PENDAHULUAN
Produk Carbon nanotube (CNT) merupakan material masa depan oleh banyak
ilmuwan karena dapat diaplikasikan pada berbagai sektor, seperti sektor media,
entertainment, komunikasi, transportasi, kesehatan dan lingkungan (Kumar et al,
2010). Selain penggunaannya yang bisa diaplikasikan di banyak sektor, CNT juga
memiliki sifat-sifat yang menarik perhatian, yaitu lebih kuat daripada baja, lebih keras
daripada berlian, konduktivitas listrik yang lebih tinggi dari tembaga, konduktivitas
panas yang lebih tinggi dari berlian (Kumar et al, 2010). Namun, fabrikasi CNT untuk
skala komersil masih relatif terhambat karena terbentur pada proses yang mahal dan
sumber karbon yang masih terbatas.
Proses sintesis CNT dengan metode CVD (Chemical Vapor Deposition) telah
dilakukan Departemen Teknik Kimia sejak tahun 2015. Proses sintesis CVD dengan
bahan kamper dan substrat SS 316 yang telah dipreparasi secara Oxidative Heat
Treatment (OHT) telah dilakukan oleh Angelina (2017) dan Setiawati (2018) yang
berturut-turut menghasilkan CNT dengan yield 24,3% dan 39,7%. Hasil yield ini lebih
rendah dari penelitian sejenis yang dilakukan oleh Kumar dan Ando pada tahun 2003.
Mereka menghasilkan yield sebesar 90%. Penggunaan pelat pada substrat katalitik
pelat memberikan masalah pada penyebaran panas yang terjadi di dalam reactor,
dimana penggunaan pelat menghambat perpindahan panas secara konveksi yang
dilakukan oleh aliran gas di dalam reaktor.
Untuk mengatasi masalah tersebut, maka pada penelitian ini akan dilakukan
perubahan dari jenis substrat katalitik stainless steel. Jenis dari substrat yang akan
digunakan adalah wire gauze. Penelitian sintesis CNT dengan menggunakan jenis
substrat gauze telah dilakukan sebelumnya oleh Setiawati pada tahun 2018. Penelitian
membuktikan penggunaan substrat jenis gauze meningkatkan yield CNT sebesar 15%.
Meskipun begitu, hasil yield ini masih jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan hasil
oleh Kumar (2003), sehingga dibutuhkan optimasi dalam parameter sintesis CNT yang
akan dilakukan.
Jenis carrier gas memiliki peran yang penting dalam sintesis CNT. Carrier gas
harus bersifat inert dan tidak mudah terbakar. Pada penelitian – penelitian sebelumnya
carrier gas yang digunakan adalah Argon dikarenakan sifat – sifatnya sebagai gas
mulia. Pharsotam pada tahun 2007 melakukan penelitian yang membandingkan
beberapa carrier gas dengan CNT yang dihasilkan. Pada penelitian ini diketahui
penggunaan Nitrogen sebagai carrier gas dapat meningkatkan yield CNT hingga 20%
dibandingkan penggunaan Ar/H2 dan 15% dibandingkan Ar sebagai carrier gas.
Perbedaan yang signifikan ini dikarenakan terjadinya reaksi hydrogenation antara H2
dengan sumber karbon. Selain itu, penggunaan hidrogen pada reaksi dapat
mengoksidasi ferrocene yang mengurangi keaktifan ferrocene sebagai katalis (Fomin
et al, 2014). Penggunaan nitrogen sebagai carrier gas pada penelitian ini dipercaya
akan meningkatkan yield sintesis CNT.
Penelitian ini bertujuan melakukan sintesis CNT dengan sumber karbon kamper
dengan substrat gauze dan tambahan penggunaan ferrocene. Dalam sintesis CNT,
ferrocene akan berperan sebagai katalis dan iron precursor dengan biaya rendah dan
tidak karsinogenik (Keller et al, 2007). Peneliti akan meninjau pengaruh penggunaan
gas nitrogen dan hubungan antara komposisi massa ferrocene pada kamper. Dengan
adanya perubahan pada penelitian ini, diharapkan proses sintesis dapat meningkatkan
yield reaksi tanpa mengurangi kualitas CNT secara signifikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah untuk
penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh gas inert nitrogen terhadap kualitas dan kuantitas CNT
dengan menggunakan reaktor vertikal stainless steel 316 ?
2. Bagaimana pengaruh massa ferrocene terhadap kamper pada kualitas dan kuantitas
CNT yang dihasilkan?