Anda di halaman 1dari 38

LAPORAN KETERAMPILAN KAYU

SAMBUNGAN BIBIR LURUS MULUT IKAN

DI SUSUN OLEH :

Nama : Rahmatul fajrin maulandari

Kelas : PTB A – 2015

Nim : 15050534013

S1 PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

2017

DAFTAR ISI
Cover........................................................................................................................

Kata pengantar........................................................................................................

BAB I alat-alat praktik keterampilan kayu................................................................

BAB II bahan-bahan prakteik keterampilan kayu.....................................................

BAB III perawatan alat...............................................................................................

a. Mata ketam...........................................................................................
b. Mata pahat..............................................................................................
c. Mata gregaji............................................................................................
BAB IV prosedur kerja.............................................................................................
a. K3............................................................................................................
b. Persiapan bahan.....................................................................................
1. Memotong bahan..............................................................................
2. Mengetam muka 1,2,3,4.....................................................................
3. Pekerjaan pembuatan dan lain-lain....................................................
c. Sambungan bibir luus dengn mulut ikan.................................................
1. Alat..................................................................................................
2. Bahan.................................................................................................
3. K3.......................................................................................................
4. Prosedur kerja.....................................................................................
d. Gambar kerja.............................................................................................
e. Dokumentasi kerja.....................................................................................
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia,serta taufik dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah keterampilan kayu
sambungan bibir lurus dengan mulut ikan ini dengan baik meskipun banyak kekurangan
didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Hsan dani, pak umam, dan pak tohir
selaku Dosen mata kuliah keterampilan kayu di UNESA yang telah memberikan tugas ini
kepada saya.

Tak lupa pula marilah sama-sama kita khaturkan sholawat serta salam atas junjungan
nabi besar Muhammad SAW yang telah merubah jalan dari jalan kegelapan menuju jalan
yang terang menderang.
saya sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan kita mengenai sambungan bibir lurus dengan mulut ikan. Kami juga
menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan
makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
BAB I

ALAT-ALAT PRAKTIK KETERAMPILAN KAYU

A. TUJUAN.
1. Mahasiswa dapat mengenal alat yang ada di bengker kerja kayu.
2. Mahasiswa dapat menggunakan alat-alat yang ada di bengker kerja kayu.
3. Mahasiswa mengetahui cara memelihara alat-alat yang ada di bengker kerja kayu.
4. Mahasiswa dapat mengetahui cara mengamankan alat-alat yang ada di bengker kerja
kayu.

B. ALAT-LAT
1. Gergaji Manual
a. Gergaji Tangan

Digunakan untuk membagi-bagi kayu dalam beberapa bentuk potong yang


dikehendaki.

Ada bermacam-macam :

 Gergaji Tangan Pemotong


Digunakan untuk memotong kayu dan arah menggergaji adalah tegak lurus
terhadap arah urat kayu, dan posisi sudut 45o dari permukaan kayu.

 Gergaji Tangan Pembelah


Digunakan untuk membelah kayu dan arah menggergaji searah dengan arah urat
kayu dan posisi sudut 60o terhadap permukaan kayu.
 Gergaji Tangan Punggung
Digunakan pada pekerjaan kayu kecil dan halus, selalu menggunakan gigi gergaji
yang tajam.

Cara menggunakannya :

1). Tempat kayu pekerjaan pada satu stel klos penggergaji.

2). Tempat gergaji disudut kayu pekerjaan.

3). Kira-kira 3 tarikan gergaji membentuk sudut kurang lebih 25o turun berturut
sampai dengan nol terhadap bidang kayu pekerjaan.

 Gergaji Tangan Tarik


Digunakan pada penebangan pohon, memotong batang kayu yang besar dan
pemotongan dolok-dolok dan balok yang besar-besar.

Cara menggunakan :

1). Letakkan batang dolok atau balok kayu dalam posisi mendatar di atas kayu
bantalan yang dipasang dekat kedua ujung kayu di atas tanah.

2). Pengerjaan pemotongan balok kayu dilakukan oleh dua orang yang satu sama
lain bergantian saling menarik.

3). Menarik gergaji sambil jongkok dengan gerakanya saling berayun.


4). Demikian selanjutnya melakukan penggergajian dengan tekanan yang merata,
tarikan yang seibang sampai dengan pemotongan batang dolok atau balok
kayu itu putus.

Cara memeliharanya :

Daun gergaji tangan harus mendapat pemeliharaan dan perawatan yang baik.
Setiap akan melakukan penggergajian, mula-mula keasdaan mata gigi gergaji diperiksa
apakah tumpul, penguakanya kurang atau rusak. Yang akan mengakibatkan kurang
sempurnanya hasil penggergajian. Juga pada waktu akan menyimpan alat-alat tersebut
harus selalu dibersihkan dahulu dari segala kotoran kemudian diberi minyak/oli supaya
tidak dimakan karat.

 Gergaji Tangan Bentang


Digunakan untuk membelah dolok-dolok atau balok kayu yang besar-besar, dan
pekerjaan mengiris kayu yang lebar-lebar untuk papan.

Cara menggunakanya :

1). Siapkan dua buah kuda-kuda penggergajian untuk meletakan dolok atau balok kayu
yang akan digergaji dalam posisi membelah.

2). Dilakukan oleh dua orang, seorang memegang gergaji di atas dolok atau balik kayu
sambil berdiri dan seorang lagi memegang gergaji di bawanya sambil jongkok.

3). Dalam menggerakkan gergaji itu kedua orang itu saling menarik bergantian mengikuti
garis sipatan yang telah dilukis terlebih dahulu sesuai dengan ukuran yang dikehendaki.

4). Penarikan gergaji bentang oleh kedua orang tersebut harus dengan tekanan yang
merata agar supaya tidak menyimpang dari garis penyipat yang telah ditentukan.

5). Gunalan baji-baji, agar daun gergaji tidak terjepit pada kayu yang sedang digergaji.
6). Penarikan gergaji ke atas seolah-olah gigi-gigi gegaji tidak ada penyayatan, tetapi
waktu penarikan ke bawah gigi gergaji harus menyayat.

Cara memeliharanya :

Bila akan menyimpan alat tersebut harus selalu dalam keadaan bersih dari segala kotoran
kemudian diberi minyak pelumas supaya tidak berkarat.

 Gergaji Tangan Gerek


Digunakan untuk menggerek kayu yang berbentuk sisi lengkung dan cekung dalam
bentuk lingkaran. Panggung daun gergaji gerak lebih dari pada giginya dan dapat pula
digunakan untuk membuat kaki kursi yang antik serta untuk membuat lubang peti pengeras
suara.

Cara menggunakannya :

1). Tempatkan kayu pada bangku kerja dan teguhkan (tidak goyang) dengan
menggunakan penjepit.

