Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH ELEKTRONIKA DASAR II

DIODA SEMI KONDUKTOR

DI SUSUN

OLEH :

1. Anggi Oktaviani

2. Ayu Andriani

3. Octaria Nuriska

NAMA PENGAMPU : Drs. Zulherman, M.Pd.

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DAN MATEMATIKA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

UNIVERSITAS SRIWIJAYA

2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT, karena berkat Rahmat
dan Hidayah-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Semikonduktor” ini, meskipun masih banyak kekurangan.
Makalah ini kami buat untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi
peserta diskusi pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya. kami
mengucapkan terima kasih untuk semua pihak yang telah membantu kami,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Tidak lupa kami juga mengucapkan
terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah “Elektronika Dassar II’’,
Alimatu Fatmawati, M.Pd. yang telah memberikan bimbingan dan saran yang
berharga dalam penyusunan makalah ini sehingga dapat terselesaikan dengan
baik.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, hal ini dari
segi penyusunan maupun dari segi materi. “Tidak ada gading yang tak retak”,
demikian pula dengan makalah ini. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan
setiap kritik dan saran yang bersifat membangun, yang dapat memperbaiki dan
menyempurnakan makalah ini.

Palembang, Januari 2018

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Apabila kita berbicara tentang elektronika maka tidak akan lepas dari
semikonduktor. Memang pada awal kelahirannya elektronika didefenisikan
sebagai cabang ilmu listrik yang mempelajari pergerakan muatan didalam gas
ataupun vakum. Penerapannya sendiri juga menggunakan komponen-komponen
yang utamanya memanfaat kedua medium ini, yang dikenal sebagai Vacuum
Tube. Akan tetapi sejak ditemukannya transistor, terjadi perubahan tren dimana
penggunaan semikonduktor sebagai pengganti material komponen semakin
populer dikalangan praktisi elektronika. Puncaknya adalah saat ditemukannya
Rangkaian Terpadu (Integrated Circuit ) pada akhir dekade 50-an yang telah
menyederhanakan berbagai rangkaian yang sebelumnya berukuran besar menjadi
sangat kecil. Selain itu penggunaan material semikonduktor juga memberikan
fleksibilitas dalam penerapannya.
Material semikonduktor, seperti juga material-material lainnya terdiri atas
atom-atom yang berukuran sangat kecil. Atom-atom ini terdiri atas nukleus (inti)
yang dikelilingi oleh sejumlah elektron. Nukleus sendiri terdiri atas neutron dan
proton. Proton bermuatan positif, elektron bermuatan negatif, sedangkan neutron
netral. Elektron-elektron yang mengelilingi nukleus ini tersebar pada beberapa
lapisan kulit dengan jarak tertentu dari nukleus, dimana energinya semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya jarak dari setiap lapisan kulit terhadap
nukleus. Elektron pada lapisan terluar disebut elektron valensi. Aktifitas kimiawi
dari sebuah unsur terutama ditentukan oleh jumlah elektron valensi ini.
Dalam perkembanganya semikonduktor menjadi bahan yang sangat
penting, terutama dalam dunia ektronika. Semikonduktor merupakan elemen
dasar dari komponen elektronika seperti dioda, transistor dan IC (Integrated
Circuit).
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah pengertian Dioda ?
2. Apa prinsip kerja Dioda ?
3. Apa saja Jenis-jenis Dioda ?
4. Apa saja fungsi Dioda ?
5. Apakah pengertian semikonduktor ?
6. Apa saja susunan atom semikonduktor ?
7. Apa saja prinssip dasar semikonduktor ?
8. Apa saja cara kerja semikonduktor ?
9. Macam-macam semikonduktor ?
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini agar peserta diskusi atau pembaca dapat mengetahui:
1. Apakah pengertian Dioda.
2. Apa prinsip kerja Dioda.
3. Apa saja Jenis-jenis Dioda.
4. Apa saja fungsi Dioda.
5. Apakah pengertian semikonduktor.
6. Apa saja susunan atom semikonduktor.
7. Apa saja prinsip dasar semikonduktor.
8. Apa saja cara kerja semikonduktor.
9. Macam-macam semikonduktor.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Dioda

Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Kata


dioda berasal dari pendekatan kata yaitu dua elektroda yang mana (di berarti dua)
mempunyai dua buah elektroda yaitu anoda dan katoda.
Dioda adalah piranti elektronik yang hanya dapat melewatkan
arus/tegangan dalam satu arah saja, dimana dioda merupakan jenis vacuum tube
yang memiliki dua buah elektroda (terminal). Karena itu, dioda dapat
dimanfaatkan sebagai penyearah arus listrik, yaitu piranti elektronik yang
mengubah arus atau tegangan bolak-balik (AC) menjadi arus atau tegangan searah
(DC). Dioda jenis vacuum tube pertama kali diciptakan oleh seorang ilmuwan dari
Inggris yang bernama Sir J.A. Fleming (1849-1945) pada tahun 1904.
Dioda terbentuk dari bahan semikonduktor tipe P dan N yang
digabungkan. Dengan demikian dioda sering disebut PN junction. Dioda adalah
gabungan bahan semikonduktor tipe N yang merupakan bahan dengan kelebihan
elektron dan tipe P adalah kekurangan satu elektron sehingga membentuk Hole.
Hole dalam hal ini berfungsi sebagai pembawa muatan. Apabila kutub P pada
dioda (anoda) dihubungkan dengan kutub positif sumber maka akan terjadi
pengaliran arus listrik dimana elektron bebas pada sisi N (katoda) akan berpindah
mengisi hole sehingga terjadi pengaliran arus. Sebaliknya apabila sisi P
dihubungkan dengan negatif baterai/sumber, maka elektron akan berpindah ke
arah terminal positif sumber. Didalam dioda tidak akan terjadi perpindahan
elektron.

Gbr. 1 Simbol Dioda Gbr. 2 Kontruksi Dioda

Gbr. 3 Fisik Dioda


Sisi Positif (P) disebut Anoda dan sisi Negatif (N) disebut Katoda.
Lambang dioda seperti anak panah yang arahnya dari sisi P ke
sisi N.Karenanya ini mengingatkan kita pada arus konvensional dimana arus
mudah mengalir dari sisi P ke sisi N.

B. Prinsip Kerja Dioda


Hampir semua peralatan elektronika memerlukan sumber arus searah.
Penyearah digunakan untuk mendapatkan arus searah dari suatu arus bolak-balik.
Arus atau tegangan tersebut harus benar-benar rata tidak boleh berdenyut-denyut
agar tidak menimbulkan gangguan bagi peralatan yang dicatu.
Dioda semikonduktor hanya dapat melewatkan arus pada satu arah saja,
yaitu pada saat dioda memperoleh catu arah/bias maju (forward bias). Karena di
dalam dioda terdapat junction (pertemuan) dimana daerah semikonduktor type-p
dan semi konduktor type-n bertemu. Pada kondisi ini dioda dikatakan bahwa
dioda dalam keadaan konduksi atau menghantar dan mempunyai tahanan dalam
dioda relative kecil. Sedangkan bila dioda diberi catu arah/bias mundur (Reverse
bias) maka dioda tidak bekerja dan pada kondisi ini dioda mempunyai tahanan
dalam yang tinggi sehingga arus sulit mengalir. Apabila dioda silicon dialiri arus
AC, maka yang mangalir hanya satu arah saja sehingga arus output dioda berupa
arus DC. Dari kondisi tersebut maka dioda hanya digunakan pada beberapa
pemakaian saja antara lain sebagai penyearah setengah gelombang (Half Wave
Rectifier), penyearah gelombang penuh (Full Wave Rectifier), rangkaian
pemotong (Clipper), rangkaian penjepit (Clamper) maupun pengganda tegangan
(Voltage Multiplier). Untuk dapat memahami bagaimana cara kerja dioda kita
dapat meninjau 3 situasi sebagai berikut ini yaitu :
1. Dioda Diberi Tegangan Nol

Gbr. 4 Dioda Diberi Tegangan Nol


Ketika dioda diberi tegangan nol maka tidak ada medan listrik yang
menarik elektron dari katoda. Elektron yang mengalami pemanasan pada katoda
hanya mampu melompat sampai pada posisi yang tidak begitu jauh dari katoda
dan membentuk muatan ruang (Space Charge). Tidak mampunya elektron
melompat menuju katoda disebabkan karena energi yang diberikan pada elektron
melalui pemanasan oleh heater belum cukup untuk menggerakkan elektron
menjangkau plate.

2. Dioda Diberi Tegangan Negatif (Reverse Bias)

Gbr. 5 Dioda Diberi Tegangan Negatif

Ketika dioda diberi tegangan negatif maka potensial negatif yang ada pada
plate akan menolak elektron yang sudah membentuk muatan ruang sehingga
elektron tersebut tidak akan dapat menjangkau plate sebaliknya akan terdorong
kembali ke katoda, sehingga tidak akan ada arus yang mengalir.

