DI SUSUN
OLEH :
1. Anggi Oktaviani
2. Ayu Andriani
3. Octaria Nuriska
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Semikonduktor” ini, meskipun masih banyak kekurangan.
Makalah ini kami buat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi
peserta diskusi pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. kami
mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu kami,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah “Elektronika Dassar II’’,
Alimatu Fatmawati, M.Pd. yang telah memberikan bimbingan dan saran yang
berharga dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan
baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini dari
segi penyusunan maupun dari segi materi. “Tidak ada gading yang tak retak”,
demikian pula dengan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
setiap kritik dan saran yang bersifat membangun, yang dapat memperbaiki dan
menyempurnakan makalah ini.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Dioda
Ketika dioda diberi tegangan negatif maka potensial negatif yang ada pada
plate akan menolak elektron yang sudah membentuk muatan ruang sehingga
elektron tersebut tidak akan dapat menjangkau plate sebaliknya akan terdorong
kembali ke katoda, sehingga tidak akan ada arus yang mengalir.
C. Jenis-Jenis Dioda
Jenis-jenis Dioda terbagi menjadi beberapa bagian, mulai dari Light
Emiting Diode (Dioda Emisi Cahaya) yang biasa disingkat LED, Diode Photo
(Dioda Cahaya), Diode Varactor (Dioda Kapasitas), Diode Rectifier (Dioda
Penyearah) dan yang terakhir adalah Diode Zener yang biasa disebut juga sebagai
Voltage Regulation Diode. Semua jenis dioda ini memiliki fungsi yang berbeda-
beda yang sesuai dengan nama dioda itu sendiri. Dioda disempurnakan oleh
William Henry Eccles pada tahun 1919 dan mulai memperkenalkan istilah diode
yang artinya dua jalur tersebut, walaupun sebelumnya sudah ada dioda kristal
(semikonduktor) yang dikembangkan oleh peneliti asal Jerman yaitu Karl
Ferdinan Braun pada tahun 1874, dan dioda termionik pada tahun 1873 yang
dikembangkan lagi prinsip kerjanya oleh Frederic Gutherie.
Dioda yang sering disingkat LED ini merupakan salah satu piranti
elektronik yang menggabungkan dua unsur yaitu optik dan elektronik yang
disebut juga sebagai Opteolotronic.dengan masing-masing elektrodanya berupa
anoda (+) dan katroda (-), dioda jenis ini dikategorikan berdasarkan arah bias dan
diameter cahaya yang dihasilkan, dan warna nya.
Dioda jenis ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, yang bekerja
pada pada daerah-daerah reverse tertentu sehingga arus cahaya tertentu saja yang
dapat melewatinya, dioda ini biasa dibuat dengan menggunakan bahan dasar
silikon dan geranium. Dioda cahaya saat ini banyak digunakan untuk alarm, pita
data berlubang yang berguna sebagai sensor, dan alat pengukur cahaya (Lux
Meter).
3. Diode Varactor (Dioda Kapasitas)
Dioda jenis ini merupakan dioda yang unik, karena dioda ini memiliki
kapasitas yang dapat berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya tegangan yang
diberikan kepada dioda ini, contohnya jika tegangan yang diberikan besar, maka
kapasitasnya akan menurun,berbanding terbalik jika diberikan tegangan yang
rendah akan semakin besar kapasitasnya, pembiasan dioda ini secara reverse.
Dioda jenis ini banyak digunakan sebagai pengaturan suara pada televisi, dan
pesawat penerima radio.
Dioda jenis ini merupakan dioda penyearah arus atau tegangan yang
diberikan, contohnya seperti arus berlawanan (AC) disearahkan sehingga
menghasilkan arus searah (DC). Dioda jenis ini memiliki karakteristik yang
berbeda-beda sesuai dengan kapasitas tegangan yang dimiliki.
5. Diode Zener
Dioda jenis ini merupakan dioda yang memiliki kegunaan sebagai penyelaras
tegangan baik yang diterima maupun yang dikeluarkan, sesuai dengan kapasitas
dari dioda tersebut, contohnya jika dioda tersebut memiliki kapasitas 5,1 V, maka
jika tegangan yang diterima lebih besar dari kapasitasnya, maka tegangan yang
dihasilkan akan tetap 5,1 tetapi jika tegangan yang diterima lebih kecil dari
kapasitasnya yaitu 5,1, dioda ini tetap mengeluarkan tegangan sesuai dengan
inputnya.
D. Fungsi Dioda
Pada umumnya, dioda terbuat dari bahan silikon yang sudah dibekali
tegangan pemicu. Tegangan pemicu ini sangat diperlukan agar elektron bisa
langsung mengisi hole melalui area depletin layer. Didalam komponen dioda tidak
akan terjadi pemindahan elekrton hole dari P ke N maupun sebaliknya. Itu di
sebabkan hole dan elektron akan tertarik ke arah kutub yang berlawanan. Bahkan
lapisan depletion layer semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.
E. Pengertian Semikonduktor
Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti
atom keinti atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat
isolator karena tidak ada elektron yang dapat berpindah untuk menghantarkan
listrik. Pada suhu kamar, ada beberapa ikatan kovalen yang lepas karena energi
panas, sehingga memungkinkan elektron terlepas dari ikatannya. Namun hanya
beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas, sehingga tidak memungkinkan untuk
menjadi konduktor yang baik.
Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu
mencoba memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian doping
dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih
banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat menghantarkan listrik.
