Anda di halaman 1dari 12

GORDON ALLPORT

Definisi Kepribadian
Kepribadian adalah organisasi dinamik dalam system psikofisik individu
yang menentukan penyesuaiannya yang unik dalam lingkungannya. Suatu
fenomena dinamik yang memiliki elemen psikologik dan fisiologik, yang
berkembang dan berubah, yang memainkan peran aktif dalam berfungsinya
individu. Definisi kepribadian ini memiliki 3 unsur pokok:
1. Istilah dynamic organization dipakai merangkum dua pengertian; kepribadian
terus menerus berkembang dan berubah, dan di dalam diri individu ada pusat
organisasi yang mewadahi semua komponen kepribadian – menghubungkan
satu dengan lainnya.
2. Istilah psychophysical systems menyiratkan bahwa kepribadian bukan hanya
konstruk hipotetik (yang dibuat oleh pengamat) tetapi merupakan fenomena
nyata yang merangkum elemen mental dan neural, disatukan ke dalam unit
kepribadian.
3. Istilah determine mempertegas kembali bahwa kepribadian adalah sesuatu
dan mengerjakan sesuatu, bukan sekedar konsep yang menjelaskan tingkah
laku orang tetapi bagian dari individu yang berperan akif dalam tingkah laku
orang itu.
Istilah karakteristik dalam definisi yang disampaikan menunjukkan bahwa
semua manusia memberikan tanda atau ukiran khas pada tiap kepribadian yang
dimiliki, agar tidak dapat diduplikasi oleh orang lain.
Allport tidak setuju dengan teori psikoanalisis. Menurutnya manusia
normal adalah makhluk yang rasional yang diatur terutama oleh tujuan
kesadarannya yang berakar di masa kini dan masa yang akan datang, bukan di
masa lalu. Prinsip dasar tingkah laku adalah terus menerus bergerak-mengalir.
Karena itu konsep utama teori kepribadiannya menyangkut motivasi, yang
membuat orang bergerak. Arus aktivitas itu memiliki unsur yang tetap ( trait)
dan unsur yang berubah-ubah (Functional autonomy: kecenderungan tingkah
laku untuk berlanjut oleh alasan yang berbeda dengan alas an motivasi
awalnya). Hereditas memainkan peran penting dalam temperamen, sebagai
bahan baku bersama-sama kecerdasan dan fisik membentuk kepribadian.
Struktur Kepribadian
Traits – Habit – Atitud – Type
Allport secara cermat membedakan penggunaan istilah trait-attitude-habit-
type yang dalam kehidupan sehari-hari dianggap sinonim. Trait, attitude, dan
habit semua predisposisi, mereka bias unik, mereka semua produk factor
genetic dan belajar, dan masing-masing mungkin mengawali atau membimbing
tingkah laku (Tabel 27). Type bias dianggap sebagai super-ordinasi dari ketiga
konsep lainnya.
1. Sifat (Trait) adalah predisposisi untuk merespon secara sama kelompok
stimuli yang mirip, penentu kecenderungan yang bersifat umum; dapat dipakai
dalam lebih banyak situasi, dan memunculkan lebih banyak variasi respon. Trait
merupakan kombinasi atau taraf umum dari dua habit atau lebih. Sifat-sifat
yang terpenting dari trait adalah sebagai berikut:
 Nyata: trait bukan konsep yang abstrak tetapi objek nyata, yakni struktur
neuropsikis
 Membuat banyak stimuli berfungsi ekuivalen: yang artinya trait telah
menetapkan kepada individu bahwa berbagai stimulus memilikimakna yang
sama dan merespon stimuli dengan tingkah laku yang mirip.
 Mengubah atau menentukan tingkah laku: traits yang kuat memiliki
kekuatan motif untuk menggerakkan tingkah laku. Mendorong orang
mencari stimulus yang sesuai sehingga dapat menampung eksprei trait itu.
Empirik: trait dapat disimpulkan dari terjadinya tingkah laku berulang yang
mempunyai makna yang sama, mengikuti rentangan stimulus tertentu yang
memiliki makna personal yang sama. Trait juga disimpulkan dari kesatuan
keselarasan dari berbagai manifestasi tingkah laku, dan disimpulkan dari
kegiatan merespon stimuli yang diberikan.
Terdapat beberapa kategori traits, antara lain:
 Common Traits, Merupakan sifat-sifat yang dimiliki bersama oleh
banyak orang, dipakai untuk membandingkan orang dari latar budaya
yang berbeda. Asumsi yang mendasari adalah persamaan evolusi dan
pengaruh sosial.
 Personal Dispositions, Merupakan gambaran struktur kepribadian yang
bersifat unik antar individu. Personal disposisi memiliki tingkat
generalitas yang berbeda-beda, ada yang mempengaruhi tingkah laku
seseorang secara umum atau tingkah laku tertentu saja. Tingkatan
personal dispositions:
 Cardinal Dispositions, Sifat atau karakteristik yang mencolok
yang sangat mendominasi hidup individu, dimiliki oleh sebagian
orang seperti narsistik, don juan, sifat kasih Bunda Teresa, dll.
 Central Dispositions, Kecenderungan individu yang sangat khas
atau sering berfungsi, serta mudah ditandai, seperti pandai,
pemalu, lamban, dll.
 Secondary Dispositions, Sifat yang tidak terlalu jelas, tidak
terlalu umum atau tidak terlalu konsisten.
 Motivational Disposition, Disposisi yang memiliki motivasi kuat.
Contohnya berpakaian untuk menghangatkan tubuh
 Stylistic Disposition, Disposisi yang kekuatan motivasinya kurang
kuat. Contohnya penampilan dan dandanan rapi.
2. Kebiasaan (Habit) seperti traits tetapi sebagai penentu kecenderungan
habit bersifat khusus, hanya dipakai untuk merespon satu situasi atau stimulus
dan pengulangan dari situasi atau stimulus itu.