3. Dioda Diberi Tegangan Positif (Forward Bias)

Gbr. 6 Dioda Diberi Tegangan Positif


Ketika dioda diberi tegangan positif maka potensial positif yang ada pada
plate akan menarik elektron yang baru saja terlepas dari katoda oleh karena emisi
thermionic, pada situasi inilah arus listrik baru akan terjadi. Seberapa besar arus
listrik yang akan mengalir tergantung daripada besarnya tegangan positif yang
dikenakan pada plate. Semakin besar tegangan plate akan semakin besar pula arus
listrik yang akan mengalir.
Oleh karena sifat dioda yang seperti ini yaitu hanya dapat mengalirkan
arus listrik pada situasi tegangan tertentu saja, maka dioda dapat digunakan
sebagai penyearah arus listrik (rectifier). Pada kenyataannya memang dioda
banyak digunakan sebagai penyearah tegangan AC menjadi tegangan DC

C. Jenis-Jenis Dioda
Jenis-jenis Dioda terbagi menjadi beberapa bagian, mulai dari Light
Emiting Diode (Dioda Emisi Cahaya) yang biasa disingkat LED, Diode Photo
(Dioda Cahaya), Diode Varactor (Dioda Kapasitas), Diode Rectifier (Dioda
Penyearah) dan yang terakhir adalah Diode Zener yang biasa disebut juga sebagai
Voltage Regulation Diode. Semua jenis dioda ini memiliki fungsi yang berbeda-
beda yang sesuai dengan nama dioda itu sendiri. Dioda disempurnakan oleh
William Henry Eccles pada tahun 1919 dan mulai memperkenalkan istilah diode
yang artinya dua jalur tersebut, walaupun sebelumnya sudah ada dioda kristal
(semikonduktor) yang dikembangkan oleh peneliti asal Jerman yaitu Karl
Ferdinan Braun pada tahun 1874, dan dioda termionik pada tahun 1873 yang
dikembangkan lagi prinsip kerjanya oleh Frederic Gutherie.

Gambar Jenis-Jenis Dioda


Berikut ini adalah pengertian dari Jenis-Jenis Dioda :

1. Light Emiting Diode (Dioda Emisi Cahaya)

Dioda yang sering disingkat LED ini merupakan salah satu piranti
elektronik yang menggabungkan dua unsur yaitu optik dan elektronik yang
disebut juga sebagai Opteolotronic.dengan masing-masing elektrodanya berupa
anoda (+) dan katroda (-), dioda jenis ini dikategorikan berdasarkan arah bias dan
diameter cahaya yang dihasilkan, dan warna nya.

2. Diode Photo (Dioda Cahaya)

Dioda jenis ini merupakan dioda yang peka terhadap cahaya, yang bekerja
pada pada daerah-daerah reverse tertentu sehingga arus cahaya tertentu saja yang
dapat melewatinya, dioda ini biasa dibuat dengan menggunakan bahan dasar
silikon dan geranium. Dioda cahaya saat ini banyak digunakan untuk alarm, pita
data berlubang yang berguna sebagai sensor, dan alat pengukur cahaya (Lux
Meter).
3. Diode Varactor (Dioda Kapasitas)

Dioda jenis ini merupakan dioda yang unik, karena dioda ini memiliki
kapasitas yang dapat berubah-ubah sesuai dengan besar kecilnya tegangan yang
diberikan kepada dioda ini, contohnya jika tegangan yang diberikan besar, maka
kapasitasnya akan menurun,berbanding terbalik jika diberikan tegangan yang
rendah akan semakin besar kapasitasnya, pembiasan dioda ini secara reverse.
Dioda jenis ini banyak digunakan sebagai pengaturan suara pada televisi, dan
pesawat penerima radio.

4. Diode Rectifier (Dioda Penyearah)

Dioda jenis ini merupakan dioda penyearah arus atau tegangan yang
diberikan, contohnya seperti arus berlawanan (AC) disearahkan sehingga
menghasilkan arus searah (DC). Dioda jenis ini memiliki karakteristik yang
berbeda-beda sesuai dengan kapasitas tegangan yang dimiliki.

5. Diode Zener
Dioda jenis ini merupakan dioda yang memiliki kegunaan sebagai penyelaras
tegangan baik yang diterima maupun yang dikeluarkan, sesuai dengan kapasitas
dari dioda tersebut, contohnya jika dioda tersebut memiliki kapasitas 5,1 V, maka
jika tegangan yang diterima lebih besar dari kapasitasnya, maka tegangan yang
dihasilkan akan tetap 5,1 tetapi jika tegangan yang diterima lebih kecil dari
kapasitasnya yaitu 5,1, dioda ini tetap mengeluarkan tegangan sesuai dengan
inputnya.

