Anda di halaman 1dari 7

Judul : Pengaruh Aroma Terapi Tehadap Insomnia Pada Lansia di PWST Unit Budi Luhur

Kasongan Bantul.
Penulis : Sri Adiyati. berasal dari Prodi Keperawatan Magelang politeknik Kesehatan Semarang.
Publikasi : Jurnal Kebidanan Akbid Estu Utomo Boyolali, 2010. Volume 2. No. 2.

A. TELAAH JURNAL
Jumlah lansia di Indonesia pada tahun 2000 setara denga 7,2% jumlah penduduk dan
diperkirakan akan meningkat pada tahun 2020 menjadi 29 juta jiwa atai setara dengan 11,4%.
Pertambahan umur pada individu merupakan suatu proses yang fisiologi yang akan terjadi pada
setiap manuasia, pada proses penuaan seseorang akan mengalami berbagai macam masalah baik
secara fisik, mental maupun sosioekonomi. Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah satu
gangguan yang terjadi pada lansia. Gangguan tidur menyerang 50% orang yang berusia 65 tahun
atau lebih yang tinggal di rumah dan 66% lansia yang tinggal di fasilitas jangka panjang.
Lansia mengalami penurunan efektifitas tidur pada malam hari 70% samapi 80%
dibandingkan dengan usia muda. Prosentase penderita insomnia lebih tinggi dialami orang yang
lebih tua, dimana 1 dar 4 pada usia 60 tahun atau lebih mengalami sulit tidur yang serius. Setelah
dilakukan screening dari 42 lansia yang tinggal di PSTW ( Panti Sosial Tresna Werdha ) unit
Budi LUhur Kasongan Bnatul didapatkan 32 lansia mengalami insomnia
Aromaterapi merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan untuk
mengatasi insomnia. Aroma terapi memiliki efek menenangkan atau rileks untuk beberapa
gangguan misalnya mengurangi kecemasan, ketegangan dan insomnia. Terrapi komplementer
dan Alternatif mempunyai hubungan dengan nilai praktek keperawatan dalam kepercayaan
holistic manusia.
Teori keperawatan sunrise model yang mempunyai tujuan dasar yaitu menggunakan
pengetahuan relevan dalam menyediakan kultur spesifik dan kultur yang kongruen untuk
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien. Dari gambaran diatas peneliti ingin mengetahui
apakah aromaterapi memiliki pengaruh terhadap insomnia pada lansia.
Berdasarkan kutipan dari pendahuluan diatas diketahui bahwa jumlah lansia akan
mengalami peningkatan pda tahun 2020 yaitu setara dengan 11,4% dari jumlah keseluruhan
penduduk Indonesia. Hal ini meningkatkan pula populasi yang beresiko untuk terkena insomnia.
Gangguan tidur atau insomnia merupakan salah satu gangguan yang terjadi pada lansia. Lansia
mengalami penurunan efektifitas tidur pada malam hari 70% samapi 80% dibandingkan dengan
usia muda. Prosentase penderita insomnia lebih tinggi dialami orang yang lebih tua, dimana 1 dar
4 pada usia 60 tahun atau lebih mengalami sulit tidur yang serius. Melihat makin besarnya yang
beresiko terkena insomnia akibat makin bertambahnya usia, maka dapat terjadi epidemic dalam
waktu dekat. Aromaterapi merupakan salah satu terapi komplementer yang dapat digunakan
untuk mengatasi insomnia. Aroma terapi memiliki efek menenangkan atau rileks untuk beberapa
gangguan misalnya mengurangi kecemasan, ketegangan dan insomnia. Focus utama penelitian
cukup jelas yaitu untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia pada lansia.
Elemen Yang Mempengaruhi Tingkat Kepercayaan Suatu Penelitian

1. Gaya penulisan
Sistematika telah tersusun dengan baik dan jelas pada judul penelitian, nama penulis,
abstrak (konteks, tujuan penelitian, , analisis statistic, hasil, kesimpulan) tetapi pada pengaturan
dan desain tidak dijelaskan secara terperinci hanya menyebutkan secara umum yaitu Quasy
Eksperiment. Metode juga tidak dijelaskan instrument pengukuran yang digunakan.
Tata bahasa yang dipergunakan dalam penulisan jurnal ini cukup mudah dipahami sehingga
memudahkan pembaca mengerti bagaimana penelitian itu dilaksanakan dan apa hasil yang di
peroleh namun pada penulisan masih kita jumpai banyak kata depan, kata hubung maupun
awalan yang berada di awal kalimat.