2). Cara memegang tongkat gergaji cukup dengan ibu jari dan tiga jari lainnya,
sedangkan telunjuk searah dengan gergaji.

3). Doronglah gergaji dengan tekanan yang sama dan tarik kembali dengan
gerakan yang ringan.

4). Garis lukisan pada kayu pekerjaan harus diperhatikan hasilnya dapat lebih
baik dan betul.

Memelihara dan Menajamkan Gergaji


Setiap akan melakukan penggergajian, mula-mula keadaan mata gigi gergaji
diperiksa, apakah tumpul ? penguakannya kurang atau tidak. Alat-alat yang diperlukan untuk
merawat gergaji tangan :
1). Penjepit gergaji.

2). Plat baja penguak.

3). Alat untuk meratakan gigi gergaji kikir segi empat.

4). Alat untuk mengasah gigi gergaji adalah kikir segi tiga.

2. Gergaji Tangan Mesin


a. Gergaji Pita Kecil (Jig Saw)
Digunakan untuk memotong benda kerja, memotong bentuk-bentuk lengkung,
memperbesar lubang pada benda kerja, memotong lurus, memotong bersudut dan memotong
bentuk lingkaran.

Cara menggunakanya :

1). Membelah dan memotong lurus

Perlengkapan yang digunakan adalah pengatar pararel. Pengantar pararel


disematkan pada plat dasar mesin kemudian diukur dahulu jarak antara sisi
pengantar sampai sisi iris gergaji setelah itu kencangkan baut penjepit. Hidupkan
mesin dan jalankan dengan antaran pengantar perarel.

2). Menggergaji lubang

Pertama-tama, benda kerja digambari dan dibor pada bagian yang akan
dibuang. Diameter lubang disesuaikan dengan lebar bilah gergaji. Masukkan bilah
gergaji pada posisi awal, hidupkan mesin dan pembesar lubang sesuai dengan
batas-batasnya. Bila sudah terpotong semua, keluarkan bilah gergaji dari benda
tersebut.

b. Gergaji Bundar Berlengan (Radial Arm Saw)


Mesin gergaji yang daun gergajinya dapat digerakkan di atas meja sepanjang
lengan. Lengan dipasang pada tiang (column) yang dapat berputar 180o dan naik turun. Mesin
ini banyak gunanya baik di sekolah, perusahaan maupun industri.

Cara menggunakanya :

1). Siapkan kayu pekerjaan yang akan dipotong.

2). Pasang daun gergaji pemotong atau daun gergaji kombinasi.

3). Periksa kedudukan lengan terhadap pengantar dan daun gergaji terhadap meja,
apakah sesuai dengan pemotongan yang dibutuhkan.

4). Atur tudung pengaman berada 3 mm dari permukaan kayu pekerjaan.

5). Daun gergaji berada di belakang pengantar dan joke terkuci pada lengan
kemudian jalankan motor.

6). Simpan/letakkan kayu pekerjaan, dimana sisi tebal yang lurus merapat pada
pengantar, dan sisi lebar yang rata merapat pada meja.

7). Pegang penarik daun gergaji, buka kunci joke.

8). Menarik daun gergaji dengan gerakan merata dan teratur.

9). Bila pemotongan selesai, kembalikan daun gergaji pada posisi semula dan
kuncikan joke.

3. Ketam
a. Ketam tangan dari kayu

Ketam tangan dari kayu


Ketam ialah alat untuk menghaluskan serta meratakan permukaan kayu. Ketam terdiri
dari rumah ketam dan mata ketam. Rumah ketam terbuat dari kayu, lubang mata ketam
bersudut 45o terhadap bidang dasar rumah ketam. Supaya hasil pengetaman dapat diatur
maka pada mata ketam dipasang lidah ketam, yang berfungsi untuk mematahkan sisa
pengetaman. Ukuran mata ketam yaitu ¼ sampai dengan ½ cm. Mata ketam mempunyai
sudut penajaman 25o s/d 30o.

Macam-macam ketam yang sering digunakan :

1). Ketam pendek kasar (jack plane) s ketam tingkat.

2). Ketam pendek halus (smoot plane) (spoke shave).

3). Ketam panjang (jointer plane).

4). Ketam spooning (rabbet palne).

5). Ketam listrik

Hal-hal yang harus diperhatikan :

1). Pada permulaan mengetam jangan dipasang mata ketamnya terlalu banyak
keluar, sebab memukul mata ketamnya lebih masuk, adalah lebih mudah dari
pada menariknya kembali.

2). Menarik ketam kembali (mengatur lebih halus) boleh dilakukan dengan jalan
memukul rumah ketam itu pada bagian belakangnya (tumiting) dengan sebuah
palu besi, sambil memegang rumah ketam dan bajinya dengan tangan kiri.
Bajinya jangan dipasang terlalu kuat, karena dengan pukulan yang keras rahang
dari balok ketam (rumah ketam) mudah akar pecah.

3). Jagalah supaya bagian sebelah belakang dari mata ketamnya bagus letaknya
dalam rumah-rumah, terutama bagian atas dan bawahnya untuk menjaga agar
mata ketam tidak akan bergetar waktu dipakai (diadakan pengetaman) dan ini
akan terletak pada permukaan hasil pengetaman sebagai ombak-ombak kecil.
4). Jika waktu mengetam mata ketamnya tersumbat, janganlah dicoba mengeluarkan
sisa pengetaman (tatal) dengan benda dari besi, seperti dengan paku, sebab
dapat merusak mata ketam.

5). Baji atau pengunci mata ketam harus dibentuk sehingga tidak menahan sisa
pengetaman.

6). Hati-hati pada waktu membuka atau memasang skup lidah ketam, jangan sampai
terpeleset karena sisa mata ketam itu sangat tajam.

Cara menyetel ketam (Mengatur ketam) :


Biasanya baik ketam pendek maupun ketam panjang, diatas mata ketamnya

dilengkapi dengan lidah ketam (pematah tata sisi ketam). Lidah ketam ini gunanya untuk

memutuskan urat-urat kayu pengetaman sehingga bidang kayu yang diketam itu halus dan

licin (tidak kasar). Lidak ini dipasang di atas meja ketam dengan sebuah sekrup, sehingga

letaknya lidah ketam tetap pada tempatnya. Lidah ketam itu dipasang (distel) terhadap sisi

pemotong dan mata ketam kira-kira :

0,8 mm – 1,6 mm untuk metam kasar

0,4 mm – 0,8 mm untuk metam halus

Supaya letaknya mata ketam itu tetap dan teguh pada letaknya, maka mata ketam
itu diperkuat dengan baji. Untuk mendapatkan pengetaman (supaya ketam itu bekerja)
maka ketam harus distel, sehingga keluar sedikit dari telapaknya. Bila mata ketam itu
keluarnya sama rata dengan telapaknya, maka ketam itu tidak akan bekerja sedikitpun.