D. Fungsi Dioda

Fungsi Dioda sangat penting didalam rangkaian elektronika. Karena dioda


adalah komponen semikonduktor yang terdiri dari penyambung P-
N. Dioda merupakan gabungan dari dua kata elektroda, yaitu anoda dan katoda.
Sifat lain dari dioda adalah menghantarkan arus pada tegangan maju dan
menghambat arus pada aliran tegangan balik. Selain itu, masih banyak lagi fungsi
diodalainnya, sebagai berikut :
 Sebagai penyearah untuk komponen dioda bridge.
 Sebagai penstabil tegangan pada komponen dioda zener.
 Sebagai pengaman atau sekering.
 Sebagai pemangkas atau pembuang level sinyal yang ada di atas atau bawah
tegangan tertentu pada rangkaian clipper.
 Sebagai penambah komponen DC didalam sinyal AC pada rangkaian
clamper.
 Sebagai pengganda tegangan.
 Sebagai indikator untuk rangkaian LED (Light Emiting Diode).
 Dapat digunakan sebagai sensor panas pada aplikasi rangkaian power
amplifier.
 Sebagai sensor cahaya pada komponen dioda photo.
 Sebagai rangkaian VCO (Voltage Controlled Oscilator) pada komponen
dioda varactor.
Secara keseluruhan dioda dapat kita contohkan sebagai katup, dimana
katup tersebut akan terbuka pada saat air mengalir dari belakang menuju ke depan.
Sedangkan katup akan menutup apabila ada dorongan aliran air dari depan katub.
Simbol dioda digambarkan dengan anak panah yang diujungnya terdapat garis
yang melintang. Cara kerja dioda dapat kita lihat dari simbolnya. Karena pada
pangkal anak panah disebut sebagai anoda (P) dan pada ujung anak panah dapat
disebut sebagai katoda (N).

Pada umumnya, dioda terbuat dari bahan silikon yang sudah dibekali
tegangan pemicu. Tegangan pemicu ini sangat diperlukan agar elektron bisa
langsung mengisi hole melalui area depletin layer. Didalam komponen dioda tidak
akan terjadi pemindahan elekrton hole dari P ke N maupun sebaliknya. Itu di
sebabkan hole dan elektron akan tertarik ke arah kutub yang berlawanan. Bahkan
lapisan depletion layer semakin besar dan menghalangi terjadinya arus.

E. Pengertian Semikonduktor

Disebut semikonduktor atau setengah konduktor, karena bahan ini


memang bukan konduktor murni. Bahan ini sifatnya berada diantara insulator dan
konduktor. Bahan-bahan logam seperti tembaga, besi, timah disebut sebagai
konduktor yang baik sebab logam memiliki susunan atom yang sedemikian rupa,
sehingga elektronnya dapat bergerak bebas.
Semikonduktor adalah sebuah bahan dengan konduktivitas listrik yang
berada diantara insulator dan konduktor. Sebuah semikonduktor bersifat sebagai
insulator pada temperatur yang sangat rendah, namun pada temperatur ruangan
besifat sebagai konduktor. (K. Muller 1986).
Konduktivitas listrik adalah ukuran dari kemampuan suatu bahan untuk
menghantarkan arus listrik. Jika suatu beda potensial listrik ditempatkan pada
ujung- ujung sebuah konduktor, muatan-muatan bergeraknya akan berpindah,
menghasilkan arus listrik. Konduktivitas listrik (σ) didefinsikan sebagai ratio dari
rapat arus (J) terhadap kuat medan listrik (E).
Pada beberapa jenis bahan dimungkinkan terdapat konduktivitas listrik
yang anisotropik. Lawan dari konduktivitas listrik adalah resistivitas listrik atau
biasa disebutsebagai resistivitas saja, yaitu: Insulator adalah materi yang dapat
mencegah penghantaran panas, ataupun muatan listrik. Lawan dari insulator,
adalah konduktor, yaitu materi yang dapat menghantar panas untuk sejenis
polimer, silikone.

F. Susunan Atom Semikonduktor

Bahan semikonduktor yang banyak dikenal contohnya adalah Silicon


(Si),Germanium (Ge) dan Galium Arsenida (GaAs). Germanium dahulu adalah
bahan satu-satunya yang dikenal untuk membuat komponen semikonduktor.
Namun belakangan,silikon menjadi popular setelah ditemukan cara mengekstrak
bahan ini dari alam. Silikonmerupakan bahan terbanyak ke dua yang ada dibumi
setelah oksigen (O2).
Struktur atom kristal silikon, satu inti atom (nucleus) masing-masing
memiliki 4 elektron valensi. Ikatan inti atom yang stabil adalah jika dikelilingi
oleh 8 elektron, sehingga 4 buah elektron atom kristal tersebut membentuk ikatan
kovalen dengan ion-ion atom tetangganya pada suhu yang sangat rendah (0°K).
Struktur atom silikon divisualisasikan seperti pada gambar berikut:

