Anda di halaman 1dari 3

TRANSKRIP – 1707BI02

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BAHASA INDONESIA

Kali ini kita akan berbicara tentang sejarah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia berasal

dari bahasa Melayu yang telah ditetapkan menjadi bahasa Indonesia sejak Sumpah

Pemuda, tepatnya pada tanggal 28 Oktober 1928 yang dinyatakan saat itu yaitu,

“Menjunjung bahasa persatuan bahasa Indonesia.”

Selanjutnya, kenapa bahasa Melayu yang diangkat menjadi bahasa Indonesia bukan

bahasa daerah yang lainnya? Ada beberapa alasan. Yang pertama, karena bahasa Melayu

telah tersebar di seluruh wilayah Indonesia, berbeda halnya dengan bahasa daerah

lainnya yang penyebarannya tidak seluas dibandingkan dengan bahasa Melayu. Yang

kedua, bahasa Melayu menjadi bahasa penghubung antar-suku yang ada di Indonesia,

pada saat itu dikenal dengan Nusantara. Kemudian yang ketiga adalah bahasa Melayu

berfungsi sebagai bahasa resmi kerajaan. Dan yang keempat adalah bahasa Melayu

berfungsi sebagai bahasa perdagangan atau dengan sebutan lain bahasa Melayu saat itu

sudah menduduki sebagai Lingua Franca.

Selanjutnya perkembangan bahasa Indonesia. Sejak ditetapkannya bahasa Indonesia

sebagai bahasa nasional yaitu secara resmi pada tanggal 28 Oktober 1928, kita akan

melihat bagaimana perkembangan bahasa Indonesia itu. Ada beberapa peristiwa yang

berkaitan dengan perkembangan bahasa Indonesia, pada tahun 1933 berdirinya

angkatan sastrawan Pujangga Baru. Hal itu sebagai wahana bagi para sastrawan untuk

menggunakan bahasa Indonesia sebagai media untuk mengekspresikan ide atau

gagasannya. Kemudian yang ketiga, yaitu diselenggarakannya kongres bahasa Indonesia

ke-1 pada tanggal 25 sampai dengan 28 Juni 1938 yang diselenggarakan di Solo.

Selanjutnya pada tanggal 18 Agustus 1945 ditandatanganinya Undang-Undang Dasar

1945 yang menetapkan bahasa Indonesia sebagai bahasa negara. Selanjutnya pada

tanggal 19 Maret 1947 diresmikan ejaan Republik atau yang lebih populer dengan ejaan

Soewandi. Berikutnya kongres bahasa Indonesia ke-2 yaitu pada tanggal 28 Oktober yang

diselenggarakan pada 2 November tahun 1954 di Medan. Kemudian pada tanggal 16

Agustus 1972, Presiden Republik Indonesia meresmikan EYD atau Ejaan Yang

Disempurnakan. Selanjutnya pada tanggal 31 Agustus 1977, pemerintah Republik

Halaman | 1
TRANSKRIP – 1707BI02

Indonesia meresmikan pedoman EYD dan Pedoman Pembentukan Istilah untuk

pemberlakuan atau yang berlaku di Indonesia, dan seterusnya hingga tahun 2015 yaitu

pemerintah mengganti istilah EYD menjadi EBI atau Ejaan Bahasa Indonesia yang

diresmikan oleh Kemendikbud Anies Baswedan kala itu.

Seiring dengan perjalanan perkembangan bahasa Indonesia tentu saja muncul berbagai

macam problematik bahasa Indonesia. Apa saja problematik yang berkaitan dengan

bahasa Indonesia? Yang pertama adalah hilangnya beragam istilah yang dulu populer

seperti mengendarai kereta angin, mengenakan baju, menonton gambar hidup, dan lain

sebagainya. Kemudian munculnya beragam istilah baru sebagai pengganti istilah yang

lama sebagaimana contoh tadi yang telah dinyatakan sebelumnya, mengendarai kereta

angin menjadi mengendarai sepeda, mengenakan baju menjadi memakai baju, dan

menonton gambar hidup menjadi menonton film.

Selanjutnya, problematika yang tidak kalah seriusnya adalah terjadinya intervensi dalam

berbahasa Indonesia. Apa itu? Yaitu penggunaan istilah daerah dan asing yang belum

dibakukan ke dalam bahasa Indonesia, seperti penggunaan off ketika berkalimat di dalam

bahasa Indonesia, “Saya telah off dari perusahaan tersebut.” Nah, kata “off ” itu masih

asing dan belum dibakukan, tetapi disandingkan atau digunakan secara bersamaan

dalam berbahasa Indonesia. Berikutnya bagaimanakah penilaian terhadap bahasa

Indonesia seiring dengan sejarah dan juga perkembangan bahasa Indonesia hingga saat

ini? Ada beberapa hal penilaian terhadap bahasa Indonesia. Yang pertama adalah

menganggap bahasa Indonesia itu ada secara alamiah, padahal tidak. Kalau kita belajar

sejarah, bahasa Indonesia itu tidak ada secara alamiah melainkan melalui proses yang

sangat panjang yang juga berjalan seiring dengan perjalanan bangsa atau republik ini.

Yang kedua adalah menganggap bahasa Indonesia itu mudah, anggapan bahwa bahasa

Indonesia itu mudah juga kurang produktif terhadap bahasa Indonesia itu sendiri karena

bahasa itu mudah kalau digunakan dalam sehari-hari, tetapi ketika menggunakan bahasa

Indonesia dalam kegiatan formal atau resmi mungkin tidak semudah dengan berbahasa

Indonesia ketika dalam kegiatan tidak resmi. Selanjutnya yang ketiga adalah menganggap

bahasa Indonesia itu lebih rendah daripada bahasa asing, secara psikologi terkadang kita

Halaman | 2
TRANSKRIP – 1707BI02

selaku pengguna bahasa Indonesia juga merasa bahwa seolah-olah bahasa Indonesia itu

kok lebih rendah nilainya dibandingkan dengan bahasa asing.

Selanjutnya, berkenaan dengan berbagai penilaian tadi maka diperlukan sikap positif

terhadap bahasa Indonesia. Apa saja? Yang pertama adalah kita harus merasa bangga

berbahasa nasional, bahasa Indonesia. Sebab kalau kita telisik lebih lanjut tidak semua

bangsa yang besar itu memiliki bahasa nasional. Kita sebut saja misalnya Amerika, dia

tidak punya bahasa Amerika, dia punyanya bahasa Inggris. Australia, dia tidak punya

bahasa Australia melainkan bahasa Inggris. Oleh karena itu, kita harus bangga berbahasa

nasional, bahasa Indonesia.

Selanjutnya yang kedua, kita harus mempunyai rasa setia terhadap bahasa Indonesia.

Wujud kesetiaan kita terhadap bahasa Indonesia adalah kita harus berusaha konsisten

dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Selanjutnya yang ketiga

adalah merasa bertanggung jawab atas perkembangan bahasa Indonesia. Wujud dari

rasa nasionalisme kita dalam berbahasa, rasa setia kita di dalam berbahasa Indonesia,

maka itulah yang nantinya akan melahirkan rasa tanggung jawab kita atas perkembangan

bahasa Indonesia. Sehingga, kita sendiri juga hati-hati atau tertib di dalam berbahasa

Indonesia itu.

Sekian, terima kasih.

Halaman | 3

Anda mungkin juga menyukai