2. Judul
Pengaruh Aroma Terapi Tehadap Insomnia Pada Lansia di PWST Unit Budi Luhur
Kasongan Bantul. Judul penelitian cukup jelas, akurat dan tidak ambigu serta menggambarkan
apa yang akan di teliti. Namun kekurangannya tidak memenuhi prinsip 5 W 1 H yaitu peneliti
tidak mencantumkan kapan penelitian tersebut diadakan.

3. Abstrak
1. Kelebihan
Mampu mengambarkan secara jelas mengenai masalah penelitian, tujuan penelitian,
metodologi dan hasil yang didapatkan. Jurnal ini juga mencantumkan kata kunci.
2. Kekurangan
Jurnal ini tidak menyebutkan rekomendasi apa yang diberikan kepada pihak-pihak yang
terkait atau berkepentingan dalam penelitian ini. Jurnal ini tidak memberikan rekomendasi
apa yang diberikan untuk penelitian selanjutnya.

4. Tujuan / Masalah Penelitian


Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh aroma terapi terhadap insomnia
pada lansia. Tujuan dalam penelitin ini sangat sederhana dan jelas.

5. Kerangka Teori
Baik kerangka konseptual maupun kerangka teori tidak digambarkan secara jelas dalam
jurnal penelitian tersebut, namun pada bagian pembahasan, tinjauan pustaka mengenai aroma
terapi yang dapat meringankan gangguan tidur pada berbagai penelitian sebelumnya dijelaskan
dengan cukup rinci.

6. Pertanyaan Penelitian
Tujuan dan sasaran penelitian disebutkan secara jelas dan mencerminkan informasi yang
disajikan dalam tinjauan pustaka.
“Pertanyaan penelitian juga tertuang dalam pendahuluan yaitu “apakah aroma terapi
memiliki pengaruh terhadap insomnia pada lansia?”

7. Sampel
Penelitian ini dilakukan di di PWST Unit Budi Luhur Kasongan Bantul tetapi waktu
penelitian tidak disebutkan. Sampel pada penelitian ini dikenakan criteria inklusi sehingga
diperoleh 30 sampel yang dibagi ke dalam 2 kelompok. Sampel diambil 30 orang dari 32 orang
yang mengalami insomnia, tetapi tidak dijelaskan alas an mengambil 32 sampel tersebut.

8. Definisi Operasional
Definisi operasional tidak disebutkan dalam jurnal ini. Seperti apa insomnia yang
dimaksud oleh peneliti tidak disebutkan secara jelas. Berapa rentang waktu tidur malam sehingga
dikatakan insomnia juga tidak dijelaskan.
9. Metodologi
Desain penelitian ini dalah Quasy Eksperiment dengan menggunakan 30 orang subyek
yng mengalami insomnia.
Instrument yang digunakan adalah pre test dan post test dengan menggunakan KSPBJ
(Kelompok Study Psikologi Biologik Jakarta). Penelaah tidak bisa menyimpulkan apakah
instrument yang digunakan sudah sesuai atau belum dengan informasi yang ingin dikumpulkan
oleh peneliti karena instrument tidak dijelaskan secara rinci.

10. Hasil penelitian


Terjadi penurunan derajat insomnia pada kelompok perlakuan dengan hasil uji paired t-
test diperoleh nilai t=2,702 dengan nilai probabilitas Sig. (2-tailed)=0,017 dan tidak diperoleh
penurunan derajat insomnia pada kelompok control, diperoleh nilai t=0,535 dengan nilai
probabilitas Sig. (2-tailed)=0,601 tidak ada perbedaan hasil pre test pada kelompok perlakuan
dan kelompok control dengan hasil uji statistic independent sample t-test nilai t= 2,024 dengan
probabilitas Sig. (2-tailed)=0,053. Aroma terapi lavender mempunyai pengaruh terhadap pola
tidur pada lansia dimensia. Lansia yang diberikan aroma terapi lavender memiliki peningkatan
durasi tidur malam yang lebih lama daripada sebelum pemberian aroma terapi.
Pembahasan Temuan Hasil Penelitian

11. Kelebihan
A. Bagian pembahasan mengacu kepada beberapa criteria Hills :
1. Kekuatan asosiasi
“Insomnia dapat diatasi dengan terapi relaksasi, menurut Kaina (2006) aroma terapi
merupakan salah satu terapi relaksasi yang dapat digunakan untuk mengatasi
insomnia, hal tersebut dikarenakan aroma wangi memberikan rasa rileks. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa aroma terapi menurunkan derajat insomnia pada
lansia.” Pengaruh aroma terapi dapat mengatasi insomnia juga dapat ditemukan pada
penelitian sebelumnya, hanya saja besarnya pengaruh tidak disebutkan.
2. Konsistensi
Penulis tidak mencantumkan replikasi dari penelitian sebelumnya sehingga
penelaah tidak bisa membandingkan hasil penelitian ini dengan penelitian sebelumnya.

3. Hubungan Temporal
“Insomnia merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi pada lansia.
Terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan dalam menurunkan derajat insomnia
pada lansia, aroma terapi merupakan terapi non farmakologi yang dapat digunakan
dalam menurunkan derajat insomnia pada lansia.” Penelitian ini berusaha untuk
mencari pemecahan masalah. Adanya factor kausa yang mendahului akibat
menjadikan peneliti tertarik untuk mencari pemecahan masalahnya.

4. Efek dosis respon


Dalam penelitian ini hanya dijelaskan hasil bahwa aroma terapi dapat
menurunkan tingkat insomnia. Dosis, cara pakai, waktu pemakaian dan frekuensi
penggunaan tidak dijelaskan secara rinci. Penelaah atau pembaca jurnal tidak
emngetahui secara pasti dosis, cara pakai, waktu pemakaian dan frekuensi penggunaan
yang seperti apa yang dapat menurunkan tingkat insomnia.

5. Spesifikasi
Hubungan kausal dalam hal specificity tidak terpenuhi, meskipun di temukan
perbedaan dari hasil pre test dan posttest kelompok perlakuan dan kelompok control.
Namun pengontrolan terhadap factor-faktor lain yang berpengaruh tidak dilakukan,
misalnya pada aktifitas apa yang mereka lakukan. Di teori disampaikan bahwa
aktifitas yang dilakukan juga akan mempengaruhi tingkat insomnia.

6. Plausibility
Pada penelitian ini, unsur kausalitas dalam hal biological plausibility terpenuhi
sebab aromaterapi dapat mempengaruhi system syaraf sehingga menimbulkan rasa
rileks. Relaksasi dapat menekan rasa tegang dan cemas dengan cara resiprok, yang
mana rasa tegang dan kecemasan merupakan penyebab dari insomnia sehingga timbul
counter conditioning dan penghilangan. Pada penelitian ini kesesuaian terpenuhi
dalam hal pemilihan subyek dimana aromaterapi dapat menurunkan tingkat insomnia.

7. Bukti eksperimen
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu yang mengungkapkan fakta
secara empiris dan rasional mengenai pengaruh aroma terapi terhadap penurunan
tingkat insomnia.

8. Analogi
Pada penelitian ini unsure kausalitas dalam hal analogi belum terlihat jelas karena
penulis tidak mencantumkan penelitian atau hasil penelitian sebelumnya.

12. Kekurangan
Kekuatan dan keterbatasan penelitian termasuk generalisasi tidak dijelaskan dalam jurnal
tersebut. Penelitian sebelumnya juga tidak dicantumkan dalam jurnal tersebut. Referensi
Literature yang digunakan hanya sebanyak 2 jurnal dari keseluruhan jurnal yang kurang dari
2 tahun pada saat penelitian tersebut dilakukan.

13. Kesimpulan dan Saran


1. Kelebihan
Isi dari kesimpulan penelitian menjawab tujuan penelitian penelitian. Saran
mengungkapkan harapan peneliti bagi semua pihak yang terkait dan harapan bagi dirinya
sendiri untuk dapat mengembangkan lagi penelitian ini menjadi penelitian true
experiment.
2. Kekurangan
Isi dari kesimpulan memang menjawab pertanyaan penelitian tetapi dalam
penyampaiannya tidak dikemas secara ringkas. Isi dalam saran tidak menjelaskan waktu
yang tepat dan durasi untuk menggunakan aroma terapi sehingga dapat mengatasi
gangguan tidur. Saran juga tidak menjelaskan kondisi kesehatan lansia yang seperti apa
yang dapat menggunakan aroma terapi.
B. PENUTUP
Sebagai penutup, meskipun ditemukan berbagai kekurangan dan kelebihan dalam
penelitian tersebut, namun penelitian tersebut telah memberikan kontribusi positif pada
kemajuan dan pengembangan di bidang ilmu pengetahuan khususnya pada pengembangan karya
ilmiah. Penelitian ini juga dapat dijadikan sebgaai langkah awal dalam penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai