Anda di halaman 1dari 24

Nilai :

LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNIK IRIGASI DAN DRAINASE
(9. Kinerja Irigasi Tetes)

Oleh :
Kelompok/Shift : 5/B1
Hari, Tanggal Praktikum : Jumat, 16 Maret 2018
Nama (NPM) : 1. Abdurrahman Hanif (240110160073)
2. Aidah Luthfi H (240110160074)
3. Laili Latifah (240110160082)
4. Alfi Khoiru Nisa (240110160083)
5. Fellice Xander Can (240110160085)

Asisten Praktikum : 1. Ade Sylvia R


2.Leni Nurliani
3.Prayoeda Iskandar
4.Riswandha Febry
5.Siti Sarah S
6.Yohanes Christian S.TP.,

LABORATORIUM SUMBER DAYA AIR


DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM
FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2018
Nama : Aidah Luthfi H
NPM : 240110160074

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas
mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang
membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat
mendukung terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di bumi.
selain itu, Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai mikroorganisme yang
ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi sebagian mahluk hidup
yang ada di darat. Dari segi klimatologi , tanah memegang peranan penting
sebagai penyimpan air dan mencegah terjadinya erosi. Meskipun tanah sendiri
juga bisa tererosi.
Tanah memiliki struktur dan pola yang berbeda-beda pada setiap
lingkungan dengan keadaan kandungan ph dan kandungan airnya serta sifat
fisiknyamemiliki karakter yang tidak sama menjadikan kandungan kesuburan
tanah itu berbeda-beda Tak hanya penampilan secara kasat mata seperti warna dan
tekstur, pengukuran secara lebih spesifik menjadi penting karena berbagai
karakter tanah yang lain perlu diketahui lebih lanjut agar dapat mengaplikasikan
cara pengolahan yang paling tepat.
Dalam bidang pertanian, tanah merupakan salah satu komponen penting
yang perlu ditinjau secara spesifik mengenai karakteristiknya. Hal ini karena tanah
merupakan media tanam yang paling banyak digunakan dan krakteristiknya
sangat berpengaruh pada tumbuh dan kembang dari tanaman tersebut. Untuk itu
pengambilan contoh tanah diperlukan untuk mengetahui kerapatan volume tanah,
rongga pori, permeabilitas tanah serta kadar air pada pF-pF tertentu.

1.2. Tujuan Percobaan


Adapun tujuan praktikum kali ini adalah mengetahui sampel tanah utuh
dan tidak utuh.

1.3. Metodologi Pengamatan dan Pengukuran


1.3.1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:
1. Cangkul atau sekop, untuk menggali hingga lapisan tanah utuh;
2. Martil, untuk memukul ring sampler agar masuk dalam tanah;
3. Pisau atau cutter, mencongkel tanah;
4. Potongan kayu untuk alas martil
5. Ring Sampler untuk mendapatkan sampel tanah utuh dengan dimensi
tertentu;
6. Tabung besi untuk membantu martil memasukkan ring sampler lebih
dalam
1.3.2. Bahan
Bahan yang digunkan pada praktikum kali ini adalah lahan yang ingin
diketahui sifat fisik tanahnya

1.3.3. Metode Pelaksanaan


Praktikum kali ini dilaksanakan dengan cara sebagai berikut:
1. Membersihkan permukaan lahan dari rumput dan sampah.
2. Mengambil sampel tanah tidak utuh sebanyak ¾ bagian plastik.
3. Mencangkul hingga kedalaman 30 cm untuk luasan 50 cm x 50 cm
pertama.
4. Mencangkul lagi 30 cm kebawah untuk separuh dari luasan pertama.
5. Meletakkan ring sampler pada tanah yang memiliki kedalaman 30
cm, lalu meletakkan tabung besi diatasnya dan meletakkan papan
diatas tabung besi.
6. Memukul papan dengan martil hingga seluruh ring sampler masuk
ke dalam tanah dan seperempat bagian tabung besi masuk kedalam
tanah.
7. Mencongkel tanah disekitar ring smpler untuk mengambil ring
sampler dari tanah melalui bagian tanah yang memiliki kedalaman
60 cm agar tidak merusak tanah yang ada pada badan ring sampler.
8. Membersihkan tanah yang menempel bada selubung ring sampler
serta motong bagian tanah yang menempel pada permukaan atas dan
bawah ring sampler.
9. Menutup ring sampler dengan tutupnya lalu diberi label dn
diletakkan kedalam plastik.
Nama: Abd. Hanif
NPM : 240110160073
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Tanah Utuh
Tanah utuh merupakan tanah yang masih belum tercampur dengan dengan zat lain
atau bisa disebut juga masih berada dalam daerah top soil. Contoh tanah utuh
merupakan contoh tanah yang diambil dari lapisan tanah tertentu dalam keadaan
tidak terganggu, sehingga kondisinya hampir menyamai kondisi di lapangan.
Contoh tanah tersebut digunakan untuk penetapan angka berat volume (berat isi,
bulk density), distribusi pori pada berbagai tekanan (pF 1, pF 2, pF 2,54, dan pF
4,2 dan permeabilitas). (Darmawijaya, 2000)
Tanah Tidak Utuh
Tanah tidak utuh merupakan tanah yang sudah terkontaminasi dengan
benda lain atau partikel lain yang mengubah kondisi tanah dari tanah yang masih
murni menjadi tanah yang sudah tercampur. Tanah tidak utuh disebut juga tanah
terganggu. Contoh tanah terganggu lebih dikenal sebagai contoh tanah biasa
(disturbed soil sample), merupakan contoh tanah yang diambil dengan
menggunakan cangkul, sekop atau bor tanah dari kedalaman tertentu sebanyak 1-2
kg. Contoh tanah terganggu digunakan untuk keperluan analisis kandungan air,
tekstur tanah, perkolasi, batas cair, batas plastis, batas kerut, dan lain-lain.
(Suradji, 2009)
Sifat Fisik Tanah
Tanah disusun dari butir-butir tanah dengan berbagai ukuran. Bagian butir
tanah yang berukuran lebih dari 2 mm disebut bahan kasar tanah seperti kerikil,
koral sampai batu. Bagian butir tanah yang berukuran kurang dari 2 mm disebut
bahan halus tanah. Bahan halus tanah dibedakan menjadi:
(1) pasir, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,050 mm sampai dengan 2 mm.
(2) debu, yaitu butir tanah yang berukuran antara 0,002 mm sampai dengan 0,050
mm.
(3) liat, yaitu butir tanah yang berukuran kurang dari 0,002 mm.
Menurut Hardjowigeno (1992) tekstur tanah menunjukkan kasar halusnya tanah.
Tekstur tanah merupakan perbandingan antara butir-butir pasir, debu dan liat.
Tekstur tanah dikelompokkan dalam 12 klas tekstur. Kedua belas klas tekstur
dibedakan berdasarkan prosentase kandungan pasir, debu dan liat. (Sutono, 2001)
Sifat Kimia Tanah
Tekstur tanah tersusun dari tiga komponen, yaitu: pasir, debu dan liat.
Ketiga komponen tersebut dibedakan berdasarkan ukurannya yang berbeda.
Partikel pasir berukuran antara 200 mikrometer sampai dengan 2000 mikrometer.
Partikel debu berukuran antara 2 mikrometer sampai dengan kurang dari 200
mikrometer. Partikel liat berukuran kurang dari 2 mikrometer. Makin halus
ukuran partikel penyusun tanah tersebut akan memiliki luas permukaan partikel
per satuan bobot makin luas. Partikel tanah yang memiliki permukaan yang lebih
luas memberi kesempatan yang lebih banyak terhadap terjadinya reaksi kimia.
Partikel liat persatuan bobot memiliki luas permukaan yang lebih luas
dibandingkan dengan kedua partikel penyusun tekstur tanah lain (seperti: debu
dan pasir). Reaksi-reaksi kimia yang terjadi pada permukaan patikel liat lebih
banyak daripada yang terjadi pada permukaan partikel debu dan pasir persatuan
bobot yang sama. Dengan demikian, partikel liat adalah komponen tanah yang
paling aktif terhadap reaksi kimia, sehingga sangat menentukan sifat kimia tanah
dan mempengaruhi tekstur tanah.
Beberapa sifat kimia tanah yang penting untuk diketahui dan dipahami,
meliputi: (1) pH tanah, (2) kandungan karbon organik, (3) kandungan nitrogen,
(4) rasio karbon dan nitrogen (C/N), (5) kandungan fosfor tanah, terdiri dari: P-
tersedia dan P-total tanah, (6) kandungan kation basa dapat dipertukarkan, (7)
kandungan kation asam, (8) kejenuhan basa (KB), dan (9) kapasitas tukar kation
(KTK), mencakup: KTK liat, KTK tanah, KTK efektif, KTK muatan permanen
dan KTK muatan tergantung pH tanah, serta (10) kejenuhan alimunium
(Handayani, 2009)

Bulk Density
Bulk density merupakan berat suatu massa tanah per satuan volume
tertentu. Satuannya adalah g/cm3. Volume tanah yang dimaksud adalah volume
kepadatan tanah termasuk ruang-ruang pori. Bulk density merupakan petunjuk
kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah maka semakin tinggi bulk density, yang
berarti semakin sulit meneruskan air atau ditembus akar tanaman. Pada umumnya
tanah lapisan atas pada tanah mineral umumnya mempunyai nilai bulk density
yang rendah dibandingkan dengan tanah di bawahnya. (Handayani, 2009)
Bulk density berguna untuk menghitung berat tanh di lapangan. Bulk
density penting untuk menghitung kebutuhan pupuk atau air untuk tiap-tiap hektar
tanah, yang didasarkan pada berat tanah per hektar. Nilai bulk density
menggambarkan adanya lapisan padas tanah, pengolahan tanahnya, kandungan
bahan organik dan mineral, porositas, daya memegang air, sifat drainase dan
kemudahan tanh ditembus akar. Bulk density dipengaruhi oleh tekstur, struktur
dan kandungan bahan organik. (Handayani, 2009)
Ring Sampler
Ring sampler adalah ring berdiameter sekitar 5 cm yang berfungsi untuk
tempat menyimpalna sampel tanah. Sampel tanah yang diambil nantinya akan
memadati seluruh ruang bagian dalam dari ring sampler dan memiliki tutup di
kedua bagian yaitu atas dan bawah sehingga akan memudahkan kita dalam
mengukur berat ring sampler tersebut. Bentuk ring sampler adalah memiliki sisi
tajam di salah satu sisi dari ring sampler sehingga akan mudah menancap ditanah
ketika kita ingin mengambil sampel tanah di suatu tempat. (Rujiter, 2008)
Nama : Alfi Khairu Nisa
NPM : 240110160083
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum


Tabel 1. Hasil Pengukuran Berat Sample Tanah
No. Berat Utuh Berat Ring Sampler Berat Ring Sampler
Kelompok Ring Sampler (Tanpa Tutup) Ditambah Tanah
1 119,14 gr 99,1 gr 277 gr
2 122,12 gr 101,68 gr 296 gr
3 121,08 gr 100,9 gr 264,5 gr
4 121,06 gr 100,68 gr 285,0 gr
5 121,26 gr 101,1 gr 294,0 gr

Diameter Ring Sampler : 5,5 cm


Nama: Abdurrahman Hanif
NPM : 240110160073
3.2 Pembahasan
Nama: Aidah Luthfi Hidayah
NPM : 240110160074
3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini membahas mengenai pengambilan contoh tanah. Ada dua
jenis tanah yang diambil sampelnya yaitu tanah utuh dan tanah tidak utuh. Tanah
utuh yaitu tanah yang ada pada lapisan dibawah tanah terganggu/tanah tidak utuh,
tekstur tanah utuh bisanya keras dan strukturnya masih asli karena belum
mendapat pengaruh dari faktor lingkungan. Penelitian mengenai tanah jenis ini
dilakukan untuk analisis sifat fisik tanah. Lapisan tanah diatas tanah utuh adalah
tanah tidak utuh atau biasa dienal dengan tanah terganggu. Tanah tidak utuh
(distrubed soil) adalah tanah lapisan teratas atau lapisan yang ada di horizon,
struktur tanah jenis ini biasanya telah berubah dari struktur aslinya, sudah hancur,
dan terganggu oleh aktivitas lingkungan, bahkan kebanyanya sudah terganggu
oleh sampah, serasah maupun vegetasi yang tumbuh diatsanya. Keuntungan dari
penelitian ini yaitu untuk dapat mengetahui sifat fisik dari tanah tersebut, analisis
sifat fisik sangat diperlukan untuk pengolahan lahan. Keuntungan tersebut juga
tentu memiliki kerugian, contohnya seperti menyebabkan permukaan tanah
menjadi rusak karena pengambilan sample tanah, hal ini tentu sangat mungkin
teradi karena biasanya lapisan tanah harus digali terlebih dahulu sedalam 30 cm
untuk mendapatkan lapisan tanah yang utuh tanpa terganggu dan dapat diambil
dengan ring sampler. Pemasangan ring sampler digunakan agar tidak ada bagian
tanah utuh yang terbuang. Pemilihan kedalaman 30 cm dikarenakan pengambilan
tanah utuh haruslah dalam keadaan yang benar-benar tanpa terganggu dari lapisan
horizontal. Praktikum pertama ini, kelompok lima mendapatkan berat total
mencakup ring, tutup, dan tanah sebesar 294 gr, sementara berat ring dan tutupnya
adalah 121,26 gr, dan berat tutup dari ring sampler yang berdiameter 5,5 cm
adalah 20,16 gr. Analisis dari tiap kelompok sementara dilakukan dengan
pengukuran berat sampel tanah dengan perhitungan berat utung ring sampler,
berat utuh ring sampler tanpa tutup, dan berat ring sampler ditambah tanah utuh
yang masuk dalam ring sampler. Kelompok lima mendapatkan rata-rata berat ring
sampler ditambah tanah seberat 283,3 gr.
Pengambilan sampel merupakan suatu hal yang sangat penting karena sampel
dapat dianggap sebagai perwakilan dari sesuatu yang ingin diteliti. Dari
pengambilan sampel tersebut maka dapat diketahui variabel-variabel yang relatif
sama dengan yang ada pada populasi dimana sampel diambil. Pada praktikum ini,
percobaan dilakukan dengan mengambil suatu sampel tanah dari suatu lahan
untuk diketahui sifat-sifat fisiknya agar dapat mendeskripsikan sifat fisik dari
keseluruhan lahan yang ingin diteliti. Sifat fisik tersebut antara lain penentuan
bobot isi tanah (bulk density), ruang pori total (porositas) tanah, permeabilitas,
pH, penentuan distribusi pori, serta kandungan atau kadar air yang tersedia bagi
tanaman. Hal-hal tersebut berkaitan dengan daya ikat air, sifat drainase,
kemudahan tanah ditembus akar, kemampuan menyimpan air, serta kemampuan
tanah untuk menopang tanaman diatasnnya. Fungsi selanjutnya tanah tak utuh
atau terganggu (disturbed soil sample) merupakan tanah yang memiliki distribusi
ukuran partikel sama dengan seperti di tempat asalnya, tetapi strukturnya
telah cukup rusak atau hancur seluruhnya.
Pengambilan sampel tanah sangat diperlukan karena tanah merupakan
komponen paling berpengaruh dalam kehidupan. Tanah berkaitan erat dengan
vegetasi, dimana vegetasi dapat mempengaruhi pola kehidupan diatasnya seperti
populasi hewan yang tinggal disekitarnya, dapat pula mengenai pola
pembangunan yang terjadi diatasnya. Dalam dunia pertanian, pengetahuan tentang
tanah tersebut berkaitan dengan penentuan pola pengolahan lahan, pemilihan
tanaman yang ingin ditanam, serta pemilihan cara perawatan karena keasaman,
kandungan nutrisi, struktur, dan jenis tanah sangat berpengaruh pada tumbuh dan
berkembangnya suatu tanaman. Dalam penelitian sampel sebaiknya dambil tidak
hanya dari satu titik tetapi dari beberapa titik dan diambil reratanya karena pada
lokasi pengambilan sampel yng berbeda ternyata dapat menyebabkan data yang
berbeda juga.
Nama : Laili Latifah
NPM : 240110160082
3.2 Pembahasan
Praktikum pertaman teknik irigasi dan drainase membahas mengenai
pengambilan contoh. Terdapat dua jenis sempel tanah, pertama sempel tanah utuh
(undisturbed soil sampling), dan yang kedua adalah sempel tanah tak utuh
(disturbed soil sampling). Kedua sempel tanah ini memiliki beberapa perbedaan.
Sampel tanah utuh (undisturbed soil sampling) yaitu tanah yang masih alami
yang tidak terganggu oleh lingkungan luar. Sampel tanah ini diambil dibawah
lapisan top soil. Sedangkan tanah tak utuh (undisturbed soil sampling)
merupakan tanah yang sudah tidak alami lagi karena telah terganggu oleh
lingkungan luar baik gangguan oleh cuaca, air, manusia ataupun penyebab
lainnya. Sampel tanah tak utuh biasanya berada di lapisan atas tanah atau lapisan
top soil.
Pengambilan sampel tanah bertujuan untuk mengetahui karakteristik dari
kedua sampel tersebut. Karakteristik yang diamati adalah kerapatan volume tanah
(soil bulk density), rongga pori, permeabilitas tanah, serta kadar air pada Pf –Pf
tertentu. Kedua sampel tanah tersebut diambil dari lahan kosong disamping
gedung TPN FTIP- Unpad. Pengambilan sampel dianggap dapat mewakili kondisi
dari tanah yang berada di daerah tersebut.
Pengambilan sampel tanah utuh dilakukan di bawah lapisan atas tanah.
Kedalaman tanah tersebut adalah 30 cm. nilai 30 cm bukanlah nilai konstan
disetiap wilayah atau disetiap kondisi. Nilai 30 cm merupakan rerata batas daerah
perakaran di wilayah tropis. Peninjauan kedalaman daerah perakaan menjadi hal
yang penting sebelum dilakukannya pengambilan sampel tanah utuh.
Tanah tak utuh (undisturbed soil sampling) diambil dilapisan tanah atas atau
top soil. Pengambilan tanah tak utuh, didahului dengan membersihkan tanah dari
sampah, seresah dan bebatuan, yang bertujuan agar tanah tersebut tidak
bercampur dengan kotaran. Masukan tanah kedalam wadah sesuai dengan
kebutuhan kemudian tanah tersebut akan diamati didalam laboratorium.
Tanah merupakan komponen penting dalam dunia keteknikan pertanian.
Tanah sebagai media terbesar dalam bercocok tanam, tempat mendirikan
bangunan- bangunan pertanian. Tanah juga merupakan faktor yang harus
dipertimbangkan sebelum melakukan mekanisasi, seperti menghitung tahanan
tanah, kepadatan tanah, maupun jenis tanahnya. Pengamatan terhadap tanah
tentunya menjadi kompetensi penting dalam dunia keteknikan pertanian.
Terdapat beberapa kendala dalam menjalankan praktikum ini. Proses
penggalian tanah sedalam 30 cm pada beberapa kelompok praktikan harus
dilakukan sebanyak dua kali, sebab tanah awal yang dipilih terdapat batu- batu
ketika digali. Tanah yang diamatipun merupakan tanah yang kandungan liatnya
tinggi, sehingga proses pencangkulan menjadi sulit, dan waktu yang dipakaipun
menjadi banyak.
Nama : Alfi Khairu Nisa
NPM : 240110160083
3.2 Pembahasan
Praktikum kali ini akan membahas tentang pengambilan jenis tanah yang utuh
dan tidak utuh, yang bertujuan untuk mengetahui sampel tanah berdasarkan sifat
fisik dari tanah tersebut. Tanah tak utuh tidak perlu di gali karena tanah itu yang
sudah tersedia langsung di permukaan, pengambilan tanah terganggu permukaan
tanah harus di bersihkan terlebih dahulu dari beberapa jenis rerumputan di atas
tanah seperti putri malu, rumput atau yang lainnya, tanah tak utuh disini berarti
tanah yang sudah terkontaminasi oleh faktor luar, atau mudahnya tanah yang
sudah terganggu. Pengambilan contoh tanah utuh harus di cangkul terlebih dahulu
untuk mendapatkan tanah utuh (tidak terganggu) menggunakan ring sampel 1.
Ring sampel 1 harus di letakkan diatas permukaan tanah yang datar (rata) agar
tanah yang ada didalamnya penuh dan tidak ada rongga. Pengambilan ring dari
kedalaman 60 cm untuk memudahkan proses pengambilan ring sampel tersebut.
Proses menganalisis sifat fisik tanah harus dilakukan perhitungan terhadap
diameter, tinggi, dan berat tabung ring sampel untuk diketahui volumenya.
Manfaat dari pengambilan contoh tanah adalah agar kita mengetahui
cara pengambilan contoh tanah dengan metode yang disesuaikan dengan sifat -
sifat tanah yang akan kita amati. Pengambilan sampel tanah digunakan untuk
suatu metode analisis tanah. Analisis tanah dilakukan terhadap suatu sampel.
Tanah yang diambil di lapangan dengan metode tertentu sesuai tujuan yang
diharapkan. Pengambilan contoh tanah untuk penetapan sifat-sifat fisik tanah
dimaksudkan untuk mengetahui sifat-sifat fisik tanah pada satu titik pengamatan,
misalnya pada lokasi kebun percobaan atau penetapan sifat fisik tanah yang
menggambarkan suatu hamparan berdasarkan poligon atau jenis tanah tertentu
dalam suatu peta tanah. Tanah utuh adalah contoh tanah yang strukturnya belum
berubah sesuai dengan bentuk aslinya. Contoh pengambilan sampel tanah tak utuh
ini digunakan untuk keperluan analisis kimia tanah, kadar air % berat, tekstur dan
konsistensi. Contoh tanah utuh ini digunakan untuk keperluan berbagai analisis
sifat fisik tanah seperti bobot isis tanah (bulk density), total porositas tanah,
permeabilitas, penentuan nilai Pf, penentuan distribusi pori tanah, kadar air %
volume.
Nilai bulk density tanah dipengaruhi tekstur tanah yang diukur, nilainya akan
semakin besar jika tekstur tanahnya semakin padat. Kepadatan tanah ini
mempengaruhi nilai penetrasi dan kecepatan infiltrasi.Tanah yang padat memiliki
pori-pori kecil sehingga penetrasi dan kecepatan infiltrasinya kecil.Penetapan
tekstur tanah dan stabilitas agregat tanah dilakukan menggunakan contoh tanah
komposit tidak terganggu, pengamatan ini diharapkan dapat memberikan
gambaran sifat-sifat fisik tanah suatu bidang lahan dengan luasan tertentu yang
relatif homogen.
Nama : Fellice Xander Can
NPM : 240110160085

3.2 Pembahasan
Pada praktikum pertama pada mata kuliah teknik irigasi dan drainase pada
hari ini ialah mengenai pengambilan contoh tanah utuh. Kegunaan praktikum
pada kali ini sendiri berfungsi untuk mengetahui kerapatan volume tanah atau soil
bulk density yang dikenal dalam singkartan BD. Indeks pengukuran seperti rongga
pori pada setiap sample atau jenis tanah yang akan dilakukan yang mempengaruhi
tingkat drainasenya, adapula untuk mengetahui tingkat permeabilitas tanah, serta
juga untuk mengukur keadaan air keadaaan vegetasi tertentu.
Hal ini dipengaarui oleh lingkungan sekitarnya, tetapi biasanya ideal tanah
utuh apabila terdapat pada kedalaman yang sudah tidak ada lagi vegetasi lain yang
menempel permukaan tanah yang dapat mengganggu keadaan semula tanah
tersebut. Di Indonesia atau negara tropis lainnya, dilahan lahan tanah yang
berkeadaan berumput sendiri tanah utuh ( undsiturbed ) berada atau sudah dapat
dikategorikan ketika berada di kedalam kurang lebih 30 cm kebawah. Tanah jenis
utuh sendiri ini yakni tanah yang belum pernah tersentu ataupun terganggu dari
keadaan faktor luar.
Alat yang digunakan untuk mngambil tipe tanah utuh ( undisturbed )
sendiri menggunakan sample ring. Sample ring sendiri akan ditanam pada daerah
tanah yang sudah tidak ada perakarannya lagi. Jenis-jenis ukuran sample ring ini
bervariasi, hal ini dikarenakan sesuai dengan kebutuhan atau fasilitas setiap
laboratorium yang berbeda-beda.
Tanah tipe tidak utuh ( disturbed ) sendiri ialah tipe tanah yang sudah
terganggu dari faktor luar baik keaadaan alam yang mengubahnya ataupun
kehidupan lain yang berada dibagian tanah tersebut. Tipe jenis tanah tidak utuh (
distrubed ) ini biasanya terdapat pada permukaan tanah da keadaaan kedalaman
tanah yang masih terdapat vegetasi atau masih dalam daerah perakaran dari
tanaman. Pengambilan sampel tanah ini sendiri cukup mudah, yakni dengan
mengambil bagian permukaan tanahnya saja untuk di uji.
Pengambilan sampel tanah utuh dan tanah tidak utuh pada kali ini adalah
sedalam 30 cm dari permukaan. Perlakuan ini diberikan karena rata-rata
jangkauan akar pada tanaman hanya sepanjang 30 cm, sehingga pada jarak 30 cm
dari permukaan tanah atau dari tanah tidak utuh maka lapisan dibawahnya
dianggap tanah utuh. Hasil yang didapat dari praktikum pengambilan sampel
tanah menggunakan ring sampler yang berdiamater 5,5 cm, diantaranya berat total
ring sampler (ring + tutup) sebesar 121,26 gr, berat ring sampler 101,1 gr, dan
berat ring sampler + tanah sendiri sebesar 273,84 gr.
Lahan yang digunakan pada praktikum yang digunakan sendiri pada kali
ini ialah daerah lapangan kosong dekat gedung Departemen Teknologi Pangan
yang ada di kampus UNPAD, Jatinangor . Struktur tanah atau jenis tanahnya
sendiri di wilayah tersebut yakni tergolong tipe liat, yang menyebabkan kendala
pada saat praktikum sendiri ialah keadaan tanah yang basa akibat hujan membuat
tanah ini semakin susah untuk digali dan diambil sample tanahnya.
Nama : Abdurrahman Hanif
NPM : 240110160073
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari praktikum kali ini adalah :
1. .

4.2 Saran
Adapaun saran untuk praktikum kali ini adalah :
1.
Nama: Aidah Luthfi Hidayah
NPM : 240110160074
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini yaitu :
1. Lapisan tanah tidak utuh berkaitan dngan lapisan teratas yang biasanya
telah terganggu strukturnya dan sudah hancur sifat aslinya.
2. Lapisan tanah utuh adalah lapisan tanah yang tidak terganggu oleh lapisan
tanah tidak utuh diatasnya.
3. Sampel diambil untuk dijadikan cuplikan contoh dari hal yang ingin
diteliti.
4. Penelitian sifat fisik tanah dibutuhkan untuk analisis sifat fisik tanah.

4.2 Saran
Saran pada praktikum kali ini yaitu :
1. Lebih hati-hati dalam mencangkul.
2. Meletakkan tanah yang sudah dicangkul di luar lubang yang dicangkul
agar tanah terganggu tidak tercampur dengan tanah utuh.
3. Pengambilan sampel diambil lebih dari satu titik agar bisa diambil rerata
dari keseluruhan data.
Nama : Laili Latifah
NPM : 240110160082
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Sampel tanah utuh (undisturbed soil sampling) yaitu tanah yang masih
alami yang tidak terganggu oleh lingkungan luar. Sampel tanah ini diambil
dibawah lapisan top soil. Kedalaman tanah utuh harus berada di bawah
daerah perakaran agar tidak terganggu. Pada daerah tropis, kedalaman
tanah tersebut antara 10- 15 cm, maka pengambilan tanah harus berada
dibawah kedalaman tersebut.
2. Tanah tak utuh (undisturbed soil sampling) merupakan tanah yang sudah
tidak alami lagi karena telah terganggu oleh lingkungan luar baik
gangguan oleh cuaca, air, manusia ataupun penyebab lainnya. Sampel
tanah tak utuh biasanya berada di lapisan atas tanah atau lapisan top soil;
dan
3. Pengambilan sampel tanah menggunakan ring sampler yang berdiamater
5,5 cm, diantaranya berat total ring sampler (ring + tutup) 121,26 gr, berat
ring sampler 101,1 gr, dan berat ring sampler + tanah 273,84 gr.

4.2 Saran
Saran dari praktikum kali ini adalah:
1. Perbanyak peralatan praktikum, agar praktikum menjadi lebih cepat dan
tidak perlu menunggu alat dari kelompok praktikan lain.
2. Pembagian praktikan laki- laki lebih merata di setiap kelompok praktikan.
Nama : Alfi Khairu Nisa
NPM : 240110160083
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang diperoleh pada praktikum kali ini adalah:
1. Pengambilan contoh tanah merupakan tahapan terpenting di
dalam program uji tanah.
2. Ada tiga macam cara pengambilan contoh tanah, yaitu : contoh tanah utuh;
contoh tanah tidak utuh/terganggu; contoh tanah dengan agregat utuh
3. Pengambilan contoh tanah utuh digunakan untuk menghitung/menganalisis
kerapatan dan ruang pori total tanah.
4. Semakin besar nilai kerapatan isi maka semakin kecil persentase ruang
pori tanah dan sebaliknya.
5. Semakin ke lapisan paling dalam, semakin besar kerapatan isinya.
6. Kerapatan isi dan ruang pori total tanah berpengaruh pada kesuburan
tanah.

4.2 Saran
Saran yang diberikan pada praktikum kali ini adalah:
1. Memilih tempat yang tidak banyak bebatuan dan serasah
2. Pemilihan waktu praktikum dilakukan pada pagi menjelang siang dan saat
tidak hujan
3. Alat harus dalam keadaan baik, agar praktikum berjalan dengan lancar.
Nama : Fellice Xander C
NPM : 240110160085

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum kali ini adalah:
1. Pengambilan sample tanah pada suatu lahan untuk membantu menentukan
keperluan bahan bangunan yang diperlukan untuk membuat pondasinya.
2. Jenis tanah terdapat 2 jenis, yakni jenis tanah utuh ( undisturbed ) dan
jenis tanah tidak utuh ( disturbed )
3. Tanah utuh ( undisturbed ) adalah tanah yang tidak terganggu atau terusik
dari faktor luar .
4. Tanah tidak utuh ( disturbed ) adalah tanah yang telah terpengaruh atau
terganggu dari faktor luar.

4.2 Saran
Saran dari praktikum kali ini adalah:
1. Memilih tempat pengambilan sampel tanah yang bersih dari vegetasi lain.
2. Waktu pengambilan sampel tanah dilakukan pada musim kemarau.
Nama : Abdurrahman Hanif
NPM : 240110160073

DAFTAR PUSTAKA

Hanafiah. 2005. Dasar Dasar Ilmu Tanah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Hansen, V. E., O. W. Israelsen dan G. E. Stringham. 1992. Dasar-Dasar dan


Praktek Irigasi. Jakarta : Erlangga.

Rohmat, A.. 2009. Tipikal Kuantitas Infiltrasi Menurut Karakteristik


Lahan. Jakarta : Erlangga.

Farahtikah. 2015. Pengertian Tanah. Terdapat pada


http://farahatikahgeografitanah.html (Diakses Pada Hari Senin 14 April
2018 Pukul 21.57 WIB)
Nama : Laili Latifah
NPM : 240110160082

LAMPIRAN

Gambar 2. Proses Pemapasan Tanah


(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Gambar 3. Pengambilan Sampel Ring Menggunakan Sampel Ring


(sumber: Dokumentasi Pribadi, 2018)

Anda mungkin juga menyukai