Langkah-langkah menyetel ketam :


1). Sediakanlah dan aturlah mata ketam dengan lidahnya (pematah tatal) sehingga
pemotong bebas dari sentuhan lidah ketam.

2). Setel lidah ketam terhadap sisi pemotong mata ketam kira-kira 0,8 mm – 1,6 mm
untuk ketam kasar atau 0,4 mm – 0,8 mm untuk ketam halus, dan baut mur
kencangkan sedikit agar lidah ketam tetap kedudukanya.

3). Taruhlah mata ketam tadi pada alur bangku kerja yang telah tersedia, sehingga
mata ketam mempunyai kedudukan berapat ke pinggir sudut alur dan teguh
(tetap stabil). Ambilah obeng tangan dan kencangkan skrup mur itu hingga
cukup kencang.

4). Pegang rumah ketam itu dengan tangan kiri dan masukkan mata ketam berikut
bajinya, dengan tangan kanan sehingga tepat pada kedudukannya.

5). Tekan mata ketam berikut baji dengan ibu jari kiri pada lubang ketam, dan
dilihat apakah mata ketamnya sudah cukup keluar.

6). Jika belum cukup keluar, pukullah ujung ketam sedikit demi sedikit dengan palu
setelah itu pukullah baji untuk mengunci pada rumah ketam.

7). Bila terlampaui banyak keluar ujung belakang dari dop besi rumah-rumah ketam
kita pukul dengan palu, agar mata ketamnya naik ke atas.

8). Dengan jalan demikian dapatlah keluar baji dan mata ketamnya dari rumah-
rumah ketam.

10). Buatlah percobaan mengetam pada kayu yang tidak dipakai (kayu bekas)
apakah hasil penyetelannya dan hasilnya cukup baik (tidak terlalu kasar)
apabila masih belum sempurna aturlah seperti langkah-langkah di atas.

b. Ketam tangan dari besi tuang

Ketam tangan dari besi tuang


Ketam adalah sebuah perkakas/ alat untuk menghaluskan serta meratakan
permukaan kayu. Ketam terdiri dari : rumah ketam dan mata ketam.

1). Ketam pendek kasar pelat (jack plane)

Ketam ini terbuat dari besi tuang pada permukaanya selain harganya mahal, pada
permukaan kayu hasil pengetaman biasanya terdapat goresan-goresan bekas sisi rumah ketam
terutama pada kayu lunak.

2). Ketam pendek halus pelat (smooth plane)

Ketam ini digunakan untuk menghaluskan permukaan kayu yang sudah diketam
oleh ketam pendek kasar. Hasil pengetaman dengan ketam ini sangat halus, rata dan licin.

c. Ketam listrik

Ketam ini digunakan untuk pekerjaan mengetam rata dan lurus permukaan kayu
dan mengetam rata lurus, siku-siku sisi tebal kayu.

Cara menggunakanya :

1. siapkan kayu pekerjaan.


2. Periksa kayu pekerjaan tidak terdapat benda-benda keras atau mata kayu yang
mungkin lepas sewaktu di ketam.
3. Periksa meja belakang sama tinggi dengan putaran pisau.
4. Aturlah pemakanan pisau antara 0,8 mm sampai dengan 1,6 mm, yaitu meja
muka lebih rendah dari meja belakang.
5. Aturlah tudung pengamanan hanya ada kebebasan 5 mm dari kayu yang akan
diketam.
6. Periksa baut pengantar dan tudung pengaman, pengunci meja apakah sudah terkunci
baik.
7. Jalankan mesin, mulai mengetam dengan tekanan tangan kiRi menekan kayu terhadap
meja awal pengetaman, tangan kanan hanya mendorong
8. setelah kayu lewat mata ketam kira-kira 20 cm, pidahkan tekanan pada meja
belakang, sedangkan tangan kanan tetap mendorong ke muka dengan menggunakan
blok pendorong.

4. Pahat
a. Pahat manual
Adalah suatu alat untuk memotong serat kayu. Berdasarkan pekerjaan pemotongan
yang bermacam-macam, maka dibuatlah bentuk-bentuk pahat yang disesuaikan dengan
pekerjaan tersebut. Antara lain sebagai berikut :

1). Pahat Tusuk

2). Pahat lubang

3). Pahat lubang tipis


Pahat manual
4). Pahat lubang berpunggung

5). Pahat lubang besar

6). Pahat kuku

7). Pahat engsel

Cara menggunakanya :

1). Kayu pekerjaan dijepit pada ragun atau ebaiknya kayu diduduki dekat ke sisi
bangku kerja sehinga kayu yan akan dilubangi mendapat tumpuan yang baik.
2). Tangkai pahat dipegang dengan tanan kiri dalam posisi tegak lurus bidang
tepat pada batas daris lukisan lubang, sedang tangan kanan mengayun palu
kayu tepat pada puncak tangkai.

3). Pada bagian sisi lebar garis lubang dapat diselesaikan dengan memakai pahat
tusuk yaitu memotong serat-serat kayu dalam posisi tegak lurus bidang.

4). Untuk kayu yang keras atau urat-urat kayu yang bolak-balik dapatlah
dilakukan dengan jalan dibor terlebih dahulu bagian-bagian yang akan
dilubangi kemudian baru dapat diselesaikan dengan menggunakan pahat
lubang tipis.

b. Pahat listrik (Bor tekan)

Pahat listrik (Bor persegi empat)

Mesin bor tekan ini termasuk perlengkapan bengker kayu yang penting, sehinga
dalam beberapa konstruksi membutuhkan pekerjaan pada mesin ini. Gunanya adalah
membuat lubang bulat dan lubang persegi dengan perlengkapan khusus.

Cara menggunakannya :

1). Siapkan dan lukislah kayu pekerjaan yang akan dibor persegi.

2). Pasang rangka pemegang pahat pada tempatnya.

3). Pasangkan pahat pada rangka bersama mata bor dengan diberi kebebasan
bagian bawah rangka, pahatnya 0,8 mm dan kencankan sedikit agar tidak
jatuh.

4). Masukkan mata bor yang sesuai dengan pahatnya.

5). Buka sekrup pemegang pahat dan naikkan pahatnya hinga rapat pada
rangka pemeganganya.

6). Perhatikan lubang pembuang kotoran, boleh disetel sebelah kiri atau
sebelah kanan orang yang sedang bekerja.
7). Jalankan mesin dahulukan pemotongan dada-dada lubang baik dada
sebelah kiri atau kanan.

8). Kerjakan pembuatan lubang hingga selesai.

9). Matikan mesin.

