Anda di halaman 1dari 17

Pasal 41

SPESIFIKASI UMUM

41.1. RINGKASAN PEKERJAAN

Ruang Lingkup Pekerjaan meliputi semua atau salah satu berikut ini :
(1) Perbaikan jalan dan penambalan di tempat yang di tunjukan pada gambar
rencana atau yang diberi tanda di lapangan termasuk rekonstruksi dan perbaikan
lapisan perkerasan yang di rasa perlu.
(2) Pelapisan ulang atau pembuatan kembali lapis kedap permukaan perkerasan,
termasuk semua pekerjaan penyiapan permukaan atau perataan yang di
perlukan.
(3) Pelebaran perkerasan dan pemindahan alinyimen sedikit termasuk pembersihan
lapangan dan penyediaan bahu jalan serta saluran tepi yang baru seperti yang di
tujukan pada gambar–gambar proyek dan sebagaimana yang diminta oleh direksi
tehnik di lapangan.
(4) Rekonstruksi perkerasan termasuk membentuk kembali dan membangun lapis
pondasi bawah serta lapisan pondasi atas dan memasang lapisan permukaan
pondasi atas dengan memasang lapisan permukaan aspal yang baru sesuai
dengan dokumen kontrak.
(5) Rekonstruksi atau penyediaan saluran tepi jalan yang baru baik dengan lapisan
maupun tanpa lapisan dan gorong–gorong.
(6) Perbaikan struktur yang besar maupun yang kecil untuk jembatan–jembatan
lainnya yang sesuai dengan dokumen kontrak dan menurut pertimbangan Direksi
Teknik dilapangan.

41.2. MOBILISASI

Umum

(1) Mobilisasi sebagaimana ditentukan dalam kontrak ini akan meliputi pekerjaan
persiapan yang diperlukan untuk pengorganisasian dan pengelolaan pelaksanaan
pekerjaan–pekerjaan proyek. Ini juga akan mencakup demobilisasi setelah
penyelesaian pelaksanaan pekerjaan yang memuaskan.
(2) Kontraktor harus menyerahkan sebanyak mungkin tenaga setempat dari
kebutuhan tenaga pelaksanaan pekerjaan tersebut dan bilamana perlu
memberikan perhatian yang memadai .
(3) Sejauh mungkin dan berdasarkan nasehat Direksi, kontraktor harus
menggunakan rute ( jalur ) tertentu dan menggunakan kendaraan–kendaraan
yang ukurannya sesuai dengan kelas jalan tersebut serta membatasi muatannya
untuk menghindari kerusakan jalan dan jembatan yang digunakan untuk tujuan
pengangkutan ketempat proyek, kontraktor harus bertanggungjawab atas setiap
kerusakan pada jalan dan jembatan, dikarenakan muatan angkutan yang
berlebihan serta harus memperbaiki kerusakan tersebut sampai mendapat
persetujuan Direksi.
(4) Mobilisasi peralatan berat dari dan menuju kelapangan pekerjaan harus
dilaksanakan pada waktu lintas sepi dan truk–truk angkutan dilengkapi dengan
terpal.

Jangka Waktu Mobilisasi

(1) Mobilisasi harus diselesaikan dalam waktu 30 ( Tiga puluh ) hari setelah penanda
tanganan kontrak, terkecuali dinyatakan lain secara tertulis oleh pemimpin proyek.
(2) Pembayaran mobilisasi untuk pekerjaan yang diuraikan sebelumnya harus
dimasukan dalam item yang dinyatakan dalam daftar item pembayaran, dan tidak
boleh ada pembayaran terpisah untuk item ini.

Penyiapan Lapangan

(1) Kontraktor akan menguasai lahan yang ditunjukan untuk kegiatan–kegiatan


pengelolaan dan pelaksanaan pekerjaan di dalam daerah proyek.
(2) Kontraktor harus memenuhi hal–hal berikut :
a. Memenuhi persyaratan peraturan–peraturan nasional dan peraturan propinsi.
b. Mengadakan konsultasi dengan Direksi Teknik sebelum penempatan dan
pembuatan kantor proyek dan gudang–gudang serta pemasangan peralatan
produksi ( Plant ) Konstruksi.
c. Mencegah sesuatu kolusi tehadap milik disekitarnya sebagai akibat dari
operasi pelaksanaan.
(3) Pekerjaan tersebut juga akan mencakup demobilisasi dari lapangan pekerjaan
setelah selesai kontrak meliputi pembongkaran semua instalasi, plant dan
peralatan konstruksi serta semua bahan–bahan lebihan, semuanya berdasarkan
persetujuan teknik.

Pengukuran dan Pembayaran.

Pembayaran untuk pekerjaan yang sudah selesai yang didiskusikan di dalam bab
ini harus dimasukan dalam Daftar Item pembayaran dan tidak boleh ada
pembayaran terpisah untuk Item ini.

41.3. PENGUJIAN LAPANGAN

Umum

Kontraktor harus menyelenggarakan pengujian bahan–bahan dan ketrampilan untuk


pengendalian mutu yang dilaksanakan sesuai dengan spesifikasi dan menurut
perintah Direksi Teknik.
Pengujian–pengujian akan dilaksanakan oleh laboratorium Kabupaten atau Propinsdi
yang sesuai dengan peraturan oleh Direksi Teknik. Pengujian khusus di laboratorium
pusat harus juga dilaksanakan bila diminta demikian oleh Direksi Teknik.
Pemenuhan Terhadap Spesifikasi

Apabial pengujian harus memenuhi seperangkap standar di dalam spesifikasi dimana


hasil pengujian tidak memuaskan, kontraktor harus melakukan Pekerjaan–pekerjaan
perbaikian dan peningkatannya jika diperlukan oleh pimpinan proyek atau Direksi
Teknik, dan harus dilengkapi pengujian untuk menunjukan terpenuhinya spesifikasi.

Pengukuran Dan Pembayaran

Kontraktor harus bertanggung jawab membayar biaya – biaya semua pengujian yang
dilaksanakan untuk memenuhi persyaratan spesifikasi. Biaya pengujian yang di
tentukan dalam Bab ini harus dimasukan dalam daftar Item pembayar, dan tidak ada
pembayaran terpisah yang akan di buat untuk pengujian.

41.4. PELAKSANAAN PEKERJAAN


Umum

(1) Uraian

Untuk menjamin kualitas, ukuran–ukuran dan penampilan pekerjaan yang benar.


Kontraktor harus menyediakan staf Teknik berpengalaman yang cocok sebagaimana
di tentukan dan memuaskan Direksi Teknik. Staf teknik tersebut jika dan bilamana di
minta harus mengatur pekerjaan lapangan, melakukan pengujian lapangan untuk
pengendalian mutu bahan–bahan dan keterampilan kerja, mengendalikan dan
mengorganisasi tenaga kerja kontraktor dan memilihara catatan – catatan serta
Dokumentasi Proyek.

(2) Pemeriksaan lapangan

Sebelum pengaturan lapangan dan pengukuran, kontraktor harus mempelajari


gambar–gambar kontrak dan bersama–sama Direksi Teknik mengadakan
pemeriksaan daerah proyek, dan pada khususnya mengukur lebar jalan daerah milik
jalan, alinyemen untuk setiap pelebaran atau rekontruksi drainase tepi jalan dan
gorong–gorong, serta melakukan pemeriksaan yang terinci semua pekerjaan
jembatan yang di usulkan.

(3) Patok–patok kilometer dan patok stasiun harus diperiksa dan dipindahkan bila
diperlukan.

(4) Pada lokasi dimana pelebaran harus dilaksanakan, potongan melintang asli harus
di rekam dan diperlihatkan.

(5) Pada daerah–daerah perkerasan dimana satu pekerjaan perataan dan atau lapis
permukaan harus dibangun, satu profil memanjang sepanjang sumbu jalan harus
di ukur, serta penampang melintang diambil pada interval tertentu untuk
menentukan kelandaian dan kemiringan melintang untuk menentukan penguran
ketebalan lebarnya kontruksi baru
Mutu dan Keterampilan Kerja

(1) Semua bahan yang dipasok harus sesuai dengan Spesifikasi dan harus disetujui
oleh Direksi Teknik. Sertifikat ujian pabrik pembuat harus diserahkan untuk semua
Item–Item yang dibuat pabrik termasuk aspal, semen, kapur, bajak kontruksi dan
kayu. Kontraktor harus menyediakan contoh–contoh semua bahan–bahan yang
diperlukan untuk pengujian dan mendapatkan persetujuan sebelum digunakan
dilapangan dan bilamana Direksi Teknik meminta demikian, sertifikat selanjutnya
harus dilakukan atau pengujian–pengujian dilaksanakan untuk menjamin kualitas.
(2) Semua keterampilan kerja harus memenuhi uaraian dan peryaratan Spesifikasi
dokumen kontrak dan harus dilaksanakan sampai memuaskan Direksi teknik.
Bahan–bahan harus di uji dilapangan atau di laborotorium atas permintaan Direksi
Teknik dan kontraktor harus membantu dan menyediakan peralatan dan tenaga
untuk pemeriksaan, pengujian dan pengukuran.
(3) Desaign campuran aspal, beton dan stabilitas tanah harus dipisahkan dan diuji
sesuai dengan spesifikasi dan tidak ada campuran boleh digunakan pada
pekerjaan-pekerjaan proyek terkecuali ia memenuhi persyaratan Spesifikasi dan
memuaskan Direksi Teknik.
(4) Hasil semua pengujian termasuk pemeriksaan kualitas bahan dilapangan dan
Desaign campuran, harus direkam dengan baik dan dilaporkan kepada Direksi
teknik.

Pengelola Lapangan

(1) Kontraktor harus menunjuk seorang pimpinan lapangan untuk memberikan


nasehat dan mengatur pekerjaan kontrak, termasuk pengorganisasian tenaga dan
peralatan Kontraktor dan bertanggung jawab bagi pengadaan bahan–bahan yang
sesuai dengan persyaratan kontrak. Pimpinan lapangan harus memiliki
pengalaman paling sedikit selama 10 ( sepuluh ) tahun pada pekerjaan proyek
dan harus Tenaga Ahli Bidang Sipil yang mampu. Untuk perbaikan–perbaikan
kecil dan pekerjaan pemeliharaan, persyaratan ini dapat tidak harus dan
tergantung konfirmasi tertulis dari pimpinan proyek.
(2) Kontraktor harus menyediakan layanan seorang pelaksana lapangan yang
mampu dan berpengalaman untuk mengendalikan pekerjaan lapangan dalam
kontrak, termasuk pengawasan lapangan kualitas dan keterampilan kerja, sesuai
dengan syarat– syarat kontrak.

Pengendalian Lingkungan

(1) Kontraktor harus menjamin bahwa akan memberikan perhatian yang penuh
terhadap pengendalian pengaruh lingkungan dan bahwa semua pengendalian
Desaign serta persyaratan Spesifikasi yang berhubungan polusi lingkungan dan
perlindungan lahan serta lintasan air disekitarnya akan ditaati.
(2) Kontraktor tidak boleh menggunakan kendaraan yang memancarkan suara yang
sangat keras ( Gaduh ) dan di dalam daerah pemukiman suatu saringan
kegaduhan harus dipasang serta dipelihara selalu dalam kondisi baik pada semua
peralatan dengan motor, dibawah pengendalian kontraktor.
(3) Kontraktor harus juga menghindari penggunaan peralatan berat yang berisik
dalam daerah–daerah tertentu sampai larut malam atau dalam daerah rawan
seperti rumah sakit.
(4) Untuk mencegah polusi debu selama musim kering, kontraktor harus melakukan
penyiraman secara teratur pada jalan angkutan tanah atau jalan angkutan kerikil
yang harus menutupi truk angkutan dengan terpal.
Pengaturan Pekerjaan di Lapangan

(1) Alinyemen jalan yang ada berserta patok kilometer yang dipasang secara benar
akan diambil sebagai acuan untuk mengatur lapangan pekerjaan–pekerjaan
proyek. Bilamana tidak ada patok kilometer yang ditemukan, patok–patok marka
atau patok–patok Refferensif akan didirikan oleh Direksi Teknik sebelum
dimulainya pekerjaan–pekerjaan kontrak.

