Anda di halaman 1dari 4

PERBEDAAN PANTAI DAN PESISISIR DALAM ASPEK GEOMORFOLOGI

Definisi wilayah kepesisiran ditinjau dari sudut geomorfologi sangat tepat untuk
menentukan batas yang jelas dari suatu wilayah kepesisiran khususnya untuk
merencanakan suatu pengelolaan wilayah kepesisiran. Hal ini karena batasan ini lebih
menekankan pada aspek genetis yang membentuk wilayah kepesisiran dalam waktu
yang sangat lama. Aspek genetis ini tidak mudah berubah, sehingga batas wilayah
kepesisiran yang sekaligus digunakan sebagai batas wilayah pengelolaan juga akan
berubah dalam waktu yang lama. Oleh karena itu, maka perencanaan wilayah
kepesisiran dengan batas genetis akan sangat cocok untuk perencanaan pengelolaan
jangka panjang.

Termasuk dalam wilayah kepesisiran adalah pantai (shore) dan pesisir (coast). Pantai
merupakan suatu mintakat asntara daratan dala laut yang dibatasi oleh rata-rata surut
terendah yang disebut sebagai garis pantai (shoreline) dengan rata-rata garis pasng
tertinggi air laut, yang disebut garis pesisir (coastline). (Gunawan, 2005). Pesisir
merupakan suatu mintakat yang dimulai dari garis pesisir (coastline) yang
menunjukkan rata-rata garis pasang tertinggi kea rah daratan sampai pada suatu
mintakat yang, secara genetik pembentukkannya masih dipengaruhi oleh aktivitas
marin , yang biasanya bentanglahan terakhir berupa dataran alluvial kepesisiran
(coastal alluvial plain). (CERC, 1994 dalam Gunawan, 2005).

Perbedaan utama untuk kenampakan bentukan dalam klas ini adalah antara pantai
yang berbatu, bila terdapat tebing laut dan permukaan abrasi dengan pantai dataran
rendah yang dijumpai bukit-bukit pantai dan swale atau denganpantai penghalang bar
atau laguna. Pada zone yang berdelta, bentuk-bentuk marin berhubungan dengan
bentuk-bentuk fluvial. Perubahan garis pantai yang berasal dari penimbunan dan
abrasi dapat dipelajari dengan baik melalui interpretasi foto udara. Proses yang
terjadi di daerah pantai, seperti pengendapan dari daratan dan laut, arus laut,
ombak/gelombang, tektonik dan sebagainya menyebabkan perubahan pantai dan
bentuk pantai yang berbeda-beda. Asosiasi alami bahwa pantai selalu terletak di
bagian tepi dari kontinental. Secara umum material penyusunnya berupa pasir dengan
segala ukuran tergantung sumber material sekitar dengan struktur horisontal, rona
cerah, tekstur halus dan pola teratur-seragam. Vegetasi jarang sebatas mintakat pantai
seperti pandanus, bakau dan beberapa jenis lainnya, permukiman jarang kecuali telah
dimanfaatkan untuk kawasan pariwisata, relief datar dan proses utama adalah
pengendapan membentuk bentukan-bentukan khas pantai seperti swale, laguna, bar,
bukit pantai dan dataran aluvial pantai (coastal aluvial plain). Beberapa bentang alam
pantai antara lain :

a. Dataran abrasi (Mda), yaitu suatu dataran hasil erosi gelombang laut yang
menghancurkan dinding pantai;
b. Split (Msp), yaitu endapan pantai dengan suatu bagian tergabung dengan
daratan dan bagian lainnya menjorok ke laut;
c. Tombolo (Mtb), yaitu suatau endapan tipis yang menghubungkan suatu pulau
dengan daratan utama;
d. Bars (Mbr), yaitu hampir sama dengan split, tetapi bars menghubungkan
“headland” satu dengan lainnya yang biasa terbentuk di muara sungai.
Apabila di belakang bars terakumulasi endapan lanau (silt), maka akan
terbentuk “mud flats”;
e. Beach (Mbc), yaitu dataran pantai yang tersusun oleh endapan pasir dan
kerikil; dan Gumuk pasir pantai yang terbentuk pada pantai berpasir dengan
aktivitas angin yang kuat membentuk bukit-bukit pasir di depan pantai
(biasanya dimasukkan sebagai hasil proses angin).

Anda mungkin juga menyukai