3. Sikap (Attitude) lebih umum dibanding habit tetapi kurang umum


disbanding trait. Attitude terentang dari yang sangat spesifik sampai yang
sangat umum. Attitude berbeda dengan habit dan trait dalam hal sifatnya yang
evaluatif. Misalnya, sikap pria terhadap persamaan hak antara pria dan wanita
mungkin positif (menyetujui persamaan hak) atau negative (tidak setuju,
mengabaikan bahkan menghalangi persamaan hak).

4. Tipe (Type) adalah kategori nomotetik, dan konsep yang jauh lebih luas
disbanding tiga konsep diatas. Sebagai suatu kategori, tipe akan
mengelompokkan manusia menjadi beberapa jenis atau model tingkahlaku.
Tipe merangkum ketiga konsep yang lain, menggambarkan kombinasi trait-
habit-atitud yang secara teoritik dapat ditemui pada diri seseorang. Namun
manakala kita menganalisis individu dalam hal tepenya, kita kehilangan
pengamatan mengenai sifat keunikannya. Karena tidak ada orang yang cocok
dengan tipe secara sempurna, tipe menjadi pembeda artifisial yang
mengaburkan realita.
Proprium
Proprium merupakan aspek kepribadian yang dikenal dengan nama lain
yaitu self atau ego. Proprium adalah sesuatu yang dapat kita sadari dengan
segera, sesuatu yang dipikirkan individu sebagai bagian yang hangat, sentral,
dan privat dari kehidupan individu, sehingga menjadi inti dari kehidupan.
Pengertian proprium ini mencakup semua aspek kepribadian yang menimbulkan
perbedaan kehidupan emosional antar individu, membuat kehidupan diri
menjadi terpisah dengan orang lain, dan menciptakan unitas dari persepsi,
sikap, dan tujuan hidup seseorang.
Motivasi
Allport menyatakan bahwa manusia adalah makhluk sadar dan rasional,
berbuat berdasarkan apa yang diharapkan dapat tercapai, bukan berdasar pada
keinginan primitif atau pengalaman traumatik masa lalu, serta menyadari apa
yang dilakukan dan mempunyai pengetahuan atas alasan mengapa mereka
melakukannya. Terdapat beberapa motif pada manusia menurut Allport:
• Functional Autonomy
Motivasi individu di masa sekarang bersifat independen (tidak terkait
masa lalu). Secara umum, konsep otonomi fungsional memiliki pandangan
bahwa motif ini merupakan penjelasan dari sebuah perilaku, dan seseorang
tidak perlu mencari lebih jauh penyebab-penyebab lain yang lebih utama
atau tersembunyi. Misalnya dengan perkataan lain, apabila mengumpulkan
uang merupakan motif otonom secara fungsional, maka perilaku
seseorangyang pelit tidak akan dikaitkan dengan pengalaman masa kecilnya
dengan pelatihan menggunakan toilet (toilet training).
• Perserverative functional autonomy
Perilaku yang dilakukan tidak lagi berdasar alasan asalnya tapi karena
sudah terbiasa (habit). Misalnya seseorang yang mengalami ketergantungan
obat-obatan akan terus menggunakan obat-obatan terlarang walaupun
motivasi saat ini secara fungsional tidak bergantung lagi dengan motif awal
mereka.
• Propriate functional autonomy
Meliputi sesuatu yang sifatnya lebih self-directed daripada habits seperti
nilai-nilai hidup. Misalnya seorang wanita mungkin menerima suatu
pekerjaan karena membutuhkan uang. Awalnya pekerjaan tersebut tidak
