Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Manajemen
Sumber Daya Manusia tentang analisis “Pemeliharaan Karyawan dalam Perusahaan”.

Tujuan disusunnya analisis ini adalah agar mempermudah pembaca dalam mengetahui
tentang bagaimana cara suatu perusahaan dalam melakukan atau menentukan syarat-syarat bagi
seorang tenaga kerja untuk dapat bekerja di perusahaan tersebut. Selain itu juga untuk memenuhi
tugas semester. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas ini.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan penulis
khususnya.

Klaten, Maret 2016

(Penyusun)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini semakin meningkatnya angkatan orang yang masuk kedalam dunia
kerja, terutama tenaga kerja wanita, sehingga diperlukan perlindungan terhadap resiko
terhentinya sementara penghasilan mereka. Pemeliharaan tenaga kerja tidak lepas dari
campur tangah manajer. Jika pemeliharaan karyawan kurang diperhatikan, semangat
kerja, sikap, loyalitas karyawan akan menurun. Absensinya dan turn-over meningkat,
disiplin akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan
pengintegrasian karyawan yang telah dilakukan dengan baik dan biaya yang besar kurang
berarti untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Agar semua tenaga kerja semangat bekerja, berdisiplin tinggi, dan bersikap loyal
dalam menunjang tujuan perusahaan maka fungsi pemeliharaan mutlak mendapat
perhatian manajer. Tidak mungkin karyawan bersemangat bekerja dan konsentrasi penuh
terhadap pekerjaanya jika kesejahteraan kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan
baik.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Lebih memahami tentang pemeliharaan tenaga kerja dalam suatu perusahaan.
2. Mengetahui bagaimana pemeliharaan dalam suatu perusahaan.
3. Mengetahui bagaimana penerapan pemeliharaan tenaga kerja di perusahaan
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pemeliharaan Tenaga Kerja?
2. Apa tujuan dan asas pemeliharaan tenaga kerja?
3. Bagaimana pentingnya pemeliharaan tenaga kerja?
4. Kegiatan apa saja dalam pemeliharaan dan program kesejahteraan tenaga kerja?
5. Bagaimana manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan keamanan?
6. Bagaimana pelayanan kesehatan dan keselamatan?
BAB II
IS
A. Pengertian Pemeliharaan Tenaga Kerja
Pemeliharaan (maintenance) adalah usaha mempertahankan dana atau
meningkatkan kondisi fisik, mental, dansikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan
bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Pengertian
Pemeliharaan Karyawan menurut Hasibuan (2000;176), adalah “usaha mempertahankan
dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan, agar mereka tetap
loyal dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan”.
Oleh karena itu, keamanan dan keselamatannya perlumen dapat pemeliharaan
sebaik-baiknya dari pimpinan perusahaan. Pemeliharaan (maintenance) karyawan harus
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari manajer. Jika pemeliharaan karyawan
kurangdiperhatikan, semangat kerja, sikap, loyalitas karyawan akan menurun.
Absensinya dan turn-over meningkat, disiplin akan menurun, sehingga pengadaan,
pengembangan, kompensasi, dan pengintegrasian karyawan yang telah dilakukan dengan
baik dan biaya yang besar kurang berarti untuk menunjang tercapainya tujuan
perusahaan.
Supaya karyawan semangat bekerja, berdisiplin tinggi, dan bersikap loyal dalam
menunjang tujuan perusahaan maka fungsi pemeliharaan mutlak mendapat perhatian
manajer. Tidak mungkin karyawan bersemangat bekerja dan konsentrasi penuh terhadap
pekerjaanya jika kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan baik.

