Anda di halaman 1dari 4

STANDARD COST

Secara sederhana, Standard Cost didefinisikan sebagai “biaya yang telah ditentukan
sebelumnya untuk memproduksi satu unit atau sejumlah produk dalam periode
tertentu”. Standar adalah harga, biaya, atau kuantitas yang ditetapkan dengan cermat yang
dinyatakan atas basis per unit. Suatu standar sebaiknya dianggap sebagai suatu
“norma” untuk input produksi, seperti unit bahan baku, jam tenaga kerja, dan persentase
kapasitas yang digunakan.

Standard Cost berbeda dengan actual cost/hostorical cost, penggunaan data biaya
historis (actual cost/historical cost) di dalam perhitungan harga pokok produksi tidak dapat
memberikan informasi mengenai efisien tidaknya pelaksanaan suatu proses produksi, karena
biaya historis menunjukkan biaya yang terjadi sebenarnya yang telah dikeluarkan untuk
menghasilkan suatu produk atau kegiatan tertentu pada suatu saat tertentu, di mana biaya
yang terjadi sebenarnya dapat mengandung suatu pemborosan.

Manajemen memerlukan suatu alat tolak ukur tentang besarnya biaya yang ditetapkan dahulu
sebelum produksi dimulai, dan tolak ukur ini hendaknya mencerminkan informasi mengenai
jumlah biaya yang seharusnya dikeluarkan untuk menghasilkan suatu produk/kegiatan
tertentu pada suatu waktu tertentu, dan tolak ukur ini dikenal dengan istilah “Predetermined
Cost”.

Penetapan “predetermined cost” dapat dilakukan melalui penelitian secara ilmiah (eksprimen,
time & motion study, tata letak peralatan produksi, dsb) terhadap pelaksanaan masa lalu
dengan turut mempertimbangkan kondisi-kondisi yang diharapkan di masa yang akan datang,
maka predetermined cost merupakan standard cost.

Perhitungan standar biaya utamanya ditemukan dalam ABC costing dan job order
costing untuk unit-unit homogen per batch pesanan. Standar biaya biasanya lebih dapat
beradaptasi dalam lingkungan :
1. Teknologi yang Stabil
2. Produk yang Homogen

 Komponen Standar Biaya


Standar biaya memiliki dua komponen yaitu :
1. Standar Fisik atau Standar Input, yakni penetapan secara cermat kuantitas input yang
dibutuhkan untuk satu unit output
2. Standar Harga, yakni harga yang ditetapkan dengan cermat yang diharapkan dibayar
perusahaan guna mendapatkan satu unit input.

 Fungsi daripada standard costing :


 Menetapkan anggaran.
 Pengendalian biaya dan mengukur efisiensi kerja.
 Menyederhanakan prosedur penetapan biaya.
 Memberikan dasar penetapan tawaran kontrak dan harga jual.
 Secara garis besar, standar dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :
1. Basic standard (classic standard), adalah tolak ukur yang digunakan sebagai patokan
pembanding untuk prestasi kerja yang diharapkan dan yang sesungguhnya.
2. Current standard (standar yang berlaku), yang terbagi :
 Standard actual yang diharapkan, adalah standard yang ditetapkan untuk suatu
tingkat operasi dan efisiensi yang diharapkan akan terjadi. Standard ini merupakan
estimasi yang cukup wajar atas hasil actual.
 Standard normal, adalah standard ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan
efisiensi yang normal, yang dimaksudkan sebagai suatu tantangan yang bisa
dicapai.
 Standard teoritis, yaitu standar yang ditetapkan untuk suatu tingkat operasi dan
efisiensi yang ideal atau maksimum, standar ini lebih merupakan sasaran dan
bukan sebagai prestasi kerja yang harus dicapai pada saat ini.

Varians
Varians adalah perbedaan antara jumlah yang didasarkan pada hasil aktual dan jumlah
yang dianggarkan. Setiap varians merupakan suatu sinyal yang sebaiknya diidentifikasi dan
dianalisis. Suatu varians dapat disebabkan oleh kejadian acak yang tidak diharapkan terulang
kembali, masalah sistematis yang dapat diperbaiki, atau standar yang tidak tepat. Misalnya,
jika proses manufaktur berubah, maka standar fisik juga mungkin berubah.

 Ada dua jenis varians, yakni :


1. Varians yang menguntungkan (favorable), adalah varians yang memiliki pengaruh
meningkatkan laba operasi relatif terhadap jumlah yang dianggarkan.
2. Varians yang tidak menguntungkan (unfavorable), adalah varians yang memiliki
pengaruh menurunkan laba operasi relatif terhadap jumlah yang dianggarkan.

 Charles T. Hongren mengikhtisarkan varians dalam tiga level, yakni :


 Level 1 (Varians Anggaran Statis),Varians anggaran statis adalah perbedaan antara
hasil aktual dan jumlah yang dianggarkan dalam anggaran statis (anggaran induk yang
didasarkan pada tingkat output yang direncanakan pada awal periode). Varians ini
disebut statis karena anggaran untuk periode tersebut dibuat dengan satu tingkat
output yang direncanakan.
 Level 2 (Varians Anggaran Fleksibel dan Varians Volume Penjualan),
Level 2 menunjukan analisis varians berdasarkan anggaran fleksibel (anggaran yang
menghitung pendapatan dan biaya yang dianggarkan berdasarkan output aktual pada
periode anggaran).

 Level 2 membagi level 1 (varians anggaran statis) ke dalam dua bagian, yaitu :
a. Varians Volume Penjualan, yakni itu perbedaan antara jumlah anggaran fleksibel
dengan anggaran statis yang berkaitan dengan kuantitas barang yang dijual.
b. Varians anggaran fleksibel, yakni perbedaan antara hasil aktual dan jumlah anggaran
fleksibel yang berkaitan berdasarkan tingkat output aktual pada periode anggaran.

 Level 3 (Varians Harga dan Varians Efisiensi)


Level 3 merinci varian anggaran fleksibel pada level 2 menjadi dua bagian, yaitu :
a. Varians harga, yakni perbedaan antara harga aktual dengan harga yang dianggarkan
dikali dengan kuantitas input aktual. Varians harga kadang-kadang disebut juga
varians input atau varians tingkat upah, terutama bila mengacu pada varians harga
untuk tenaga kerja langsung
b. Varians efisiensi adalah perbedaan antara kuantitas input aktual yang digunakan dan
kuantitas input yang dianggarkan untuk membuat output aktual, dikali dengan harga
yang dianggarkan. Varians efisiensi kadang-kadang disebut juga varians penggunaan.

 Penentuan Standar Biaya


Penentuan standar biaya ditentukan oleh tiga komponen biaya utama dalam perusahaan
manufaktur, yakni :
1. Penentuan standar biaya bahan baku
2. Penentuan standar biaya tenaga kerja langsung
3. Penentuan standar biaya overhead.

 Penentuan Standar Biaya Bahan Baku,


Prosedur penyusunan standar biaya bahan baku perusahaan :
1. Perusahaan mengadakan pertemuan dengan beberapa calon pemasok yang
menawarkan barangnya untuk dibeli.
2. Direktur pusat, manajer keuangan, manajer pembelian, dan manajer produksi akan
memilih pemasok untuk menilai apakah kualitas barang dari pemasok sesuai dengan
harga barang yang ditawarkan. Hal ini dilakukan agar biaya standar bahan baku yang
telah disusun menjadi hasil kesepakatan bersama sehingga dalam pelaksanaannya
biaya standar tersebut didukung oleh seluruh bagian yang ada dalam perusahaan.
3. Setelah pemasok terpilih maka bersama-sama akan membicarakan mengenai kontrak
harga untuk jangka waktu tertentu. Harga yang telah disepakati inilah yang menjadi
“standar harga bahan baku” yang ditetapkan oleh perusahaan. Standar harga bahan
baku yang ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan harga pasar yang berlaku saat ini.

 Penentuan Standar Biaya Overhead


Penetapan standar biaya overhead didasarkan atas anggaran fleksibel yang ditetapkan
oleh perusahaan. Biaya overhead ditetapkan oleh bagian keuangan bekerjasama dengan
bagian produksi dan bagian akuntansi. Dasar pembebanan terhadap biaya overhead dapat
dibebankan pada jumlah jam tenaga kerja langsung yang berhubungan terhadap kegiatan
operasi perusahaan.
Adapun cara penghitungan tarif biaya standar overhead adalah :
Jumlah biaya overhead : jumlah jam kerja langsung
Setelah didapatkan tarif standar dari pembagian tersebut, maka biaya standar untuk membuat
satu unit produk adalah jumlah jam kerja untuk satu unit produksi dikalikan tariff standar
yang telah didapatkan. Dari perhitungan biaya standar tersebut maka akan didapatkan harga
pokok standar untuk setiap unit produksi adalah :
Biaya standar bahan baku Rp xxxxxx,-
Biaya standar tenaga kerja langsung Rp xxxxxx,-
Biaya standar overhead Rp xxxxxx,- +
Harga pokok standar produk Rp xxxxxx,-

 Implementasi Standar Biaya


Keberhasilan dari sistem standar biaya bergantung pada keandalan, ketepatan, dan
penerimaan terhadap standar tersebut. Dalam beberapa kasus, standar ditetapkan pada
tingkat rata-rata hasil aktual dari periode-periode sebelumnya. Di kasus-kasus lainnya,
standar ditetapkan oleh seorang ahli berdasarkan studi atas komponen produk, operasi
produksi, sampel, dan partisipasi individu-individu yang kinerjanya diukur dengan standar.
Dalam menetapkan standar, perilaku manusia juga harus diperhatikan.
CONTOH SOAL

Anda mungkin juga menyukai