menarik, dan bahkan sangat tidak menyenangkan. Akan tetapi setelah
beberapa tahun, ia mulai mengembangkan suatu minat yang mendalam
terhadap pekerjaan tersebut dan bahkan dapat mengembangkan hobi yang
berhubungan erat dengan pekerjaannya.
ABRAHAM MASLOW
Humanisme menegaskan adanya keseluruhan kapasitas martabat dan nilai
kemanusiaan untuk menyatakan diri (Self ̵ realization). Humanisme menentang
pesimisme dan keputusaan pandangan psikoanalitik dan konsep konsep
kehidupan “robot” pandangan behaviorisme. humanisme yakin bahwa manusia
memiliki didalam dirinya potensi untuk berkembang sehat dan kreatif, dan jika
mau menerima tanggung jawab untuk hidupnya sendiri, dia akan menyadari
potensinya. Teori kepribadian humanistic adalah suatu pendekatan yang
multiphase terhadap pengalaman dan tingkahlaku manusia yang memusatkan
perhatian terhadap keunikan dan aktualisasi diri manusia. Dalam teori ini,
Maslow berpendapat tentang 5 ajaran dasar psikologi, yaitu;
1. Kebutuhan fisiologis (physiological needs)
2. Kebutuhan rasa aman (safety needs)
3. Kebutuhan memperoleh kasih sayang (needs for belonging and love)
4. Kebutuhan memperoleh penghargaan (needs for esteem)
5. Kebutuhan untuk aktualisasi diri (needs for self actuali zation)

Dalam pandangan Maslow, susunan kebutuhan-kebutuhan dasar yang


bertingkat itu merupakan organisasi yang mendasari motivasi manusia. Dan
dengan melihat pada tingkat kebutuhan atau corak pemuasan kebutuhan pada
diri individu, kita bisa melihat kualitas perkembangan kepribadian individu
tersebut. Semakin individu itu mampu memuaskan kebutuhan-kebutuhan yang
tinggi, maka individu itu akan semakin mampu mencapai individualitas, matang
dan berjiwa sehat, dan sebaliknya. Tetapi perlu ditambahkan bahwa dalam
beberapa buku psikologi, Maslow mengemukakan 7 kebutuhan, 2 tambahan
tersebut yaitu :

1. Kebutuhan untuk mengetahui dan mengerti (Needs to know and


understand)
2. Kebutuhan estetis (Aesthetic needs)
Pencapaian aktualisasi diri merupakan gambaran yang optimis dari corak
kehidupan yang ideal. Dan keadaan psikologis yang sehat yang menandai
aktualisasi diri, serta taraf aktualisasi diri itu sendiri. Aktualisasi diri tidak bisa
dicapai dengan mudah, pencapaian aktualisasi diri memerlukan banyak syarat,
Maslow sendiri menyebutkan bahwa syarat yang paling utama bagi pencapaian
aktualisasi diri itu adalah terpuaskanya kebutuhan-kebutuhan dasar dengan
baik.
Adapun 15 ciri dari orang yang self-actualized :
1. Mengamati realitas secara efisien
2. Penerimaan atas diri sendiri, orang lain, dan kodrat
3. Spontan, sederhana, dan wajar
4. Terpusat pada masalah
5. Pemisahan diri dan kebutuhan privasi
6. Kemandirian dari kebudayaan dan lingkungan
7. Kesegaran dan apresiasi
8. Pengalaman puncak atau pengalaman empiris
9. Minat sosial
10. Hubungan antar pribadi
11. Berkarakter demokratis
12. Perbedaan antara cara dan tujuan
13. Rasa humot yang filosofis
14. Kreativitas
15. Penolakan enkulturasi

CARL ROGERS

Teori humanistik Carl Rogers

 Asumsi-Asumsi diri dan Aktualisasi Diri.


