ad terbentuk mucilago
4. Dimasukkan campuran 1 ke dalam mucilago, digerus ad terbentuk suspensi (Campuran 3)
5. Dilarutkan Saccarin Sodium dengan aquadest ad larut, masukkan ke dalam campuran 3
gerus ad homogen (Campuran 4)
6. Dilarutkan Propylparaben dengan aqua calida ad larut, masukkan ke dalam campuran 4
dan gerus ad homogen
7. Dimasukkan corigens saporis dan odoris, aduk ad homogen

Bahan Fungsi Rentang Kadar pemakaian Untuk 60 ml


Alumunium hydroxide Bahan aktif 200 mg/ 5 ml 2,4 g
gel 2,4%
Magnesium hydroxide Bahan aktif 200 mg/ 5 ml 2,4 g
pasta 2,4%
Simethicone emulsion Anti foaming 25 mg / 5 ml 0,3 g
0,3 %
Sorbitol Stabilizer agent ≤ 70 % 35 % 31.29 g
Methylparaben Antimikroba 0,0015%-0,2% 0,02 % 0,0162 g

Propylen Glycol Algynat Suspending 0,3% - 5% 5% 3g


Agent
Saccarin sodium Sweetening 0,075%-0,6% 0,4% 0,408 g
agent
Lemon mint Corigen Saporis q.s.
Pewarna Hijau Corigen Colorist q.s.
Water pelarut 14,48 % 8,688 ml
Formula 2

Perhitungan Bahan
1. Alumunium hydroxide gel = 200/5 x 60ml = 2,4 g
2. Magnesium hydroxide pasta = 200/5 x 60ml = 2,4 g

3. Simethicone emulsion = 25/5 x 60ml = 300mg ~ 0,3 g


4. Sorbitol = 35/100 x 60 ml = 21 ml
Bj = 1,49 g/ml (sumber : HPE hal 680)
Sorbitol yang ditimbang = 1,49 g/ml x 21 ml = 31.29 g

5. Methylparaben
= 0,02/100 x 60 ml = 0,012 ml
Bj = 1,352 g/ml (sumber : HPE hal 443)
6. Propylparaben yang ditimbang
= 1,352 g/ml x 0,012 ml = 0,0162 g

Propylen Glycol Alginat


7. Saccarin sodium = 0,4/100 x 60 ml = 0,24 ml
BJ = 1,70 g/ml (sumber : HPE hal 608 )
8. Saccarin sodium yang ditimbang = 1,70 g/ml x 0,24 ml = 0,408 g
Aquadest = 60 - (2,4 + 2,4 + 0,3 + 31,29 + 0,0162 + 3 + 0,408 = 20,19 ml
20,19 ml/60 x 100% = 33,65%

Perhitungan ADI
1.Sorbitol
Batas ADI = 20 g (HPE hal 681)

Dalam 15 ml = 15/60 x 31,29 g = 7,823 g


Dalam 20 ml = 20/60 x 31,29 g = 10,43 g
Kesimpulan = masuk rentang

2.Methylparaben
Batas ADI: 10 mg/kgBB (HPE hal 444)

Usia >12 tahun = (33 – 42,3) kg × 10 mg/kgBB = 0,33 g – 0,423 g


Dalam 15 ml = 15/60 x 0,0162 g = 0,0040 g
Dalam 20 ml = 20/60 x 0,0162 g = 0,0054 g
Kesimpulan: masuk rentang ADI.

3.Saccarin Sodium
Batas ADI: 2,5 mg/kgBB (HPE hal 609)

Usia >12 tahun = (33 – 42,3)kg × 2,5 mg/kgBB = 0,0825 g – 0,1058 g


Dalam 15 ml = 15/60 x 0,408 g = 0,102 g
Dalam 20 ml = 20/60 x 0,408 g = 0,136 g

Kesimpulan: tidak masuk rentang tetapi masih diperbolehkan karena tidak


digunakan sehari- hari.

4.Propylen Glycol Algynat


Batas ADI : 175 mg/kg (HPE hal 593)

Usia >12 tahun = (33 – 42,3)kg × 175 mg/kgBB = 5,775 g – 7,4025 mg


Dalam 15 ml = 15/60 x 3 g = 0,75 g
Dalam 20 ml = 20/60 x 3 g = 1 g
Kesimpulan: tidak masuk rentang tetapi masih diperbolehkan karena tidak
digunakan sehari- hari.

Cara peracikan

1. Dicampurkan asam alginat dengan aquadest setengahnya, aduk ad terbentuk mucillago


(campuran 1)
2. Dimasukkan Al(OH)3 gel dan Mg(OH)2 pasta ke dalam campuran no.1, aduk ad terbentuk
suspensi
3. Ditambahkan Simethicone emulsion ke dalam suspensi no.2 aduk ad homogen
4. Dilarutkan sakarin sodium dengan sisa aquadest, lalu tambah dengan sorbitol dan campur
ke dalam campuran no.3, aduk ad homogen
5. Ditambahkan methylparaben, corigen saporis dan colloris ke dalam campuran no.4 aduk
ad homogen.
6. Ditambahkan aquadest ad garis tanda
Formula 3

Bahan Fungsi Rentang Kadar pemakaian Untuk 60 ml


Alumunium hydroxide Bahan aktif 234 mg/ 5 ml 2,8080 g
dried gel 2,8 %
Magnesium hydroxide Bahan aktif 200 mg/ 5 ml 2,4 g
pasta 2,4 %
Simethicone emulsion Anti foaming 25 mg/ 5 ml 0,3 g
0,3
Sorbitol Stabilizer agent ≤ 70 % 25 % 22,35 g
Methylparaben Antimikroba 0,0015%-0,2% 0,1 % 0,0811 g

Carbomer Suspending 0.5% - 1% 0,5 % 3g


Agent
Saccarin sodium Sweetening 0,075% - 0,6% 0,5% 0,51g
agent
Mint Corigen Saporis q.s.

Pewarna Hijau Corigen Colorist q.s.


Water pelarut 24,8 % 14,88 ml

Perhitungan Bahan
1.Alumunium hydroxide dried gel
0,05 = g/78,00 x 1000/6
0,05 = 1000g/4680
g = 0,234 g = 234 mg

2.Magnesium hydroxide pasta = 200/5 x 60ml = 2,4 g

3.Simethicone emulsion = 25/5 x 60ml = 300mg ~ 0,3 g


4.Sorbitol = 30/100 x 60 ml = 18 ml
Bj = 1,49 g/ml (sumber : HPE hal 680)
Sorbitol yang ditimbang = 1,49 g/ml x 15ml = 22,35 g
5.Methylparaben
Bj = 1,352 g/ml (sumber : HPE hal 443)
Propylparaben yang ditimbang = 1,352 g/ml x 0,06 ml = 0,0811 g
6.Carbomer
0,5/100 x 60 ml = 3 g
7.Saccarin sodium
BJ = 1,70 g/ml (sumber : HPE hal 608 )
Saccarin sodium yang ditimbang = 1,70 g/ml x 0,3 ml = 0,51 g
8. Aquadest = 24,8/100 x 60 ml = 14,88 ml

Perhitungan ADI
1.Sorbitol
Batas ADI = 20 g (HPE hal 681)

Dalam 15 ml = 15/60 x 22,35 g = 5,5875 g


Dalam 20 ml = 20/60 x 22,35 g = 7,4500 g
Kesimpulan = masuk rentang

2.Methylparaben
Batas ADI: 10 mg/kgBB (HPE hal 444)

Usia >12 tahun = (33 – 42,3) kg × 10 mg/kgBB = 0,33 g – 0,423 g


Dalam 15 ml = 15/60 x 0,811 g = 0,0203 g
Dalam 20 ml = 20/60 x 0,811 g = 0,0270 g
Kesimpulan = kurang dari rentang ADI.

3.Saccarin Sodium
Batas ADI: 2,5 mg/kgBB (HPE hal 609)

Usia >12 tahun = (33 – 42,3)kg × 2,5 mg/kgBB = 0,0825 g – 0,1058 g


Dalam 15 ml = 15/60 x 0,51 g = 0,1275 g
Dalam 20 ml = 20/60 x 0,51 g = 0,1700 g

Kesimpulan: tidak masuk rentang tetapi masih diperbolehkan karena tidak


digunakan sehari- hari.