1. Untuk meningkatkan produktivitas kerja karyawan.


2. Meningkatkan disiplin dan menurunkan absensi karyawan.
3. Meningkatkan loyalitas dan menurunkan turn-over karyawan.
4. Memberikan ketenangan, keamanan, dan kesehatan karyawan.
5. Meningkatkan kesejahteraan karyawan dan keluarganya.
6. Memperbaiki kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan.
7. Mengurangi konflik serta menciptakan suasana yang harmonis.
8. Mengefektifkan pengadaan karyawan.
Asas-asas Pemeliharaan Karyawan
1. Asas Manfaat dan Efesiensi
Pemeliharaan yang dilakukan harus efesien dan memberikan manfaat yang optimal bagi
perusahaan dan karyawan.Pemeliharaan ini hendaknya meningkatkan prestasi kerja, keamanan,
kesehatan, dan loyalitas karyawan dalam mencapai tujuan.Asas ini harus deprogram dengan baik
supaya tidak sia-sia.
2. Asas Kebutuhan dan Kepuasan
Pemenuhan kebutuhan dan kepuasan harus menja didasar program pemeliharaan
karyawan.Asas ini penting supaya tujuan pemeliharaan, kesehatan, dan sikap karyawan baik,
sehingga mereka mau bekerja secara efektif dan efesien menunjuang tercapainya tujuan
perusahaan.
3. Asas Keadilan dan Kelayakan
Keadilan dan kelayakan hendaknya dijadikan asas program pemeliharaan karyawan. Karena
keadilan dan kelayakan akan menciptakan ketenangan dan konsentrasi karyawan terhadap tugas-
tugasnya, sehingga disiplin, kerjasama, dan semangat kerjanya meningkat. Dengan asa sini
diharapkan tujuan pemberian pemeliharaan akan tercapai.
4. Asas Peraturan Legal
Peraturan-peraturan legal yang bersumber dari undang-undang, Keppres, dan keputusan
mentri harus dijadikan asas program pemeliharaan karyawan.
Hal ini penting untuk menghindari konflik dan intervensi serikat buruh dan pemerintah.
5. Asas Kemampuan Perusahaan
Kemampuan perusahaan menjadi pedoman dan asas program pemeliharaan kesejahteraan
karyawan. Jangan sampai terjadi pelaksanaan pemeliharaan karyawan yang mengakibatkan
hancurnya perusahaan.

3. Pentingnya Pemeliharaan Tenaga Kerja


Pemeliharaan SDM dimaksudkan sebagai suatu kegiatan manajemen untuk
mempertahankan stamina SDM dalam melakukan pekerjaan dalam perusahaan. Dengan
demikian yang bersangkutan tidak mengalami gangguan selama melakukan tugas yang diberikan
kepadanya.
Faktor yang mendorong perlunya perusahaan melakukan pemeliharaan sumber daya manusia
adalah :
· Sumber daya manusia merupakan modal utama perusahaan yang apabila tidak dipelihara
dapat, menimbulkan kerugian bagi perusahaan
· Sumber daya manusia adalah manusia yang biasa yang mempunyai kelebihan, keterbatasan,
emosi dari perasaan yang mudah berubah dengan berubah-ubahnya lingkungan sekitar
Sumber daya manusia yang kurang mendapat perhatian dan pemeliharaan perusahaan akan
menimbulkan keresahan, turunnya semangat dan kegairahan kerja, merosotnya loyalitas dan
prestasi yang bersangkutan.