Asumsi-asumsi dasar dari teori humanistik meliputi dua asumsi besar yaitu
kecenderungan formatif dan kecenderungan mengaktualisasi diri.
a. Kecenderungan formatif merupakan kecenderungan terhadap semua
hal, baik organis maupun anorganis untuk berkembang dari suatu
bentuk yang sederhana menuju yang lebih kompleks.
b. Kecenderungan mengaktualisasi merupakan kecenderungan setiap
makhluk hidup untuk bergerak menuju ke kesempurnaan atau
pemenuhan potensial dirinya (J Feist dan Gregory J. Feist,
(2008;273).
 Definisi Diri
Konsep utama dalam teori kepribadian Rogers yang didefinisikannya
sebagai “Gestalt konseptual yang terorganisasi dan konsisten yang terdiri dari
persepsi-persepsi tentang sifat-sifat dari “diri subjek‟ atau “diri objek‟ dan
persepsi-persepsi tentang hubungan-hubungan antara “diri subjek‟ atau “diri
objek‟ dengan orang-orang lain dan dengan berbagai aspek kehidupan beserta
nilai-nilai yang melekat pada persepsi-persepsi ini. Gestaltlah yang ada dalam
kesadaran meskipun tidak harus disadari. Gestalt tersebut bersifat lentur dan
berubah-ubah, suatu proses, tetapi pada setiap saat merupakan suatu entitas
spesifik”. (Hall dan Lindzey, 1993: 134)
Rogers melihat diri sebagai suatu perangkat persepsi dan kepercayaan diri
yang konsisten dan teratur (Feist dan Feist, 1998:461). Perangkat sentral
persepsi yang paling menentukan perilaku adalah persepsi mengenai diri atau
konsep diri. Diri terdiri dari semua ide, persepsi, dan nilai-nilai yang memberi
ciri atau me, yang meliputi kesadaran tentang seperti apakah saya atau what I
am (awareness of being) dan apakah yang dapat saya lakukan atau what I can
do (awareness of function).

 Hakikat Pribadi (Self)


