Anda di halaman 1dari 7

PERKEMBANGAN ISLAM DI INDONESIA

A. Perkembangan Agama, Politik dan Ekonomi


Para pedagang dan mubalig muslim, membentuk komunitas Islam. Para
mubalig mengajarkan dan memperkenalkan Islam kepada penduduk setempat
antara lain sebagai berikut :
1. Islam mengajarkan sesame manusia untuk saling menghormati dan tolong-
menolong
2. Islam mengajarkan bahwa derajat manusia di hadapan Allah adalah sama,
kecuali takwanya.
3. Islam mengajarkan bahwa Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa,
Maga Pengasih dan Penyayang, dan melarang manusia saling berselisih,
bermusuhan, merusak dan saling dengki.
4. Islam mengajarkan agar manusia menyembah hanya kepada Allah SWT
dan tidak menyekutukan-Nya serta senantiasa berbuat baik terhadap
sesama manusia tanpa pilih kasih.

Islam semakin meluas, baik di kalangan masyarakat biasa maupun bangsawan


dan penguasa. Raja-raja Aceh mengangkat para ulama menjadi penasihat dan
pejabat di bidang keagamaan sebagaimana berikut ini :
1. Sultan Iskandar Muda (1607 – 1636 M) mengangkat Syekh Syamsuddin
As Sumaterani menjadi mufti (Qadi Malikul Adil) Kerajaan Aceh.
2. Sultan Iskandar Sani (1636 – 1641 M) mengangkat Syekh Nuruddin Ar
Raniri menjadi mufti kerajaan.
3. Sultanah Syaifatulladin Syekh mengangkat Syekh Abdurrauf Singkel
menjadi penasehat di bidang agama.

Kehadiran Islam di pelosok nusantara umumnya dilakukan secara damai


melalui perdagangan, pendidikan, tasawuf, kesenian, pemerintahan dan
pernikahan.
Pelabuhan – pelabuhan penting di Sumatera dan Jawa seperti Lamuri (Aceh),
Barus, Palembang, Sunda Kelapa, dan Gresik antara abad ke-1 dan ke-7 M
sering disinggahi pedagang asing. Para pedagang muslim asal Arab dating ke
Indonesia untuk berdagang.

Islam masuk ke Indonesia bagian timur seperti Maluku, tidak dapat dipisahkan
dari jalur perdagangan yang terbentang pada pusat lalu lintas pelayaran
internasional di Malaka, Jawa dan Maluku.

B. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.


Perkembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan dapat dilihat dari beberapa
sisi antara lain sebagai berikut.

Perjuangan umat Islam oleh para ulama dan masyarakat tidak pernah berhenti
sejak kehadirannya hingga pada masa penjajahan dan masa kemerdekaan
dalam berbagai aspek. Sekurangnya ada dua cara yang dilakukan oleh para
ulama dalam menumbuhkembangkan ajarannya yaitu sebagai berikut :
1. Membentuk kader-kader ulama yang akan bertugas sebagai mubalig. Cara
ini dilakukan di dalam lembaga-lembaga pendidikan Islam, seperti
pesantren di Jawa, dayah di Aceh, dan surau di Minangkabau.
2. Melalui karya-karya tulisan yang tersebar dan dibaca kaum muslim di
nusantara. Karya-karya itu mencerminkan perkembangan ilmu
pengetahuan, baik berupa pemikiran dan ilmu-ilmu agama di Indonesia
pada masa tertentu.