(2) Jika dianggap perlu oleh Direksi, Kontraktor harus mengadakan survey secara
cermat dan memasang patok beton ( Bench Marks ) pada lokasi yang tetap
sepanjang proyek Desaign, survey perkerasan, atau pengaturan dilapangan
pekerjaan yang harus dibuat juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan.

(3) Kontraktor harus memasang tonggak -tonggak konstruksi untuk membuat garis
dan kelandaian bagi pembentullan ujung perkerasan, lebar bahu jalan, ketinggian
perkerasan drainase samping dan gorong–gorong, sesuai dengan gambar–
gambar proyek dan menurut perintah Direksi Teknik. Persetujuan Direksi Teknik
atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan
pekerjaan konstruksi berikut sesuai modifikasi ( perubahan ) yang mungkin
diperlukan oleh Direksi Teknik yang harus dilaksanakan tampa penundaan.

(4) Untuk pekerjaan–pekerjaan yang berkaitan dengan pelebaran dan pembangunan


baru, penampang melintang harus diambil pada setiap jarak 25 m, atau 2 jarak
lain yang dianggap perlu oleh Direksi Teknik, digunakan sebagai satu dasar untuk
penghitungan volume pekerjaan yang dilaksanakan. Penampang melintang
tersebut harus digambar pada profil dengan skala daqn ukuran yang ditentukan
oleh Direksi Teknik serta garis–garis dan permukaan penyelesaian yang
diusulkan. Gambar–gambar profil asli beserta 3 ( Tiga ) copi harus diserahkan
kepada direksi teknik untuk mendapatkan persetujuan dan tanda tangan, serta
untuk suatu pengesahan yang diperlukan. Yang asli dan 1 ( satu ) copi akan
ditahan oleh Direksi Teknik dan 2 ( dua ) copi yang sudah ditanda tangani
dikembalikan pada kontraktor.

(5) Pekerjaan–pekerjaan jambatan harus ditata dilapangan dibawah pengendalian


dan pengaturan penuh oleh Direksi Teknik, serta dalam satu kesesuaian yang
tinggi terhadap gambar–gambar spesifikasi. Setap koreksi atau perubahan dalam
alinyemen atau ketinggian harus atas dasar penyelidikan serta pengujian
lapangan lebih lanjut dan harus dilaksanakan sebagaimana yang diperlukan
dibawah pengawasan Direksi Teknik.

(6) Jika diharuskan demikian oleh Direksi Teknik, kontraktor harus menyediakan
semua instrumen yang diperlukan, personil, tenaga dan bahan yang diminta untuk
pemeriksaan penataan dilapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.

Pengukuran Dan Pembayaran.

Semua biaya untuk pekerjaan di dalam bab ini akan dimasukkan dalam harga satuan
yang bersangkutan dalam daftar penawaran yang akn disediakan untuk semua alat,
tenaga dan bahan–bahan yang diperlukan. Tidak akan ada pembayaran terpisah
untuk pekerjaan–pekerjaan yang di maksud dalam bab ini.
41.5. STANDAR RUJUKAN

Uraian Umum

(1) Peraturan–peraturan dan standar yang dijadikan ajuan dalam dokumen kontrak
akan membentuk persyaratan kualitas untuk berbagai jenis pekerjaan yang harus
diselenggarakan beserta cara–cara yang digunakan untuk pengujian–pengujian
yang memenuhi persyaratan–persyaratan ini.
(2) Kontraktor harus bertanggung jawab untuk penyediaan bahan–bahan dan
ketrampilan kerja yang diperlukan untuk memenuhi atau melampui peraturan-
peraturan khusus atau standar–standar yang dinyatakan demikian dalam
spesifikasi atau yang dikehendaki oleh direksi teknik.

Jaminan Kualitas

(1) Selama pengadaan

Kontraktor harus bertanggungj jawab untuk melakukan pengujian semua bahan-


bahan yang diperlukan dalam pekerjaan, dan menentukan bahwa bahan-bahan
tersebut memenuhi atau melebihi persyaratan khusus.

(2) Selama pelaksanaan

Direksi teknik mempunyai wewenang untuk menolak bahan-bahan, barang –


barang dan Pekerjaan–pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan minimum
yang ditentukan tanpa kompensasi bagi kontraktor.

(3) Tanggung Jawab Kontraktor

Ini adalah tanggung jawab kontraktor untuk melengkapi bukti yang diperlukan
bahan-bahan, ketrampilan kerja atau kedua–duanya sebagaimana yang diminta
oleh Direksi Teknik atau yang ditentukan dalam dokumen kontrak memenuhi atau
melebihi yang ditentukan dalam standar–standar yang diminta. Bukti–bukti
tersebut harus dalam bentuk yang diminta oleh Direksi Teknik secara tertulis, dan
harus termasuk dalam satu copy hasil–hasil pengujian yang resmi.

