SUSPENSI ANTASIDA
2020/2021
A. Pengertian
Antasida ialah obat yang menetralkan asam lambung sehingga berguna untuk
menghilangkan nyeri tukak peptic. Antasid tidak mengurangi volume HCL yang dikeluarkan
lambung, tetapi peninggian pH akan menurunkan pepsin. Beberapa antasid misalnya Al(OH)3
diduga menghambat pepsin secara langsung. Mula kerja antasid sangat bergantung pada
kelarutan dan kecepatan pengsongan lambung sangat menentukan masa kerjanya.
Umumnya antasid merupakan basa lemah sukar meninggikan pH lebih dari 4, Basa yang
kuat seperti Magnesium hidorksida secara teoritis dapat meninggikan pH sampai 9, tetapi
kenyataannya tidak terjadi. Semua antasid meningkatkan produksi HCL berdasarkan kenaikan
pH yang meningkatkan aktivitas gastrin. Antasid dibagi dalam dua gologan yaitu antasid
sistemik dan antasid non sistemik. Antasid sistemik misalnya natrium bikarbonat, diabsorpsi
dalam usus halus sehingga menyebabkan urine bersifat alkalis. Antasid non sistemik hampir
tidak di absorpsi dalam usus sehingga tidak menimbulkan alkalosis metabolik. Contoh antasid
non sistemik adalah sediaan magnesium, aluminium dan kalsium.
(Farmakologi dan Terapi edisi 5, FK UI, 2012, p. 518)
RANCANGAN FORMULASI
A. Bahan Aktif
1. Aluminium Hidroksida
Organoleptis:
Bubuk putih, atau granul
(PubChem, t.t.-a)
Karakteristik fisika Karakteristik kimia Keterangan lain (bila ada)
Kelarutan: Tidak larut dalam Farmakokinetik:
pH = 5,5 - 8,0
air; larut dalam larutan alkali, Aluminium hidroksida yang
Penyakit lambung-peptik
terjadi akibat
ketidakseimbangan antara
faktor pelindung, seperti
sekresi lender, bikarbonat,
dan prostaglandin, serta
faktor agresif, seperti asam
klorida, pepsin, dan
helicobacter pylori (H.
pylori). Antasida bekerja
dengan mengembalikan
keseimbangan asam-basa,
melemahkan aktivitas pepsin
dan meningkatkan sekresi
bikarbonat dan prostaglandin.
(drugbank.com)
2. Magnesium Hidroksida
Farmakodinamik :
(Simethicone, t.t.)
B. Bahan Aktif Terpilih
Suspensi adalah sediaan cair yang mengandung partikel padat tidak larut yang terdispersi
dalam fase cair.
Suspensi oral adalah sediaan cair mengandung partikel padat yang terdispersi dalam
pembawa cair dengan bahan pengaroma yang sesuai, dan ditujukan untuk penggunaan oral.
Suspensi yang dinyatakan untuk digunakan dengan cara tertentu harus mengandung zat
antimikroba yang sesuai untuk melindungi kontaminasi bakteri, ragi dan jamur.
(Farmakope 5. Hal. 51)
D. Keuntungan sediaan
Bahan aktif tidak larut dalam air dan praktis tidak larut dalam air (Farmakope
Indonesia Ed. V)
Antasida harus digunakan lebih kurang 1 jam setelah makan dan sebaiknya dalam
bentuk suspensi. Telah dibuktikan bahwa tablet bekerja kurang efektif dan lebih
lambat, mungkin karena proses pengeringan selama pembuatan mengurangi daya
netral-isasinya. (Obat-obat Penting hal. 251)
F.Dosis
Dosis Al(OH)3 dalam bentuk dosis oral sampai dengan 1 gram. ( Martindale 38th
ed p. 1817 )
Dosis Mg(OH)2 dalam bentuk dosis oral sampai dengan 1 gram. ( Martindale 38th
ed p. 1857)
55(0,0385 A) 0,8(0,0343M )
G. Dosis pemakaian
Alasan : Karena maag merupakan penyakit yang sering diderita oleh orang dewasa
(> 12 tahun)
= 9,426 mEq
• Pemakaian sekali = 5 ml
• Pemakaian sehari = 5 ml x (3 - 4 kali) = 15 – 20 ml sehari
• Lama pemakaian = 3 hari
Jumlah pemakaian untuk 3 hari = 3 x (15 – 20 ml) = 45 – 60 ml
0,0385 dan 0,0343 secara berturut- turut adalah kapasitas penetralanasam teoritis
aluminium hidroksida, Al(OH)3 dan magnesium hidroksida, Mg(OH)2 dalam
mEq; A dan M berturut-turut adalah jumlah alumunium hidroksida, Al(OH)3 dan
magnesium hidroksida, Mg(OH)2 dalam mg, yang dihitung berdaarkan jumlah
yang tertera pada etiket. (Farmakope Indonesia ed.V halaman 96)
Bentuk Sediaan Suspensi
Warna Hijau
K. Skema Formulasi
Perlu suspending
Perlu pemanis Perlu perasa Perlu pengawet
agent
L. Monografi Bahan
Bahan Pemerian Kelarutan Inkompaktibilitas
HPE hal 679 tidak berbau, putih Practically insoluble kimiawi relatif
sorbitol telah
1.4
diidentifikasi yang
Ethanol (20%) 1 in
memiliki
1.2
sifat fisik yang
Ethanol (11%) 1 in
sedikit berbeda,
1.14
mis. titik lebur.
Ether Practically
insoluble
Methanol Slightly
soluble
Propylparaben putih, kristal, tidak Aseton Larut bebas Aktivitas
miselisasi.
250
Minyak mineral 1
dalam 3330
Minyak kacang 1
dari 70
Propylene glycol 1
dalam 3.9
Propylene glycol
1 dari 2500
HPE hal 438 bubuk atau butiran tidak larut dalam sesuai dengan
bening hingga
opalescent, kental,
dispersi koloid.
Saccarin sodium warna putih, tidak Etanol 1 dalam 102 tidak mengalami
HPE hal 608 berbau atau agak Etanol (95%) 1 pencoklatan
di mana kadar
alkohol lebih dari
30% menurut
larut dalam
dari sekitar 3.
hidrolisis. bereaksi
alkali. dengan
oksidanya, seperti
magnesium oksida.
bereaksi dengan
karbida.
Formula 1
Perhitungan Bahan
5.Propylparaben
Bj = 1,29 g/ml (sumber : HPE hal 596)
Propylparaben yang ditimbang = 1,29 g/ml x 0,012 ml = 0,0155 g
6.Methylcellulose
Bj = 1,341 g/ml (sumber : HPE hal 438)
Methylcellulose yang ditimbang = 1,341 g/ml x 0,6 ml = 0,8046 g
7.Saccarin sodium
BJ = 1,70 g/ml (sumber : HPE hal 608
)
Saccarin sodium yang ditimbang = 1,70 g/ml x 0,3 ml = 0,51 g
8. Aquadest = 22,38/100 x 60 ml = 13,428 ml
Perhitungan ADI
1.Sorbitol
Batas ADI = 20 g (HPE hal 681)
2.Propylparaben
Batas ADI: 10 mg/kgBB (HPE hal 598)
3.Saccarin Sodium
Batas ADI: 2,5 mg/kgBB (HPE hal 609)
Cara Peracikan 1
Perhitungan Bahan
1. Alumunium hydroxide gel = 200/5 x 60ml = 2,4 g
2. Magnesium hydroxide pasta = 200/5 x 60ml = 2,4 g
5. Methylparaben
= 0,02/100 x 60 ml = 0,012 ml
Bj = 1,352 g/ml (sumber : HPE hal 443)
6. Propylparaben yang ditimbang
= 1,352 g/ml x 0,012 ml = 0,0162 g
Perhitungan ADI
1.Sorbitol
Batas ADI = 20 g (HPE hal 681)
2.Methylparaben
Batas ADI: 10 mg/kgBB (HPE hal 444)
3.Saccarin Sodium
Batas ADI: 2,5 mg/kgBB (HPE hal 609)
Cara peracikan
Perhitungan Bahan
1.Alumunium hydroxide dried gel
0,05 = g/78,00 x 1000/6
0,05 = 1000g/4680
g = 0,234 g = 234 mg
Perhitungan ADI
1.Sorbitol
Batas ADI = 20 g (HPE hal 681)
2.Methylparaben
Batas ADI: 10 mg/kgBB (HPE hal 444)
3.Saccarin Sodium
Batas ADI: 2,5 mg/kgBB (HPE hal 609)
Cara Peracikan
A. Evaluasi Organoleptis : Mengamati bentuk, bau, warna, dan rasa secara visual yaitu bebas
dari kerusakan, dari kontaminasi bahan baku atau dari pengotoran saat proses pembuatan.
( Kementrian Republik Indonesia, Farmakope Indonesia V )
Metode : Diamati dan diidentifikasi warna, rasa, dan aroma suspensi yang disesuaikan dengan
formulasi
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui volume pada setiap botol sediaan sama
dengan volume yang ditentukan.
Alat : Gelas ukur 100 ml (1 buah), Botol Coklat (2 buah), pipet tetes (1 buah)Metode :
- Diukur volume sediaan pada botol dengan menuang kembali isi botol kedalam gelas ukur-
Dilihat volume sediaan suspensi tersebut- Dimasukkan kembali kedalam botol, dituang lagi
kedalam gelas ukur- Dimasukkan kembali kedalam botol, dituang lagi kedalam gelas ukur-
Penafsiran hasil yang didapat volume rata-rata tidak kurang dari 100% dan tidak satupun volume
wadah yang kurang dari 95%
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui bobot jenis sediaan suspensiAlat :
Piknometer (1 buah), neraca analitik (1 buah)
Metode :
- Timbang piknometer kosong, bersih dan kering pada suhu ruang.- Isi piknometer dengan air,
lalu timbang kembali- keluarkan air, lalu keringkan piknometer.
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pH sediaan akhir sesuai dengan yang
diinginkan. ( Farmakope Indonesia V )
- Kalibrasi alat
E. Uji Viskositas
Pengujian ini dilakukan dengan tujuan untuk menentukan viskositas sediaan. ( Farmakope
Indonesia Edisi V )
Alat : Viskometer oswald (1 buah), Filler (1 buah), Timer (1 buah), Botol semprot (1
buah)Metode :
- Diisi viskometer dengan suspensi melalui pipa berdiamter lebih besar sampai setengah labu-
Ditutup pipa yang berdiameter kecil dengan bola hisap- Dihisap cairan suspensi dengan bola
hisap sampai garis batas atas.
- Dilepas bola hisap sambil dinyalakan stopwatch- Dimatikan stopwatch ketika cairan suspensi
turun pada garis kedua- Dicatat dan dihitung hasilnya dengan rumus :µ suspensi = ( t suspensi x
p suspensi) / (t air x p air)
- Diulangi prosedur kerja sebanyak 3 x- Dilakukan pengujian yang sama terhadap aquadest
sebagai pembanding.
F. Uji Volume Sedimentasi
- Simpan tanpa gangguan- Catat volume awal sebelum pengendapan- Simpan maksimal hingga
4 minggu, lalu catat volume akhir endapan
Daftar Pustaka