Tindakan Keselamatan Kerja :


1). Gunakan selalu pahat tusuk dalam keadaan tajam.

2). Pada bagian mata pahat sisi runcing dibuat dua sudut serong agar penusukan rata
tegak tidak memakan sisi sudut kayu. Demikian pula pada bagian lebar mata
pahat dibuat lengkung, supaya menghasilkan penusukan pahat yang lebih rata.

3). Penyimpanan pahat pada bak bangku kerja hendaknya diletakkan dengan mata
pahat ke bawah, untuk menghindarkan kerusakan mata pahat.

4). Pahat tusuk tidak boleh digunakan untuk pahat lubang. Demikian pula bila
dipukul-pukul tangkainya akan mudah pecah.

5). Dalam pekerjan membuat lubang tembus pekerjaan dilakukan pada dua bidang
permukaan atas dan bawah, supaya tidak pecah permukaan kayu.

6). Bila menggunakan pahat lubang tipis hendaklah menggunakan pahat lubang tipis
yang ukurannya lebih kecil sedikit dari ukuran dan penyelesaiannya dilakukan
dengan pahat tusuk.

7). Supaya kayu tidak pecah /belah terutama pada kayu yang berserat bolak-balik,
maka harus dibuatsederetan lubang kecil, kemudian harus dipahat dengan pahat
engsel.

 Bor-tangan listrik
Mesin bor tangan listrik digunakan untuk member, membuat lubang pada kayu, besi,
plastik, beton atau bahan lain. Jenis bahan benda kerja tersebut menentukan jenis mata bor
yang digunakan. Mesin bor hanya merupakan sarana pemutar mata bor, alat upam, alat
gosok, alat pencampur dan lan-lain.
Cara menggunakan :

1). Berilah tanda kedudukan yang sebenarnya dari pusat lubang dengan
menggunakan siku dan pensil kemudian beri tanda bekas kecil dengan
jarum tusuk.

2). Setelah lubang diberi tanda benda kerja harus diikat atau diklem.

3). Pilih ukuran yang tepat dari mata bor dan ikatkan mata bor ke dalam
cengkamanya.

4). Hubungkan kabel listrik pada sok kontak dinding.

5). Letakkan pucuk mata bor ditanda bekas yang telah dibuat dengan jarum
tusuknya.

5). Peganglah bor tangan tegak lurus pada benda kerja.

6). Hidupkan motor listrik dan borlah lubangnya, jangan terlalu banyak
menggunakan tekananya anda hanya mengantarkan perkakasnya.

7). Keluarkan mata bor dari lubang, ketika motor masih hidup.

8). Matikan motor dan simpanlah perkakas.

Cara pemeliharaan :

1). Jagalah agar perkakas selalu bersih, lubang ventilasi udara harus bebas dari
debu gergajian dan kotoran.

2). Setelah pemakaian harus dilumasi dengan oli + solar


3). Serahkan pada pandai listrik yang berpengalaman untuk memeriksa bor
secara teratur.

4). Janganlah membongkar bor kecuali cengkamanya.

5). Simpan perkakas secara layak setelah menggunakan alat tersebut.

Keamanan :

1). Jika perkakas mempunyai rumahan logam, maka kabel listriknya


mempunyai tiga kawat, yang satu ujungnya dihubungkan dengan tanah
(ground ).

2). Pastikan bahwa sok kontak dalam hal ini dilengkapi dengan sebuah sok
hubungan tanah (ground).

Siku
Siku di sini digunakan untuk menarik garis lukisan pada kayu pekerjaan di atas
permukaan dengan garis siku terhadap bidang lain yang telah diberi tanda paring.

Macam-Macam Siku :
1). Siku biasa

2). Siku serong

3). Siku goyang

4). Siku rangka

Cara Pemakaian Siku :


1). Letakkan Pegangan siku pada bidang permukaan kayu yang telah diberi
tanda paring, pegangan rapat terhadap bidang ini dilakukan baik untuk
menarik garis siku atau memeriksa siku dari hasil pengamatan.

2). Tarik garis lukisan pada kayu pekerjaan di atas bidang permukaan sesuai
dengan rencana pekerjaan.
3). Periksalah dengan cermat dan teliti hasil pengetaman sehingga benar-
benar daun siku dan menutup pada seluruh bidang permukaan yang telah
diketam.

Tindakan Pencegahan :
Hindarkan pemakaian dan penyimpanan yang bersifat ceroboh
menimbulkan kerusakan pada siku.

Pemeliharaan :
Siku diperiksa apakah sudutnya tetap 90o sebelum dan sesudah dipakai.
Harus diberi pelumas dengan minyak (olie) agar tidak berkarat, simpanlah
pada tempat yang tidak tersentuh alat tajam /keras.

Meteran

Meteran adalah suatu alat yang sangat penting dalam setiap macam pekerjaan.
Meteran ukuran yang biasa dipakai ada dalam 3 macam :

1). Meteran lurus /plat meter

2). Meteran lipat

3). Meteran gulung /rol meter


Pembagian kerja ukuran tertera dalam milimeter, centimeter, inci. Di Indonesia pada

umumnya dikenal dalam satuan cm, sedangkan diluar Negeri pada umumnya menggunakan

satuan inchi dan foot, dengan ketentuan :

1 foot = 12 inci atau 1 inci = 1/12 foot

1 inci = 2,54 cm atau 1 cm = 1/2,54 inci

1 cm = 10 mm atau 1 mm = 1/10 cm

Tindakan Pencegahan :

Dalam pemakaian meteran ini jangan sampai terjadi melilit atau menekuk karena pita

meternya mudah patah. Juga waktu menarik pita dari rumah-rumahnya jangan terlalu

keras mencapai maximal panjang sehingga mudah putus dan keluar dari rumah-rumahnya

atau putus dari pegas. Hal ini menyulitkan dalam memperbaikinya lagi.

Pemeliharaan :

Pemeliharaan meteran ini harus dimulai dengan minyak (olie) bila pekerjaan telah

selesai dan disimpan pada tempatnya, jangan sampai berkarat.

Potlot dan Kraspen


Potlot tukang kayu bentuknya dibuat lain dari potlot untuk menulis biasa. Bentuk

penampang potlot ini bulat telur, termasuk dalam golongan potlot keras. Gunanya untuk

menggambarkan /melukis garis konstruksi diatas bidang permukaan kayu pekerjaan.

Cara meruncingkan potlot ialah seperti bentuk pahat, sehingga menggaris dalam
satu kali menarik jadi tidak diputarkan potlotnya pda waktu menarik garis.
Adapun kraspen terbuat dari kawat baja keras dalam bentuk runcing tirus dan
diberi tangkai pemegang dari kayu kraspen digunakan untuk menetapkan garis lukis agar
hasil pekerjaan tepat.

