http://dwimarsudi87-krete.blogspot.com/2009/11/ulkus-diabetik.html
ULKUS DIABETIK
1. Definisi
Ulkus diabetik merupakan komplikasi kronik dari diabetes mellitus sebagai sebab utama
morbiditas, mortalitas serta kecacatan penderita diabetes. Kadar LDL yang tinggi memainkan
peranan penting untuk terjadinya ulkus diabetik melalui pembentukan plak atherosklerosis
pada dinding pembuluh darah.(Zaidah 2005)
2. Etiologi
Faktor – faktor yang berpengaruh atas terjadinya ulkus diabetikum dibagi menjadi faktor
endogen dan ekstrogen.
a. Faktor endogen
1) Genetik, metabolik
2) Angiopati diabetik
3) Neuropati diabetik
b. Faktor ekstrogen
1) Trauma
2) Infeksi
3) Obat
Faktor utama yang berperan pada timbulnya ulkus diabetikum adalah angipati, neuropati dan
infeksi.adanya neuropati perifer akan menyebabkan hilang atau menurunnya sensai nyeri
pada kaki, sehingga akan mengalami trauma tanpa terasa yang mengakibatkan terjadinya
ulkus pada kaki gangguan motorik juga akan mengakibatkan terjadinya atrofi pada otot kaki
sehingga merubah titik tumpu yang menyebabkan ulsestrasi pada kaki klien. Apabila
sumbatan darah terjadi pada pembuluh darah yang lebih besar maka penderita akan merasa
sakit pada tungkainya sesudah ia berjalan pada jarak tertentu. Adanya angiopati tersebu akan
menyebabkan terjadinya penurunan asupan nutrisi, oksigen serta antibiotika sehingga
menmyebabkan terjadinya luka yang sukar sembuh (Levin, 1993) infeksi sering merupakan
komplikasi yang menyertai ulkus diabetikum akibat berkurangnya aliran darah atau
neuropati, sehingga faktor angipati dan infeksi berpengaruh terhadap penyembuhan ulkus
diabetikum.(Askandar 2001)
3. Patofisiologi
Penyakit diabetes membuat gangguan/ komplikasi melalui kerusakan pada pembuluh darah di
seluruh tubuh, disebut angiopati diabetik. Penyakit ini berjalan kronis dan terbagi dua yaitu
gangguan pada pembuluh darah besar (makrovaskular) disebut makroangiopati, dan pada
pembuluh darah halus (mikrovaskular) disebut mikroangiopati. Ulkus diabetikum terdiri dari
kavitas sentral biasanya lebih besar dibanding pintu masuknya, dikelilingi kalus keras dan
tebal. Awalnya proses pembentukan ulkus berhubungan dengan hiperglikemia yang berefek
terhadap saraf perifer, kolagen, keratin dan suplai vaskuler. Dengan adanya tekanan mekanik
terbentuk keratin keras pada daerah kaki yang mengalami beban terbesar. Neuropati sensoris
perifer memungkinkan terjadinya trauma berulang mengakibatkan terjadinya kerusakan
jaringan dibawah area kalus. Selanjutnya terbentuk kavitas yang membesar dan akhirnya
ruptur sampai permukaan kulit menimbulkan ulkus. Adanya iskemia dan penyembuhan luka
abnormal manghalangi resolusi. Mikroorganisme yang masuk mengadakan kolonisasi
didaerah ini. Drainase yang inadekuat menimbulkan closed space infection. Akhirnya sebagai
konsekuensi sistem imun yang abnormal , bakteria sulit dibersihkan dan infeksi menyebar ke
jaringan sekitarnya. (Anonim 2009)
4. Manifestasi klinis
Ulkus diabetikum akibat mikriangiopatik disebut juga ulkus panas walaupun nekrosis, daerah
akral itu tampak merah dan terasa hangat oleh peradangan dan biasanya teraba pulsasi arteri
dibagian distal . Proses mikroangipati menyebabkan sumbatan pembuluh darah, sedangkan
secara akut emboli membrikan gejala klinis 5 P yaitu :
a. Pain (nyeri)
b. Paleness (kepucatan)
c. Paresthesia (kesemutan)
d. Pulselessness (denyut nadi hilang)
e. Paralysis (lumpuh)
Bila terjadi sumbatan kronik, akan timbul gambaran klinis menurut pola dari fontaine :
a. Stadium I : asimptomatis atau gejala tidak khas (kesemutan)
b. Stadium II : terjadi klaudikasio intermiten
c. Stadium III : timbul nyeri saat istitrahat
d. Stadium IV : terjadinya kerusakan jaringan karena anoksia (ulkus)
. (Admin 2009)
2. Ranitidin
Ranitidin merupakan antihistamin paenghambat reseptor Histamin H2 yang berperan dalam
efek histamine terhadap sekresi cairan lambung. Bioavailabilitas ranitidine yang diberikan
secara oral sekitar 50% dan meningkat pada pasien penyakit hati. Masa paruhnya kira-kira
1,7 -3 jam pada orang dewasa, dan memanjang pada orang tua dan pasien gagal ginjal. Pada
pasien penyakit hati masa paruh ranitidine juga memanjang meskipun tidak sebesar pada
ginjal.Pada ginjal normal, volume distribusi 1,7 L/kg sedangkan klirens kreatinin 25-35
ml/menit. Kadar puncak plasma dicapai dalam 1-3 jam setelah penggunaan ranitidine 150 mg
secara oral, dan terikat protein plasma hanya 15 %. Ranitidine mengalami metabolism lintas
pertama di hati dalam jumlah yang cukup besar setelah pemberian oral. Ranitidine dan
matabolitnya diekskresi terutama melalui ginjal, sisanya melalui tinja. Sekitar 70% dari
ranitidine yang diberikan IV dan 30 % yang diberikan secara oral diekskresi dalam urin
dalam bentuk asal. (Anonim 2009)
3. Actrapid
Obat ini digunakan untuk pasien Diabetes melitus yang memerlukan insulin. Kontra indikasi
Hipoglikemia (kadar glukosa dalam darah rendah), insulinoma (tumor jinak yang terdiri atas
sel-sel pulau Langerhans kelenjar ludah perut).Penggunaan bersama dengan pompa insulin.
obat-obat MAO inhibitor (penghambat mono amin oksidase), alkohol dan ß-bloker bisa
mempertinggi efek hipoglikemik (anonim 2009)
4. Hedix
Obat ini digunakan untuk meredakan sakit kepala, obat ini biasa diminum sesudah makan