Pertama-tama kami panjatkan puji dan syukur kepada Allah SWT karena telah
memberikan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Manajemen
Sumber Daya Manusia tentang analisis “Pemeliharaan Karyawan dalam Perusahaan”.
Tujuan disusunnya analisis ini adalah agar mempermudah pembaca dalam mengetahui
tentang bagaimana cara suatu perusahaan dalam melakukan atau menentukan syarat-syarat bagi
seorang tenaga kerja untuk dapat bekerja di perusahaan tersebut. Selain itu juga untuk memenuhi
tugas semester. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan tugas ini.
Maka dari itu penulis mengharapkan kritik serta saran yang bersifat membangun.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk pembaca pada umumnya dan penulis
khususnya.
(Penyusun)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini semakin meningkatnya angkatan orang yang masuk kedalam dunia
kerja, terutama tenaga kerja wanita, sehingga diperlukan perlindungan terhadap resiko
terhentinya sementara penghasilan mereka. Pemeliharaan tenaga kerja tidak lepas dari
campur tangah manajer. Jika pemeliharaan karyawan kurang diperhatikan, semangat
kerja, sikap, loyalitas karyawan akan menurun. Absensinya dan turn-over meningkat,
disiplin akan menurun, sehingga pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan
pengintegrasian karyawan yang telah dilakukan dengan baik dan biaya yang besar kurang
berarti untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan.
Agar semua tenaga kerja semangat bekerja, berdisiplin tinggi, dan bersikap loyal
dalam menunjang tujuan perusahaan maka fungsi pemeliharaan mutlak mendapat
perhatian manajer. Tidak mungkin karyawan bersemangat bekerja dan konsentrasi penuh
terhadap pekerjaanya jika kesejahteraan kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan
baik.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah :
1. Lebih memahami tentang pemeliharaan tenaga kerja dalam suatu perusahaan.
2. Mengetahui bagaimana pemeliharaan dalam suatu perusahaan.
3. Mengetahui bagaimana penerapan pemeliharaan tenaga kerja di perusahaan
C. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Pemeliharaan Tenaga Kerja?
2. Apa tujuan dan asas pemeliharaan tenaga kerja?
3. Bagaimana pentingnya pemeliharaan tenaga kerja?
4. Kegiatan apa saja dalam pemeliharaan dan program kesejahteraan tenaga kerja?
5. Bagaimana manajemen keselamatan dan kesehatan kerja dan keamanan?
6. Bagaimana pelayanan kesehatan dan keselamatan?
BAB II
IS
A. Pengertian Pemeliharaan Tenaga Kerja
Pemeliharaan (maintenance) adalah usaha mempertahankan dana atau
meningkatkan kondisi fisik, mental, dansikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan
bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan. Pengertian
Pemeliharaan Karyawan menurut Hasibuan (2000;176), adalah “usaha mempertahankan
dan atau meningkatkan kondisi fisik, mental, dan sikap karyawan, agar mereka tetap
loyal dan bekerja produktif untuk menunjang tercapainya tujuan perusahaan”.
Oleh karena itu, keamanan dan keselamatannya perlumen dapat pemeliharaan
sebaik-baiknya dari pimpinan perusahaan. Pemeliharaan (maintenance) karyawan harus
mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari manajer. Jika pemeliharaan karyawan
kurangdiperhatikan, semangat kerja, sikap, loyalitas karyawan akan menurun.
Absensinya dan turn-over meningkat, disiplin akan menurun, sehingga pengadaan,
pengembangan, kompensasi, dan pengintegrasian karyawan yang telah dilakukan dengan
baik dan biaya yang besar kurang berarti untuk menunjang tercapainya tujuan
perusahaan.
Supaya karyawan semangat bekerja, berdisiplin tinggi, dan bersikap loyal dalam
menunjang tujuan perusahaan maka fungsi pemeliharaan mutlak mendapat perhatian
manajer. Tidak mungkin karyawan bersemangat bekerja dan konsentrasi penuh terhadap
pekerjaanya jika kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan baik.
2. Beban tambahan
Beban tambahan bagi setiap tenaga kerja adalah lingkungan kerja yang tidak kondusif.
Lingkungan kerja yang tidak kondusif sering bahkan selalu menghambat atau mempengaruhi
kinerja dan pelaksanaan tugas karyawan. Lingkungan kerja sebagai beban tambahan karyawan di
suatu institusi antara lain :
· Faktor fisik, misalnya penerangan dalam lingkungan kerja yang tidak cukup, udara yang
panas, pengap, kurangnya ventilasi dalam ruangan kerja, bising, ramai, kelembaban udara yang
terlalu tinggi atau rendah dan sebagainya.
· Faktor kimia, yaitu terganggunya lingkungan kerja dengan adanya bahan-bahan kimia yang
menimbulkan bau tidak enak, bau gas, polusi kendaran bermotor, asap rokok, debu dan
sebagainya.
· Faktor biologi, yakni binatang atau serangga yang menggangu lingkungan kerja misalnya,
lalat, nyamuk, kecoa, tanaman yang tidak teratur, lumut dan sebagainya.
