Anda di halaman 1dari 19

1

APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

Proses asuhan keperawatan komunitas yang dilakukan meliputi tahap


pengkajian, analisis data, perumusan masalah, penentuan diagnosa, perencanaan
tindakan, pelaksanaan, dan penilaian tindakan keperawatan. Pedoman yang
digunakan dalam melakukan asuhan keperawatan pada agregat anak usia sekolah
adalah dengan mengunakan model community as partner (CAP) yang
dikombinasikan dengan model family center nursing menurut Friedman dan konsep
perilaku menurut Green. Berikut akan penulis jelaskan proses keperawatan yang
dilakukan pada anak usia sekolah dengan masalah kurangnya perilaku hidup bersih
sehat di RW.02 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa Kota Jakarta
Selatan.

3.1 Pengkajian Keperawatan Komunitas


Metode pengumpulan data yang digunakan adalah rancangan deskriptif
kualitatif dengan pendekatan cross sectional. Rancangan ini diharapkan dapat
mengambarkan prevalensi perilaku hidup bersih dan sehat di RW.02 Kelurahan
Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan.
3.1.1 Populasi dan Sampel
Populasi yang menjadi sasaran pada pengkajian ini adalah anak usia sekolah
dengan masalah perilaku hidup bersih dan sehat yang berdomisili tetap, bukan
hanya bersifat sementara di wilayah RW.02 Kelurahan Srengseng Sawah,
Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan. Populasi dalam pengkajian komunitas
ini adalah anak usia sekolah yang berusia antara 6-9 tahun atau yang sedang
bersekolah SD kelas 1-3. Populasi anak usia sekolah di RW.02 Kelurahan
Srengseng Sawah tidak diketahui secara pasti karena memang selama ini tidak ada
pendataan/pencatatan yang cukup jelas. Berdasarkan populasi tersebut maka
selanjutnya dihitung besar sampel dengan menggunakan rumus besar sampel.
Sampel merupakan bagian dari populasi yan dipilih dengan cara tertentu
hingga dapat mewakili populasinya (Sastroasmoro dan Ismael, 2014). Menurut
Farooq at all (2011) diperkirakan sebayak 4% dari beban penyakit secara global dan
1,6 juta kematian pertahun yang disebabkan oleh pasokan air yang tidak aman dan

1
2

sanitasi, termasuk kurangnya kebersihan umum (PHBS). Laporan hasil Riset


Nasional Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 oleh institusi Kesehatan
Penelitian dan Pengembangan Departemen Kesehatan Nasional menunjukkan
sebanyak 38,7% prevalensi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Tahun 2013
hasil Riskesdas proporsi nasional rumah tangga dengan PHBS baik adalah sebesar
32,3%, dengan proporsi tertinggi DKI Jakarta sebesar 56,8% dan proporsi terendah
Papua sebesar 16,4%. Penelitian yang dilakukan Solihah dan Anwar (2014) di
Barito Kuala menyatakan bahwa sebesar 23,8% prevalensi perilaku hidup bersih
dan sehat dalam tatanan rumah tangga. Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia
tahun 2014 bahwa pelayanan kesehatan masih belum memenuhi target sebesar
95%, capaian terendah terdapat di Nusa Tenggara Timur yaitu sebesar 13,5% yang
berakibat masalah kesehatan karena kurangnya penerapan PHBS pada anak usia
sekolah (Kemenkes RI, 2015). Penentuan sampel pada asuhan keperawatan
komunitas di RW.02 Keluarahan Srengsesng Sawah mengunakan rumus besaran
sampel Lemeshow, yaitu:

Keterangan:
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
Z(1/2α) = standar normal deviasi untuk α 10%  1,65
p = prevalensi menerapkan PHBS pada tatanan rumah tangga = 13,5% = 0,13
d = limit dari error atau presisi absolut = 0,1
Berdasarkan rumus di atas maka besar sampel pada asuhan keperawatan
komunitas ini adalah sebagai berikut.
1,652 x 0,13 (1–0,13)
n= = 30,7 ≈ 31
0,12
Besaran sampel anak usia sekolah dengan permasalahan perilaku hidup bersih
dan sehat berdasarkan rumus Lemeshowb adalah sebanyak 31 orang anak usia
sekolah. Kemungkinan untuk menghindari drop out, maka sampel ditambah 10%
dari sampel, sehingga jumlah sampel yang digunakan sebanyak 34 orang anak usia
sekolah.
3

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik convenient sampling


atau accidental sampling yaitu sampel diambil sesuai dengan kebetulan
berdasarkan kriteria inklusi yang ditetapkan perawat tanpa mengunakan sistematika
tertentu. Jumlah sampel yang diambil adalah sebanyak 34 orang anak usia sekolah
dan keluarga dengan permasalahan perilaku hidup bersih dan sehat di RW.02
Kelurahan Srengseng Sawah. Sampel yang diambil pada asuhan keperawatan
komunitas ini harus bersedia dan setuju untuk dilakukan pengkajian, berusia 6-9
tahun atau yang sedang bersekolah SD kelas 1-3, tinggal bersama keluarga.