4. Kegiatan Pemeliharaan Tenaga Kerja


Kegiatan pemeliharaan terhadap SDM yang dilakukan perusahaan melakukan sasarn utama,
yaitu tetap bertahannya SDM dalam melaksanakan tugas yang dibebankan kepadanya. SDM
akan terdorong tetap bekerja memberikan tenaganya, kemampuannya, pikirannyya dan waktunya
bagi perusahaan. Kegiatan pemeliharaan sumber daya manusia secara rinci untuk :
1. Meningkatkan loyalitas SDM terhadap perusahaan.
2. Meningkatkan motivasi dan disiplin kerja.
3. Meningkatkan semangat dan kegairahan kerja.
4. Meningkatkan rasa aman,bangga dan ketenangan jiwa SDM dalam melakukan pekerjaan.
5. Meningkatkan kinerja SDM.
6. Menurunkan tingkat kemangkiran SDM.
7. Menurunkan tingkat turn over SDM.
8. Menciptakan suasana hubungan kerja yang harmonis dan kebersamaan.
Penyusunan program kerja ini harus didasarkan pada kondisi nyata yang terdapat dalam
perusahaan dan kemungkinan masa datang yang akan dihadapi. Pada dasarnys pemeliharaan
dapat dilakukan perusahaan dapat dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1. Pemeliharaan SDM yang bersifat ekonomis
2. Pemeliharaan SDM yang bersifat penyediaan fasilitas
3. Pemeliharaan SDM yang berupa pemberian pelayanan
Program Kesejahteraan Pegawai
Kegiatan pelayanan bagi pegawai diantaranya dapat berupa :
1. Program rekreasi, dapat dibagi 2, yaitu :
· Kegiatan olahraga
· Kegiatan sosial
2. Kefataria (kantin)
3. Perumahan
4. Beasiswa pendidikan
5. Konsultasi untuk memecahkan masalah
6. Aneka ragam pelayanan lain
5. Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3) Dan Keamanan
Pentingnya Keselamatan Kerja (K3)
Kecelakaan tidak harus dilihat sebagai takdir, karena kecelakaan terjadi tidak begitu saja.
Kecelakaan pasti ada penyebabnya. Kelalaian perusahaan yang semata-mata memusatkan diri
pada keuntungan, dan kegagalan pemerintah untuk meratifikasi konvensi keselamatan
internasional atau melakukan pemerikasaan buruh, merupakan 2 penyebab besar kematian
terhadap pekerja. Di negara berkembang seperti Indonesia, Undang- undang keselamatan kerja
yang berlaku tidak secara otomatis meningkatkan kondisi di tempat kerja, disamping hukuman
yang ringan bagi yang melamnggar aturan. Meningkatkan standar keselamatan kerja yang lebih
baik akan menghasilkan keuangan yang baik.
Tujuan dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah :
· Sebagai alat mencapai derajat kesehatan tenaga kerja setinggi-tingginya, baik buruh, petani,
nelayan, pegawai negeri, atau pekerja bebas.
· Sebagai upaya mencegah dan memberantas penyakit dan kecelakaan akibat kerja, memelihara,
menigkatkan kesehatan dan gizi tenaga kerja, merawat efisiensi dan daya produktivitas tenaga
manusia, memberantas kelelahan kerja dan melipatgandakan gairah serta kenikmatan bekerja.
Dalam system penerapan system manajemen K3, organisasi wajib melaksanakan ketentuan
sebagai berikut :
· Menetapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen terhadap
penerapan system manajemen K3.
· Merencanakan pemenuhan kebijakan tujuan dan sasaran penerapan keselamatan dan
kesehatan kerja.
· Menerapkan kebijakan, keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan
mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan mencapai kebijakan,
tujuan, sasaran, keselamatan dan kesehatan kerja.
· Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan kerja serta
melakukan tindakan kebaikan dan pencegahan.
· Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan system manajemen K3 secara
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamtan dan kesehatan kerja.
Tujuan keselamatan dan kesehatan kerja adalah menjamin keadaan, keutuhan dan
kesempurnaan, baik jasmani maupun rohani manusia serta karya dan budayanya yang tertuju
pada kesejahteraan masyarakat pada umumnya dan manusia pada khususnya. Cara
menanggulangi kesehatan dan keselamatan kerja antara lain dengan cara:
· Mengadakan unsur penyebab kecelakaan
· Mengadakan pengawasan yang ketat
Sasaran yang hendak dicapai oleh keselamatan dan kesehatan kerja adalah :
· Tumbuhnya motivasi untuk bekerja secara aman
· Terciptanya kondisi kerja yang tertib, aman dan menyenangkan
· Megurangi tingkat kecelakaan di lingkungan kantor
· Tumbuhnya kesadaran akan pentingnya makna keselamatan kerja di lingkungan kantor
· Meningkatkan produktivitas kerja
6. Pelayanan Kesehatan dan Keselamatan
Pelayanan Kesehatan Karyawan yang telah direkrut dari masyarakat dalam keadaan baik,
sehat baik fisik maupun mentalnya, maka bila nanti terjadi pemutusan kerja, baik karena pensiun
atau sebab yang lain juga dalam keaddaan yang sama, kecuali umur yang tidak dapat
dikendalikan. Maka menjadi sangat penting apabila institusi atau organisasi kerja memberikan
pelayanan terhadap karyawan dalam bentuk program pelayanan kesehatan dan keselamatan
kerja. Dengan program ini karyawan terlindung dan terpelihara atau paling tidak
diminimalisasikan dari ganggguan kesehatan dan kecelakaan akibat kerja. Dari segi hukum
positif, pelayanan atau program kesehatan dan keselamatan kerja ini juga telah diatur didalam
Undang-Undang No.1 tahun 1970, tentang Undang-Undang Keselamatan Kerja.
Diterminan atau faktor-faktor keselamatan kesehatan kerja
Tujuan utama kesehatan dan keselamatan kerja adalah agar karyawan disebuah institusi
mendapat kesehatan yang seoptimal mungkin sehingga mencapai produktivitas kerja yang
setinggi-tingginya. Sedangkan tujuan keselamatan kerja adalah agar para karyawan di sebuah
institusi bebas dari segala kecelakaan akibat kerja atau gangguan-gangguan yang lain sehingga
menrunkan dan bahwa mengakibatkan hilangnya produktivitas kerja. Untuk itu, maka diperlukan
kondisi kerja yang kondusif terwujudnya derajad kesehatan dan terhindarnya kecelakaan kerja
bagi karyawan sehingga disebut sebagai diterminan kesehatan dan keselamatan kerja yang antara
lain mencakup :
1. Beban kerja
Setiap pekerjaan apapun memerlukan 2 hal penting yakni pekerjaan-pekerjaan yang lebih
memerlukan pemikiran dan pekerjaan-pekerjaan yang lebih memerlukan kekuatan-kekuatan
fisik. Kedua hal ini mempunyai keterbatasan-keterbatasan tersendiri. Siapapun juga tidak dapat
dituntut dan dipaksakan untuk melaksanakan pekerjaannya melebihi kemampuan yang
dimilikinya. Apabila seseorang dituntut dan dipaksakan untuk melakukan pekerjaan dapat
terganggunya kesehatan atau terjadinya kecelakaan kerja bagi yang bersangkutan.

