untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai materi), tetapi juga
memperoleh dan memberikan benefit (keuntungan atau manfaat) non materi
kepada internal organisasi perusahaan dan eksternal (lingkungan), seperti
terciptanya suasana persaudaraan, kepedulian sosial dan sebagainya.
Selain memperoleh profit dan benefit, bisnis dalam Islam juga memiliki
orientasi pertumbuhan, keberlangsungan, dan keberkahan. Artinya, bahwa
perusahaan harus berupaya menjaga pertumbuhan agar selalu meningkat,
dengan tetap berada dalam koridor syari’ah, bukan menghalalkan segala cara.
Adapun dalam Islam, ilmu akhlak dapat dipahami sebagai pengetahuan yang
Berkenaan dengan hal itu, Islam sebagai ajaran yang universal memberikan
pedoman tentang kegiatan ekonomi berupa prinsip-prinsip dan asas-asas
muamalah.
3. Prinsip tabadul al-manafi’, yakni pemindahan hak atas harta yang didasarkan
kepasa azas manfaat.
4. Prinsip takaful al-ijtima’, yakni pemindahan hak atas harta yang didasarkan
kepada kepentingan solidaritas sosial.
5. Prinsip haq al-lah wa hal al-adami, yakni hak pengelolaan harta kekayaan
yang didasarkan kepada kepentingan milik bersama, di mana individu
2
ETIKA BISNIS PERSPEKTIF ISLAM
Oleh : Drs. H. Aris Baidowi, M.Ag.
Contact: 08122724817 Email: arisbaidowi@yahoo.com
maupun kelompok dapat saling berbagi keuntungan serta diatur dalam suatu
mekanisme ketatanegaraan di bidang kebijakan ekonomi.3
Bisnis dalam Islam bertujuan untuk mencapai empat hal utama: (1)
Kelima, prinsip ma’ad (hasil). Prinsip ini mengajarkan bahwa pada dasarnya
manusia diciptakan di dunia ini untuk berjuang dan bekerja. Dalam
perspektif Islam, dunia adalah ladang akhirat, maksudnya dunia merupakan
tempat bagi manusia untuk mencari bekal dengan bekerja, beraktivitas, dan
beramal baik. Pada prinsipnya perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan,
dan demikian juga sebaliknya. Oleh karena itu, ma’ad bermakna balasan,
imbalan, ganjaran. Menurut Imam Al-Gazhali implikasi konsep ma’ad dalam
kehidupan bisnis misalnya, mendapatkan profit/laba sebagai motivasi para
pelaku bisnis. Laba tersebut bisa didapatkan di dunia dan bisa juga kelak akan
diterima di akhirat. Karena itu konsep profit/laba mendapatkan legitimasi dalam
Islam.4
Pendapat lain mengutarakan bahwa prinsip dasar yang harus diadopsi oleh pelaku
bisnis dalam perspektif Islam adalah bahwa praktik bisnis tersebut harus
3
ibid
4
Prinsip-Prinsip Praktik Bisnis dalam Islam
bagi Pelaku Usaha Muslim
Abdurrahman Alfaqiih
Fakultas Hukum Universitas Islam Indonesia
Jln. Tamansiswa No. 158 Yogyakarta
abdurrahmanalfaqiih@gmail.com
mencerminkan karakter yang mengandung nilai-nilai rohaniah bahwa segala
sesuatu hanyalah ciptaan Allah; memiliki pemahaman bisnis yang halal dan
haram; dan berorientasi pada hasil dunia dan akhirat.
Selain itu, bisnis yang dijalankan harus menghindarkan praktik pemberian
hadiah atau komisi dalam lobi bisnis; tidak makan riba; tidak wanprestasi; tidak
suap; tidak menipu; tidak zalim dan input, proses serta output harus bebas dari
barang dan jasa yang haram.