Seorang ulama, Syekh Muhammad Naquib Alattas menyatakan bahwa pada


abad ke-16 dan 17 banyak bermunculan tulisan dan cendekiawan muslim di
Indonesia yang berupa sastra, filsafat , metafisika dan geologi, bahkan tidak
terdapat bandingnya pada zaman itu di Asia Tenggara. Seiring itu pula
pemikiran Islam di pusat dunia Islam telah mapan. Oleh karena itu, dunia
pemikiran yang berkembangan di Indonesia mempunyai akar pada tradisi
pemikiran yang telah berkembang di pusat dunia Islam tersebut. Ilmuan-
ilmuan muslim di Indonesia, antara lain sebagai berikut :
1. Hamzah Fansuri dari Sumatera Utara dengan karyanya berjudul Asrarul
Arifin fi Bayan ila Suluk wat Tauhid, yaitu suatu uraian singkat tentang
sifat-sifat dan inti ilmu kalam menurut ideology Islam.
2. Syamsuddin As Sumaterani dengan karyanya berjudul Mir’atul Mu’min
atau Cermin Orang Beriman di tahun 1601. Buku itu berisi Tanya jawab
tentang ilmu kalam.
3. Nuruddin Ar Raniri yang berasal dari India dan merupakan keturunan Arab
Quraisy Hadramaut yang tida di Aceh pada tahun 1637 M. sangat giat
membela ajaran Islam Sunni (Ahlussunnah wal Jamaah). Karya –
karyanya meliputi ilmu fikih, hadis, akidah, sejarah dan tasawuf seperti As
Shirat Al Mustaqim (bidang hukum), Bustan As Salatin (bidang sejarah),
dan Tibyan fi Ma’rifat Al Adyan (bidang tasawuf)
4. Abdul Muhyi dari jawa dengan karyanya Martabat Kang Pitu (Martabat
yang Tujuh)
5. Sunan Bonang dengan karyanya Suluk Wujil yang mengandung ajaran
tasawuf.
6. Ronggowarsito dengan karyanya Wirid Hidayat Jati
7. Syekh Yusuf Makasar dari Sulawesi (1629 – 1699 M). karya-karyanya
yang belum diterbitkan sekitar 20 buah dan masih berbentuk naskah yang
sebagian besar dalam bidang tasawuf.
8. Syekh Muhammad Arsyad Al Banjari (1812 M) seorang ulama produktig
yang menulis kitab Sabitul Muhtadil (bidang fikih)
9. Syekh Nawawi dari Banten yang menulis 26 buah buku di antaranya yang
terkenal Tafsir Al Muris.
10. Syekh Ahmad Khatib (Minangkabau) 1860 – 1916 M tulisannya yang
terkenal Izharul Kazibin fi Tasyabbuhi bis Sadiqin (bidang tarikat)

C. Perkembangan Seni dan Budaya


1. Arsitek Bangunan
Hasil-hasil seni bangunan pada zaman pertumbuhan dan perkembangan
Islam di Indonesia antara lain sebagai berikut
a. Masjid-masjid seperti masjid kuno Demak, Sandang Duwur Agung
Kasepuhan Cirebon, Masjid Agung Banten dan Baiturrahman di Aceh
menunjukan keistimewaan dalam bentuknya yang persegi empat
dengan bagian kaki yang tinggi dan pejal, atapnya bertumpang dua,
tiga, lima atau lebih, dikelilingi parit atau kolam, mihrabnya lengkung
berpola kalamakara, dan mimbar yang mengingatkan akan ukiran dan
ukuran pola teratai mastaka atau memolo. Bentuk – bentuk tersebut
menunjukan seni-seni bangunan tradisional yang telah di kenal di
Indonesia sebelum kedatangan Islam.
b. Beberapa masjid masih terdapat seni bangunan yang menyerupai
bangunan meru pada zaman Hindu di Indonesia. Ukuran-ukuran pada
mibat, hiasan lengung pola kalamakara, mihrab berbentuk beberapa
mastaka atau memolo yang menunjukan hubungan erat antara meru,
kekayaan, gunungan atau gunung tempat dewa. Sebagai contoh masjid
kuno di Maulitang, Sendang Duwur.

2. Peranan Umat Islam


a. Masa Sebelum Kemerdekaan
Beberapa perlawanan menentang, khususnya masyarakat muslim
terhadap penjajah Belanda antara lain :
1. Sultan Ageng Tirtayasa (1682) Sultan Banten ke-5 selama 31 tahun
memimpin rakyat Banten untuk turut mempertahankan wilayah
Banten dan berperang melawan VOC.
2. Perlawanan masyarakat Banten terus berlangsung dan tahun 1750
di pimpin oleh Kyai Tapa dan Ratu Bagus Buang.