· Faktor fisiologis, yakni peralatan kerja yang tidak sesuai dengan ukuran tubuh, misalnya meja
tulis atau komputer yang terlalu pendek atau tinggi, meja dan kursi rapat tidak sesuai ukuran dan
sebagainya.
· Faktor sosio-fisiologis, yakni suasana kerja yang tidak harmonis, misalnya adanya kelompok-
kelompok penggosip, adanya kecemburuan satu dengan yang lainnya dan sebagainya.
3. Kemampuan kerja
Kemampuan kerja dalam mengerjakan tugasnya berbeda satu dengan yang lainnya.
Meskipun pekerjaannya sama, dikerjakan oleh karyawan yang tingkat pendidikannya sama,
tetapi hasilnya berbeda. Perbedaan hasil pekerjaan tersebut disebabkan karena perbedaan
kemampuan yang dimiliki oleh para karyawan tersebut. Kemampuan seseorang dalam
menjalankan tugasnya pada umumnya sejajar dengan prestasinya.
Kemampuan dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah tingkat pendidikan.
Faktor lainnya yang mempengaruhi kemampuan seseorang antara lain: kesehatan, status gizi,
genetik, motivasi, latar belakang sosial, dan lingkungan. Oleh sebab itu apabila akan
meningkatkan kemampuan karyawan harus dengan hati-hati. Tidak semua kemampuan harus
ditingkatkan melalui pelatihan. Orang tidak mampu menjalankan tugasnya bukan karena tidak
terampil tetapi karena mungkin tidak merasa fit atau karena kurang asupan makanan bergizi atau
tidak punya motivasi untuk kerja.
Skema pelayanan kesehatan dan kecelakaan ini dapat dikelompokan menjadi dua, yakni program
sebelumnya terjadi kasus gangguan kesehatan dan kecelakaan kerja atau pencegahan (preventif)
dan peningkatan (promotif). Program kedua adalah pelayanan
Upaya-upaya preventif dan promotif terkait dengan kesehatan dan keselamatan kerja ini
antara lain dalam bentuk :
a) Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja
Di institusi manapun juga, sebelum mengangkat karyawan pada umumnya melakukan
berbagai macam tes, termasuk tes kesehetan. Bahkan pada saat melamar, calon kryawan harus
melampirkan surat keterangan kesehatan dari dokter yang berwenang. Tujuan pertama
pemeriksaan kesehatan sebelum kerja ini di samping berguna bagi institusi yang akan menerima
karyawan tersebut juga bermanfaat calon kayawan yang bersangkutan. Bagi institusi jelas akan
meperoleh karyawan yang sehat, dan sudah barang tentu secara fisik mampu menjalankan tugas
atau pekerjaannya yang akan dibebankan.
b) Pemeriksaan kesehatan secara berkala bagi karyawan
Pemeriksaan kesehatan secara berkala misalnya 1 tahun sekali adalah sangat penting, akan
lebih penting lagi utamanya bagi para karyawan yang bekerja di tempat yang berisiko, misalnya
di pabrik semen, garmen, textile, pertambangan dan sebagainya. Hasil pemeriksaan kesehatan
secara berkala ini harus ditindak lanjuti dengan upaya penyembuhan.
c) Tersedianya kantin di lingkungan tempat kerja
Kantin dilingkungan kerja sangat penting dan bermanfaat bukan saja bagi karyawan, tetapi
juga institusi tempat kerja. Bagi karyawan tersedianya kantin dilingkungan kerja mempunyai
manfaat ganda yakni memudahkan karyawan untuk memperoleh makan pada waktu istirahat
siang, menghemat waktu, dan berkualitasnya makanan dilihat dari kelengkapan gizinya karena di
bawah pengawasan institusi.
d) Terpeliharanya lingkungan kerja yang sehat
Lingkungan kerja sangat besar pengaruhnya terhadap produktivitas kerja. Lingkungan kerja
yang tidak baik, lingkungan kerja yang tidak kondusif merupakan beban tambahan bagi tenaga
kerja. Banyak faktor yang terlibat dalam lingkungan kerja, baik lingkungan sosio-fisiologis yang
harus dipelihara sehingga kondusif atau berpengaruh positif terhadap kesehatan dan kecelakaan
kerja karyawan antara lain :
BAB III
STUDI KASUS
(Studi Kasus Pada PT. Mandom Indonesia Tbk)
Manfaat Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Bagi Tenaga Kerja Wanita
semakin meningkatnya angkatan kerja wanita yang masuk dalam dunia kerja sehingga
diperlukan perlindungan terhadap resiko terhentinya sementara penghasilan mereka misalnya
yang disebabkan oleh keadaan sakit. Disamping itu, hanya program pelayanan kesehatan (P2K)
atau jaminan pemeliharaan kesehatan (dari empat jenis program Jamsostek) yang dapat
diselenggarakan sendiri oleh suatu perusahan sehingga perlu dikaji sejauh mana manfaatnya bagi
tenaga kerja wanita. Ini berkaitan dengan pemahaman tenaga kerja wanita tentang program
pelayanan kesehatan (P2K), pelaksanaan program P2K bagi tenaga kerja wanita dan faktor-
faktor yang menghambat pelaksanaan program P2K bagi tenaga kerja wanita. Dalam penelitian
ini konsep yang dipergunakan untuk menambah wawasan peneliti adalah konsep tentang jaminan
sosial. Selain itu, dikemukakan juga teori yang dipergunakan untuk menganalisa data, antara lain
konsep tentang kebutuhan, jaminan sosial tenaga kerja, kesehatan kerja dan konsep tentang
tenaga kerja wanita.
Semua karyawan memahami bahwa, kesehatan sangat penting untuk menciptakan
produktivitas kerja yang optimal. Adapun tindakan yang diambil karyawan wanita apabila
perusahaan tidak mampu memberikan pelayanan yg dibutuhkan antara lain meminta resep obat
lain dan dokter poliklinik atau berobat ke dokter luar. Meskipun terdapat kesulitan, karyawan
merasa senang, bersyukur dan merasa terbantu, setelah mendapatkan pelayanan dan poliklinik
perusahaan.
Hambatan yang paling dirasakan oleh karyawan wanita adalah dalam memperoleh
pelayanan kesehatan yang bersifat spesifik berkaitan dengan kondisi fisik kewanitaannya serta
permasalahan perbedaan santunan pelayanan kesehatan antara karyawan wanita dengan
karyawan laki-laki yang berstatus menikah. Selain itu ada pula karyawan wanita yang
merasakan hambatan untuk mendapatkan ijin bila sudah sakit dari rumah, proses rujukan dan
obat yang diberikan dokter yang tidak cocok, dokter tidak datang tepat waktu, terbatasnya dana
untuk pelayanan kesehatan dan terbatasnya fasilitas serta waktu yang tersedia bagi
pelaksana pelayanan untuk memberikan pelayanan. Namun demikian, disamping ada karyawan
yang mengalami hambatan untuk mendapatkan pelayanan poliklinik ini, ada pula karyawan
lainnya yang merasa tidak mengalami hambatan yang berarti.
Berkaitan dengan permasalahan diatas, ada beberapa saran yang disampaikan guna
perbaikan program di masa mendatang. Bagi pihak pelaksana program P2K, perlu
mensosialisasikan prosedur untuk mendapatkan pelayanan kesehatan secara optimal dan perlu
mendiagnosis penyakit karyawan secara tepat sehingga proses rujukan dan obat yang diberikan
juga sesuai dengan penyakit yang dirasakan oleh karyawan. Bagi pihak perusahaan, perlu
mengupayakan agar tersedia dokter poliklinik perusahaan yang dapat bekerja secara tetap di
PT.Mandom, meningkatkan dana yang dialokasikan ke bagian kesehatan serta perlu
mengembangkan fasilitas pelayanan yang lengkap dan waktu pelayanan yang lebih intensif.
Disamping itu perusahaan juga harus menyesuaikan beberapa program P2K dengan standar dari
jamsostek sehingga pelayanan yang diperlukan karyawan wanita berkaitan dengan kondisi
fisiknya yang khas, dapat dilaksanakan.
Kemudian juga perlu mempertimbangkan agar pelayanan kesehatan dapat diberikan
kepada anggota keluarga karyawan wanita yang berstatus menikah, sehingga ia memperoleh hak
yang sama dengan karyawan laki-laki. Bagi SPSI unit kerja PT.Mandom sebaiknya dapat
membantu perusahaan untuk mendata kondisi kehidupan karyawan wanita sehingga SPSI dapat
menjadi social control yang baik bagi perusahaan. Begitu pula dengan pihak pemerintah perlu
meningkatkan pengawasan terhadap perusahaan yang menyelenggarakan sendiri kegiatan
pelayanan kesehatan, sehingga pekerja tidak dirugikan.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pemeliharaan (maintenance) karyawan harus mendapat perhatian yang sungguh-sungguh
dari manajer.Jika pemeliharaan karyawan kurangdiperhatikan, semangat kerja, sikap, loyalitas
karyawan akan menurun. Absensinya dan turn-over meningkat, disiplin akan menurun, sehingga
pengadaan, pengembangan, kompensasi, dan pengintegrasian karyawan yang telah dilakukan
dengan baik dan biaya yang besar kurang berarti untuk menunjang tercapainya tujuan
perusahaan.
Supaya karyawan semangat bekerja, berdisiplin tinggi, dan bersikap loyal dalam
menunjang tujuan perusahaan maka fungsi pemeliharaan mutlak mendapat perhatian
manajer.Tidak mungkin karyawan bersemangat bekerja dan konsentrasi penuh terhadap
pekerjaanya jika kesejahteraan mereka tidak diperhatikan dengan baik.
Pemeliharaan (maintenance) adalah usaha mempertahankan dana atau meningkatkan
kondisi fisik, mental, dansikap karyawan, agar mereka tetap loyal dan bekerja produktif untuk
menunjang tercapainya tujuan perusahaan.