(4) Standar–standar

Standar–standar terpakai yang menjadi acuan termasuk, namun tidak terbatas


pada standar tersebut dicantumkan dalam :

 BUKU–BUKU PETUNJUK PELAKSANAN BINA MARGA


 STANDAR INDUSTRI INDONESIA ( SII )
 PERSYARATAN UMUM BAHAN BANGUNAN DI INDONESIA (PUBI 1982 )
 PERATURAN BETON BERTULANG INDONESIA ( NI–2–1971 )
 PERATURAN PERENCANAAN BANGUNAN BAJA INDONESIA (PPBBI–1984 )
 AASHTO = AMERICAN ASSOCIATE OF STATE HIGHWAY AND
TRANSPORTATION OFFCIALS ( BAGIAN 1 DAN 2 )
 ASTM = AMERICAN SOCIETY FOR TESTING AND MATERIALS
 BS = BRITISH STANDARDS INSTITUTION
 MPBJ = MANUAL PEMERIKSAAN BAHAN JALAN
41.6. BAHAN–BAHAN DAN PENYIMPANAN

Umum

(1) Uraian

Bahan–bahan yang digunakan dalam pekerjaan harus memenuhi persyaratan berikut :

a. Memenuhi dengan standar dan Spesifikasi yang dapat di pakai


b. Untuk kekuatan, ukuran, buatan, tipe dan kualitas harus seperti yang
ditentukan pada gambar rencana atau Spesifikasi–spesifikasi lain yang
dikeluarkan atau yang disetujui secara tertulis oleh Direksi Teknik.
c. Semua produksi harus baru, atau dalam kasus tanah, pasir dan aggregat
harus diperoleh dari sumber yang disetujui.

(2) Penyerahan

Sebelum mengeluarkn satu pesanan atau sebelum perubahan satu daerah galian
untuk suatu bahan, kontraktor harus menyediakan kepada Direksi Teknik contoh–
contoh bahan untuk mendapat persetujuan. Contoh tersebut harus disertai informasi
mengenai sumber, lokasi sumber, dan setiap klasifikasi lain yang diperlukan oleh
Direksi Teknik untuk memenuhi persyaratan–persyaratan spesifikasi.

Kontraktor harus menyelenggarakan, menempatkan, memperoleh dan memproses


bahan–bahan alam sesuai dengan spesifikasi–spesifikasi ini serta harus memberitahu
Direksi Teknik paling sedikit 30 hari sebelumnya atau suatu jangka waktu lain yang
dinyatakan oleh Direksi Teknik secara tertulis bahwa bahan tersebut digunakan dalam
pekerjaan. Laporan ini harus berisi semua informasi yang diperlukan. Persetujuan
sebuah sumber tidak berarti bahwa semua bahan–bahan dalam sumber tersebut
disetujui.

Dalam kasus bahan aspal, semen, baja dan kayu stuktural serta bahan–bahan buatan
pabrik lainnya, sertifikat uji pabrik pembuat diperlukan sebelum persetujuan dari
Direksi Teknik diberikan. Direksi teknik memberikan persetujuan ini secara tertulis.

SUMBER BAHAN-BAHAN

1. Sumber–sumber

a. Lokasi sumber bahan yang mungkin diperlihatkan dalam dokumen–dokumen


atau yang diberikan oleh Direksi teknik, yang disediakan sebagai satu petunjuk
saja. Ini adalah tanggung jawab kontraktor untuk mengadakan indentifikasi dan
memeriksa kecocokan semua sumber–sumber bahan yang diperlukan untuk
pelaksanaan pekerjaan dan untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi
Teknik.
b. Sumber bahan tidak boleh dipilih dalam sumber alam dilindungi, hutan lindung
atau dalam daerah yang mudah terjadi longsor atau erosi.
c. Kontraktor akan menentukan berapa banyak peralatan dan pekerjaan yang
diperlukan untuk memproduksi bahan–bahan tersebut memenuhi spesifikasi
ini.Direksi Teknik akan menolak atau menerima bahan-bahan dan sumber–
sumber bahan atas dasar persyaratan kualitas yang ditentukan dalam kontrak.

2. Persetujuan

.a Pemesanan bahan-bahan akan diberikan jika Direksi Teknik telah memberikan


persetujuan untuk penggunaannya. Bahan-bahan tidak boleh digunakan untuk
maksud–maksud lain daripda yang telah disetujui oleh Direksi Teknik.
.b Jika kulitas atau gradasi bahan tersebut tidak sesuai dengan kualitas yang
disetujui Direksi, maka Direksi dapat menolak bahan tersebut dan minta
duganti.

41.7. PENYIMPANAN BAHAN

(1) U m u m

Bahan–bahan harus disimpan dalam cara sedemikian rupa sehingga bahan–


bahan tersebut tidak rusak dan kualitasnya di lindungi, dan sedemikian sehingga
bahan tersebut selalu siap di gunakan serta dengan mudah dapat di periksa oleh
Direksi Teknik.
Penyimpanan diatas hak milik pribadi hanya akan diijinkan jika kan diperbolehkan
secara tertulis oleh pemilik atau penyewa yang diberi kuasa.
Tempat penyimpanan harus bersih bebas dari sampah dan air, bebas penggalian
air kalau perlu ditinggikan. Bahan–bahan tidak boleh dicampur dengan tanah
dasar, dan bila diperlukan satu lapisan alas dasar pelindung harus disediakan.
Tempat penyimpanan berisi semen, kapur dan bahan–bahan sejenis harus
dilindungi seyogyanya dari hujan dan banjir.

(2) Penumpukan agregat

a. Agregat batu harus ditumpuk dalam satu cara yang disetujui sedemikian
sehingga tidak ada segregasi beserta untuk menyamin gradasi yang memadai.
Tinggi tumpukan maksimim adalah 5 meter.
b. Masing–masin jenis berbagai agregat harus ditumpuk secara terpisah, atau
dipisahkan dengan partisi kayu.
c. Penempatan tumpukan material dan peralatan, harus ditempat–tempat yang
memadai dan tidak boleh menimbulkan kemacetan lalu lintas dan
membendung lintasan air.
d. Kontraktor harus melaksanakan penyiraman yang teratur pada jalan–jalan
angkutan, daerah lalu lintas berat lainnya serta penumpukan material lainnya
khususnya selam musim kering.