Cara Peracikan

1. Campurkan Alumunium hydroxide dried gel, Magnesium hydroxide


Pasta dan Simethicone emulsion aduk ad homogen (Campuran 1)
2. Dimasukkan sorbitol ke dalam campuran 1, di aduk ad homogen (Campuran 2)
3. Dilarutkan Carbomer dengan aquadest, digerus ad terbentuk mucilago
4. Dimasukkan campuran 1 ke dalam mucilago, digerus ad terbentuk suspensi (Campuran 3)
5. Dilarutkan Saccarin Sodium dengan aquadest ad larut, masukkan ke dalam campuran 3
gerus ad homogen (Campuran 4)
6. Dilarutkan Methylparaben dengan aqua calida ad larut, masukkan ke dalam campuran 4
dan gerus ad homogen
7. Dimasukkan corigens saporis dan odoris, aduk ad homogen
M. Evaluasi Sediaan

A. Evaluasi Organoleptis : Mengamati bentuk, bau, warna, dan rasa secara visual yaitu bebas
dari kerusakan, dari kontaminasi bahan baku atau dari pengotoran saat proses pembuatan.
( Kementrian Republik Indonesia, Farmakope Indonesia V )

Metode : Diamati dan diidentifikasi warna, rasa, dan aroma suspensi yang disesuaikan dengan
formulasi

B. Uji Volume Perpindahan

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui volume pada setiap botol sediaan sama
dengan volume yang ditentukan.

Alat : Gelas ukur 100 ml (1 buah), Botol Coklat (2 buah), pipet tetes (1 buah)Metode :

- Dikalibrasi botol coklat dengan volume 60 ml

- Diukur volume sediaan pada botol dengan menuang kembali isi botol kedalam gelas ukur-
Dilihat volume sediaan suspensi tersebut- Dimasukkan kembali kedalam botol, dituang lagi
kedalam gelas ukur- Dimasukkan kembali kedalam botol, dituang lagi kedalam gelas ukur-
Penafsiran hasil yang didapat volume rata-rata tidak kurang dari 100% dan tidak satupun volume
wadah yang kurang dari 95%

C. Evaluasi Bobot Jenis

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bobot jenis sediaan suspensiAlat :
Piknometer (1 buah), neraca analitik (1 buah)

Metode :

- Timbang piknometer kosong, bersih dan kering pada suhu ruang.- Isi piknometer dengan air,
lalu timbang kembali- keluarkan air, lalu keringkan piknometer.

- Isi piknometer dengan sediaan, lalu timbang


D. Uji pH

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pH sediaan akhir sesuai dengan yang
diinginkan. ( Farmakope Indonesia V )

Alat : pH meter digitalMetode :

- Kalibrasi alat

- Celupkan elektoda pH meter digital kedalam sediaan suspensi

- Biarkan selama 30 detik, catat nilai pH yang muncul dilayar.

E. Uji Viskositas

Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan viskositas sediaan. ( Farmakope
Indonesia Edisi V )

Alat : Viskometer oswald (1 buah), Filler (1 buah), Timer (1 buah), Botol semprot (1
buah)Metode :

- Diisi viskometer dengan suspensi melalui pipa berdiamter lebih besar sampai setengah labu-
Ditutup pipa yang berdiameter kecil dengan bola hisap- Dihisap cairan suspensi dengan bola
hisap sampai garis batas atas.

- Dilepas bola hisap sambil dinyalakan stopwatch- Dimatikan stopwatch ketika cairan suspensi
turun pada garis kedua- Dicatat dan dihitung hasilnya dengan rumus :µ suspensi = ( t suspensi x
p suspensi) / (t air x p air)

- Diulangi prosedur kerja sebanyak 3 x- Dilakukan pengujian yang sama terhadap aquadest
sebagai pembanding.
F. Uji Volume Sedimentasi

Alat : Gelas Ukur + tutup ukuran 100 ml (1 buah)Metode :

- Suspensi antasida dimasukkan kedalam gelas ukur lalu tutup.

- Simpan tanpa gangguan- Catat volume awal sebelum pengendapan- Simpan maksimal hingga
4 minggu, lalu catat volume akhir endapan
Daftar Pustaka

 UI, B. F. F. K. (1995). Farmakologi dan Terapi Edisi 4. (508)


 Tjay, T. H., & Rahardja, K. (2007). Obat-obat penting: khasiat, penggunaan dan efek-
efek sampingnya. Elex Media Komputindo.
 Antasida dengan Kandungan Simetikon | PIO Nas

 Martindale & Sweetman, 2009

 Farmakope Indonesia Edisi 5.

Anda mungkin juga menyukai