Ikatan kovalen menyebabkan elektron tidak dapat berpindah dari satu inti
atom keinti atom yang lain. Pada kondisi demikian, bahan semikonduktor bersifat
isolator karena tidak ada elektron yang dapat berpindah untuk menghantarkan
listrik. Pada suhu kamar, ada beberapa ikatan kovalen yang lepas karena energi
panas, sehingga memungkinkan elektron terlepas dari ikatannya. Namun hanya
beberapa jumlah kecil yang dapat terlepas, sehingga tidak memungkinkan untuk
menjadi konduktor yang baik.
Ahli-ahli fisika terutama yang menguasai fisika quantum pada masa itu
mencoba memberikan doping pada bahan semikonduktor ini. Pemberian doping
dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih
banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat menghantarkan listrik.

 Doping Semikonduktor
Salah satu alasan utama kegunaan semikonduktor dalam elektronik adalah
sifat elektroniknya dapat diubah banyak dalam sebuah cara terkontrol dengan
menambah sejumlah kecil ketidakmurnian. Ketidak murnian ini disebut dopant.
Doping sejumlah besar ke semikonduktor dapat meningkatkan
konduktivitasnya dengan faktor lebih besar dari satu milyar. Dalam sirkuit terpadu
modern, misalnya, polycrystalline silicon didop-berat seringkali digunakan
sebagai pengganti logam. (J.G.Bednarz 1986).
Doping dalam produksi semikonduktor, doping menunjuk ke proses yang
bertujuan menambah ketidakmurnian (impuritya) kepada semikonduktor sangat
murni (juga disebut intrinsik) dalam rangka mengubah sifat listriknya.
Ketidakmurnian ini tergantung dari jenis semikonduktor. Pemberian doping
dimaksudkan untuk mendapatkan elektron valensi bebas dalam jumlah lebih
banyak dan permanen, yang diharapkan akan dapat mengahantarkan listrik.
Beberapa dopant biasanya ditambahkan ketika boule ditumbuhkan,
memberikan setiap wafer doping awal yang hampir seragam. Untuk membedakan
unsur sirkuit, wilayah terpilih (biasanya dikontrol oleh photolithografi) didop
lebih lanjut dengan Proses difusi atau implantasi ion, metode kedua lebih populer
dalam produksi skala besar karena kemudahan pengontrolannya.
Jumlah atom dopant yang dibutuhkan untuk menciptakan sebuah
perbedaan dalam kemampuan sebuah semikonduktor sangat kecil. Bila sejumlah
kecil atom dopant ditambahkan (dalam order 1 setiap 100.000.000 atom), doping
ini disebut rendah atau ringan. Ketika lebih banyak atom dopant ditambahkan
(dalam order 10.000) doping ini disebut sebagai berat atau tinggi. Hal ini
ditunjukkan sebagai n- untuk dopant tipe-n atau p+ untuk doping tipe-p.

G. Prinsip Dasar Semikonduktor

Semikonduktror mempunyai sifat kekonduksian diantara konduktor dan


isolator. Contoh bahan semikonduktror ialah Silikon, Germanium, Plumbum
Sulfida, Gallium Arsenida, Indium Antimi dadan Selenium. Bahan-bahan yang
mempunyai sifat semikonduktif memiliki nilai hambatan jenis (ρ) antara
konduktor dan isolator yaitu 10-6 - 104 ohm. Medan konduktivitas sebesar 10-6 -
104 ohm-2 m-2 dengan energi gap yang lebih kecil dari 6 eV. Energi gap adalah
energi yang diperlukan oleh elektron untuk memecahkan ikatan kovalen sehingga
dapat berpindah jalur dari jalur valensi ke jalur konduksi. Bahan dasar
semikonduktor dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

 Trivalent, memiliki atom dengan jumlah electron valensi 3 buah, contoh:


Boron (B), Gallium (Ga), dan Indium (In) .
 Tetravalent, memiliki atom dengan jumlah electron valensi 4 buah
seperti: Silikon (Si), dan Germanium (Ge).
 Pentavalent, memiliki atom dengan jumlah electron valensi 5 buah,
contoh: Fosfor (P), Arsenikum (As), dan Antimon (Sb).

