PEMBAHASAN
1
Y. Harsoyo,dkk, Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan,Yogyakarta, Pustaka Widyatama, 2006,
hlm. 36-37
Pasal 1
Pasal 2
Pasal 3
2
UU No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
B. Syarat dan Tata Cara Pembentukan Koperasi
1. Rincian Persyaratan Pembentukan Koperasi
Menurut UU No. 25 Tahun 1992 Tentang Perkoperasian Bab
IV, pasal 6 sampa dengan 8, rincian syarat-syarat pembentukan
koperasi adalah sebagai berikut.
a. Persyaratan pembentukan kopersai didasarkan atas bentuk
koperasi yang akan dibentuk (koperasi primer atau koperasi
sekunder).
b. Pembentukan koperasi primer memerlukan minimal 20 orang
anggota. Sedangkan keanggotaan koperasi sekunder adalah
badan hukum koperasi, minimal 3 koperasi
c. Koperasi yang akan dibentuk harus berkedudukan d wilayah
negara Republik Indonesia.
d. Pembentukan koperasi dilakukan dengan akta pendirian yang
memuat anggaran dasar.
e. Anggaran dasar koperasi minimal harus memuat beberap hal
berikut ini.
1) Daftar nama pendiri
2) Nama dan tempat kedudukan
3) Maksud dan tujuan serta bidang usaha yang akan
dilakukan
4) Ketentuan mengenai keanggotaan
5) Ketentuan mengenai pengelolaan
6) Ketentuan mengenai permodalan
7) Ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya
8) Ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha
9) Ketentuan mengenai sanksi3
2. Syarat Pembentukan dan Tata Cara Pembentukan Koperasi
3
Drs. Arifin Sitio, M.Sc, Ir. Halomoan Tamba, M.B.A, Koperasi Teori dan Praktik, Jakarta, Erlangga,
2001, hlm.45-46
Pasal 6
(1) Koperasi Primer dibentuk sekurang-kurangnya 20 (dua puluh)
orang.
(2) Koperasi Sekunder dibentuk oleh sekurang-kurangnya 3 (tiga)
Koperasi.
Pasal 7
(1) Pembentukan Koperasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6
dilakukan dengan akta pendirian yang memuat Anggaran Dasar.
(2) Koperasi mempunyai tempat kedudukan dalam wilayah negara
Republik Indonesia. 4
3. Anggaran Dasar
Pasal 8
Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) memuat
sekurang-kurangnya :
a. daftar nama pendiri;
b. nama dan tempat kedudukan;
c. maksud dan tujuan serta bidang usaha;
d. ketentuan mengenai keanggotaan;
e. ketentuan mengenai Rapat Anggota;
f. ketentuan mengenai pengelolaan;
g. ketentuan mengenai permodalan;
h. ketentuan mengenai jangka waktu berdirinya;
i. ketentuan mengenai pembagian sisa hasil usaha;
j. ketentuan mengenai sanksi
4
UU No 25 tahun 1992 tentang Perkoperasian
Pasal 10
(1) Untuk memperoleh pengesahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
9, para pendiri mengajukan permintaan tertulis disertai akta pendirian
Koperasi.
(2) Pengesahan akta pendirian diberikan dalam jangka waktu paling
lama 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan pengesahan.
(3) Pengesahan akta pendirian diumumkan dalam Berita Negara
Republik Indonesia.
Pasal 11
(1) Dalam hal permintaan pengesahan akta pendirian ditolak, alasan
penolakan diberitahukan kepada para pendiri secara tertulis dalam waktu
paling lambat 3 (tiga) bulan setelah diterimanya permintaan.
(2) Terhadap penolakan pengesahan akta pendirian para pendiri dapat
mengajukan permintaan ulang dalam waktu paling lama 1 (satu) bulan
sejak diterimanya penolakan.
(3) Keputusan terhadap pengajuan permintaan ulang diberikan dalam
jangka waktu paling lama 1 (satu) bulan sejak diterimanya pengajuan
permintaan ulang.
Pasal 12
(1) Perubahan Anggaran Dasar dilakukan oleh Rapat Anggota.
(2)Terhadap perubahan Anggaran Dasar yang menyangkut
penggabungan, pembagian, dan perubahan bidang usaha Koperasi
dimintakan pengesahan kepada Pemerintah.