3.1.2 Metode Pengumpulan Data


Pengkajian yang dilakukan dengan berbagai macam metode pengumpulan
data, yaitu wawancara, penyebaran angket, observasi, dan literature review.
Pengkajian dilakukan pada tangga 1-6 April 2016 untuk penyebaran angket. Teknik
pengisian kuisioner disertai dengan wawancara untuk mendapatkan informasi
tentang persepsi keluarga dan anak usia sekolah tentang penerapan PHBS.
KUisioner yang dibagikan terdiri dari dua bagian, yaitu untuk keluarga terdiri dari
pengetahuan, sikap, dan keterampilan serta bagian kedua untuk anak usia sekolah
terdiri dari pengetahuan, sikap, keterampilan, dan peran orang tua. Wawancara juga
dilakukan pada tokoh masyarakat (ibu RW), ibu RT, dan juga kader kesehatan.
Hasil pengkajian yang dilakukan adalah seperti di bawah ini.

3.1.3 Data Demografi


Kelurahan Srengseng Sawah merupakan salah satu dari kelurahan di wilayah
Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan yang dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Gubernur DKI Jakarta tahun 1986. Secara geografis luas wilayah
sebesar 674,70 Ha, dengan batas wilayah sebelah Utara berbatasan dengan
Kelurahan Lenteng Agung dan Kelurahan Jagakarsa, sebelah Timur berbatasan
dengan Kali Ciliwung, sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Depok, dan sebelah
Barat berbatasan dengan Keluarahan Ciganjur dan Kelurahan Cipedak. Lokasi
asuhan keperawatan yang dilakukan oleh perawat berada di RW.02 Kelurahan
Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan. Kelurahan ini
berada dalam wilayah kerja Puskesmas Jagakarsa.
4

Tabel 3.1
Distribusi Demografi Anak Usia Sekolah dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) di RW.02 Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kota
Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
Laki-laki 13 39,4
Jenis kelamin
Perempuan 20 60,6
Jawa 4 12,1
Sunda 5 15,2
Suku
Betawi 22 66,7
Lainnya 2 6,1
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 3.1 di atas, anak usia sekolah berjenis kelamin perempuan
sebanyak 20 orang (60,6%). Suku yang mendominasi berasal dari Betawi sebanyak
22 kepala keluarga (66,7%).

3.1.4 Statistik Vital


Hasil angket terhadap 33 keluarga yang memiliki anak usia sekolah di RW.02
Kelurahan Srengseng Sawah terkait masalah perilaku hidup bersih dan sehat yang
dapat menyebabkan masalah kesehatan, yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.2
Distribusi Riwayat Kesehtan Anak Usia Sekolah dengan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) di RW.02 Kelurahan Srengseng SawahKecamatan Jagakarsa,
Kota Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
Ada 6 18,2
Keluhan kesehatan saat ini
Tidak 27 81,8
Ada 13 39,4
Keluhan anak dalam 6 bulan terakhir
Tidak ada 20 60,6
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 3.2 di atas, keluhan kesehatan yang dirasakan anak usia
sekolah saat ini (saat dilakukan pengkajian) sebanyak 6 anak (18,2%), dan keluhan
yang dirasakan anak dalam 6 bulan terakhir adalah sebanyak 13 anak (39,4%).
Keluhan yang dirasakan anak usia sekolah adalah panas, batuk, filek dan alergi.

3.1.5 Subsistem: Lingkungan Fisik


Wilayah Kelurahan Srengseng Sawah memiliki seluas 674,70 Ha terbagi atas
berbagai macam status kepemilikan tanah antara lain tanah adat seluas 366,10 Ha,
tanah negara seluas 302,84 Ha, tanah wakaf seluas 4,76 Ha, dan lain-lain 1,00 Ha.
5

Kepadatan penduduk mencapai 6.757 jiwa/Km2 yang artinya termasuk wilayah


yang cukup padat. Sedangkan dalam bidang status kepemilikan rumah, umumnya
masyarakat Kelurahan Srengseng Sawah telah memiliki rumah sendiri, rumah
dinas, dan kontrakan. Mayoritas rumah dengan termasuk tipe sederhana dan
memiliki fasilitas kesehatan yang standar seperti jamban keluarga 33 KK (100%).
Banyaknya rumah menurut jenis bangunan yang ada hingga saat ini yaitu rumah
tipe permanen sejumlah 2.697 rumah, rumah tipe semi permanen sejumlah 3.992
rumah, dan rumah sedang/sederhana sejumlah 4.379 rumah.
Berdasarkan hasil observasi, Kelurahan Srengseng sawah merupakan daerah
pemukiman yang cukup padat sehingga jarang ditemukan lapangan atau ruang
terbuka bebas bagi anak usia sekolah yang dapat digunakan untuk bermain,
khususnya di RW.02. Terdapat beberapa ruang terbuka yang digunakan anak usia
sekolah bermain, namun tidak terawat dengan baik, karena masih terlihat sisa
bangunan yang cukup berbahaya jika tidak hati-hati digunakan saat bermain,
sebagian digunakan untuk tempat parkir kendaraan, terdapat lubang yang jika
sedang musim hujan akan tergenang oleh air, serta terdapat banyak rumput ilalang.
Masyarakat RW.02 mengunakan halaman posyandu (bekas PAUD) untuk
melakukan kegiatan olah raga (senam) setiap sabtu sore atau kegiatan RW lainnya
(arisan PKK, posyandu, posbindu, pertemuan RT, dan lainnya).
Kebersihan lingkungan di RW.02 cukup terjaga, terlihat dari saluran got yang
cukup bersih dan dapat mengalir dengan lancar, terdapat tong sampah yang telah
disediakan untuk beberapa daerah yang disediakan secara bergotong royong,
namun terkadang sampah yang ada sampai keluar dari tong sampah dikarenakan
memang produksi sampah rumah tangga yang banyak dan petugas sampah yang
terlambat mengambil sampah sehingga menumpuk dan menjadi bau serta
dibongkar kembali oleh hewan peliharaan (ayam, kucing). Hasil survei pengolahan
sampah rumah tangga di RW.02 Kelurahan Serengseng Sawah yaitu sampah
dikumpulkan kemudian dibuang pada tempat pembuangan sampah (TPS) sebanyak
6 KK (18,2%), dikumpulkan kemudian ada petugas yang mengambil ke rumah
sebanyak 26 KK (78,8%), dan dibakar sebanyak 1 KK (3%). Pembuangan limbah
rumah tangga (air sisa cucian, mandi, dan lainnya) dibuang di parit/got/selokan
6

sebanyak 30 KK (90,9%), mengalir ke sungai sebanyak 2% (6,1%), dan lainnya


sebanyak 1 KK (3%).

3.1.6 Subsistem: Pelayanan Kesehatan dan Sosial


Tabel 3.3
Distribusi Fasilitas Kesehatan Keluarga di RW.02 Kelurahan Srengseng Sawah
Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
Tabungan/simpanan dana Ya 8 24,2
kesehatan keluarga Tidak 25 75,8
Ya 20 60,6
Jaminan kesehatan keluarga
Tidak 13 39,4
Puskesmas 16 48,5
Dokter praktek 5 15,2
Fasilitas kesehatan
Perawat/Bidan/mantri 11 33,3
Lainnya 1 3,0
<1 Km dari rumah 14 42,4
Jarak fasilitas kesehatan
>1 Km dari rumah 19 57,6
Pelayanan perlindungan kesehatan Ya 25 75,8
(ambulance 24 jam) Tidak 8 24,2
Keluarga mendapat informasi Ya 16 48,5
tentang PHBS Tidak 17 51,5
Pemeriksaan kesehatan anak Ya 9 27,3
dalam 6 bulan terakhir Tidak 24 72,7
Pemeriksaan kesehatan anak Ya 4 12,1
dsecara rutin Tidak 29 87,9
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Tabel 3.3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga tidak memiliki
tabungan (simpanan) untuk dana kesehatan sebanyak 25 KK (75,8%), namum
keluarga telah memiliki jaminan kesehatan sebanyak 20 KK (60,6%) berupa Kartu
Indonesia Sehat (KIS), BPJS, Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan beberapa
keluarga yang memiliki asuransi kesehatan swasta lainnya. Fasilitas kesehatan yang
sering dikunjungi dimanfaatkan keluarga adalah puskesmas sebanyak 16 kk
(48,5%), selain itu juga keluarga yang memiliki anak balita diwajibkan untuk
mengikuti posyandu yang dilaksanakan setiap bulan. Fasilitas kesehatan lain yang
juga ada di RW.02 adalah Posbindu yang terbentuk pada Desember 2015, sasaran
pelayanan kesehatan yang diberikan adalah remaja dari usia 15 tahun hingga lansia.
Sedangkan untuk anak usia sekolah belum ada fasilitas khusus yang disediakan,
namun menurut keluarga anak usia sekolah biasanya dilakukan pemeriksaan
7

kesehatan di sekolah seperti tinggi badan dan berat badan. Terdapat keluarga yang
belum mengetahui bahwa di RW.02 terdapat ambulance 24 jam sebanyak 8 KK
(24,2%), serta keluarga yang belum pernah mendapatkan informasi tentang perilaku
hidup bersih dan sehat sebanyak 17 KK (51,5%). Keluarga yang mendapatkan
informasi mengenai PHBS sebanyak 16 KK (48,5%) diperoleh dari petugas
kesehatan, kader kesehatan, televisi, radio, dan atau media sosial (internet).
Keluarga melakukan pemeriksaan kesehatan anak dalam 6 bulan terakhir sebanyak
9 keluarga (27,3%), dikarenakan anak mengalami sakit, selain itu pemeriksaan
kesehatan secara rutin hanya dilakukan oleh 4 keluarga (12,1%) dengan anak
sekolah.
Pelayanan sosial bagi anak usia sekolah belum memiliki struktur organisasi
sehingga masih belum memiliki pencatatan dan pelaporan pertanggungjawaban.
Terdapat beberapa kegiatan yang dilakukan anak usia sekolah untuk berkumpul
bersama seperti melakukan permainan, mengikuti pengajian, dan atau mengikuti
kursus menari atau TPA.

3.1.7 Subsistem: Ekonomi


Tabel 3.4
Distribusi Karakteristik Ekonomi Keluarga di RW.02 Kelurahan Srengseng
Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
Buruh/serabutan 9 27,3
Pedagang/wiraswasta 6 18,2
Pekerjaan
PNS/TNI/POLRI 2 6,1
Pegawai swasta 16 48,5
<Rp.3.100.000,- 20 60,6
Penghasilan keluarga
>Rp. 3.100.000,- 13 39,4
Ada 30 90,9
Sarana belanja terdekat
Tidak ada 3 9,1
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 3.4 di atas menunjukan pekerjaan yang dimiliki kepala
keluarga adalah pegawai swasta sebanyak 16 (48,5%), dengan penghasilan
perbulan sebesar <Rp.3.100.000,- sebanyak 20 KK (60,6%), artinya penghasilan
keluarga dengan anak usia sekolah masih di bawah UMP DKI Jakarta. Sarana
belanja yang dekat dengan rumah sebanyak 30 keluarga (90,9%) memanfaatkan
warung, minimarket, dan tukang sayur.
8

3.1.8 Subsistem: Transportasi dan Keamanan


Tabel 3.5
Distribusi Sarana Transportasi Keluarga di RW.02 Kelurahan Srengseng Sawah
Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
Jalan kaki 6 18,2
Sarana transportasi keluarga Kendaraan umum 9 27,3
Kendaraan pribadi 18 54,5
<1 Km dari rumah 14 42,4
Jarak fasilitas kesehatan
>1 Km dari rumah 19 57,6
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 3.5 di atas, cara yang digunakan keluarga untuk mencapai
fasilitas kesehatan dengan mengunakan kendaraan pribadi sebanyak 18 KK
(54,5%) seperti motor dan mobil, dan jarak yang ditempuh keluarga menuju
fasilitas kesehatan tersebut >1 Km dari rumah sebanyak19 KK (57,6%). Sebagian
keluarga menyatakan cukup jauh jika pergi ke puskesmas, sehingga terkadang
mengunakan fasilitas kesehatan terdekat jika dana tersedia.

3.1.9 Subsistem: Pendidikan


Tabel 3.6
Distribusi Pendidikan Kepala Keluarga di RW.02 Kelurahan Srengseng Sawah
Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
SD/sederajat 3 9,1
Pendidikan terakhir ayah SMA/SMK/sederajat 24 72,7
Perguruan tinggi 6 18,2
SD/sederajat 3 9,1
SMP/sederajat 3 9,1
Pendidikan terakhir ibu
SMA/SMK/sederajat 23 69,7
Perguruan tinggi 4 12,1
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 3.6 di atas, menunjukan kepala keluarga dengan anak usia
sekolah memiliki pendidikan terakhir terbanyak SMA/SMK/sederajat sebanyak 24
(72,7%), dan pendidikan terakhir ibu terbanyak adalah SMA/SMK/sederajat
sebanyak 23 (69,7%).

3.1.10 Subsistem: Politik dan Pemerintahan


Pengambilan keputusan untuk RW.02 Kelurahan Serengseng Sawah dilakukan
dengan cara musyawarah mufakat. Biasanya selalu diadakan rapat bulanan untuk
9

membicarakan masalah maupun penyusunan program yang ada di RW.02


Kelurahan Serengseng Sawah. Kebijakan yang ada terkait dengan perilaku hidup
bersih dan sehat seperti iuran keamanan dan sampah, memilah dan mengolah
sampah rumah tangga, ibu yang mempunyai balita wajib mengikuti posyandu setiap
bulan.

3.1.11 Subsistem: Komunikasi


Tabel 3.7
Distribusi Sarana Komunikasi Keluarga dengan Anak Usia Sekolah di RW.02
Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan,
Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
Ada 29 87,9
Sarana Komunikasi
Tidak ada 4 12,1
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Tabel 3.7 di atas menunjukkan sarana komunikasi yang dimiliki keluarga
sebanyak 29 KK (87,9%) menggunakan handphone. Bahasa yang digunakan dalam
keseharian adalah bahasa Indonesia dan bahasa Betawi, selain itu juga bahasa Jawa.
Penyampaian informasi dapat mengunakan media komunikasi maupun melalui
pengumuman di masjid atau pun dari mulut ke mulut.

3.1.12 Subsistem: Rekreasi


Tabel 3.8
Distribusi Sarana Rekreasi Keluarga dengan Anak Usia Sekolah di RW.02
Kelurahan Srengseng Sawah Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan,
Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
Ada 3 9,1
Sarana rekreasi terdekat
Tidak ada 30 90,9
Ya 22 66,7
Melakukan rekreasi setiap minggu sekali
Tidak 11 33,3
Jalan-jalan 11 33,3
Cara memanfaatkan waktu luang Tidur 9 27,3
Lainnya 13 39,4
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Tabel 3.8 di atas, menunjukkan sarana rekreasi tidak ada yang dekat dengan
rumah sebanyak 30 keluarga (90,9%), mereka harus pergi ke tempat lain yang lebih
jauh untuk ke tempat rekreasi. Keluarga melakukan rekreasi setiap minggu sekali
10

sebanyak 22 keluarga (66,7%), dan keluarga yang memanfaatkan waktu luang


sebayak 13 keluarga (39,4%) untuk mengunjungi keluarga bersilahturahmi.

3.1.13 Persepsi
Hasil wawancara dengan tokoh masyarakat (ketua RW, RT) dan kader
kesehatan di dapatkan bahwa belum ada kegiatan atau program khusus untuk anak
usia sekolah. Penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat belum pernah
dilakukan oleh tenaga kesehatan dari puskesmas, namun sebelumnya sh pernah
dilakukan penyuluhan tentang mencuci tangan yang baik dan gosok gigi oleh salah
satu merek sabun pasta gigi. Sebagian besar keluarga mengatakan jarang
memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan kecuali jika sudah mengalami
sakit, jika sakit pun terkadang lebih memilih mengunakan obat warung yang dijual
bebas. Kegiatan yang dilakukan di RW.02 seperti senam hanya diikuti oleh ibu-ibu,
anak usia sekolah hanya melakukan olah raga saat di sekolah. RW.02 sudah
memiliki posyandu dan posbindu untuk pemeriksaan kesehatan setiap bulannya,
namun belum ada untuk anak usia sekolah, menurut orang tua pemeriksaan
kesehatan sudah dilakukan di sekolah. Keluarga sebagian besar kurang memahami
pentingnya melakukan aktifitas fisik utuk tetap menjaga kesehatan tubuh, anak usia
sekolah lebih senang melakukan kegiatan bermain bersama teman sebaya.
Warga mengatakan bahwa perilaku hidup bersih sehat itu penting untuk
dilaksanakan, namun pada kenyataannya anak mereka sulit dan tidak mau untuk
melakukannya, misalnya mencuci tangan sebelum makan. Warga sudah
mempunyai kader jentik (jumantik) yag setiap minggu melakukan pemeriksaan
jentik di setiap rumah dan lingkungan sekitar dan dilaporkan.

3.1.14 Hasil Analisis Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Keluarga tentang


Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Usia Sekolah
Tabel 3.9
Hasil Analisis Pengetahuan, Sikap, Keterampilan Keluarga tentang Penerapan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada Anak Usia Sekolah di RW.02
Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa,
Kota Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
Baik 19 57,6%
Pengetahuan
Kurang 14 42,4%
11

Variabel Kategori Jumlah %


Baik 12 36,4%
Sikap
Kurang 21 63,6%
Baik 21 63,6%
Keterampilan
Kurang 12 36,4%
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 3.9 di atas, pengetahuan keluarga kurang tentang perilaku
hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah sebanyak 14 (42,4%), sikap keluarga
kurang tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah sebanyak 21
(63,6%), dan keterampilan keluarga kurang tentang perilaku hidup bersih dan sehat
pada anak usia sekolah sebanyak 12 (36,4%).

3.1.15 Hasil Analisis Pengetahuan, Sikap, dan Keterampilan Anak Usia Sekolah
tentang Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
Tabel 3.10
Hasil Analisis Pengetahuan, Sikap, Keterampilan Anak Usia Sekolah tentang
Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di RW.02 Kelurahan Srengseng
Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
Baik 21 63,6%
Pengetahuan
Kurang 12 36,4%
Baik 21 63,6%
Sikap
Kurang 12 36,4%
Baik 23 69,7%
Keterampilan
Kurang 10 30,3%
Baik 27 81,8%
Peran orang tua
Kurang 6 18,2%
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Tabel 3.10 di atas, pengetahuan anak usia sekolah kurang tentang perilaku
hidup bersih dan sehat sebanyak 12 (36,4%), sikap anak usia sekolah kurang tentang
perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 12 (36,4%), keterampilan anak usia
sekolah kurang tentang perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 10 (36,4%), dan
peran orang tua anak usia sekolah kurang tentang perilaku hidup bersih dan sehat
sebanyak 6 (18,2%).

3.2 Analisis Data Keperawatan Komunitas


Berdasarkan hasil pengkajian di atas, maka perawat melakukan analisi data
keperawan yang dikelompokkan menjadi satu hingga muncul masalah
12

keperawatan. Perawat menentukan satu masalah kesehatan untuk ditangani yaitu


sebagai berikut.
Tabel 3.11
Analisis Data Keperawatan Komunitas Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di RW.02 Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa,
Kota Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
DATA PROBLEM
Data Objektif: Perilaku
Hasil survey (n=33): kesehatan
- Keluarga memiliki pengetahuan kurang 42,4%, sikap kurang 63,6%, & cenderung
keterampilan kurang 36,4% tentang PHBS pada anak usia sekolah; beresiko pada
- Anak usia sekolah memiliki pengetahuan kurang 36,4%, sikap kurang anak usia
36,4%, & keterampilan kurang 30,3% tentang PHBS; sekolah (AUS)
- Sebesar 18,2% perang orang tua kurang tentang PHBS pada anak usia di RW.2
sekolah; Kelurahan
- Sebesar 18,2% ditemukan keluhan terkait kesehatan anak usia sekolah, Srengseng
seperti panas, batuk, pilek, dan alergi; Sawah.
- Sebesar 33,3% anak usia sekolah masih belum mengetahui tentang
PHBS;
- Sebesar 18,2% anak usia sekolah mengosok gigi dilakukan sebelum
makan;
- Sebesar 24,2% anak usia sekolah memiliki sikap melakukan PHBS jika
ada pemeriksaan kesehatan;
- Sebanyak 97% anak usia sekolah menyikat gigi dilakukan saat mandi;
- Sebesar 78,8% keluarga menganggap PHBS pada anak usia sekolah
dapat mengurangi aktivitas anak bermain dan belajar;
- Sebesar 36,4% keluarga menganggap diare sebagai salah satu penyakit
yang ditimbulkan karena melakukan PHBS;
- Sebesar 63,7% keluarga belum mengajarkan anak untuk rutin
berolahraga sebanyak 3x/minggu selama 30 menit.

Observasi:
- Banyak terdapat pedagang jajanan yang berjualan di sekitar lingkungan
dan di sekolah;
- Anak sekolah jajan di luar sekolah saat jam istirahat;
- Sebanyak 28 rumah dari 33 rumah yang diobservasi tidak tersedia
fasilitas cuci tangan di rumah untuk keluarga;
- 29 anak dari 33 anak usia sekolah yang diperiksa mangalami karies
gigi.

Data Subjektif:
Hasil wawancara:
Anak Usia Sekolah:
- 9 anak dari 10 anak usia sekolah mengatakan sering membeli jajanan
yang berwarna-warni di luar rumah serta sekolah;
- 9 anak dari 10 anak usia sekolah mengatakan berolahraga hanya ketika
di sekolah, sedangkan olahraga di rumah jarang;
- 9 anak dari 10 anak usia sekolah mengatakan belum tahu cara mencuci
tangan yang baik dan benar;
- 9 anak dari 10 anak usia sekolah mengatakan belum tahu cara dan
waktu menggosok gigi yang benar.
13

DATA PROBLEM

Kader:
- RW.2 di Kelurahan Srengseng Sawah belum mempunyai pelayanan
kesehatan khusus untuk anak usia sekolah;
- RW.2 di kelurahan Srengseng Sawah belum mempunyai kegiatan
khusus untuk anak usia sekolah terkait PHBS;
- RW.2 memiliki kader khusus untuk pemeriksaan jentik nyamuk (kader
Jumantik).

3.3 Diagnosa Keperawatan Komunitas


Diagnosa keperawatan komunitas yang muncul berdasarkan analisis data
adalah sebagai berikut.
1. Perilaku kesehatan cenderung beresiko pada anak usia sekolah (AUS) di RW.2
Kelurahan Srengseng Sawah.

3.4 Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas


Rencana auhan keperawatan dibuat berdasarkan NOC-NIC dan disesuaikan
dengan kondisi masyarakat di RW.02 Keluarhan Srengseng Sawah, yaitu sebagai
berikut.
Tabel 3.12
Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat di RW.02 Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa,
Kota Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
1 Defisiensi Prevensi Primer: Prevensi Primer:
kesehatan a. Pengetahuan anak usia sekolah tentang Pendidikan kesehatan:
komunitas PHBS (307) meningkat dari skala 3 - Identifikasi faktor internal dan eksternal
pada anak (pengetahuan terbatas) menjadi 4 yang mempengaruhi motivasi perilaku
usia sekolah (pengetahuan banyak), dengan indikator hidup bersih dan sehat;
di RW.2 sebagai berikut: - Penyuluhan tentang PHBS pada rumah
Kelurahan 1) Pengertian PHBS; tangga.
Srengseng 2) Indikator PHBS pada rumah
Sawah. tangga, yaitu: persalinan ditolong
oleh tenaga kesehatan; memberi
ASI ekslusif; menimbang balita
setiap bulan; mengunakan air
bersih; mencuci tangan dengan air
dan sabun; mengunakan jamban
sehat; memberantas jentik di rumah
sekali seminggu; makan buah dan
sayur setiap hari; melakukan
aktifitas fisik setiap hari; dan tidak
merokok di dalam rumah.
b. Perilaku promosi kesehatan
14

Diagnosa
No NOC NIC
Keperawatan
Prevensi Sekunder: Prevensi Sekunder:
a. Kontrol risiko komunitas penyakit a. Skrining kesehatan:
akibat PHBS kurang meningkat dari 1 - Penetapan jadwal, tempat, dan alat
(kurang) menjadi 3 (bagus), dengan skrining;
indikator sebagai berikut: - Pengkajian riwayat kesehatan;
- Program pendidikan kesehatan - Pengukuran BB, TB, IMT;
tetang PHBS; - Konseling anak usia sekolah yang
- Angka partisipasi target populasi hasil pengukurannya abnormal;
pada program penurunan risiko; - Rujukan ke Puskesmas jika
- Angka partisipasi dalam program diperlukan.
skrining; b. Modifikasi perilaku, makan, dan
- Adanya program pendidikan olahraga.
manajemen kesehatan diri terkait c. Terapi aktivitas
penyakit akibat PHBS kurang. - Penetapan jadwal senam;
b. Keefektifan skrining kesehatan - Pelaksanaan senam untuk keluarga
komunitas meningkat dari 2 (kurang) dan anak sekolah;
menjadi 3 (baik), dengan indikator d. Terapi komplementer dan modalitas.
sebagai berikut:
- Adanya skrining kesehatan pada
anak usia sekolah;
- Angka partisipasi target populasi;
- Dukungan kader dan tokoh
masyarakat;
c. Pemenuhan perilaku: PHBS yang
dianjurkan meningkat dari 2 (kadang-
kadang) menjadi 3 (sering) dengan
indikator sebagai berikut:
- Menyusun kegiatan aktivitas fisik
(olah raga) untuk keluarga dan anak
usia sekolah;
- Melakukan PHBS di semua tempat
seperti sekolah dan rumah;
- Makan buah dan sayur setiap hari;
- Tidak merokok di dalam rumah;
- Memberantas jentik di rumah setiap
minggu.

Prevensi Tersier: Prevensi Tersier:


a. Partisipasi keluarga dalam perawatan a. Manajemen kesehatan keluarga dan
anak usia sekolah meningkat dari 2 anak usia sekolah:
(kadang-kadang) menjadi 3 (sering), - Monitoring kesehatan setiap bulan;
dengan indikator sebagai berikut: - Monitoring nutrisi;
- Berpartisipasi dalam perencanaan; - Monitor aktivitas.
- Berpartisipasi dalam penediaan b. Support group
perawatan; - Penyegaran kader
- Membuat keputusan untuk merawat - Pendampingan kader dalam home
anak usia sekolah. visit;
b. Kepuasan terhadap perawatan - Pembentukan keluarga support
group.
c. Dukungan keluarga:
- Pemberian informasi pada keluarga
tentang kondisi kesehatan anak usia
sekolah;
- Pembuatan keputusan yang
melibatkan keluarga dan
masyarakat sekitar.
15

3.5 Rencana Kerja (Plan of Action/POA) Asuhan Keperawatan Komunitas


Perencanaan yang telah dibuat selanjutnya melakukan diskusi dan musyawarah
rencana kerja pelaksanaan bersama dengan perwakilan masyarakat RW.02, yaitu
dengan RW dan kader kesehatan, dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 3.13
Rencana Kerja (Plan of Action) Asuhan Keperawatan Komunitas Penerapan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di RW.02 Kelurahan Srengseng Sawah,
Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Waktu &
No Kegiatan Tujuan Sasaran Media Pelaksana Dana
Tempat
1 Penyuluhan Setelah pendidikan - Keluarga April LCD Mahasiswa Swadaya
kesehatan kesehatan diharapkan - Anak usia 2016 di Laptop masyarakat
tentang pengetahuan masyarakat sekolah Posyandu &
PHBS khususnya keluarga dan mahasiswa
anak usia sekolah
mengerti tentang
pentingnya penerapan
PHBS.

2 Latihan Setelah dilakukan latihan Anak usia April Lembar Mahasiswa Swadaya
fisik olah raga diharapkan sekolah 2016 di balik Kader masyarakat
keluarga dan anak usia Posyandu Sound Mahasiswa
sekolah memiliki system
kebiasaan melakukan
kegiatan olah raga.

3 Penyebaran Setelah penyebaran media Masyarakat, April Leaflet Mahasiswa Swadaya


media informasi diharapkan keluarga, 2016 di Poster Kader masyarakat
informasi mampu meningkatkan dan anak Posyandu Mahasiswa
tentang pengetahuan dan usia
PHBS pemahaman masyarakat sekolah
RW.2 Kelurahan
Srengseng Sawah tentang
PHBS di rumah tangga

4 Pendampin Setelah dilakukan Kader April Modul Mahasiswa Swadaya


gan kader pendampingan diharapkan 2016 di dan kader masyarakat
untuk kader mampu untuk rumah Mahasiswa
melakukan memberikan penyuluhan keluarga
kunjungan dan pengetahuan tentang dengan
rumah PHBS. anak usia
keluarga sekolah
dengan
anak usia
sekolah.

3.6 Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas


Implementasi yang dilakukan berdasarkan perencanaan yang telah disepakati
dengan RW dan kader kesehatan, yaitu sebagai berikut.
16

Tabel 3.14
Implementasi Asuhan Keperawatan Komunitas Penerapan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat di RW.02 Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa,
Kota Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Waktu & Analisis Rencana Tindak
No Kegiatan Evaluasi
Tempat Pendukung Penghambat Lanjut
1 Pendidikan Rabu, a. Terselenggaranya a. Orang tua (ibu) Orang tua (ibu) Melakukan
kesehatan 13 April pendidikan memiliki mengatakan koordinasi dengan
tentang 2016 di kesehatandan semangat selama anaknya sudah Puskesmas untuk
perilaku Posyandu praktik cuci mengikuti dianjurkan untuk kegiatan
hidup bersih (bekas tangan yang baik kegiatan & melakukan perilaku penyuluhan berkala
dan sehat PAUD). dan benar dengan mengajukan hidup bersih dan bagi orang
dalam 6 langkah pada beberapa sehat, namun di tua/keluarga yang
tatanan keluarga yang pertanyaan jika rumah masih belum memiliki anak usia
rumah memiliki anak kurang mengerti; tersedia fasilitas sekolah minimal 3
tangga. usia sekolah yang b. Dukungan dari yang memadai bulan sekali.
dihadiri sebanyak berbagai pihak seperti kran air
Praktik cuci 24 orang tua seperti RW, RT, untuk mencuci
tangan yang (ibu), 2 orang dan dan kader tangan;
baik dan dari Puskesmas kesehatan;
benar Jagakarsa, ibu c. Tersedianya
dengan 6 RW, ibu RT, dan fasilitas yang
langkah. kader kesehatan cukup
RW.02 dan 2 menunjuang
orang residen; kegiatan seperti
b. Pengetahuan tempat kegiatan,
keluarga tentang lembar balik.
penerapan
perilaku hidup
bersih dan sehat
pada anak usia
sekolah
meningkat
menjadi 93,9%;
c. Orang tua (ibu)
mampu
mempraktekkan
secara mandiri
mencuci tangan
yang baik dan
benar dengan 6
langkah.

2 Permainan Kamis, 21 a. Terselenggaranya a. Anak usia a. Sebagian besar Mendelegasikan


menyusun April permainan sekolah memiliki anak usia sekolah kepada orang tua
gambar 2016 di menyusun semangat dan tidak membawa untuk memantau
tentang Posyandu gambar, praktik antusias selama sikat gigi dan menerapkan
perilaku (bekas mencuci tangan mengikuti walaupun perilaku hidup
hidup bersih PAUD). yang baik dan kegiatan; sbelumnya sudah bersih dan sehat
dan sehat, benar dengan 6 b. Dukungan dari diberitahukan pada anak uasi
praktik langkah dan berbagai pihak oleh RW, RT, asekolah, walaupun
mencuci gosok gigi pada seperti orang tua, dan kader kegiatan mahasiswa
tangan yang anak usia sekolah RW, RT, dan dan kesehatan; telah berakhir.
baik dan yang dihadiri kader kesehatan; b. Air bekas
benar sebanyak 41 c. Tersedianya mencuci tangan
dengan 6 anak, 1 orang dari fasilitas yang kurang mengalir
Puskesmas cukup dengan baik
17

Waktu & Analisis Rencana Tindak


No Kegiatan Evaluasi
Tempat Pendukung Penghambat Lanjut
langkah dan Jagakarsa, ibu menunjuang sehingga
gosok gigi. RW, ibu RT, dan kegiatan seperti meninggalkan
kader kesehatan tempat kegiatan, genangan yang
RW.02 dan laptop, video, membuat becek
dosen; LCD, tong sekitar tempat
b. Pengetahuan anak dengan kran, praktik mencuci
usia sekolah sabun, tisu, sikat tangan.
tentang gigi, pasta gigi,
penerapan dan air.
perilaku hidup
bersih dan sehat
meningkat
menjadi 78,8%;
c. Anak usia
sekolah antusia
mengikuti
kegiatan
permainan
menyusun
gambar perilaku
hidup bersih dan
sehat;
d. Anak usia
sekolah mampu
mempraktekkan
secara mandiri
mencuci tangan
yang baik dan
benar dengan 6
langkah.

3 Penyebaran Senin, 25 a. Tersebarnya a. Media: poster di Tidak semua warga a. Peningkatan


media April media informasi sediakan dari mau membaca motivasi keluarga
informasi 2016 di tentang perilaku puskesmas media: poster yang dan anak usia
tentang Posyandu hidup bersih dan Jagakarsa; ditempelkan. sekolah
perilaku (bekas sehat berupa b. Dukungan dari menerapkan
hidup bersih PAUD). poster kepada 13 berbagai pihak perilaku hidup
dan sehat RT di RW.02 seperti orang tua, bersih dan sehat;
berupa Keluarahan RW, RT, dan dan b. Peningkatan
poster. Srengseng kader kesehatan. support dari
Sawah; semua pihak
b. Media: poster seperti tokoh
akan ditempelkan masyarakat, RW,
di papan RT, dan kader
pengumuman kesehatan
yang ada dan jika RW.02.
tidak ada papan
pengumuman
akan di tempal di
depan rumah
setiap RT.
18

3.7 Evaluasi Asuhan Keperawatan Komunitas


Evaluasi yang dilakukan dibuat secara garis besar berdasarkan hasil angket
yang disebarkan kembali kepada keluarga dan anak usia sekolah setelah mengikuti
serangkaian kegiatan, yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.15
Hasil Analisis (Setelah Implementasi) Pengetahuan, Sikap, Keterampilan
Keluarga tentang Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat pada
Anak Usia Sekolah di RW.02 Kelurahan Srengseng Sawah,
Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan, Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
Baik 31 93,9%
Pengetahuan
Kurang 2 6,1%
Baik 17 51,5%
Sikap
Kurang 16 48,5%
Baik 21 63,6%
Keterampilan
Kurang 12 36,4%
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Berdasarkan tabel 3.15 di atas, pengetahuan keluarga baik tentang perilaku
hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah sebanyak 31 (93,9%), sikap keluarga
baik tentang perilaku hidup bersih dan sehat pada anak usia sekolah sebanyak 17
(51,5%), dan keterampilan keluarga baik tentang perilaku hidup bersih dan sehat
pada anak usia sekolah sebanyak 21 (63,6%).

Tabel 3.16
Hasil Analisis (Setelah Implementasi) Pengetahuan, Sikap, Keterampilan Anak
Usia Sekolah tentang Penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di RW.02
Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan,
Mei 2016 (n=33)
Variabel Kategori Jumlah %
Baik 26 78,8%
Pengetahuan
Kurang 7 21,2%
Baik 27 81,8%
Sikap
Kurang 6 18,2%
Baik 31 93,9%
Keterampilan
Kurang 2 6,1%
Baik 32 97,0%
Peran orang tua
Kurang 1 3,0%
Sumber: survey Mahasiswa Aplikasi Program Magister Peminatan Komunitas FIK-UI Tahun 2015.
Tabel 3.16 di atas, pengetahuan anak usia sekolah baik tentang perilaku hidup
bersih dan sehat sebanyak 26 (78,8%), sikap anak usia sekolah baik tentang perilaku
hidup bersih dan sehat sebanyak 27 (81,8%), keterampilan anak usia sekolah baik
19

tentang perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 31 (93,9%), dan peran orang tua
anak usia sekolah baik tentang perilaku hidup bersih dan sehat sebanyak 32
(97,0%).

Anda mungkin juga menyukai