H. Bahan Dasar Semikonduktor


a. Persiapan bahan semikonduktor
Semikonduktor dengan properti elektronik yang dapat diprediksi dan
handal diperlukan untuk produksi massa. Tingkat kemurnian kimia yang
diperlukan sangat tinggi karena adanya ketidaksempurnaan, bahkan dalam
proporsi sangat kecil dapat memiliki efek besar pada properti dari material. Kristal
dengan tingkat kesempurnaan yang tinggi juga diperlukan, karena kesalahan
dalam struktur kristal (seperti di slokasi, kembaran, dan retak tumpukan)
menganggu properti semikonduktivitas dari material. Retakan kristal merupakan
penyebab utama rusaknya perangkat semikonduktor. Semakin besar kristal,
semakin sulit mencapai kesempurnaan yang diperlukan. Proses produksi massa
saat ini menggunakan ingot (bahan dasar) kristal dengan diameter antara 4 – 12
inci (± 30 cm) yang ditumbuhkan sebagai silinder kemudian di iris menjadi
wafer .
Karena diperlukannya tingkat kemurnian kimia dan kesempurnaan struktur
kristal untuk membuat perangkat semikonduktor, metode khusus telah
dikembangkan untuk memproduksi bahan semikonduktor awal. Sebuah teknik
untuk mencapai kemurnian tinggi termasuk pertumbuhan kristal
menggunakan proses Czochralski. Langkah tambahan yang dapat digunakan
untuk lebih meningkatkan kemurnian dikenal sebagai perbaikan zona.
Dalam perbaikan zona, sebagian dari kristal padat dicairkan. Impuritas cenderung
berkonsentrasi di daerah yang dicairkan, sedangkan material yang diinginkan
mengkristal kembali sehingga menghasilkan bahan lebih murni dan kristal dengan
lebih sedikit kesalahan.
I. Macam-macam Badan Semikonduktor dan Penggunaannya
No Nama Semikonduktor Penggunaannya
1 Barium Titinate (Ba Ti) Termistor (PTC)

2 Bismut Telurida (Bi2 Te3) Konversi termo elektrik

3 Cadmium sulfide (Cd S) Sel Fotokonduktif

4 Gallium arsenide (Ga As) Dioda, transistor, laser, led,


generator gelombang dan Mikro
5 Germanium (Ge) Diode dan transistor

6 Indium antimonida (In Magnetoresistor, piezoresistor


Sb) detektor dan radiasi inframerah
7 Indium arsenida (In As) Piezoresistor
8 Silikon (Si) Diode, transistor dan IC

9 Silikon Carbida (Si Cb) Varistor

10 Seng Sulfida (Zn S) Perangkat penerangan elektro

11 Germanium Silikon (Ge Pembangkitan termoelektrik


Si)

12 Selenium (Se) Rectifier

13 Aluminium Stibium (Al Diode penerangan


Sb)

14 Gallium pospor (Ga P) Diode penerangan

15 Indium pospor (In P) Filter inframerah

16 Tembaga Oksida Rectifier

17 Plumbun Sulfur (Pb S) Foto sel

18 Plumbun Selenium (Pb Foto sel


Se)
19 Indium Stibium (In Sb) Detektor inframerah, filter
inframerah dan generator Hall

Silikon adalah suatu unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang Si dan nomor atom 14, merupakan unsur terbanyak kedua di bumi.
Senyawa yang dibentuk bersifat paramagnetik. Unsur kimia ini ditemukan oleh
(Jons Jakob Berzelius 1923). silikon hampir 25,7% mengikut berat. Biasanya
dalam bentuk silikon dioksida (silika) dan silikat. Silikon sering digunakan untuk
membuat serat optik dan dalam operasi plastik digunakan untuk mengisi bagian
tubuh pasien dalam bentuk silikon.

J. Cara Kerja Semikonduktor


Dalam kinerja semikonduktor kami mengambil transistor sebagai contoh
dari cara kerja semikonduktor. Pada dasarnya, transistor dan tabung vakum
memiliki fungsi yang serupa; keduanya mengatur jumlah aliran arus listrik. Untuk
mengerti cara kerja semikonduktor, misalkan sebuah gelas berisi air murni. Jika
sepasang konduktor dimasukan kedalamnya, dan diberikan tegangan DC tepat
dibawah tegangan elektrolisis (sebelum air berubah menjadi Hidrogen dan
Oksigen), tidak akan ada arus mengalir karena air tidak memiliki pembawa
muatan (chargecarriers). Sehingga air murni dianggap sebagai isolator . Jika
sedikit garam dapur dimasukan ke dalamnya, konduksi arus akan mulai mengalir,
karena sejumlah pembawa muatan bebas (mobile carriers, ion) terbentuk.
Menaikan konsentrasi garam akan meningkatkan konduksi, namun tidak banyak.
Garam dapur sendiri adalah non-konduktor (isolator ), karena pembawa muatanya
tidak bebas.
Silikon murni sendiri adalah sebuah isolator, namun jika sedikit
pencemar ditambahkan, seperti Arsenik, dengan sebuah proses yang dinamakan
doping, dalam jumlah yang cukup kecil sehingga tidak mengacaukan tata letak
kristal silikon, Arsenik akan memberikan electron bebas dan hasilnya
memungkinkan terjadinya konduksi arus listrik. Ini karena Arsenik memiliki 5
elektron valensi di orbit terluarnya, sedangkan Silikon hanya 4 elektron valensi.
Konduksi terjadi karena pembawa muatan bebas telah ditambahkan (oleh
kelebihan elektron dari Arsenik). Dalam kasus ini, sebuah Silikon tipe-n (n untuk
negatif, karena pembawa muatannya adalah elektron yang bermuatan negatif)
telah terbentuk.
Selain dari itu, silikon dapat dicampur dengan Boron untuk membuat
semikonduktor tipe-p. Karena Boron hanya memiliki 3 elektron valensi di orbit
paling luarnya, pembawa muatan yang baru, dinamakan "lubang" (hole, pembawa
muatan positif), akan terbentuk di dalam tata letak kristal silikon.
Dalam tabung hampa, pembawa muatan (elektron) akan dipancarkan oleh
emisi thermionic dari sebuah katode yang dipanaskan oleh kawat filamen. Karena
itu, tabung hampa tidak bisa membuat pembawa muatan positif (hole).
Dapat disimak bahwa pembawa muatan yang bermuatan sama akan saling
tolak-menolak, sehingga tanpa adanya gaya yang lain, pembawa-pembawa
muatan ini akan terdistribusi secara merata di dalam materi semikonduktor.
Namun di dalam sebuah transistor bipolar (atau diode junction) dimana sebuah
semikonduktor tipe-p dan sebuah semikonduktor tipe-n dibuat dalam satu keping
silikon, pembawa-pembawa muatan ini cenderung berpindah ke arah sambungan
P-N tersebut (perbatasan antara semikonduktor tipe-p dan tipe-n), karena tertarik
oleh muatan yang berlawanan dari seberangnya.
Kenaikan dari jumlah pencemar (doping level) akan meningkatkan
konduktivitas dari materi semikonduktor, asalkan tata-letak kristal silikon tetap
dipertahankan. Dalam sebuah transistor bipolar, daerah terminal emiter memiliki
jumlah doping yang lebih besar dibandingkan dengan terminal basis. Rasio
perbandingan antara doping emiter dan basis adalah satu dari banyak faktor yang
menentukan sifat penguatan arus (current gain) dari transistor tersebut.
Jumlah doping yang diperlukan sebuah semikonduktor adalah sangat
kecil, dalam ukuran satu berbanding seratus juta, dan ini menjadi kunci dalam
keberhasilan semikonduktor. Dalam sebuah metal, populasi pembawa muatan
adalah sangat tinggi; satu pembawa muatan untuk setiap atom.

K. Macam-Macam Semikonduktor
1. Semikonduktor Intrinsik
Semikonduktor intrinsik merupakan semikonduktor murni tanpa adanya
bahan pengotor. Silikon dan Germanium merupakan dua jenis semikonduktor
yang sangat penting dalam elektronika. Keduanya terletak pada golongan IVA
dalam tabel periodik dan mempunyai elektron valensi empat. Struktur kristal
silikon dan germanium berbentuk tetrahedral dengan setiap atom memakai
bersama sebuah elektron valensi dengan atom-atom tetangganya.
Energi yang diperlukan untuk memutus sebuah ikatan kovalen adalah
sebesar 1,1 eV untuk silikon dan 0,7 eV untuk germanium. Pada temperatur ruang
(300K), sejumlah elektron mempunyai energi yang cukup besar untuk melepaskan
diri dari ikatan dan tereksitasi dari pita valensi ke pita konduksi menjadi elektron
bebas. Besarya energi yang diperlukan untuk melepaskan elektron dari pita
valensi kepita konduksi ini disebut energi terlarang (energy gap). Jika sebuah
ikatan kovalent terputus, maka akan terjadi kekosongan atau lubang (hole). Pada
daerah dimana terjadi kekosongan akan terdapat kelebihan muatan positif, dan
daerah yang ditempati electron bebas mempunyai kelebihan muatan negatif.
Kedua muatan inilah yang memberikan kontribusi adanya aliran listrik pada
semikonduktor murni. Jika elektron valensi dari ikatan kovalen yang lain mengisi
lubang tersebut, maka akan terjadi lubang baru ditempat yang lain dan seolah-olah
sebuah muatan positif bergerak dari lubang yang lama ke lubang baru.
Proses aliran muatan ini, yang biasa disebut sebagai “arus drift” dapat
dituliskan sebagai berikut “Peristiwa hantaran listrik pada semikonduktor adalah
akibat adanya dua partikel masing-masing bermuatan positif dan negatif yang
bergerak dengan arah yang berlawanan akibat adanya pengaruh medan listrik”.
Akibat adanya dua pembawa muatan tersebut, besarnya rapat arus dinyatakan
sebagai konduktivitas. Karena timbulnya lubang dan elektron terjadi secara
serentak, maka pada semikonduktor murni, besar energi yang dibutuhkan untuk
membentuk pasangan elektron dan hole pada semikonduktor intrinsik ditentukan
oleh jarak celah energi antara pita valensi dengan pita konduksi semakin jauh
jaraknya maka semakin besar energi yang dibutuhkan untuk membentuk elektron
– hole sebagai pembawa muatan.
2. Semikonduktor Ekstrinsik
Semikonduktor ekstrinsik adalah semikonduktor yang prosesnya melalui
proses pendopingan atau pengotoran bahan atom tertentu pada bahan
semikondultor untuk menaikkan daya hantar semikonduktor. Terdapat dua tipe
dalam semikonduktor ekstrinsik yaitu semikonduktor tipe n dan semikonduktor
tipe p.

