Tanin (bahasa : Celtic) yang berarti kayu yang merupakan sumber tanin dalam
pembuatan barang-barang yang berbahan kulit. Tanin merupakan senyawa fenol yang
memiliki berat molekul 500-3000 daltons (Da). Tanin diklasifikasi atas dua kelompok
dengan atas dasar tipe stryktur dan aktivitasnya terhadap senyawa hidrolitik, yaitu tanin
terkondensasi (condensed tannin) dan tanin yang dapat dihidrolisis (hyrolyzable tannin).
(Hagerman, 2002)
A = polyketide biosynthesis
B = phenylalanine
Penomorannya dimulai dari atom oksigen yang berada di cincin C dan seterusnya
searah jarum jam menuju cincin A. Sedangkan untuk cincin B penomoran dimulai dari
atom karbon yang berikatan dengan cincin C (atom karbon no 2) penghitungannya searah
jarum jam. Penulisannya diberi tanda aksen (‘).
Inti utama pada tanin terkondensaasi adalah flavan, tapi pada umumnya adalah
flavan-3-ol. Flavan merupakan grup metabolit yang terdiri dari sistem cincin heterosiklik
yang merupakan turunan pheyilalanine (ring B) dan polyketida (ring A).
Secara umum tanin dibagi menjadi lima kelompok berdasarkan kandungan senyawa
fenolik di dalamnya, yaitu:
Berdasarkan strukturnya, tanin ini dibedakan menjadi dua kelas yaitu, gallotanin
D. Kafetanin (Caffetannins)
E. Teatannins
Tanin terkondensasi dapat terbentuk dari hasil polimerisasi yang terjadi pada ikatan
4,8 seperti pada Sorghum procyanidin. Polimer yang memiliki ikatan 4,6 atau ikatan 4,6
dan 4,8 sekaligus jarang ada.
Sorghum procyanidin
epicatechin-[(4β->8)-epicatechin]15-(4β->8)-catechin
Kelompok yang penting pada tanin terkondensasi adalah polimer dari 5-deoksi-
flavan-3-ols, percabangan biasanya umum pada tanin ini disebabkan oleh reaktivitas dari
cincin 5-deoksi. Flavan-4-ols juga merupakan leucoanthocyanidins, tetapi labilitasnya
unik. Flavan-4-ols menghasilkan anthocyanidins dengan penambahan asam alkohol pada
suhu kamar.
Adalah senyawa ester dari asam dan alkohol, sebagai alkohol biasanya adalah
gula (umumnya glukosa). Dapat dibagi menjadi 2 yaitu :
a. Gallotanin
Merupakan jenis tanin terhidrolisis yang paling sederhana. Karena disusun
oleh komponen sederhana dari polygalloiyl esters dari glukosa sederhana.
Contohnya adalah pentagalloiyl esters glukosa (ß-1,2,3,4,6-O-D-
glukopiranosa).
b. Ellagitanin
Kelompok elagitanin komponennya terdiri atas dua asam galat yang memiliki
hubungan atom C dengan atom C, sedangkan glukosa dihubungkan dengan
ester
C. Pseudotanin/Kompleks tannin
V. Sifat fisikokimia
B. Tanin terhidrolisis :
2. Anti inflamasi
3. Antibakteri
4. Anti tumor
5. Antioksidan
Tahap ini diawali dari jalur shikimat (8) yang membentuk dua arah reaksi
sintesis asam galat. Arah pertama melalui pembentukan L-fenilalanin (10)
dengan perantara arogenate (9). Pembentukan asam sinamat dari L-
fenilalanin (10) dihalangi oleh enzim L-AOPP (L-2- aminooxy-3-
phenylpropionic acid), dan reaksi diarahkan pada senyawa kafeat (11).
Arah reaksi kedua melalui pembentukan 3-dehidroshikimat (12) yang
mengalami hidrogenasi pada atom C ke-3 sehingga terbentuk asam galat
(Gross, 1992)
Katekin dibentuk dari 3 molekul as. Asetat , as. Sinamat & as. Katekin
E. Biodegradasi Tanin
Karbon dioksida (CO2) adalah gas yang tidak beracun, dan merupakan
solven yang aman. Gas supercritical carbon dioxide (SC-CO2) dengan critical
point pada 31.1 °C dan 73.8 bar dapat digunakan untuk ekstraksi pada kondisi
baik. Tetapi, CO2 bukan termasuk solven yang cocok untuk ekstraksi senyawa
polar seperti polifenol/flavonoid karena sifatnya yang non-polar. Untuk
mengatasinya, dapat digunakan penambahan solven organik polar seperti
etanol dan air. Parameter ekstraksi SC-CO2 dioptimasi terlebih dulu, seperti
o
tekanan (200 bar), suhu (60 C), dan waktu ekstraksi dinamik (60 menit).
Berdasarkan studi Chang et al., tentang pemisahan katekin dari teh hijau
menggunakan SC-CO2, kandungan katekin di ekstrak naik 4.4 kali lipat
setelah penambahan etanol 95%sebagai kosolven.
2. Microwave-assisted extraction (MAE)
Pada metode ini, sampel dicampur dengan solven yang sesuai dan
ditempatkan di ultrasonic bath pada waktu dan suhu yang spesifik. Banyak
studi telah mengamati stabilitas dari analit selama proses ekstraksi dengan
ultrasound ini. Telah dipercayai bahwa nilai recovery metode ultrasound ini
dapat disebabkan oleh kekuatan solven yang kurang (larutan metanol dalam
air) atau oleh degradasi sampel selama proses ekstraksi.
4. Maserasi
6. Fraksinasi
2. Caffeine precipitation
10 gram dari crude extract dalam 100 ml air diberi larutan kafein monohidrat
(1,5%) sampai tidak ada presipitasi lagi. Seringkali diperlukan sentrifugasi dan
pada hasil sentrifusnya perlu diberi larutan kafein monohidrat lagi. Presipitasinya
dilarutkan dalam metanol dalam jumlah sesedikit mungkin, diencerkan ad 250ml
Gambar 3. Hasil pemurnian dengan tiga metode. Pb asetat dan kofein dapat
memisahkan tannin dari senyawa lain, di mana tannin ada dalam presipitasi.
Dengan poliamida, tannin dapat dimurnikan namun hasilnya adalah tannin yang
tidak memiliki aktivitas antioksidan.
A. Uji Kualitatif
1. Pereaksi FeCl3
a. Deteksi langsung
c. Spektrofotometri UV
Tahap: “Tanin yang dapat dideteksi berupa bercak lembayung yang bereaksi
positif dengan setiap pereaksi fenol baku.” Menambahkan hasil deteksi
a. Deteksi Pendahuluan
Mengidentifikasi asam galat dan/atau asam elagat dalam ekstrak eter atau
etil asetat yang dipekatkan.
b. KLT
c. KCKT (HPLC)
Hasil : dapat memisahkan ester galoil yang satu dari ester galoil yang
lainnya berdasarkan jumlah sisa galoil dan letak ikatannya.
d. Tanin Total
Perkiraan kuantitatif tanin dalam jaringan tumbuhan tidak akan teliti
apabila adanya fenol lain yang dapat mengganggu, dan dalam praktknya
sulit sekali mengekstraksi keseluruhan tanin, terutama tanin terkondensasi.
Pengukuran ekstrak tanin total harus diulangi pada ampas tumbuhan
setelah ekstraksi. Untuk analisis, jaringan yang telah dikeringkan harus
diserbuk halus dahulu, lalu di ekstraksi tiga kali dengan metanol:air (1:1)
memakai 0,1 ml pelarut/mg.
Cara :
1. Setara Asam Tanat (SAT)
4) SAT dapat dihitung dari pengukuran baku yang dilakukan pada asam
tanat yang diketahui.
b. Kadar Proantosianidin
c. Kadar elagitanin
1. Ekstrak 0,5 ml ditambah 2,0 ml HNO2 0,1 M (dibuat dari NaNO2 dan
Asam asetat) pada suhu kamar dalam lingkungan N2
2. 15 menit kemudian warna biru yang terbentuk diukur pada 600 nm.
d. Kadar galotanin
Cara ini menentukan gugus galoil yang terdapat dalam tanin yang berkerangka dasar
galoil.
A. E. Hagerman, The Tannin Handbook, Miami University, Oxford, Ohio, USA, 2002.
Crozier, A., Jaganath, I.B. and Clifford, M.N., 2009. Dietary phenolics: chemistry,
bioavailability and effects on health. Natural product reports, 26(8), pp.1001-1043
Hernawan , Udhi Eko. 2003. REVIEW: Ellagitannin; biosynthesis, isolation, and biological
activities
Marimoto, S., Nonaka, G. I., and Nishinoka, I.1987. Tannins and related
Compounds.LIX.Esculitannins, Novel Proanthocyanidins With Doubly-Bonded
Structures Form Aesculus hippocastanum L. Chemical and Pharmaceutical Bulletin,
35(12), 4717-4729.
McCreath, S.B. and Delgoda, R., 2016. Pharmacognosy: Fundamentals, Applications and
Strategies. Academic Press.
Okudo, Takuo and Hideyuki Ito. 2011. Tannins of Constant Structure in Medicinal and Food
Plants—Hydrolyzable Tannins and Polyphenols Related to Tannins. Okayama
University Japan.
Wall, Monroe E., Harold Taylor, Linda Ambrosio, and Kenneth Davis. "Plant antitumor
agents III: A convenient separation of tannins from other plant constituents." Journal of
pharmaceutical sciences 58, no. 7 (1969): 839-841.