Doping Semikonduktor
Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah
sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan
menambah sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidak murnian ini disebut dopant.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan
konduktivitasnya dengan faktor lebih besar dari satu milyar. Dalam sirkuit terpadu
modern, misalnya, polycrystalline silicon didop-berat seringkali digunakan
sebagai pengganti logam. (J.G.Bednarz 1986).
Doping dalam produksi semikonduktor, doping menunjuk ke proses yang
bertujuan menambah ketidakmurnian (impuritya) kepada semikonduktor sangat
murni (juga disebut intrinsik) dalam rangka mengubah sifat listriknya.
Ketidakmurnian ini tergantung dari jenis semikonduktor. Pemberian doping
dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih
banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik.
Beberapa dopant biasanya ditambahkan ketika boule ditumbuhkan,
memberikan setiap wafer doping awal yang hampir seragam. Untuk membedakan
unsur sirkuit, wilayah terpilih (biasanya dikontrol oleh photolithografi) didop
lebih lanjut dengan Proses difusi atau implantasi ion, metode kedua lebih populer
dalam produksi skala besar karena kemudahan pengontrolannya.
Jumlah atom dopant yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah
perbedaan dalam kemampuan sebuah semikonduktor sangat kecil. Bila sejumlah
kecil atom dopant ditambahkan (dalam order 1 setiap 100.000.000 atom), doping
ini disebut rendah atau ringan. Ketika lebih banyak atom dopant ditambahkan
(dalam order 10.000) doping ini disebut sebagai berat atau tinggi. Hal ini
ditunjukkan sebagai n- untuk dopant tipe-n atau p+ untuk doping tipe-p.
Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Si dan nomor atom 14, merupakan unsur terbanyak kedua di bumi.
Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini ditemukan oleh
(Jons Jakob Berzelius 1923). silikon hampir 25,7% mengikut berat. Biasanya
dalam bentuk silikon dioksida (silika) dan silikat. Silikon sering digunakan untuk
membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian
tubuh pasien dalam bentuk silikon.
K. Macam-Macam Semikonduktor
1. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor murni tanpa adanya
bahan pengotor. Silikon dan Germanium merupakan dua jenis semikonduktor
yang sangat penting dalam elektronika. Keduanya terletak pada golongan IVA
dalam tabel periodik dan mempunyai elektron valensi empat. Struktur kristal
silikon dan germanium berbentuk tetrahedral dengan setiap atom memakai
bersama sebuah elektron valensi dengan atom-atom tetangganya.
Energi yang diperlukan untuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah
sebesar 1,1 eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperatur ruang
(300K), sejumlah elektron mempunyai energi yang cukup besar untuk melepaskan
diri dari ikatan dan tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron
bebas. Besarya energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari pita
valensi kepita konduksi ini disebut energi terlarang (energy gap). Jika sebuah
ikatan kovalent terputus, maka akan terjadi kekosongan atau lubang (hole). Pada
daerah dimana terjadi kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif, dan
daerah yang ditempati electron bebas mempunyai kelebihan muatan negatif.
Kedua muatan inilah yang memberikan kontribusi adanya aliran listrik pada
semikonduktor murni. Jika elektron valensi dari ikatan kovalen yang lain mengisi
lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru ditempat yang lain dan seolah-olah
sebuah muatan positif bergerak dari lubang yang lama ke lubang baru.
Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus drift” dapat
dituliskan sebagai berikut “Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor adalah
akibat adanya dua partikel masing-masing bermuatan positif dan negatif yang
bergerak dengan arah yang berlawanan akibat adanya pengaruh medan listrik”.
Akibat adanya dua pembawa muatan tersebut, besarnya rapat arus dinyatakan
sebagai konduktivitas. Karena timbulnya lubang dan elektron terjadi secara
serentak, maka pada semikonduktor murni, besar energi yang dibutuhkan untuk
membentuk pasangan elektron dan hole pada semikonduktor intrinsik ditentukan
oleh jarak celah energi antara pita valensi dengan pita konduksi semakin jauh
jaraknya maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk membentuk elektron
– hole sebagai pembawa muatan.
2. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang prosesnya melalui
proses pendopingan atau pengotoran bahan atom tertentu pada bahan
semikondultor untuk menaikkan daya hantar semikonduktor. Terdapat dua tipe
dalam semikonduktor ekstrinsik yaitu semikonduktor tipe n dan semikonduktor
tipe p.
Semikonduktor tipe n
Semikonduktor tipe n dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil
atom pengotor pentavalent pada silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini
mempunyai lima elektron valensi sehingga secara efektif memiliki muatan sebesar
+5q. Saat sebuah atom pentavalent menempati posisi atom silikon dalam kisi
kristal, hanya empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalent
lengkap, dan tersisa sebuah elektron yang tidak berpasangan. Dengan adanya
energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan menjadi electron bebas dan
siap menjadi pembawa muatan dalam proses hantaran listrik. Material yang
dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-n, karena
menghasilkan pembawa muatan negatif dari kristal yang netral. Dan karena atom
pengotor memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom
donor.
Semikonduktor Tipe p
Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe n, semikonduktor
tipe p dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom pengotor trivalent
pada semikonduktor murni, misalnya: silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan)
ini mempunyai tiga elektron valensi sehingga secara efektif hanya dapat
membentuk tiga ikatan kovalen. Saat sebuah atom trivalen menempati posisi atom
silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga ikatan kovalen lengkap, dan tersisa
sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak berpasangan yangdisebut
lubang (hole). Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut
semikonduktor tipe p. Karena atom pengotor menerima elektron, maka atom
pengotor ini disebut sebagai atom aseptor (acceptor).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
http://adisyukri93.blogspot.co.id/2015/01/makalah-semikounduktor-fisika-zat-
padat.html