 Semikonduktor tipe n
Semikonduktor tipe n dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil
atom pengotor pentavalent pada silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan) ini
mempunyai lima elektron valensi sehingga secara efektif memiliki muatan sebesar
+5q. Saat sebuah atom pentavalent menempati posisi atom silikon dalam kisi
kristal, hanya empat elektron valensi yang dapat membentuk ikatan kovalent
lengkap, dan tersisa sebuah elektron yang tidak berpasangan. Dengan adanya
energi thermal yang kecil saja, sisa elektron ini akan menjadi electron bebas dan
siap menjadi pembawa muatan dalam proses hantaran listrik. Material yang
dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut semikonduktor tipe-n, karena
menghasilkan pembawa muatan negatif dari kristal yang netral. Dan karena atom
pengotor memberikan elektron, maka atom pengotor ini disebut sebagai atom
donor.
 Semikonduktor Tipe p
Dengan cara yang sama seperti pada semikonduktor tipe n, semikonduktor
tipe p dapat dibuat dengan menambahkan sejumlah kecil atom pengotor trivalent
pada semikonduktor murni, misalnya: silikon murni. Atom-atom pengotor (dopan)
ini mempunyai tiga elektron valensi sehingga secara efektif hanya dapat
membentuk tiga ikatan kovalen. Saat sebuah atom trivalen menempati posisi atom
silikon dalam kisi kristal, terbentuk tiga ikatan kovalen lengkap, dan tersisa
sebuah muatan positif dari atom silikon yang tidak berpasangan yangdisebut
lubang (hole). Material yang dihasilkan dari proses pengotoran ini disebut
semikonduktor tipe p. Karena atom pengotor menerima elektron, maka atom
pengotor ini disebut sebagai atom aseptor (acceptor).
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN

Dioda merupakan komponen semikonduktor yang paling sederhana. Dioda


adalah gabungan bahan semikonduktor tipe N yang merupakan bahan dengan
kelebihan elektron dan tipe P adalah kekurangan satu elektron sehingga
membentuk Hole. Secara keseluruhan dioda dapat kita contohkan sebagai katup,
dimana katup tersebut akan terbuka pada saat air mengalir dari belakang menuju
ke depan. Sedangkan katup akan menutup apabila ada dorongan aliran air dari
depan katub. Simbol dioda digambarkan dengan anak panah yang diujungnya
terdapat garis yang melintang. Cara kerja dioda dapat kita lihat dari simbolnya.
Karena pada pangkal anak panah disebut sebagai anoda (P) dan pada ujung anak
panah dapat disebut sebagai katoda.

Semikonduktor adalah dasar semikonduktor dapat digolongkan atas tiga


jenis yaitu Trivalent, Tetravalent, dan Pentavalent yang masih murni
(semikonduktor intrinsik), namun setelah pendopingan atau mengotoran,
muncullah semikonduktor baru yaitu semikonduktor ekstrinsik (tak murni) yang
memiliki dua tipe yaitu semikonduktor tipe n dan semikonduktor tipe p.
Semikonduktor ekstrinsik inilah yang digunakan sebagai bahan dasar elektronika
seperti dioda, transistor, Integrated Circuit dan lain sebagainya.

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Syukri. “Makalah Semikonduktor (Fisika Zat Padat)”

http://adisyukri93.blogspot.co.id/2015/01/makalah-semikounduktor-fisika-zat-
padat.html

Malvino, A.P. 2003.Prinsip-prinsip Elektronika. Buku 1. Jakarta: Salemba


Teknika.

Martawijaya, M.A,dkk. 2008. Dasar-dasar Elektronika, Buku 1. Makassar : UNM


Makassar.

Simatupang, S. 2011. Elektronika Dasar. Medan : FMIPA UNMED.

Anda mungkin juga menyukai