Rogers mengemukakan 19 rumusan mengenai hakekat pribadi (self),
(Alwisol,2006: 317) sebagai berikut:
1. Organisme berada dalam dunia pengalaman yang terus-menerus
berubah (henomenol field), di mana dia menjadi titik pusatnya.
2. Organisme menanggapi dunia sesuai dengan persepsinya.
3. Organisme mempunyai kecenderungan pokok yaitu keinginan untuk
mengaktualisasikan-memeliharameningkatkan diri (self
actualizationmaintain-enhance).
4. Organisme mereaksi medan fenomena secara total (gestalt) &
berarah tujuan (good directed).
5. Pada dasarnya tingkah laku merupakan usaha yang berarah tujuan
untuk memuaskan kebutuhan-kebutuhan mengaktualisasi-
mempertahankan memperluas diri, dalam medan fenomenanya.
6. Emosi akan menyertai tingkah laku yang berarah tujuan, sehingga
intensitas (kekuatan) emosi itu tergantung kepada pengamatan
subyektif seberapa penting tingkah laku itu dalam usaha aktualisasi
memelihara-mengembangkan diri.
7. Jalan terbaik untuk memahami tingkah laku seseorang adalah
dengan memakai kerangka pandangan itu sendiri (internal frame of
reference); yakni persepsi, sikap dan perasaan yang dinyatakan
dalam suasana yang bebas atau suasana terapi berpusat klien.
8. Sebagian dari medan fenomenal secara berangsur mengalami
diferensiasi, sebagai proses terbentuknya self.
9. Struktur self terbektuk sebagai hasil interaksi organisme dengan
medan fenomenal, terutama interaksi evaluatif dengan orang lain.
10. Apabila terjadi konflik antara nilai-nilai yang sudah dimiliki dengan
nilai – nilai baru yang akan diintrojeksi, organisme akan meredakan
konflik itu dengan (1) merevisi gambaran dirinya, serta mengaburkan
(distortion) nilai-nilai yang semula ada di dalam dirinya, atau dengan
(2) mendistorsi nilai – nilai baru yang akan diintrojeksi/diasimilasi.
11. Pengalaman yang terjadi dalam kehidupan seseorang akan diproses
oleh kesadaran dalam tingkatan-tingkatan yang berbeda, sebagai
berikut:
- Disimbolkan (simbolyzed): diamati dan disusun dalam
hubungannya dengan self.
- Dikaburkan (distorted): tidak ada hubungan dengan struktur self.
- Diingkari atau diabaikan (denied atau ignore): pengalaman itu
sebenarnya disimbolkan tetapi dibaikan karena kesadaran tidak
memperhatikan
pengalaman itu atau diingkari karena tidak konsisten dengan struktur self.
12. Kebanyakan cara bertingkah laku yang diterima individu adalah
konsisten dengan pengertian self.
13. Perilaku individu juga didasarkan pada penglaman dan kebutuhan
yang tidak disimbolisasikan.
14. Bila individu menolak untuk menyadari pengalaman-pengalaman
yang berarti yang akhirnya tidak disimbolisasikan dan diorganisir ke
dalam keseluruhan struktur self akan mengakibatkan maladjusment
psikologis.
15. Penyesuaian psikologis terjadi apabila semua pengalaman organisme
itu diasimilasikan pada taraf sadar ke dalam hubungan yang serasi
dengan konsep diri.
16. Setiap pengalaman yang tidak serasi dengan struktur self dipersepsi
sebagai suatu ancaman, dan semakin kuat persepai itu akan semakin
terorganisasi struktur self untuk mempertahankan diri.
17. Dalam kondisi yang tidak ada ancaman bagi struktur self,
pengalaman yang tidak serasi itu dipersepsi, diuji, dan direvisi oleh
struktur self agar dapat mengasimilasi dan melingkupi pengalaman
tersebut.
18. Apabila individu mempersepsi dan menerima segala pengalamanya
ke dalam satu sistem yang serasi dan terpadu, maka dia akan lebih
memahami dan menerima orang lain sebagai individu.
19. Jika individu memiliki kepercayaan diri untuk melakukan proses
penilaian (dapat menilai sikap, persepsi, dan perasaan baik terhadap
dirinya, orang lain, atau peristiwa tertentu secara tepat), maka dia
akan menemukan bahwa sistem yang lama itu tidak perlu lagi.
 Perkembangan Konsep Diri
Diri telah muncul sejak masa anak-anak. Struktur diri pada dasarnya
terbentuk melalui interaksi dengan lingkungan, terutama lingkungan sosial yang
terdiri dari orang-orang terdekat (significant others) seperti orang tua, anggota
keluarga maupun teman bermain. Pada anak tumbuh suatu kesadaran diri dan
kemampuan membedakan diri dengan orang lain yang disebut self image, yaitu
suatu cara untuk melihat dirinya sendiri yang berkembang lewat identifikasi
komponen kognisi, afeksi dan perilaku tokoh yang dekat dengan dirinya.
Perkembangan ini akan meluas dan membentuk self-concept. Lebih jauh bisa
dikatakan bahwa isi dari konsep diri seseorang adalah merupakan produk
sosial. Ada 3 elemen penting dalam perkembangan konsep diri yaitu :
1. kebutuhan akan penghargaan positif (need for positive regard)
2. penghargaan bersyarat (conditional positive regard)
3. penghargaan tanpa syarat (unconditional positive regard)

Menurut Rogers setiap manusia pada dasarnya memiliki keinginan kuat


untuk mendapatkan sikap-sikap positif seperti kehangatan, penghormatan,
penghargaan, cinta dan penerimaan dari orang-orang terdekat dalam hidupnya.
Seperti pada masa anak-anak, saat mereka membutuhkan kasih sayang dan
perhatian atau layaknya pada orang dewasa yang merasa senang saat mereka
diterima oleh orang lain dan merasa kecewa saat mendapatkan penolakan dari
orang lain. Kebutuhan ini terbagi lagi menjadi 2 yaitu conditional positive regard
(penghargaan positif bersyarat) dan unconditional positive regard
(penghargaan positif tak bersyarat). Karena pada dasarnya seorang anak
memiliki kebutuhan akan penghargaan positif, maka sejak kecil ia akan
merasakan atau dipengaruhi oleh sikap orang-orang terdekatnya dan apa yang
menjadi harapan mereka untuknya.