(3) Penyimpanan Bahan–bahan Aspal

Tepat penimbunan drum–drum aspal harus pada ketinggian yang layak dan
dibersihkan dari tumbuh–tumbuhan rendahdan sampah.
Cara menumpukan untuk berbagai bahan–bahan aspal adalah sebagai berikut:

i. Drum–drum yang berisi oli pembersih harus ditumpuk diatas ujung dengan
lubang pengisian arah keatas dan dimiringkan ( dengan menempatkan sebuah
sisinya diatas sepotong kayu ) untuk mencegah terkumpulnya air diatas tutup
drum.

ii. Drum–drum yang berisi minyak tanah, bensin, dan aspal cut back harus
ditumpuk diatas sisinya dengan lubang pengisian desebelah atas. Penutup
lubang harus diujung mengenai kekencangannya ketika ditumpuk dan pada
selang waktu yang teratur sewaktu penyimpananya.

iii. Drum–drum emulsi aspal dapat ditumpuk diatas ujung atau ditas sisinya tetapi
bila disimpan untuk suatu jangka waktu yang panjang, drum–drum tersebut
harus digulingkan secara teratur.

(4) Penanganan dan Penyimpangan Semen

Perlu diberikan perhatian sewaktu pengankutan semen ketempat pekerjaan


supaya semen tidak menjadi basah atau kantong semen menjadi rusak.
Dilapangan semen tersebut harus dimpang dalam gudang yang kedap air,
dengan penumpaukan yang rapi dan secara sistematis menurut jatuh temponya,
sehingga penggunaan ( konsumsi ) semen dapat diatur serta semen tidak berada
terlalu lama dalam penyimpanan.
Biasanya jangka waktu akhir penyimpanan semen untuk konstruksi beton tidak
boleh lebih dari 3 bulan. Direksi Teknik secara teratur aqkan memeriksa semen
yang disimpan dilapangan dan tidak akan mengijingkan setiap semen digunakan
bila didapati dalam kondisi telah mengeras.

(5) Bahan–bahan yang di tumpuk dipinggir jalan

Direksi Teknik akan memberikan petunjuk mengenai lokasi yang tepat untuk
menumpuk bahan–bahan dipinggir jalan, dan semua tempat yang dipilih harus
keras, tanah dengan drainase yang baik, bebas dari menjadi adonan yang kering
serta sama sekali tid ak boleh melampaui batas jalan tersebut dimana bahan–
bahan tersebut dapat menimbulkan bahaya atau kemacetan lalulintas.
Tempat penumpukan harus dibersihkan dari tumbuhan rendah dan sampah dan
bila perlu tanah tersebut ditinggikan dengan greder.
Agregat dan kerikil harus ditumpuk secara rapi menurut ukuran mal, dengan
sumbu memanjang tumpukan tersebut biasanya sejajar dengan garis tengah
jalan.
Aspal dan drum–drum harus ditumpuk seperti uraian pada item 3 ( tiga ) diatas
dan dibentuk kedalam tempat yang teratur ( tidak berserahkan sepanjang jalan ).

Pengukuran dan Pembayaran

(1) Royalti ( keuntungan )

Semua biaya untuk kompensasi bagi pemilik lahan atau sumber bahan, misanya
sewa, royalti ( pajak ) dan biaya–biaya semacam, akan dimasukan dalam harga
satuan bagi bahan–bahan yang bersangkutan serta tidak ada pembayaran yang
terpisah kepada kontraktor untuk biaya–biaya ini.

(2) Pekerjaan–pekerjaan lapangan untuk sumber bahan

a. Kontraktor akan menyelenggarakan semua pengaturan untuk membuka


sumber bahan, kecuali diperintahkan lain oleh Direksi Teknik secara tertulis.
b. Semua biaya yang diperlukan untuk membuka sumber–sumber bahan seperti
pembongkaran tanah, selimut dan tanah bagian atas, serta menimbun kembali
lapangan tersebut setelah galian selesaikan, akan disediakan dalam harga
satuan, dan tidak ada pembayaran terpisah bagi pekerjaan ini.

41.8. PROSEDUR PERUBAHAN PEKERJAAN

1.7.1 U m u m

(1) Uraian

Perubahan–perubahan pekerjaan dapat dirintis oleh pimpinan proyek (atau oleh


Direksi Teknik jika dikuasakan demikian oleh pimpinan proyek untuk bertindak
atas namanya) atau oleh kontraktor, dan akan disetujui dengan cara satu perintah
perubahan yang di tandatangani oleh kedua pihak. Jika dasar pembayaran
ditentukan dalam satu perintah perubahan menimbulkan satu perubahan dalam
struktur harga satuan Item pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan
dalam besarnya kontrak, perintah perubahan tersebut akan dirundingkan dan
dirumuskan dalam suatu addendum.

(2) Perintah Perubahan dan addenda harus patuh dengan hal berikut :

a. Perintah Perubahan

Sebuah perintah tetulis yang dikeluarkan oleh pimpinan proyek diparaf oleh
kontraktor, menunjukan penerimaannya atas perubahan pekerjaan atau
dokumen kontrak dan persetujuannya atas dasar penyesuaian pembayaran
dan waktu, jika ada, untuk pelaksanaan perubahan pekerjaan tersebut.
Perintah perubahan harus diterbitkan dalam satu formulir standar dan akan
mencakup semua instruksi yang dikeluarkan oleh pimpinan proyek yang akan
menimbulkan satu perubahan dalam dokumen kontrak atau instruksi–instruksi
sebelumnya yang dikeluarkan oleh pimpinan proyek.

b. Addendum

Satu persetujuan tertulis antara pemilik bangunan dan kontraktor merumuskan


satu perubahan dalam pekerjaan atau dokumen kontrak yang telah
menghasilkan suatu perubahan dalam susunan harga satuan item
pembayaran atau satu perubahan yang diharapkan dalam besarnya kontrak
dan telah dirundingkan sebelumnya dan disetujui dibawah satu perintah
perubahan.

Addenda juga akan dibuat pada bagian penutup kontrak dan untuk semua
perubahan kontrak dan perubahan teknik untuk semua tampa memandang
apakah perubahan–perubahan tersebut terjadi untuk struktur harga satuan
atau besarnya kontrak.

(3 ) Penyerahan–penyerahan

a. Kontraktor akan menunjuk secara tertulis wakil perusahaan yang diberi kuasa
untuk menerima perubahan dalam pekerjaan yang bertanggunjawab untuk
memberitahukan pihak–pihak lainnya dalam tenaga kontraktor mengenai
otorisasi perubahan–perubahan tersebut.
b. Pimpinan proyek akan menunjuk secara tertulis pejabat yang diberi kuasa
untuk setiap harga satuan yang tidak ditentukan sebelumnya dengan data
pembuktian yang cukup untuk memungkunkan Direksi Teknik mengevaluasi
usulan tersebut.

Prosedur Awal

(1) Pimpinan Proyek dapat merintis perintah perubahan dengan memberikan kepada
kontraktor satu pengumuman tertulis yang berisikan :

a. Suatu uraian rinci perubahan yang diusulkan dan lokasinya dalam proyek.
b. Gambar–gambar dan spesifikasi–spesifikasi kelengkapan yang merinci
perubahan yang diusulkan.
c. Jangka waktu yang direncanakan untuk mengerjakan perubahan yang
diusulakn tersebut.
d. Dari perubahan yang diusulkan tersebut dapat dilaksanakan dibawah struktur
harga satuan Item pembayaran yang ada maupun suatu harga satuan atau
lumpsum tambahan yang diperlukan, harus disetujui dan dirumuskan dalam
suatu addendum.
e. Suatu pengumuman demikian adalah hanya suatu pemberitahuan saja, dan
tidak merupakan suatu perintah untuk melaksanakan perubahan–perubahan
tersebut atau untuk menghentikan pekerjaan yang sedang maju.

(2) Kontraktor dapat meminta suatu perintah perubahan dengan memajukan suatu
pemberitahuan tertulis kepada Direksi Teknik yang berisi :

a. Uraian perubahan yang diajukan.


b. Pernyataan alasan untuk membuat usulan perubahan.
c. Pernyataan pengaruh pada jadwal pelaksanaan ( jika Ada )
d. Pernyataan pengaruh yang ada pada pekerjaan–pekerjaan sub kontraktor
yang terpisah.
e. Perincian apakah semua sah atau sebagian usulan perubahan harus
dilakukan dibawah struktur harga satuan Item pembayaran yang ada beserta
dengan suatu harga satuan tambahan atau lumpsum yang dipertimbangkan
mungkin perlu disetujui.

Pelaksanaan Perintah Perubahan Pekerjaan (Change Order )

(1) Isi Masalah dalam Perintah Perubahan berdasarkan pada :

a. Permintaan pimpinan proyek dan sambutan kontraktor atas persetujuan


bersama, atau :
b. Permohonan kontraktor untulk suatu perubahan yang diterima oleh pimpinan
proyek.

(2) Pimpinan proyek akan mempersiapkan perintah perubahan tersebut dan


menyediakan suatu nomor perintah perubahan.
(3) Perintah perubahan tersebut akan menguraikan perubahan dalam pekerjaan,
kedua–duanya penambahan maupun penghapusan dengan lampiran revisi
dokumen kontrak yang diperlukan untuk menetapkan perincian pekerjaan.

(4) Perintah perubahan tersebut akan menetapkan dasar pembayaran suatu


penyesuaian waktu yang diperlukan, sebagai akibat adanya perubahan dan
dimana perlu akan menunjukan setiap tambahan harga satuan ataupun jumlah
yang telah dirundingkan diantara pimpinan proyek dan kontraktor yang perlu
dirumuskan dalam suatu addendum.

(5) Pimpinan proyek akan menandatangani dan menetapkan tanggal perintah


perubahan sebagai otorisasi bagi kontraktor untuk melaksanakan perubahan
tersebut.

(6) Kontraktor akan menandatangani dan memberi tanggal perintah perubahan untuk
menyatakan persetujuan dengan rincian di dalamnya.

Pelaksanaan Addendum

(1) Isi masalah suatu Addenda berdasarkan :


a. Permintaan pimpinan proyek dan jawaban kontraktor
b. Permohonan kontraktor untuk perubahan,yang direkomendasikan dan
disetujui olejh pimpinan proyek .

(2) Pimpinan Proyek akan mempersiapkan addendum tersebut .

(3) Addendum tersebut akan menguraiakan setiap perubahan kontraktual,


perubahan teknik maupun perubahan volume dalam pekerjaan, kedua tambahan
maupun penghapusan beserta revisi dokumen kontrak untuk menetapkan
perincian yang dimaksud.

(4) Addendum tersebut akan menyediakan suatu perhitungan ringkas setiap


tambahan atau penyesuaian struktur harga satuan Item pembayaran beserta
suatu perubahan dalam jumlah kontrak atau penyesuaian dalam jangaka waktu
kontrak.

(5) Pimpinan proyek dan kontraktor akan menandatangani addendum tersebut dan
melampirkannya dalam dokumen kontrak.

41.9. DOKUMEN REKAMAN PROYEK

Umum

(1) Kontraktor akan menyimpan suatu rekaman pekerjaan kontrak dan akan
menyelesaikan rekaman semua perubahan pekrejaan dalam kontrak sejak
dimulai sampai selesainya pekerjaan proyek.

(2) Penyerahan–penyerahan .

a. Kontraktor akan menyerahkan pada Diresi Teknik untuk persetujuan rekaman


proyek tersebut yang selalu dilaksanakan pada hari ke 25 tiap–tiap bulan,
atau tanggal lain menurut perintah pimpinan proyek.
Persetuajuan Diresi Teknik terhadap dokumen ini diperlukan untuk
persetujuan pembayaran.

b. Kontraktor akan menyerahkan pada Direksi Teknik untuk mendapatkan


persetujuan dokumen akhir (final) pada waktu permohonan sertifikat
penyelesaian utama, di lengkapi dengan catatan–catatan berikut :

- Tanggal.
- Nomor dan Jadwal Proyek.
- Nama dan Alamat Kontraktor
- Nomor dan Judul masing-masing dokumen rekaman
- Sertifikat bahwa masing-masing dokumen yang di serahkan adalah lengkap
dan akurat.
- Tanda tangan Kontraktor atau wakilnya yang di berikuasa

Dokumen Rekaman Proyek

(1). Prangkap Dokumen Proyek

Dengan pemenangan kontrak kontraktor akan mendapatkan seperangkap


lengkap semua dokumen dari pimpinan proyek tanpa beban biaya yang berkaitan
dengan kontrak.
Dokumen tersebut akan meliputi :
- Persyaratan Umum Kontrak
- Gambar Rencana Kontraktor
- Spesifikasi
- Addenda
- Modifikasi-modifikasi lain terhadap kotraktor (jika ada)
- Catatan Pengujian Lapangan

(2). Penyimpanan

Dokumen proyek tersebut harus di simpan di dalam kantor lapangan dalam satu
file dan rak kotraktor harus menjaga serta melindunginya dari kerusakan dan
hilangnya sampai pekerjaan selesai serta harus memindahkan data rekaman
tersebut kepada dokumen rekaman proyek akhir (final).
Dokumen rekaman tersebut tidak boleh di gunakan untuk tujuan pelaksanaan
dan dokumen itu harus dapat di peroleh stiap waktu untuk pemeriksaan Direksi
Teknik.

41.10. PEKERJAAN HARIAN

Umum

(1) U r a i a n

Pekerjaan ini terdiri dari kegiatan–kegiatan tertentu yang semula tidak di ketahui
lebih dulu atau tidak di sediakan pada daftar penawaran, tetapi selama
pelaksanaan menjadi jelas di perlukan agar pelaksanaan dan penyelesaian
proyek memuaskan dan dapat di ukur dengan baik dalam hal biaya-biaya, tenaga
kerja, peralatan dan Bahan-bahan. Pengoperasian yang harus di laksanakan di
bawah pekerjaan harian dapat termasuk segala sesuatu yang di perintahkan atau
dikuasakan oleh dan dapat meliputi setabilisasi, pengujian (tersing), perbaikan
dari lapis perkerasan yang ada, kontruksi lapisan ulang, struktur atau pekerjaan
lainya.

(2). Penyerahan

Sebelum memesan material untuk pekerjaan harian kontraktor harus


menyerahkan kepada Direksi Teknik penawaran-penawaran untuk diminta
persetujuaanya, dan sesudah pemesanan material kontarktor harus memberikan
ke pada Direksi teknik tanda terima atau kuitansi pembayaran lainnya yang di
perlukan uintuk membuktikan jumlah yang di bayar.

Pada akhir dari setiap hari kertja, kontraktor harus menyerahkan satu catatan
tertulis mengenai banyaknya jam kerja. Unutk tenaga kerja dan peralatan serta
volume semua bahan yang di gunakan atas dasar suatu pekerjaan harian dan
harus memperoleh tanda tangan Direksi Teknik pada laporan ini, yang
menyatakan bahwa Direksi Teknik telah menyetujui mengenai item pembayaran
dan kuantitas yang di ajukan.
Kontraktor harus menyerahkan claim pekerjaan harian sesuai dengan bab 1.9.3
di bawah ini.

Bahan–bahan dan Peralatan

(1) Bahan–bahan

Semua bahan yang di gunakan atas dasar pekerjaan harian harus memenuhi
persyaratan mutu dan keandalan yang di berikan pada Bab–bab yang terkait
pada spesifikasi ini. Untuk bahan–bahan yang tidak di tetapkan secara terinci di
manapun pada spesifikasi ini, maka mutu material harus di perintahkan atau di
setujui oleh Direksi Teknik.

(2) Peralatan

Peralatan–peralatan yang di gunakan atas dasar pekerjaan harian harus


memenuhi ketentuan–ketentuan dari Bab-bab yang terkait dari spesifikasi ini dan
harus di setujui untuk di gunakan oleh direksi teknik sebelum pekerjaan di mulai.

Pelaksanaan Pekerjaan harian

(1) Pengesahan Pekerjaan Harian

a. Pekerjaan haria dapat diminta secara tertulis oleh kontraktor atau di


peritahkan oleh Direksi Teknik. Pada kedua hal tersebut pekerjaan tidak boleh
di mulai sampai ditreksi teknik mengeluarkan secara tertulis atau otorisasi
kerja harian.
b. Otorisasi ini akan menguraikan mengenai luas dan sifat pekerjaan yang di
perlukan dengan lampiran-lampiran gambar atau dokumen kontrak yang di
perbaiki untuk menentukan rincian pekerjaan dan akan menunjukan cara
untuk menentukan setiap perubahan jumlah besarnya kontrak dan setiap
perubahan dalam jangka waktu kontrak (jika ada).
c. Direksi Teknik akan menandatangani dan membubuhi tanggal pada otorisasi
pekerjaan harian sebagai pemberian wewenang atau ijin pada kontrantor
untuk melanjutkan pekerjaan.

(2) Penampilan Pekerjaan harian

Pengoperasian pekerjaan harian harus di laksanakan sesuai dengan ketentuan-


ketentuan dari Bab-bab yang terkait pada spesifikasi ini yang menentukan
penentapan Bahan–bahan, Finishing pekerjaan, pengujian dan mutu pekerjaan,
pemeliharaan pekerjaan serta perbaikan setiap pekerjaan yang tidak
memuaskan.
Dalam hal pekerjaan yang di perlukan harus di laksanakan atas dasar pekerjaan
harian yang tidak di tentukan di manapun pada spesifikasi ini, maka pekerjaan
harus dilaksanakan sebagai mana di perintahkan dan disetujui oleh Direksi
teknik.

(3) Claim Pekerjaan harian

a. Pada selesainya pekerjaan harian kontraktor harus menyerahkan daftar


perhitungan beserta daftar pendukung untuk mendukung setiap claim-claim
pekerjaan harian atas dasar swakelola, bahan–bahan dan waktu termasuk
semua catatan haria yang di setujui oleh direksi teknik di tambah keterangan
tambahan seperti :

i. Nama Direksi Teknik yang memerintahkan bekerja dan tanggal perintah


tersebut.
ii. Tanggal dan waktu pekerjaan di laksanakan beserta daftar tenaga yang
di pekerjaan.
iii. Ringkasan mengenai jam–jam kerja yang di gunakan, untuk semua
tenaga kerja pada pekerjaan harian
iv. Ringkasan mengenai jam-jam kerja untuk semua peralatan kontruksi pada
pekerjaan harian.
v. Apa bila dipakai invoice dan tanda terima untuk setiap material, produk
atau jasa yang di gunakan dalam pekerjaan yang di sahkan dengan
perintah perubahan.

b. Konsultan akan memeriksa dan menyatakan bahwa claim pekerjaan harian


dari kontraktor sebagai bagian dari permintaan pengajuan sertifikat
pembayaran bulanan sesuai dengan artikel-artikel yang terkait persyaratan
umum kontrak mengenai sertifikat dan pembayaran.

Cara Pengukuran dan Pembayaran Pekerjaan Harian

(1) Pengukuran dan pembayaran bahan-bahan.

a. Material yang di ukur untuk pembayaran harus jumlah bahan-bahan yang


sebenarnya di masukkan pada pekerjaan harian yang di buktikan dengan
tagihan (invois) dari leveransi dan laporan-laporan pekerjaan harian yang
telah di setujui.

b. Untuk material yang di gunakan pada pekerjaan harian, pembayaran


haruslah pada harga netto yang di bayarkan oleh kontraktor untuk meterial
yang di kirim ke lapangan, sebagai mana yang di perkuat dengan surat
tagihan dari leveransif yang mana harganya di tambah 15 %. Pembayaran
semacam itu harus di anggap sebagai kompensasi penuh untuk persediaan
material, termasuk harga harga berikut ini :

I. Pengadaan dan pengiriman ke lapangan.


II. Penerimaan di lapangan, pembongkaran, pemeriksaan, penyimpanan,
perlindungan dan penanganan secara umum.
III. Yang terbuang.
IV. Biaya–biaya administrasi dan akutansi, dan semua biaya overhead
lainnya yang berhubungan.

c. Pembayaran semua meterial yang di masukkan dalam pekerjaan harian


harus di buat dari jumlah sementara yang di maksukkan untuk item
pembayaran material / untuk pekerjaan harian yang tercatat pada daftar
penawaran.

(2) Pengukuran dan Pembayaran Tenaga Kerja

a.Pengukuran tenaga kerja untuk pembayaran dibawah pekerjaan harian harus


dibuat berdasarkan jam kerja sebenarnya yang dijamin pada harga satuan
untuk macam-macam kategori tenaga kerja yang di masukan pada daftar
penawaran,yang harga dan penawaran harus merupakan kompensasi penuh
untuk biaya-biaya berikut :

i. Upah tenaga kerja, pajak, bonus, asuransi, uang cuti, perumahan,


fasilitas kesejahteraan, biaya pengobatan, uang saku lainnya yamh
menjadi haknya dan semua biaya-biaya lainnya yang ditetapkan pada
peraturan tenaha kerja di Indonesia :”Pedoman untuk Investor Asing
(Perundang-undangan Tenaga kerja di Indonesia)”, yang diterbitkan oleh
Biro Hukum Departemen Tenaga Kerja.
ii. Pemakaian dan pemeliharaan perkakas manual
iii. Biaya transportasi ke dan dari lapangan pekerjaan yang harus di
kerjakan
iv. Semua biaya administrasi dan akuntansi yang berkaitan, pengawsan
(tidak termasuk mandor) dan semua biaya tambahan lainnya serta biaya
overhead yang diperlukan untuk mobilisasi tenaga kerja di lokasi
pekerjaan.
v. Keuangan.

(3) Pengukuran

a. Pengukuran peralatan untuk pembayaran menurut dasar pekerjaan harian,


baik yang disewa atau kepunyaan kontraktor harus dibuat berdasarkan jam
kerja sebenarnya yang sah dari peralatan pada Harga Satuan untuk
bermacam-macam kategori dari peralatan yang dimasukan pada Daftar
Penawaran, yang harga dan pembayarannya akan merupakan kompensasi
penuh untuk biaya-biaya berikut :
i. Sopir, operator dan pembantu, yang harus termasuk biaya yang
ditunjukan diatas untuk tenaga kerja.
ii. Penyimpanan bahan bakar dan kebutuhan-kebutuhan lainnya
iii. Overhaul, perbaikan dan penggantian.
iv. Waktu idle (tidak kerja) dan waktu perjalan di lapangan
v. Biaya-biaya pendirian perusahaan, biaya-biaya akuntansi kantor pusat
dan kantor lapangan dan semua biaya overhead lainnya
vi. Biaya pengangkutan daridan ke lapangan
vii. Keuangan.

Anda mungkin juga menyukai