Pasal 13
Ketentuan mengenai persyaratan dan tata cara pengesahan atau
penolakan pengesahan akta pendirian, dan perubahan Anggaran Dasar
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, Pasal 10, Pasal 11, dan Pasal 12
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 14
(1) Untuk keperluan pengembangan dan/atau efisiensi usaha, satu
Koperasi atau lebih dapat :
a. menggabungkan diri menjadi satu dengan Koperasi lain, atau
b. bersama Koperasi lain meleburkan diri dengan membentuk Koperasi
baru.
(2) Penggabungan atau peleburan dilakukan dengan membentuk
Koperasi baru.
1. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau Badan
koperasi sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas
kekeluargaan;
orang seorang dengan jumlah anggota paling sedikit sebanyak 20 (dua puluh)
orang;
(tiga) koperasi;
dengan kinerja usaha yang semakin sehat dan berorientasi kepada usaha
5
Permen No 7 tahun 2011
6. Aset Koperasi adalah kekayaan yang dimiliki koperasi meliputi aktiva lancar,
8. Modal Sendiri adalah modal yang menanggung resiko atau disebut modal
equity dan berasal dari Simpanan Pokok, Simpanan Wajib, Dana Cadangan
dan Hibah;
9. Modal pinjaman adalah modal yang diperoleh dari anggota, koperasi lainnya
obligasi dan surat hutang lainnya, serta sumber lain yang sah, yang wajib
10. Modal penyertaan adalah sejumlah uang atau barang modal yang dapat dinilai
usahanya.
Menengah;
12. Koperasi Simpan Pinjam selanjutnya dalam peraturan ini disebut ”KSP”
pinjam;
13. Koperasi Produsen adalah adalah koperasi yang anggotanya memiliki rumah
14. Koperasi Konsumen adalah koperasi yang anggotanya para konsumen akhir
atau pemakai barang atau jasa dan kegiatan atau jasa utama adalah
15. Koperasi Jasa adalah koperasi yang anggotanya para penghasil jasa untuk
memenuhi kebutuhan akhir dari para pemakai jasa yang dihasilkan, dan
kegiatan usaha koperasi ini untuk memenuhi kebutuhan para anggota dan
menghasilkan jasanya;
16. Koperasi Pemasaran adalah koperasi yang anggotanya para produsen atau
17. Kemitraan adalah kerjasama usaha antara usaha kecil dangan usaha menengah
19. Menteri adalah Menteri yang membidangi Koperasi dan Usaha Kecil dan
Menengah;
20. Pemerintah Daerah Provinsi adalah Gubernur dan perangkat Daerah Provinsi
Kabupaten/Kota;
22. Satuan Kerja Perangkat Daerah, yang selanjutnya disingkat SKPD adalah
23. Tim Plan Coordinate Do Check Act (PCDCA) adalah Tim yang bertugas
24. Tim Monitoring dan Evaluasi adalah Tim yang bertugas memantau dan
Besar;
25. Tim Penanggung Jawab Wilayah Kerja adalah Tim yang bertugas
mengarahkan,
27. Tim Pembantu Pembina adalah Tim yang bertugas melakukan perencanaan ,
28. Tim Pengembangan Koperasi Skala Besar tingkat Provinsi adalah Tim yang
29. Tim Pengembangan Koperasi Skala Besar tingkat Kabupaten/Kota adalah Tim
6
Ervan Purnama Ramdan
a. Mengelola koperasi dan anggota
b. Mengajukan rancangan rencana kerja, anggaran pendapatan & belanja
koperasi
c. Menyelenggarakan rapat anggota
d. Mengajukan laporan keuangan & pertanggungjawaban
e. Menyelenggarakan pembukuan keuangan & inventaris secara tertib
f. Memelihara daftar anggota & pengurus
Pengurus (2)
Pengurus juga memiliki wewenang, yaitu :
a. Mewakili koperasi di luar dan di dalam pengadilan
b. Memutuskan penerimaan dan penolakan anggota baru dan
pemberhentian anggota
c. Memanfaatkan koperasi sedsuai dengan tanggungjawabnya
4) Pengelola.
Pengelola adalah karyawan atau pegawai yang diberikan kuasa &
wewenang oleh pengurus