b. Masa Kemerdekaan
Umat Islam mengganti perjuangan melawan penjajah dengan jalan
mendirikan organisasi-organisasi Islam antara lain sebagai berikut :
1) Syarikat Dagang Islam dan kemudian berubah menjadi Syarikat
Islam yang berdiri tahun 1905 di pimpin oleh H. Samanhudi, AM
Sangaji, HOS Cokroaminoto dan H. Agus Salim.
2) Jami’atul Khair yang berdiri tahun 1905 M di Jakarta adalah
pergerakan Islam yang pertama kali di Jawa dan sebagian besar
anggotanya adalah keturunan (peranakan) Arab.
3) Al Irsyad adalah organisasi Islam yang didirikan tahun 1914 M
oleh para pedagang dan ulama keturunan Arab, seperti Syekh
Ahmad Soerkati.
4) Perserikatan Ulama yaitu gerakan modernis Islam yang didirikan
tahun 1911 M oleh Abdul Halim dan berpusat di Majalengka Jawa
Barat.
5) Muhammadiyah, didirikan di Yogyakarta pada 18 November 1912
M oleh K.H. Ahmad Dahlan bertepatan tanggal 8 Zulhijah 1330 H.
6) Nahdatul Ulama (NU) didirikan pada bulan Januari 1926 oleh K.H
Hasyim Asy’ari

c. Masa setelah kemerdekaan.


Beberapa institusi didirikan dalam upaya memajukan kegiatan
keagamaan tersebut.
1) Departemen Agama
2) Majelis Ulama Indonesia (MUI)

D. Hikmah Perkembangan Islam di Indonesia


Banyak manfaat yang dapat kita ambil dari hal tersebut diantaranya sebagai
berikut :
1. Kehadiran pedagang Islam dari luar Indonesia yang telah berdakwah
menyiarkan ajaran Islam di bumi nusantara memberikan nuansa baru bagi
perkembangan pemahaman suatu kepercayaan yang sudah ada di
nusantara ini.
2. Hasil karya para ulama berupa karangan buku sangat berharga untuk
dijadikan sumber pengetahuan.
3. Meneladani kesuksesan mereka dalam berkarya dan membuat masyarakat
Islam gemar membaca dan mempelajari Al-Qur’an.
4. Memperkaya dalam bentuk (arsitektur) bangunan, seperti masjid sebagai
tempat ibadah.
5. Mengajarkan tentang Islam harus dengan keramahan dan bijaksana serta
membiasakan masyarakat Islam bersikap konsisten.
6. Memanfaatkan peninggalan sejarah, baik berupa makam, masjid dan
peninggalan lainnya untuk dijadikan tempat ziarah (pembelajaran) demi
mengingat perjuangan mereka.
7. Seorang ulama atau ilmuan dituntut oleh Islam untuk mempraktikan
tingkah laku yang penuh keteladanan sebagaimana para ulama pendahulu
di nusantara ini dalam mempertahankan harga diri serta tanah air dari
penjajahan.
8. Mengajarkan sikap tetap bersatu, rukun dan bersama-sama
mempertahankan Negara Indonesia dari ancaman luar maupun dalam
negeri.
9. Menyadari bahwa perjalanan sejarah perlu dijadikan bahan pemikiran dan
peneladanan orang-orang yang beriman terutama keteladanan dan
perjuangan para ulama untuk dipraktikan oleh generasi mendatang dalam
menentukan masa depan umat dan masyarakat.

Ada beberapa perilaku cerminan penghayatan terhadap manfaat yang dapat


diambil dari sejarah perkembangan Islam, antara lain sebagai berikut :
1. Berusaha untuk tetap menjaga persatuan dan kerukunan antarumat
beragama serta hidup saling menghormati dan tolong menolong.
2. Menyikapi kejadian masa lalu dengan sikat sabar dan tetap meyakini
setiap kejadian ada hikmahnya.
3. Moral yang terdapat dalam karya-karya para ulama tersebut diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari.
4. Mengambil pelajaran dari sejarah untuk membangun masa depan
berdasarkan pijakan positif.
5. Senantiasa bersikap ramah dan berniat baik penuh persahabatan,
khususnya dalam kerjasama dan menghindari sifat tamak, ingin
menguasai, serta memaksakan kehendak.
6. Mengikuti seruan para ulama untuk senantiasa menyembah Allah SWT
dan melaksanakan perintah-Nya serta menjauhi larangan-Nya.
7. Kita harus melakukan perbuatan yang bermanfaat atau tidak merugikan
orang lain karena sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat untuk
orang lain.
8. Warisan para ulama adalah gemar membaca, mempelajari dan memahami
serta melaksanakan Al-Qur’an, melestarikan, memelihara, merawat tempat
ibadah, seperti masjid dan senantiasa memakmurkannya di tempatnya
masing-masing.

Anda mungkin juga menyukai