2. Beban tambahan
Beban tambahan bagi setiap tenaga kerja adalah lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Lingkungan kerja yang tidak kondusif sering bahkan selalu menghambat atau mempengaruhi
kinerja dan pelaksanaan tugas karyawan. Lingkungan kerja sebagai beban tambahan karyawan di
suatu institusi antara lain :
· Faktor fisik, misalnya penerangan dalam lingkungan kerja yang tidak cukup, udara yang
panas, pengap, kurangnya ventilasi dalam ruangan kerja, bising, ramai, kelembaban udara yang
terlalu tinggi atau rendah dan sebagainya.
· Faktor kimia, yaitu terganggunya lingkungan kerja dengan adanya bahan-bahan kimia yang
menimbulkan bau tidak enak, bau gas, polusi kendaran bermotor, asap rokok, debu dan
sebagainya.
· Faktor biologi, yakni binatang atau serangga yang menggangu lingkungan kerja misalnya,
lalat, nyamuk, kecoa, tanaman yang tidak teratur, lumut dan sebagainya.
· Faktor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh, misalnya meja
tulis atau komputer yang terlalu pendek atau tinggi, meja dan kursi rapat tidak sesuai ukuran dan
sebagainya.
· Faktor sosio-fisiologis, yakni suasana kerja yang tidak harmonis, misalnya adanya kelompok-
kelompok penggosip, adanya kecemburuan satu dengan yang lainnya dan sebagainya.

3. Kemampuan kerja
Kemampuan kerja dalam mengerjakan tugasnya berbeda satu dengan yang lainnya.
Meskipun pekerjaannya sama, dikerjakan oleh karyawan yang tingkat pendidikannya sama,
tetapi hasilnya berbeda. Perbedaan hasil pekerjaan tersebut disebabkan karena perbedaan
kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan tersebut. Kemampuan seseorang dalam
menjalankan tugasnya pada umumnya sejajar dengan prestasinya.
Kemampuan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah tingkat pendidikan.
Faktor lainnya yang mempengaruhi kemampuan seseorang antara lain: kesehatan, status gizi,
genetik, motivasi, latar belakang sosial, dan lingkungan. Oleh sebab itu apabila akan
meningkatkan kemampuan karyawan harus dengan hati-hati. Tidak semua kemampuan harus
ditingkatkan melalui pelatihan. Orang tidak mampu menjalankan tugasnya bukan karena tidak
terampil tetapi karena mungkin tidak merasa fit atau karena kurang asupan makanan bergizi atau
tidak punya motivasi untuk kerja.
Skema pelayanan kesehatan dan kecelakaan ini dapat dikelompokan menjadi dua, yakni program
sebelumnya terjadi kasus gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja atau pencegahan (preventif)
dan peningkatan (promotif). Program kedua adalah pelayanan

Upaya-upaya preventif dan promotif terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja ini
antara lain dalam bentuk :
a) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Di institusi manapun juga, sebelum mengangkat karyawan pada umumnya melakukan
berbagai macam tes, termasuk tes kesehetan. Bahkan pada saat melamar, calon kryawan harus
melampirkan surat keterangan kesehatan dari dokter yang berwenang. Tujuan pertama
pemeriksaan kesehatan sebelum kerja ini di samping berguna bagi institusi yang akan menerima
karyawan tersebut juga bermanfaat calon kayawan yang bersangkutan. Bagi institusi jelas akan
meperoleh karyawan yang sehat, dan sudah barang tentu secara fisik mampu menjalankan tugas
atau pekerjaannya yang akan dibebankan.
b) Pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi karyawan
Pemeriksaan kesehatan secara berkala misalnya 1 tahun sekali adalah sangat penting, akan
lebih penting lagi utamanya bagi para karyawan yang bekerja di tempat yang berisiko, misalnya
di pabrik semen, garmen, textile, pertambangan dan sebagainya. Hasil pemeriksaan kesehatan
secara berkala ini harus ditindak lanjuti dengan upaya penyembuhan.
c) Tersedianya kantin di lingkungan tempat kerja
Kantin dilingkungan kerja sangat penting dan bermanfaat bukan saja bagi karyawan, tetapi
juga institusi tempat kerja. Bagi karyawan tersedianya kantin dilingkungan kerja mempunyai
manfaat ganda yakni memudahkan karyawan untuk memperoleh makan pada waktu istirahat
siang, menghemat waktu, dan berkualitasnya makanan dilihat dari kelengkapan gizinya karena di
bawah pengawasan institusi.
d) Terpeliharanya lingkungan kerja yang sehat
Lingkungan kerja sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas kerja. Lingkungan kerja
yang tidak baik, lingkungan kerja yang tidak kondusif merupakan beban tambahan bagi tenaga
kerja. Banyak faktor yang terlibat dalam lingkungan kerja, baik lingkungan sosio-fisiologis yang
harus dipelihara sehingga kondusif atau berpengaruh positif terhadap kesehatan dan kecelakaan
kerja karyawan antara lain :

· Pencahayaan dan penerangan


· Kebisingan
· Penyejuk tempat kerja
· Bebas serangga
· Bau-bauan
· Peralatan kerja
· Alat-alat pelindung diri

BAB III
STUDI KASUS
(Studi Kasus Pada PT. Mandom Indonesia Tbk)
Manfaat Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Wanita
semakin meningkatnya angkatan kerja wanita yang masuk dalam dunia kerja sehingga
diperlukan perlindungan terhadap resiko terhentinya sementara penghasilan mereka misalnya
yang disebabkan oleh keadaan sakit. Disamping itu, hanya program pelayanan kesehatan (P2K)
atau jaminan pemeliharaan kesehatan (dari empat jenis program Jamsostek) yang dapat
diselenggarakan sendiri oleh suatu perusahan sehingga perlu dikaji sejauh mana manfaatnya bagi
tenaga kerja wanita. Ini berkaitan dengan pemahaman tenaga kerja wanita tentang program
pelayanan kesehatan (P2K), pelaksanaan program P2K bagi tenaga kerja wanita dan faktor-
faktor yang menghambat pelaksanaan program P2K bagi tenaga kerja wanita. Dalam penelitian
ini konsep yang dipergunakan untuk menambah wawasan peneliti adalah konsep tentang jaminan
sosial. Selain itu, dikemukakan juga teori yang dipergunakan untuk menganalisa data, antara lain
konsep tentang kebutuhan, jaminan sosial tenaga kerja, kesehatan kerja dan konsep tentang
tenaga kerja wanita.
Semua karyawan memahami bahwa, kesehatan sangat penting untuk menciptakan
produktivitas kerja yang optimal. Adapun tindakan yang diambil karyawan wanita apabila
perusahaan tidak mampu memberikan pelayanan yg dibutuhkan antara lain meminta resep obat
lain dan dokter poliklinik atau berobat ke dokter luar. Meskipun terdapat kesulitan, karyawan
merasa senang, bersyukur dan merasa terbantu, setelah mendapatkan pelayanan dan poliklinik
perusahaan.
Hambatan yang paling dirasakan oleh karyawan wanita adalah dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang bersifat spesifik berkaitan dengan kondisi fisik kewanitaannya serta
permasalahan perbedaan santunan pelayanan kesehatan antara karyawan wanita dengan
karyawan laki-laki yang berstatus menikah. Selain itu ada pula karyawan wanita yang
merasakan hambatan untuk mendapatkan ijin bila sudah sakit dari rumah, proses rujukan dan
obat yang diberikan dokter yang tidak cocok, dokter tidak datang tepat waktu, terbatasnya dana
untuk pelayanan kesehatan dan terbatasnya fasilitas serta waktu yang tersedia bagi
pelaksana pelayanan untuk memberikan pelayanan. Namun demikian, disamping ada karyawan
yang mengalami hambatan untuk mendapatkan pelayanan poliklinik ini, ada pula karyawan
lainnya yang merasa tidak mengalami hambatan yang berarti.
Berkaitan dengan permasalahan diatas, ada beberapa saran yang disampaikan guna
perbaikan program di masa mendatang. Bagi pihak pelaksana program P2K, perlu
mensosialisasikan prosedur untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal dan perlu
mendiagnosis penyakit karyawan secara tepat sehingga proses rujukan dan obat yang diberikan
juga sesuai dengan penyakit yang dirasakan oleh karyawan. Bagi pihak perusahaan, perlu
mengupayakan agar tersedia dokter poliklinik perusahaan yang dapat bekerja secara tetap di
PT.Mandom, meningkatkan dana yang dialokasikan ke bagian kesehatan serta perlu
mengembangkan fasilitas pelayanan yang lengkap dan waktu pelayanan yang lebih intensif.
Disamping itu perusahaan juga harus menyesuaikan beberapa program P2K dengan standar dari
jamsostek sehingga pelayanan yang diperlukan karyawan wanita berkaitan dengan kondisi
fisiknya yang khas, dapat dilaksanakan.
Kemudian juga perlu mempertimbangkan agar pelayanan kesehatan dapat diberikan
kepada anggota keluarga karyawan wanita yang berstatus menikah, sehingga ia memperoleh hak
yang sama dengan karyawan laki-laki. Bagi SPSI unit kerja PT.Mandom sebaiknya dapat
membantu perusahaan untuk mendata kondisi kehidupan karyawan wanita sehingga SPSI dapat
menjadi social control yang baik bagi perusahaan. Begitu pula dengan pihak pemerintah perlu
meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan yang menyelenggarakan sendiri kegiatan
pelayanan kesehatan, sehingga pekerja tidak dirugikan.

BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pemeliharaan (maintenance) karyawan harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh
dari manajer.Jika pemeliharaan karyawan kurangdiperhatikan, semangat kerja, sikap, loyalitas
karyawan akan menurun. Absensinya dan turn-over meningkat, disiplin akan menurun, sehingga
pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan pengintegrasian karyawan yang telah dilakukan
dengan baik dan biaya yang besar kurang berarti untuk menunjang tercapainya tujuan
perusahaan.
Supaya karyawan semangat bekerja, berdisiplin tinggi, dan bersikap loyal dalam
menunjang tujuan perusahaan maka fungsi pemeliharaan mutlak mendapat perhatian
manajer.Tidak mungkin karyawan bersemangat bekerja dan konsentrasi penuh terhadap
pekerjaanya jika kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan baik.
Pemeliharaan (maintenance) adalah usaha mempertahankan dana atau meningkatkan
kondisi fisik, mental, dansikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk
menunjang tercapainya tujuan perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai