SALMONELLA
Kelompok 1
A. Latar Belakang
Karakteristik Salmonella
Kerajaan : Bacteria
Filum : Proteobakteria
Ordo : Enterobakteriales
Family : Enterobakteriaceae
Genus : Salmonella
B. Morfologi Salmonella sp
Salmonella sp adalah jenis Gram negatif, berbentuk batang, tidak
membentuk spora, motil (bergerak dengan flagel peritrik) serta mempunyai tipe
metabolisme yang bersifat fakultatif anaerob. Termasuk kelompok
bakteri Enterobacteriacea. Ukurannya 2 - 4 mikrometer x 0,5 – 0,8
mikrometer. Sifat Salmonella antara lain : dapat bergerak, tumbuh pada suasana
aerob dan anerob fakultatif, memberikan hasil positif pada reaksi fermentasi
manitol dan sorbitol dan memberikan hasil negatif pada reaksi indol, DNAse,
fenilalanin deaminase, urease, voges proskauer, dan reaksi fermentasi sukrosa dan
laktosa. Perkembangan bakteri Salmonella sp terbilang sangat cepat dan
menakjubkan, setiap selnya mampu membelah diri setiap 20 menit sekali pada suhu
hangat dan pada media tumbuh yang mengandung protein tinggi. Bisa dibayangkan,
satu sel bakteri bisa berkembang menjadi 90.000 hanya dalam waktu 6 jam.
Bakteri ini tersebar luas di dalam tubuh hewan, terutama unggas dan babi.
Lingkungan yang menjadi sumber organisme ini antara lain air, tanah, serangga,
permukaan pabrik, permukaan dapur, kotoran hewan, daging mentah, daging
unggas mentah, dan makanan laut mentah. Salmonella typhi merupakan bakteri
yang menginfeksi manusia dan menyebabkan demam typhoid dan Salmonella
paratyphi yang menyebabakan demam paratyhoid. Salmonella sp sebenarnya selalu
masuk melalui mulut, biasanya dengan makanan dan minuman yang
terkontaminasi Salmonella sp. Sebagian kuman mati oleh asam lambung tetapi
yang lolos masuk ke usus halus dan berkembang biak di illeum. Disini terjadi
fagositosis oleh sel kelenjar getah bening yang kemudian menyebar ke aliran darah,
kelenjar getah bening dan ke usus.
Dosis infektif bagi manusia adalah 105-108 Salmonella sp. Diantara faktor-
faktor tuan rumah yang menyebabkan resisten terhadap infeksi Salmonella
sp adalah keasaman lambung, jasad renik flora normal usus, dan daya tahan usus
setempat.
Dua tipe Salmonella sp. yaitu S. enteriditis dan S. typhimurium merupakan
penyebab kira-kira setengah dari seluruh infeksi pada manusia. Pada manusia
semua Salmonella sp. menimbulkan penyakit yang pada umumnya
disebut Salmonellosis, dibagi menjadi 3 golongan.
- Filter apparatus
- Oven
- Hot plate dan stirer
► Media dan pereaksi
- Bismuth sukfite Agar (BSA) (A.1)
- Brain Heart Infusion Broth (A.2)
- Hectoen Enteric (HE) Agar (A.3)
- Lactose Broth (A.4)
- Lysine Decarboxylase Broth (A.5)
- Lysine Iron Agar (LIA) (A.6)
- Malonate Broth (A.7)
- Motility Test Medium (A.8)
- MR-VP Broth (A.9)
- Phenol red Carbohydrate Broth (A.10)
- Potasium Cyanide (KCN) Brroth (A.11)
- Purple Carbohydrate Broth (A.12)
- Rappaport-Vassiliadis (RV) medium (A.13)
- Selenite Cystine Broth (SCB) (A.14)
- Simmon Citrate Agar (A.15)
- Tetrathionate Broth (TTB) (A.16)
- Triple Sugar Iron (TSI) Agar (A.17)
- Trypticase Soy-Tryptose Broth (A.18)
- Tryptone (Tryptophane) Broth (A.19)
- Urea Broth (A.20)
- Urea Broth (Rapid) (A.21)
- Xylose Lysine Dosoxycholate (XLD) Agar (A.22)
- Aquadest
- Ethanol 70%
- Larutan Brillian Green Dye (B.1)
- Larutan Formalized Physiological Saline (B.2)
- Reagen Kovac’s (B.3)
- Indikator Methyl Red (B.4)
- Larutan Physiological Saline 0,85% (B.5)
Prosedur Kerja
Pra Pengkayaan
a) Metoda ini didasarkan pada analisa 25 g atau 25 ml contoh dengan
perbandingan 1 : 9 untuk contoh dan media pengkayaan. Jika pengujian
dilakukan secara komposit, tambahkan media pengkayaan yang cukup
untuk menjaga perbandingan 1:9.
b) Untuk contoh dengan berat lebih kecil atau sama dengan 1 kg atau 1 l
sampai dengan 4,5 kg atau 4,5 l timbang contoh padat sebanyak 25 g atau
contoh cair sebanyak 25 ml dari contoh yang akan diuji , kemudian
masukkan dalam wadah atau plastik steril dan tambahkan 225 ml larutan
Lactose Broth.
c) Untuk contoh dengan berat lebih besar dari 4,5 kg atau 4,5 l timbang
contoh padat sebanyak 50 g atau contoh cair sebanyak 50 ml, kemudian
masukkan dalam wadah atau plastik sterildan tambahkan 450 ml larutan
Lactose Broth.
d) Homogenkan contoh selama 2 menit untuk dianalisa. Secara aseptis,
pindahkan larutan contoh dalam wadah steril yang sesuai dan biarkan pada
suhu ruang selama 60 menit dengan wadah tertutup. Kocok perlahan dan
bila perlu tentukan pH sampai (6,8 ± 0,2). Kocok rata dan kendurkan tutup
wadah secukupnya. Inkubasi 24 jam ± 2 jam pada suhu 35°C ± 1°C.
Lanjutkan pengujian sesuai dengan prosedur.
• Inkubasi TTB selama 24 jam ± 2 jam pada suhu 43°C ± 0,2°C (Water
bath)
• inkubasi TTB dan SCB selama 24 jam ± 2 jam pada suhu 35°C ± 1°C.
Isolasi Salmonella
Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini adalah pada saat kita ingin
mengonsomsi makanan (Daging, ikan, roti dan sebagainya), maka harus dimasak
secara betul-betul agar tidak terkena penyakit dari salmonella.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.ilmukesehatan.com/artikel/makalah-salmonella-typhosa.html
D’aoust, J. V. 2001. Salmonella. Di dalam : Labbe’ RG, Garcia S, editor. Guide
to Foodborne Pathogens. New York, A JohnWiley & Sons, Inc.,
Publication.Hlm163-191.
SNI : 01-2332.2-2006
Hasil Diskusi
2. Kenapa menggunakan media HE, SLD dan BSA! Apa kandungan dan
keuntungannya?
Jawaban
4. Media HE agar (koloni hijau kebiruan sampai biru), XLD agar (koloni merah
jambu/pink) dan BSA agar (koloni coklat, abu2 atau hitam)
5. 0 per 25ml sampel atau tidak boleh sama sekali sampel tersebut terkandung
salmonella