Palu
Suatu alat pemukul di dalam pekerjaan kayu termasuk alat yang sangat diperlukan.

Palu berdasarkan bahan yang digunakannya terdapat dalam 3 macam, yaitu

1). Palu kayu

2). Palu besi

3). Palu karet /plastik

Cara Pemakaian :
1). Jangan memegang tangkai pada bagian ujung dan jangan dekat lehernya.

2). Pada pemukulnya paku pertama, paku dipegang oleh tangan kiri dan tangan kanan
mengayunkan palu hampir merupakan busur lingkaran baru setelah stabil
posisinya paku dipukul sekaligus dengan tangan kanan dalam keadaan keras.

3). Paku-paku ukuran kecil dapat dipukul dengan posisi kepala dibagian atas.

4). Mengeluarkan paku dapat dilakukan dengan memasukkan bagian kuku palu pada
badan paku yang akan dicabut/ dikeluarkan, kadang-kadang cara ini dirasakan
terlalu berat untuk mengungkit tangkainya, jadi sangat tergantung pada ukuran
paku yang akan dicabut/ dikleuarkannya.

5). Untuk itu pada pekerjaan mencabut/ mengeluarkan paku dalam kayu yang keras,
harus dipergunakan papan sebagai penahan, kemudian tangkai diungkitkan
setelah bagian kuku palu dimasukkan terhadap badan pakunya.

Perusut
Seluruh bagian dari perusut dibuat dari kayu kecuali penggoresannya terbuat dari
kawat baja yang keras dan runcing. Tongkat berbentuk kayu persegi panjang yang dijepit
pada lubang yang terdapat pada rumah-rumah (blok phone) dengan menggunakan baji. Ada 2
macam perusut : Perusut tunggal dan perusut kembar
Perusut tunggal digunakan untuk melukis satu garis sejajar terhadap sisi bidang
kayu memanjang yang telah diketam, sedang perusut kembar dapat melukis dua garis sejajar
sesuai dengan jarak dua garis yang telah ditentukan, seperti menarik garis sepooning dengan
perusut tunggal sedang lebar lubang sambungan dengan perusut kembar.

Perusut kembar terdiri dari dua tongkat menggunakan alur dan lidah pada kedua
sisinya sehingga dapat bergeser satu dengan lainnya dalam menentukan lebar lubang, selain
sistem baji sebagai penguat tongkat terdapat pula macam-macam perusut yang menggunakan
mur kupu-kupu dan pada bagian ujung dari salah satu tongkatnya terdapat alat penarik
penggores untuk menentukan lebar garis, sedang tongkat yang lainnya dengan penggores di
tanam pada tongkatnya.

Cara Pemakaiannya :
1). Memegang tongkat perusut dengan penjepit oleh telunjuk dan jari tengah,
sambil blok plane/ rumah-rumah perusut ditekan rapat terhadap bidang
permukaan kayu yang diberi tanda paring.

2). Tariklah perusut dari ujung muka ke belakang dengan menekan penggores
dalam tekanan yang merata.

Cara Pemeliharaannya :
Usahakan agar penggores selalu dalam keadaan runcing.

Kakak tua
Seluruh bagian terbuat dari baja, yang terdiri dari dua buah tangkai, sebuah engsel

yang menghubungkan dua gigi menjadi mulut mengatup, giginya disepuh dan ditajamkam

ukuran kakaktua dari 6 sampai dengan 10 inci.

Kakaktua digunakan untuk mencabut paku-paku yang digunakan untuk memotong


kawat-kawat asal giginya dalam keadaan tajam.
Cara Pemakaianya :

1). Letakkan sepotong papan pada kayu pekerjaan sebagai penahan/ pengganjal

kakaktua pada waktu mencabut paku.

2). Posisi kakaktua bidang mulut rata dengan papan penahan atau pengambil dan gigi

mengatup badan paku yang akan dicabut, sedang posisi luar lengkungan mulut

yang rata dan tegak lurus bidang permukaan papan penahan/ mengganjal dan gigi

mengatup dengan tangkai diungkit ke bawah, cara ini paku yang dicabut menjadi

bengkok.

3). Untuk mencabut paku-paku yang besar, dapat memakai cara, mula-mula paku

tersebut dibengkokkan dengan diungkitkan oleh kakaktua kemudian dicabut

sekaligus dengan meletakkan kakaktua dalam posisi melintang di bawahnya.

Obeng
Obeng/ pemutar sekerup itu ada bermacam-macam bentuknya, ada 5 macam, yaitu :

1). Obeng tetap.

2). Obeng tangkai penggerak.

3). Obeng derik.

4). Obeng incar/ spiral.

5). Obeng kembang /istimewa.

Ukurannya tergolong dalam besar dan kecil :

Cara Pemakaiannya :
1). Peganglah badan dekat mata obeng dengan tangan kiri.
2). Tepatkanlah mata obeng terhadap alur cowakan sekrup.

3). Tekan sambil memutar pegangannya dengan tangan kanan.

4). Tekan dengan berat badan sambil memutarkan tangkai penggerak dalam
posisi tegak lurus bidang.

5). Tekan dengan tangan kanan pegangan dan pegang tabung pengatur dengan
tangan kiri setelah distel alat pengatur arah putaran sama dengan obeng
derik atau obeng spiral.

Cara Pemeliharaannya :
Ujung obeng harus selalu diasah sehingga tidak mudah tergelincir/ meleset
dari alur sekerup, mata obeng diasah pada gerinda dengan cara memegang dalam
posisi melintang terhadap sisi muka batu gerinda tersebut.

Ada mata obeng yang tidak perlu digerinda, yaitu yang bentuknya lancip
kedua bidangnya dan sisi bagian bawah tebalnya disesuaikan dengan lebar alur
sekerup, matanya disepuh sehingga lama-lama menjadi satu sehingga harus ditempa
dan dikeraskan lagi. Untuk mencegah karat, obeng harus diberi pelumas dengan olie.

Baja Pengikis
Ialah sepotong pelat baja tipis yang dibuat dari bekas daun gergaji.

Cara pembuatannya ialah sebagai berikut :

1). Salah satu sisi dari plat baja dikikir hingga rata dan siku-siku, dan
serpihnya dibuang dengan batu gosok yang diberi minyak (olie).

2). Pilihlah bidang permukaan plat baja dengan sepotong baja berpenampang
bulat rata dan halus pada batang atau panggung dari pahat kuku yang
bundar sehingga mendapatkan serpih yang baru.

3). Pipihkan sisi plat baja untuk memindahkan dan memperbesar serpihnya ke
pinggir sebelah luar, dengan jalan digosok berulang-ulang sekuat-kuatnya
dengan alat penggilas tadi.

Cara pemakaiannya :
1). Baja pengikis tanpa pegangan ialah dengan ditarik dari muka ke belakang /
ke arah badan.

2). Baja pengikis yang menggunakan pegangan dengan jalan didorong ke


muka.

3). Jadi prinsipnya baja pengikis ini tidak jauh berbeda dengan mengikis kayu
menggunakan pecahan kaca.

Pemeliharaannya :

Sudah tentu baja pengikis itu mudah tumpul serpihnya, maka oleh karenanya
harus sering diperbaiki sebagaimana langkah kerja tersebut di atas.

KIKIR KAYU

Di dalam perdagangan ada 2 macam kikir kayu :

1). Kikir parut.

2). Kikir panggung.

Tentang kegunaannya dari kikir parut dan kikir punggung ialah untuk mengikir
benda-benda pekerjaan yang sulit diketam ataupun dipahat sehubungan dengan
terdapatnya serat-serat kayu yang bolak-balik atau pada bidang permukaan kayu terdapat
mata kayu. Mula-mula dikikir kasar dengan kikir parut dan selanjutnya dirapihkan
sehingga halus oleh kikir panggung.

Cara pemakaiannya :
1). Tangan kanan memegang tangkai, tangan kiri memegang ujung kikir.

2). Gosokkan kikir merata dengan posisi kikir serang dari bidang permukaan.

3). Setelah dikikir kasar, dilanjutkan dengan pengikiran halus dalam posisi
yang sama.

4). Alat yang lebih baik lagi dari kikir kayu ialah ketam parut.

Cara Pemeliharaannya :
Pada setiap kali setelah selesai mengerjakan pengikiran maka dengan seharusnya
bidang dan kikir selalu dibersihkan dengan sikat kawat sebelum disimpan pada tempatnya.

Ampelas (pengahalus)
Ampelas kertas/kain
Ampelas kertas digunakan untuk penghalusan akhir permukaan sebelum digunakan
lapisan rapih (cat, pernis, milamin, politur, cat penetrasi dan sebagainya), pengampelasan
dilakukan bila tidak digunakan lapis rapih lagi.

Cara Pengampelasan :

1). Kuatkan benda kerja pada bangku kerja atau antara pasak-pasak stop atau
dalam ragum

2). Mulailah pengampelasan dengan ampelas gosok kasar dan kemudian


digosok dengan ampelas sedang yang terakhir ampelas halus.

3). Tekan sedikit dan gerakkan bloknya maju-mundur pada arah sesuai dengan
serat kayunya.

4). Tepi-tepi bulat harus diampelas dengan menggenggam kertas ampelas,


sehinga berupa seperti mangkok dan mengerakkan kertas ampelasnya
searah serat sejauh mungkin.

5). Usahakan untuk menghidari gerak lingkaran atau pengampelasan


melintang serat kayu, karena hal ini dapat merusak serat kayunya.

6). Hilangkan kotoran debu yang terjadi dengan cara meniup atau menyapu
dengan kuas.
Mesin ampelas listrik
Cara menggunakannya :

1). Ikatkan benda kerja antara pasak stop bangku pada bangku kerja atau
dalam ragum (klem).

2). Letakkan mesin ampelas di atas ban kerja dan peganglah dengan kedua
belah tangan. Hal ini untuk memperoleh rasa dari mesinya.

3). Sebelum meghidupkan motor angkatlah mesin ampelas dengan kedua


belah tangan.

4). Hidupkan motor, turunkan mesin ampelas ke permukaan beda kerja.

5). Mesin ampelas harus diturunkan dengan kedudukan sedemikian rupa


sehingga arah mesin ampelas berjalan berimpit dengan serat kayu.

6). Sebelum mematikan motor mesin ampelas harus diangkat ke atas.

7). Usahakan mesin ampelas sejajar dengan serat kayu.

8). Gerakkan mesin ampelas maju, menyisi dan mundur.

Cara Pengamanannya :

1). Mintalah ijin dari Pengajar untuk menggunakan mesin ampelas.

2). Jangan menggunakan baju yang lepas (tidak berkancing)

3). Lidungi mata anda dengan meamakai perisai atau kaca mata debu.

4). Bila akan mengganti ban, lepas kontak sok dinding.

5). Letakkan selalu kedua belah tangan di atas mesin ampelas saat
pengapelasan.

6). Lepaskan mesin ampelas dari benda kerja, bila akan menghidupkan atau
mematikan motor.

7). Ban ampelas harus diletakkan pada sisinya (bukan pada badanya), bila
tidak dipakai.
8). Bila mesin ampelas dilengkapi dengan symbol yang diterima internasional
untuk isolasi rangkap, maka tidak ada atau tidak harus menyediakan
kawat hubungan tanah. Jadi kabel hanya berisi dua buah kawat hantar
saja.

Cara Pemeliharaannya :

Usahakan mesin ampelas selalu bersih, serta ikutlah petunjukpetunjuk pabrik


tentang perlumasan ulang dan pemeliharaan.

Penjepit Atau Klem

Ada tiga macam jenis penjepit atau klem, yaitu :

1). Penjepit panjang.

2). Penjepit berbentuk huruf F.

3). Penjepit berbentuk huruf C.

Ketiga macam alat penjepit ini seluruh bagian terbuat dari baja.
Kecuali penjepit berbentuk huruf F tangkai pemutar dibuat dari kayu yang
kenyal dan padat.

Cara pemakaiannya :
Tentukan ukuran jarak yang diperlukan dari blok penahan sampai dengan blok
penjepit dengan diganjal oleh dua potongan kayu bekas. Sebelum pekerjaan dijepit rapat
blok penahan telah dipaksa terhadap lubangnya.

Menjepit kayu pekerjaan menggunakan lem perekat kayu. Dan ada pula dengan
cara jarak jepitan dapat ditentukan langsung diantara blok penahan tetap dengan blok
penjepitnya dengan jalan memutarkan langsung tangkai pemutarnya.
Panjang pendeknya jarak yang akan dijepit sangat tergantung pada ukuran besar
kecilnya penjepit berbentuk F dan penjepit berbentuk C yang digunakan sesuai dengan
kebutuhan pekerjaan.

Cara pemeliharaannya :
1). Yang terpenting dalam pemeliharaan penjepit/klem ini adalah, pada bidang
ulirannya harus selalu dilunasi dengan minyak/ olie agar tidak macet/ sesat
pada waktu tangkai pemutar diputarkan.

2). Menggeserkan blok penahan pada penjepit panjang janganlah sekali-kali


dipukul dengan palu, hal ini akan mengakibatkan pecahnya blok penahan itu,
karena blok penahan terbuat dari baja tuang.

BAB II
BAHAN-BAHAN PRAKTIK KETERAMPILAN KAYU

Kayu merupakan salah satu meterial kontruksi yang paling banyak terdapat di alam
dan peryama di gunakan dalam sejarah umat manusia. Kayu sampai saat ini masih banyak
di gunakan sebagai bahan kontruksi bangunan untuk rumah tinggal, grdung jembatan,
bantalan kereta api dan lain-lain. Kayu di pilih segabai bahan kontruksi selain karena
alasan mudah di dapat, harga nya relatif murah dan memiliki niali estetika yang tinggi.
(frick, 1981) juga menyatakan bahwa material kayu akan selalu di butuhkan manusia
karena sifat utama yang dimiliki kayu yaitu merupakan kekayaan alan (natural recources)
yang tidak akan pernahmiliki sifat-sift spesifik yang tidak dimiliki oleh bahan lain.
Selain keuntungan kayu yang telah di sebutkan di atas kayu juga mempunyai
kekuatan yang tinggi (tekan sejajar atau tegak lurus serat) dan berat yang rendah di
banding kontruksi yang lain nya, mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap pengaruh
kimia(chemical attak), dan bersifat isolator. Namun demikian kayu kayu juga memiliki
kekurangan antara lain sifat kurang homogen dengan adanya cacat kayu, mata kayu,
beberapa bersifat kurang awet memuai dan menyusut dengan perubahan kelembaban
meski tetap elastis dan yang terutama adalah kayu yang mudah terbakar. Tidak semua
jenis kayu dapat di jadikan bahan kontruksi. Penilaian terhadap kayu di bedakan atas
kelas kuat dan kelas awet nya.
Di tinaju dari perencanaan mekanika, kontruksi kayu memiliki perbedaan dengan
kontruksi lain, seperti pada beton betulang atau abaj. Pada kontruksi kayu aka di temukan
kondisi sambunagn yang mungkin rigit seperti pada beton betulang atau pada kontruksi
baja. pada kontruksi kayu terdapat batasan deformasi atau displacement pasa sambungan
nya di mana batasan displacement sambungan yang di izinkan adalah sampai dengan 1,5
mm (felix, 1992).
Untuk alat sambung sendiri ada beberapa macam yaitu alat sambung perekat (epoxy),
pasak, paku dan baut. Efektifitas masing-masing alat sambung berbeda-beda tegantung
dari kkarakteristik masing-masing sambungan di mana keefektifitasab lat sambung
perekat dapat mencapai 100%, pasak 60%, paku 50%, dan baut 30% (felix, 1992)
BAB III
PERAWATAN ALAT

A. MATA KETAM
Memelihara dan Menajamkan Mata Ketam :

Yang menentukan baik buruknya hasil pengetaman dan kasar halusnya suatu

pekerjaan ialah tergantung mata ketamnya yang digunakan. Cara memelihara mata

ketam ialah dengan membersihkan dan mengasah sesudah dipakai. Lebih-lebih alat

pengasah mata ketam bisa memakai gerinda atau batu asah biasa.

 Mengasah mata Ketam Pada Gerinda :

Mata ketam yang sudah terlalu tumpul dan dalam keadaan rusak /tidak rata lagi

serta tidak siku terhadap sisinya/ cembung bevelnya sebaiknya digerinda terlebih

dahulu sebelum digosok pada batu asah. Gerinda ada 2 macam, yaitu : gerinda tangan

yang diputar dengan engkel dan diputar pada bejana yang diisi air dan ada pula
gerinda mesin. Apabila mengasah pada gerinda mesin mata ketam harus sering-sering

dimasukkan ke dalam air yang telah disediakan agar tidak cepat panas/ terbakar dan

aus. Demikian juga penekanan terhadap gerinda jangan terlalu keras sehingga mata

ketam akan mudah terbakar. Bila mata ketam sudah berubah bentuk, mengakibatkan

lembek dan tidak boleh dipakai.

Alat-alat perlengkapan yang harus dipersiapkan :

1. Kaca mata untuk mencegah pancaran api terhadap mata kita.

2. Siku-siku sebagai alat pemeriksa mata ketam.

3. Siku goyang sebagai alat pemeriksa sudut bevel mata ketam.

Cara Mengasah mata Ketam Pada gerinda :

1. Pegang mata ketam dengan disandarkan pada sandaran gerinda.


2. Mulai dari sudut digeserkan ke tengah hingga ke sudut satu lagi berulang kali
digeserkan ke kiri ke kanan dalam keadaan gerinda miringnya.
3. Selalu diperiksa bahwa sudut bevel mata ketam dalam posisi 25o – 30o
miringnya.
4. Untuk mata ketam kasar letaknya agak dilengkungkan sedang ketam halus
cukup
Sudutnya di tumpulkan dan matanya lurus atau rata
5. Pula mata ketam apakah telah siku terhadap sisinya.
6. Bila beram (serbuk baja yang belum lepas) telah membalik terhadap bidang
mulailah di gosok pada batu asah
7. Pada gerinda mesin terdapat alat pegangan mata ketam dan dapat diatur sesuai
dengan posisinya
8. Perhatikan jangan sampai mata ketam terbakar.
9. Mengasah Mata Ketam Pada Batu Asah :

10. Untuk mendapatkan mata ketam yang tajam dan halus, tidak cukup diasah

pada
Gerinda tetapi harus di gosok lagi dengan batu asah. Batu asah terdiri dari dua

lapis yaitu bagian kasar dan bagian halus. Untuk maata ketam yang di anggap

tumpul langsung di gosok pad batu asah bagian kasar kemudian di haluskan

lagi dengan bagian halus. Untuk mata ketam hasil di gerinda dapat langsung di

asah dengan bagian yang halus.

Cara Menggosok Mata Ketam Pada Batu asah :

1. Pegang mata ketam yang akan diasah dengan keempat jari, tangan kiri berada di atas

sedangkan ibu jari berada di bawah.

2. Mata ketam didorong dan ditarik ke muka dan ke belakang dengan tidak berubah

posisi sudut bevel dari mata ketam.

3. Menggosokkan mata ketam merata pada seluruh bidang batu asah, agar batu asah

terhindar dari cekung sebelah.

4. Setiap menggosok mata ketam harus diberi minyak pelumas dan penekanan tidak

terlalu keras.

5. Periksalah hasil penggosokan mata ketam dengan diraba apakah sudah halus dan

tajam.

C. MATA PAHAT

1. Penyimpanan alat sesuai dengan macam dan bentuknya, baik di kamar alat ataupun
pada bak bangku kerja.
2. Pahat yang tidak dipakai harus diberi oil /diolesi agar tidak berkarat.
3. Untuk mata pahat yang tidak siku harus diasah dan dibentuk pada gerenda.
4. Mengasah mata pahat pada gerinda harus dijaga jangan sampai hangus terbakar
karena panasnya, karena itu harus diberi air.
5. Bila mata pahat pada sisi runcingnya sudah terasa bram membalik, asahlah pada batu
gosoklah hingga terasa tajam.
6. Menajamkan pahat kayu dapat dilakukan dengan jalan dikikir.

D. MATA GREGAJI
Setiap akan melakukan penggergajian, mula-mula keadaan mata gigi gergaji
diperiksa, apakah tumpul ? penguakannya kurang atau tidak. Alat-alat yang
diperlukan untuk merawat gergaji tangan :

1. Penjepit gergaji.
2. Plat baja penguak.
3. Alat untuk meratakan gigi gergaji kikir segi empat.
4. Alat untuk mengasah gigi gergaji adalah kikir segi tiga.

Perawatan Gergaji meliputi:

Cara meratakan gigi sama tinggi :


a. Tempatkan gergaji pada besi penjepit dengan posisi memegang
tangkai di sebelah kanan
b. Gunakan kikir segi empat rata dan diletakkan diatas gigi sepanjang
gregaji
c. Mulai mengikir dari awal hingga akhir sampai gigi rusak dengan gigi
Yang lain

Cara menyamakan bentuk gigi :


a. Letakkan miringnya kikir sehingga masuk dalam ruangan gigi gergaji.
b. Mengikir melintang dan tegak lurus pada daun gergaji.
c. Mengikir ruangan gigi berikutnya hingga sama rata dengan ruangan
gigi yang lain.
d. Mengikir hingga mencapai sisi teratas (sama tinggi).
e. Semua ruangan gigi dikikir sampai sama dalamnya dan menghasilkan
bentuk gigi yang sama pula.

Cara menguak dan memekarkan gigi :


a. Letakkan gergaji pada penjepit gergaji dengan posisi pemegangan di sebelah kanan.
b. Mengatur gegeb kuak sesuai dengan bukan gigi gergaji yang diperlukan.
c. Lebih praktis bila menggunakan penguak gergaji dari plat baja.
d. Letakkan gegeb penekan tetapi pada dalam pusat gigi-gigi.
e. Tekan pegangan gegeb penguak dengan tekanan yang sama.
f. Bila menggunakan plat baja penguak, tekanlah tangkainya ke bawah dengan tekanan
yang sama pada tiap-tiap gigi.
g. Dengan melewati satu lagi, mekarkan gigi berikutnya.
h. Ulangi langkah 4 dan 5 hingga sampai pegangan gergaji.
i. Buka gergaji dirinya dan putar sehingga pegangan gergaji berada disebelah kiri dan
jepitlah kembali.
j. Dimulai dengan melewati gigi yang telah dimemarkan mulailah dengan gigi yang lain
dengan cara yang sama.

Bentuk Kikir yang Digunakan

Untuk mengikir mata gergaji digunakan kikir bentuk segi tiga terus ke ujung,

ukuran kikir ditentukan menurut banyaknya gigi dalam tiap inchi.

Cara Mengikir Mata Gigi Gergaji Potong :


a. Tempatkan gergaji potong pada penjepit dengan pegangannya disebelah kanan dan
gigi disebelah atas.
b. Periksalah gigi pertama dari sebelah kiri supaya mekarnya ke depan.
c. Letakkan kikir pada kuakan gigi lalu didorong ke muka membentuk sudut  65o
menuju pegangan gergaji.
d. Tekanan waktu mengikir hanya waktu mendorong ke muka.
e. Pengikiran melewati satu ruangan gigi ke kanan.
f. Lanjutkan pengikiran gigi sampai akhir dekat pegangan.
g. Buka gergaji dari penjepit kemudian putar hingga pegangan gergaji berada disebelah
kiri.
h. Mulai letakkan kikir dalam kuakan gigi pada panggung gigi yang dimekarkan
menjauhi kita.
i. Pengukir melewati satu ruangan ke kiri sampai selesai.

Cara Mengikir Mata Gigi gergaji Pembelah :


a. Mengikir gergaji belah sama dengan mengikir gergaji potong.
b. Cara meletakkan kikir dalam posisi tegak lurus terhadap daun gergaji

BAB IV
SAMBUNGAN BIBIR LURUS DENGAN MULUT IKAN

Type sambungan bibir lurus dengan mulut ikan ini biasa di gunakan pada balok kayu
dengan arah memanjang. Untuk detailnya perhatikan gambar di bawah ini :
A. ALAT
1. Mistar ukur/meteran
2. Gergaji pemotong tangan
3. Gergaji pembelah tangan
4. Ketam tangan manual
5. Siku besi
6. Obeng
7. Perusut
8. Pensil
9. Palu kayu
10. Palu besi
11. Batu asah
12. Bangku kerja
13. Pahat lubang 1 ¼ “
14. Pahat tusuk 1 ¼ “
15. Alat kikir
16. Lem kayu

B. BAHAN
Kayu balok hasil ketaman manual dengan panjang 60 cm

C. KESELAMATAN KERJA
1. Berdo’a sebelum memulai pekerjaan/praktik.
2. Membersihkan lantai yang akan digunakan untuk praktik.
3. Memakai jas lab
4. Menjaga alat – alat dan perlengkapan kerja lainnya dengan tertata rapi.
5. Menggunakan alat sesuai dengan fungsi dan kegunaannya.
6. Tidak boleh bergurau saat praktik.
7. Berhati-hati dalam melakukan praktik.
8. Berhati-hati dalam membuat sambungan sambungan dengan pena tegak dada
serong. supaya tangan tidak terluka.
D. PROSEDUR KERJA

1. Siapkan alat-alat seperti yang telah disebut di atas, letakkan di bangku kerja
yang telah dibersihkan. Letakkan alat dengan rapi.
2. Jika alat yang ada kurang baik, perbaiki dulu sampai alat siap untuk
digunakan.
3. Jika peralatan sudah siap mintalah bahan praktik kepada instruktur yang
bertugas.
4. Ketamlah muka I, II, III dan IV seperti pernah saudara lakukan pada job
sebelumnya.
5. Jika kayu sudah siap, perhatikan gambar kerja.
6. Lukis benda kerja seperti gambar kerja di ujung batang kayu saudara.
7. Buatlah bentuk sambungan dengan menggunakan gergaji pemotong dan
pembelah tangan srta pahat.
8. Jika permukaan gambar kerja telah rata maka potonglah bendakerja menjadi
dua.
9. Lakukan langkah 6-8 kembali dengan seksama.
10. Jika sudah, pasangan keduabentuk sambungan tersebut.
11. Sambungan harus rapat, rata, dan halus.
12. Periksakan pekerjaan saudara pada instruktur.
13. Serahkan benda kerja kepada instruktur, untuk dievaluasi.

f. GAMBAR KERJA

Anda mungkin juga menyukai