 Manusia yang Berfungsi Sepenuhnya (The Fully Functioning Person)


Rogers menggambarkan kehidupan yang baik sebagai “Kehidupan yang
baik, dari sudut pandang pengalaman saya, adalah proses pergerakan yang
melalui arah yang dipilih organisme manusia jika secara internal bebas bergerak
ke arah manapun, dan sifat umum dari arah yang dipilih ini tampak memiliki
persamaan”. (Rogers, 2012: 289)
Perkembangan yang optimal menurutnya lebih merupakan sebuah proses,
bukan sebuah keadaan yang statis. Adapun beberapa karakteristik dari orang
yang berfungsi sepenuhnya adalah :
1. Meningkatnya keterbukaan terhadap pengalaman

Seseorang terbuka terhadap pengalaman, tidak menutup diri


dan tidak memiliki subception (sebuah mekanisme diri yang
mencegahnya dari pengalaman apa pun yang mengancam dirinya).
Dengan kata lain, Seseorang tidak bersifat kaku dan defensif
melainkan bersifat fleksibel, tidak hanya menerima pengalaman yang
diberikan oleh kehidupan, tapi juga dapat menggunakannya dalam
membuka kesempatan lahirnya persepsi dan ungkapan-ungkapan
baru.

2. Kecenderungan terhadap hidup yang eksistensial

Seseorang akan menerima setiap momen yang ia alami


sepenuhnya, bukan membelokkan, menginterpretasikan atau
memutarbalikkan momen tersebut agar sesuai dengan gambaran
dirinya.

3. Meningkatnya kepercayaan pada organisme

Yang dimaksud adalah bahwa pada tahap ini seseorang akan


mempercayai penilaian mereka sendiri, mempercayai keputusan
yang mereka ambil dan tindakan yang mereka pilih saat menghadapi
suatu masalah serta tidak hanya mendasarkan perilakunya pada
norma-norma atau standar sosial yang ada namun justru akan
terbuka pada pengalamannya dan menemukan sense benar atau
salah dari dalam dirinya sendiri.

4. Kebebasan memilih

Seseorang percaya bahwa ia memiliki peranan dalam


menentukan perilakunya dan bertanggung jawab atas pilihan yang
diambil.

5. Kreativitas

Seorang yang kreatif bertindak dengan bebas dan menciptakan


hidup, ide dan rencana yang konstruktif, serta dapat mewujudkan
kebutuhan dan potensinya secara kreatif dan dengan cara yang
memuaskan. “Dengan keterbukaannya yang peka terhadap dunia,
kepercayaannya terhadap kemampuannya sendiri untuk menciptakan
hubungan yang baru dengan lingkungannya, ia akan menjadi orang
yang akan menghasilkan produk dan kehidupan yang kreatif”.
(Rogers, 2012: 299)

6. Konstruktif dan terpercaya

Menurut Rogers sifat dasar manusia saat ia berfungsi dengan


bebas adalah konstruktif dan terpercaya. Saat seseorang terbebas
dari pembelaan terhadap dirinya sehingga ia terbuka terhadap
berbagai kebutuhannya serta berbagai tuntutan dan lingkungan
sosial, reaksinya diyakini akan positif, berkembang, dan konstruktif.

7. Kehidupan yang kaya warna.

Rogers menggambarkan kehidupan seseorang yang berfungsi


sepenuhnya sebagai kehidupan kaya warna dan menarik dan
menyarankan untuk bisa mengalami suka dan duka, jatuh cinta dan
patah hati, ketakutan atau pun keberanian.
Daftar Pustaka
Alwisol. 2016. Psikologi Kepribadian. Malang:UMM Press.
Feist, J & Feist G. J. 2002. Theories of Personality 5th edition. Boston. Mc Graw
Hill, Inc
Hall, G & Lindzey, G. 1995. Teori Holistik – Organismik Fenomenologis. Editor :
A Supratiknya. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.
Hall, G & Lindzey, G. 1995. Teori Sifat Behavioristik. Editor : A Supratiknya.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai