Di Rumah Sakit
Yudi Elyas
The Process of Dying*
Primary ventricular
fibrillation
0 min
Primary Asystole
?
Asphyxia:
(Airway Obstruction) 5-12 min
(Apnea)
Circulatory Arrest
Pulmonary Failure
Shock
Brain Failure
*Safar P. Cerebral resuscitation after cardiac arrest: research initiatives and
future directions. Ann Emerg Med 22:324,1993
Standar Akreditasi RS
(SNARS)
PAP 3.2 :
Rumah Sakit harus memiliki pelayanan resusitasi yang
tersedia di seluruh area Rumah Sakit.
Henti Jantung
Asistole
Hasil penelitian :
Gbr EKG pada saat terjadi serangan jantung , sekitar 60%-70% adalah irama
Ventricular Fibrilasi (VF)
SINUS RHYTHM
CHAINS OF SURVIVAL
2015 (updated):
Rantai Kelangsungan Hidup dibedakan antara
pasien yang mengalami serangan jantung di
rumah sakit (HCA) dan yang di luar rumah sakit
(OHCA).
Dalam
Rumah Sakit
Luar
Rumah Sakit
AKREDITASI INTERNASIONAL JCI :
Resuscitation services are available
throughout the hospital
(Standard Care of Patient 3.2, The Joint Commission International)
AKREDITASI NASIONAL KARS :
Penanganan resusitasi pasien harus seragam dan
terdapat di seluruh bagian rumah sakit
(Pelayanan Pasien 3.2, Komite Akreditasi Rumah Sakit)
Intra Hospital
Cardiac Arrest Management
1. RJP
2. Airway Management BHD
ROSC Management
Tatalaksana Henti Nafas
& Henti Jantung Intra Hospital
• DNR
• Fase terminal Informed
Pasien penyakit Concent Sudah
Dilakukan
• Paliatif Care
SDM
FASILITAS
Code SISTEM
KOMUNIKASI
(sarana &
Prasarana)
Blue &
KOORDINASI
System
KOMITMEN
Transfortasi - Kebijakan
- SPO
Komponen DM
1. Kemampuan SDM untuk melakukan BLS & ACLS
BLS
High Quality CPR for Adult
(AHA 2015)
D R C C A B
1. Danger = Bahaya.
2. Respon = Respon
3. Call For Help = Panggil bantuan
4. Circulation = Sirkulasi.
5. Airway = Jalan napas.
6. Breathing = Pernapasan.
BHD Anak
BHD Ibu Hamil
Manual
Uterine
Displacement
technique
BHD Bayi
ACLS
Henti Jantung
Shockable
DC Shock 360 J Not shockable
monofasik/200J bifasik Do chest compression
Chest compression
CPR
CPR
Survival with CPR
Early CPR
CPR
CPR
CPR
Early Defibrilation
DEFIBRILATION POSITION
SHOCK THERAPY
(Recommendation AHA 2015)
Patient Defibrilasi
B. Perawat 2
1. Perawat 2 yang mendengar teriakan code blue
langsung mengaktifkan system code blue RS dengan
menghubungi operator / menelpon / paging untuk
memanggil tim code blue
2. Perawat 2 datang ke tempat terjadinya code blue
dengan membawa alat-alat emergency dan langsung
membantu perawat 1 melakukan BLS
Komponen :
Fasilitas, sarana dan pra sarana
Komunikasi antar
ruangan
Komunikasi Gedung
(Sentral)
• Operator
mengumumkan
“Code Blue di lantai...
kamar ….” (2x)
Saat kode diaktifkan tim menuju ruangan di mana pasien
berada & melakukan tindakan resusitasi jantung paru
Uncoordinated Cardiac Arrest
Team
Cardiac Arrest Team
Airway C
Breathing
Circulation
C
Documentation
TL
D
Pembagian Tugas Tim
Airway Management
• Menerima laporan ETT insertion Airway &
singkat kejadian Breathing set
• Meninjau catatan medis
sebelumnya
Defibrillation
• Memimpin jalannya Defibrillator
Chest
resusitasi compression
IV line Trolley
• Mengatur peran Fluid emergency
anggota tim Drugs
DOKTER, PERAWAT
Peran PJ
Circulation (2)
• Mempersiapkan obat- Airway Management
Airway &
ETT insertion
obatan: adrenalin, SA, Breathing set
amiodaron, lidokain
• Memberikan cairan dan
Defibrillation
obat-obatan
Chest Defibrillator
• Menyiapkan defibrillator compression
IV line Trolley
• Melakukan defibrilasi Fluid emergency
atau kardioversi Drugs
Team Documentation
leader
DOKTER, PERAWAT
Peran PJ Documentation
• Mengidentifikasi Airway Management
Airway &
ETT insertion
pasien dan Breathing set
penyakitnya
• Mencatat
kondisi/tanda vital Defibrillation
pasien Chest Defibrillator
• Mencatat setiap compression
IV line Trolley
tindakan resusitasi Fluid emergency
• Melaporkan kepada Drugs
team leader
• Membuat laporan
resusitasi Team Documentation
leader
PERAWAT
Peran Kepala/
Perawat Ruangan
• Menjaga ketertiban Airway Management
Airway &
ETT insertion
ruangan (menutup tirai) Breathing set
• Menenangkan pasien lain
• Memberitahu/telepon
keluarga pasien Defibrillation
KOMITMEN PIMPINAN
Rumah Sakit
POLA TIM CODE BLUE
1. Pola Sentralisasi
Tim code blue dengan anggota lengkap stanby untuk seluruh
area RS (banyak gedung)
2. Pola 1 atap
Tim code blue diambil dari petugas yang sedang bertugas
,diambil dari beberapa ruangan ditambah dokter jaga
3. Pola 1 lantai
Tim code blue terdiri dari dokter jaga dan perawat yang
sedang tugas saat terjadi code blue. Tim code blue
(perawat) berasal dari satu lantai. --> satu lantai terdiri dari
beberapa ruang rawat
4. Pola Zona / Wilayah ( Untuk RS yang luas dan gedung
banyak)
Dokumentasi
1. Kondisi code blue pada pasien
didokumentasikan dalam rekam medis
pasien
2. Semua tindakan yang dilakukan serta obat-
obatan yang diberikan dicatat
3. Pendokumentasian sebagai bukti tindakan
4. Dapat menjadi sumber evaluasi untuk
perbaikan
Post-Cardiac Arrest Care
2015 AHA Guidelines Update
Post-Cardiac Arrest Care
“lebih baik mencegah ...
cardiac arrest”
Scoring EWSS : Adult
Scoring EWSS: Pediatric
Kesimpulan
1. Code Blue System merupakan salah satu strategi untuk
menurunkan mortalitas
2. Code Blue System ditentukan oleh kesiapan sistem,
fasilitas, dan tenaga medis; serta kerja sama tim
3. Medical Emergency Team merupakan upaya
pengelolaan pasien yang berisiko tinggi
4. Pencegahan code blue efektif dengan menggunakan
EWSS
TERIMAKASIH
Email : yudielyas @gmail.com
HP : 081316006831
IG : Yudi Elyas