ABSTRAK
Skizoprenia merupakan gangguan jiwa yang banyak ditemukan yaitu sekitar 0,2 –
2 % dari populasi di dunia. Angka gangguan jiwa di Indonesia, skizofrenia
menempati urutan paling besar yaitu 70 %. Kasus gangguan jiwa yang ditangani
di rumah sakit jiwa di seluruh Indonesia 90% penyakit skizoprenia. Sekitar 75 %
penderita skizofrenia mulai mengidap saat usia 16-25 tahun. Pencarian dari
beberapa jurnal, terapi skizoprenia dilakukan menggunakan teknik Cognitive
Behavior Therapy (CBT). Berdasarkan tingkat keberhasilannya, maka penyusun
melakukan study pendahuluan Namun, pada kenyataannya teknik cognitive
behaviour therapy jarang digunakan. Maka dari itu, penyusun tertarik untuk
membahas literature tentang cognitive behavior therapy (CBT) pada pasien
skizofrenia. Berdasarkan data tersebut penyusun membuat tinjauan literatur
dengan topik Cognitive Behavior Theraphy pada skizoprenia. Metode yang
dilakukan dalam penyusunan ini adalah literature review. Hasil dari literatur
review menunjukkan bahwa teknik CBT dapat digunakan pada semua pasien
skizofrenia.
3 jurnal proquest
18 artikel
10 jurnal ebsco 13 jurnal dan 5 artikel
E. Hasil
Sejarah Cognitive Behavior Therapy (CBT)
Sejarah CBT dikatakan dan dimulai oleh Alfred Alder, salah satu
penerus dari teori sigmund freud adler tidak setuju dengan ide freud bahwa
penyebab emosionalitas manusia adalah “ konflik alam bwah sadar”, dengan
alasan bahwa berfikir merupakan faktor yang lebih signifikan.
CBT diperkenalkan pada pertengahan tahun 1950an dengan karya
Allbert Ellis, seorang psikolog klinis. Ellis awalnya dilatih dalam psiko
analisis, kemudian ia menjadi kecewa dengan lambatnya kemajuan kliennya.
Dia mengamati bahwa mereka cenderung membaik (kliennya) ketika mereka
mengubah cara berfikir tentang diri mereka sendiri, masalah mereka dan
dunia. Ellis beralasan bahwa terapy akan maju lebih cepat jika berfokus
langsung pada keyakinan klien dan mengembangkan metode yang sekarang
dikenal sebagai Rational Emotive Behaviour Therapy (REBT).
Psikoterapy kognitif mayor kedua dikembangkan pada tahun 1960an
oleh psikiater Aaronback yang sejalan dengan Ellis yang sebelumnya
merupakan psikoanalis. Back menyebutnya pendekatan cognitive therapy
(CT).
Sejak karya perintis dari Ellis dan Back, sejumlah pendekatan kognitif
lainnya telah dikembangkan sebanyak, cabang dari REBT atau CT. Istilah
Cognitive Behaviour Therapy mulai digunakan sekitar awal tahun 1990
awalnya digunakan oleh behavioris untuk menggambarkan terapi perilaku
dengan berbagai macam kognitif.
Dari tahun ketahun CBT berkembang menjadi istilah umum
menyertakan seluruh jajaran psikoterapi kognitif berorintasi. Semua
pendekatan ini ditandai dengan pandangan mereka bahwa kognisi adalah
kunci yang menentukan faktor-faktor tentang bagai mana manusia merasa dan
berprilaku, dan memodifikasi kognisi melalui penggunaan teknik kognitif dan
prilaku dapat menyebabkan perubahan produktifitas disfungsional dan prilaku
dalam emosi.[11]