Contoh Askepkom - All PDF
Contoh Askepkom - All PDF
1
2
Keterangan:
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
Z(1/2α) = standar normal deviasi untuk α 10% 1,65
p = prevalensi menerapkan PHBS pada tatanan rumah tangga = 13,5% = 0,13
d = limit dari error atau presisi absolut = 0,1
Berdasarkan rumus di atas maka besar sampel pada asuhan keperawatan
komunitas ini adalah sebagai berikut.
1,652 x 0,13 (1–0,13)
n= = 30,7 ≈ 31
0,12
Besaran sampel anak usia sekolah dengan permasalahan perilaku hidup bersih
dan sehat berdasarkan rumus Lemeshowb adalah sebanyak 31 orang anak usia
sekolah. Kemungkinan untuk menghindari drop out, maka sampel ditambah 10%
dari sampel, sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 34 orang anak usia
sekolah.
3
Tabel 3.1
Distribusi Demografi Anak Usia Sekolah dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di RW.02 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kota
Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
Laki-laki 13 39,4
Jenis kelamin
Perempuan 20 60,6
Jawa 4 12,1
Sunda 5 15,2
Suku
Betawi 22 66,7
Lainnya 2 6,1
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 3.1 di atas, anak usia sekolah berjenis kelamin perempuan
sebanyak 20 orang (60,6%). Suku yang mendominasi berasal dari Betawi sebanyak
22 kepala keluarga (66,7%).
kesehatan di sekolah seperti tinggi badan dan berat badan. Terdapat keluarga yang
belum mengetahui bahwa di RW.02 terdapat ambulance 24 jam sebanyak 8 KK
(24,2%), serta keluarga yang belum pernah mendapatkan informasi tentang perilaku
hidup bersih dan sehat sebanyak 17 KK (51,5%). Keluarga yang mendapatkan
informasi mengenai PHBS sebanyak 16 KK (48,5%) diperoleh dari petugas
kesehatan, kader kesehatan, televisi, radio, dan atau media sosial (internet).
Keluarga melakukan pemeriksaan kesehatan anak dalam 6 bulan terakhir sebanyak
9 keluarga (27,3%), dikarenakan anak mengalami sakit, selain itu pemeriksaan
kesehatan secara rutin hanya dilakukan oleh 4 keluarga (12,1%) dengan anak
sekolah.
Pelayanan sosial bagi anak usia sekolah belum memiliki struktur organisasi
sehingga masih belum memiliki pencatatan dan pelaporan pertanggungjawaban.
Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan anak usia sekolah untuk berkumpul
bersama seperti melakukan permainan, mengikuti pengajian, dan atau mengikuti
kursus menari atau TPA.
3.1.13 Persepsi
Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat (ketua RW, RT) dan kader
kesehatan di dapatkan bahwa belum ada kegiatan atau program khusus untuk anak
usia sekolah. Penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat belum pernah
dilakukan oleh tenaga kesehatan dari puskesmas, namun sebelumnya sh pernah
dilakukan penyuluhan tentang mencuci tangan yang baik dan gosok gigi oleh salah
satu merek sabun pasta gigi. Sebagian besar keluarga mengatakan jarang
memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan kecuali jika sudah mengalami
sakit, jika sakit pun terkadang lebih memilih mengunakan obat warung yang dijual
bebas. Kegiatan yang dilakukan di RW.02 seperti senam hanya diikuti oleh ibu-ibu,
anak usia sekolah hanya melakukan olah raga saat di sekolah. RW.02 sudah
memiliki posyandu dan posbindu untuk pemeriksaan kesehatan setiap bulannya,
namun belum ada untuk anak usia sekolah, menurut orang tua pemeriksaan
kesehatan sudah dilakukan di sekolah. Keluarga sebagian besar kurang memahami
pentingnya melakukan aktifitas fisik utuk tetap menjaga kesehatan tubuh, anak usia
sekolah lebih senang melakukan kegiatan bermain bersama teman sebaya.
Warga mengatakan bahwa perilaku hidup bersih sehat itu penting untuk
dilaksanakan, namun pada kenyataannya anak mereka sulit dan tidak mau untuk
melakukannya, misalnya mencuci tangan sebelum makan. Warga sudah
mempunyai kader jentik (jumantik) yag setiap minggu melakukan pemeriksaan
jentik di setiap rumah dan lingkungan sekitar dan dilaporkan.
3.1.15 Hasil Analisis Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Anak Usia Sekolah
tentang Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tabel 3.10
Hasil Analisis Pengetahuan, Sikap, Keterampilan Anak Usia Sekolah tentang
Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di RW.02 Kelurahan Srengseng
Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
Baik 21 63,6%
Pengetahuan
Kurang 12 36,4%
Baik 21 63,6%
Sikap
Kurang 12 36,4%
Baik 23 69,7%
Keterampilan
Kurang 10 30,3%
Baik 27 81,8%
Peran orang tua
Kurang 6 18,2%
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Tabel 3.10 di atas, pengetahuan anak usia sekolah kurang tentang perilaku
hidup bersih dan sehat sebanyak 12 (36,4%), sikap anak usia sekolah kurang tentang
perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 12 (36,4%), keterampilan anak usia
sekolah kurang tentang perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 10 (36,4%), dan
peran orang tua anak usia sekolah kurang tentang perilaku hidup bersih dan sehat
sebanyak 6 (18,2%).
Observasi:
- Banyak terdapat pedagang jajanan yang berjualan di sekitar lingkungan
dan di sekolah;
- Anak sekolah jajan di luar sekolah saat jam istirahat;
- Sebanyak 28 rumah dari 33 rumah yang diobservasi tidak tersedia
fasilitas cuci tangan di rumah untuk keluarga;
- 29 anak dari 33 anak usia sekolah yang diperiksa mangalami karies
gigi.
Data Subjektif:
Hasil wawancara:
Anak Usia Sekolah:
- 9 anak dari 10 anak usia sekolah mengatakan sering membeli jajanan
yang berwarna-warni di luar rumah serta sekolah;
- 9 anak dari 10 anak usia sekolah mengatakan berolahraga hanya ketika
di sekolah, sedangkan olahraga di rumah jarang;
- 9 anak dari 10 anak usia sekolah mengatakan belum tahu cara mencuci
tangan yang baik dan benar;
- 9 anak dari 10 anak usia sekolah mengatakan belum tahu cara dan
waktu menggosok gigi yang benar.
13
DATA PROBLEM
Kader:
- RW.2 di Kelurahan Srengseng Sawah belum mempunyai pelayanan
kesehatan khusus untuk anak usia sekolah;
- RW.2 di kelurahan Srengseng Sawah belum mempunyai kegiatan
khusus untuk anak usia sekolah terkait PHBS;
- RW.2 memiliki kader khusus untuk pemeriksaan jentik nyamuk (kader
Jumantik).
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
Prevensi Sekunder: Prevensi Sekunder:
a. Kontrol risiko komunitas penyakit a. Skrining kesehatan:
akibat PHBS kurang meningkat dari 1 - Penetapan jadwal, tempat, dan alat
(kurang) menjadi 3 (bagus), dengan skrining;
indikator sebagai berikut: - Pengkajian riwayat kesehatan;
- Program pendidikan kesehatan - Pengukuran BB, TB, IMT;
tetang PHBS; - Konseling anak usia sekolah yang
- Angka partisipasi target populasi hasil pengukurannya abnormal;
pada program penurunan risiko; - Rujukan ke Puskesmas jika
- Angka partisipasi dalam program diperlukan.
skrining; b. Modifikasi perilaku, makan, dan
- Adanya program pendidikan olahraga.
manajemen kesehatan diri terkait c. Terapi aktivitas
penyakit akibat PHBS kurang. - Penetapan jadwal senam;
b. Keefektifan skrining kesehatan - Pelaksanaan senam untuk keluarga
komunitas meningkat dari 2 (kurang) dan anak sekolah;
menjadi 3 (baik), dengan indikator d. Terapi komplementer dan modalitas.
sebagai berikut:
- Adanya skrining kesehatan pada
anak usia sekolah;
- Angka partisipasi target populasi;
- Dukungan kader dan tokoh
masyarakat;
c. Pemenuhan perilaku: PHBS yang
dianjurkan meningkat dari 2 (kadang-
kadang) menjadi 3 (sering) dengan
indikator sebagai berikut:
- Menyusun kegiatan aktivitas fisik
(olah raga) untuk keluarga dan anak
usia sekolah;
- Melakukan PHBS di semua tempat
seperti sekolah dan rumah;
- Makan buah dan sayur setiap hari;
- Tidak merokok di dalam rumah;
- Memberantas jentik di rumah setiap
minggu.
2 Latihan Setelah dilakukan latihan Anak usia April Lembar Mahasiswa Swadaya
fisik olah raga diharapkan sekolah 2016 di balik Kader masyarakat
keluarga dan anak usia Posyandu Sound Mahasiswa
sekolah memiliki system
kebiasaan melakukan
kegiatan olah raga.
Tabel 3.14
Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas Penerapan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di RW.02 Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa,
Kota Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Waktu & Analisis Rencana Tindak
No Kegiatan Evaluasi
Tempat Pendukung Penghambat Lanjut
1 Pendidikan Rabu, a. Terselenggaranya a. Orang tua (ibu) Orang tua (ibu) Melakukan
kesehatan 13 April pendidikan memiliki mengatakan koordinasi dengan
tentang 2016 di kesehatandan semangat selama anaknya sudah Puskesmas untuk
perilaku Posyandu praktik cuci mengikuti dianjurkan untuk kegiatan
hidup bersih (bekas tangan yang baik kegiatan & melakukan perilaku penyuluhan berkala
dan sehat PAUD). dan benar dengan mengajukan hidup bersih dan bagi orang
dalam 6 langkah pada beberapa sehat, namun di tua/keluarga yang
tatanan keluarga yang pertanyaan jika rumah masih belum memiliki anak usia
rumah memiliki anak kurang mengerti; tersedia fasilitas sekolah minimal 3
tangga. usia sekolah yang b. Dukungan dari yang memadai bulan sekali.
dihadiri sebanyak berbagai pihak seperti kran air
Praktik cuci 24 orang tua seperti RW, RT, untuk mencuci
tangan yang (ibu), 2 orang dan dan kader tangan;
baik dan dari Puskesmas kesehatan;
benar Jagakarsa, ibu c. Tersedianya
dengan 6 RW, ibu RT, dan fasilitas yang
langkah. kader kesehatan cukup
RW.02 dan 2 menunjuang
orang residen; kegiatan seperti
b. Pengetahuan tempat kegiatan,
keluarga tentang lembar balik.
penerapan
perilaku hidup
bersih dan sehat
pada anak usia
sekolah
meningkat
menjadi 93,9%;
c. Orang tua (ibu)
mampu
mempraktekkan
secara mandiri
mencuci tangan
yang baik dan
benar dengan 6
langkah.
Tabel 3.16
Hasil Analisis (Setelah Implementasi) Pengetahuan, Sikap, Keterampilan Anak
Usia Sekolah tentang Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di RW.02
Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan,
Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
Baik 26 78,8%
Pengetahuan
Kurang 7 21,2%
Baik 27 81,8%
Sikap
Kurang 6 18,2%
Baik 31 93,9%
Keterampilan
Kurang 2 6,1%
Baik 32 97,0%
Peran orang tua
Kurang 1 3,0%
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Tabel 3.16 di atas, pengetahuan anak usia sekolah baik tentang perilaku hidup
bersih dan sehat sebanyak 26 (78,8%), sikap anak usia sekolah baik tentang perilaku
hidup bersih dan sehat sebanyak 27 (81,8%), keterampilan anak usia sekolah baik
19
tentang perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 31 (93,9%), dan peran orang tua
anak usia sekolah baik tentang perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 32
(97,0%).