PENDAHULUAN
Beton adalah suatu campuran yang terdiri dari beberapa bahan batuan yang
direkatkan oleh material pengikat. Beton terbuat dari campuran butiran batu halus
dan kasar (agregat), semen dan air (Sutikno, 2014). Material alam umum
digunakan sebagai campuran dari beton adalah pasir, kerikil, semen dan air.
Namun, salah satu kelemahan beton adalah berat sendirinya yang cukup besar,
disebabkan oleh agregat yang menempati (60% - 75%) dari volume total beton
apabila dibandingkan dengan bahan campuran beton yang lain (Astanto, 2001).
Namun saat ini munculah berbagai inovasi baru seiring majunya teknologi
seperti beton ringan dan kuat menggunakan berbagai material tambahan yang bisa
dipakai untuk memperkuat beton ringan. Adapun beton ringan yang muncul
karena berbagai alasan salah satunya adalah karena sering terjadinya gempa-
gempa kuat yang terjadi beberapa tahun ini. Munculnya inovasi beton ringan
dikarenakan semakin ringan bobot bangunan maka semakin kecil pula beban
gempa yang dipikul. Di antara cara pembuatan beton ringan yang telah diterapkan
yaitu dengan memakai Styrofoam sebagai pengganti agregat kasar. Beberapa
nama produk yang telah dibuat: STYROFOAM T-MASS Tecnology (The Dow
Chemical Company, 2005) dan Sandwich Panel(Sarana Utama Sukses).1
1
Pemanfaatan Limbah Styrofoam Pada Pembuatan Beton Ringan (https://repository.unri.ac.id)
Tidak hanya menggunakan Styrofoam tapi kami juga menggunakan abu sekam
padi berlandaskan hasil penelitian (Yulianto, 2005) menunjukkan bahwa secara
umum beton ringan sekam padi yang tidak direndam menghasilkan kuat tekan
yang lebih tinggi daripada yang direndam. Beton ringan sekam padi untuk seluruh
variasi campuran dapat digunakan sebagai bahan bangunan khususnya untuk
elemen non struktural dan struktur ringan/sangat ringan. Regangan yang
dihasilkan jauh diatas beton normal (0,002-0,003) sehingga beton ringan sekam
padi lebih daktai (tidak getas).
Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran kulit padi. Warna abu sekam padi
dari putih keabu-abuan sampai hitam, warna ini tergantung dari sumber sekam
padi dan suhu pembakaran. Jumlah sekam padi yang dihasilkan sekitar 20% - 33%
dari berat padi dan tiap tahunnya dihasilkan sekitar 137 juta ton. Sisa pembakaran
sekam padi yang berupa abu sekam memiliki kandungan silika yang tinggi, yaitu
94 - 96 % (Houston, 1972). Kandungan oksida silika (SiO2) yang tinggi
memberikan sifat pozzolanik yang baik pada abu sekam padi jika dimanfaatkan
sebagai bahan tambah parsial pada semen dan bermanfaat untuk peningkatan
kekuatan beton, mempunyai sifat pozzolan dan mengandung silika yang sangat
menonjol, bilsa unsur ini dicampur dengan semen akan menghasilkan kekuatan
yang lebih tinggi.
Cara yang dipilih dalam pembuatan beton ini adalah memproses dan
memanfaatkan Styrofoam dan batu apung sebagai mix agregat, menggunakan Fly
ash dan abu sekam padi sebagai mix semen, karena sesuai prinsip bahwa fungsi
agregat adalah pengisi di dalam campuran beton. Dalam jangka panjang,
mengolah dan menggunakan Styrofoam bekas sebagai agregat beton ringan non-
struktural, dapat berarti ikut melestarikan batuan alam karena mengurangi
kebutuhan untuk menambang agregat alami yaitu batu dan pasir. (Giok Swan,
2014).
1.2.RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1.2.1 Apakah dengan mensubtitusi agregat kasar pada beton ringan dengan
batu apung dan limbah Styrofoam mampu menghasilkan beton ringan
dan berat jenis < 1900 kg/m3?
1.2.2 Bagaimana pengaruh beton dengan abu sekam padi dan Fly ash sebagai
substitusi semen terhadap ketepatan mutu f’c 30 MPa?
1.2.3 Bagaimana kelebihan dari karakteristik yang dimiliki oleh abu sekam
padi dan limbah Styrofoam sebagai bahan campuran beton?
1.3. TUJUAN
Berdasarkan masalah yang rumuskan di atas, tujuan dalam penelitian ini
adalah :
1.3.1 Untuk mengetahui pengaruh subtitusi bahan Styrofoam dalam campuran
beton ringan non - struktural.
1.3.2 Untuk mengetahui pengaruh beton dengan abu sekam padi dan Fly ash
sebagai substitusi semen terhadap ketepatan mutu f’c 30 MPa.
1.3.3 Untuk mengetahui kelebihan dari karakteristik yang dimiliki oleh abu
sekam padi dan limbah Styrofoam sebagai bahan campuran beton.
1.4. MANFAAT
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah :
1.4.1 Bagi pemerintah; dapat memberikan masukan dalam penanganan
limbah memanfaatkan limbah Styrofoam dan abu sekam padi untuk
mereduksi jumlah limbah.
1.4.2 Bagi masyarakat, dapat memberi informasi mengenai pemanfaatan
limbah Styrofoam dan abu sekam padi dalam pembuatan beton ringan
sehingga masyarakat dapat memanfaatkan limbah Styrofoam dan abu
sekam padi dengan bijak.
1.4.3 Bagi akademisi, dapat memberikan informasi dan motivasi untuk
mengembangkan riset yang ada mengenai limbah terutama limbah
Styrofoam dan abu sekam padi dalam pembuatan beton ringan yang
memenuhi persyaratan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beton
Beton merupakan bahan dari campuran antara Portland cement, agregat halus
(pasir), agregat kasar (kerikil), air dengan tambahan adanya rongga-rongga udara.
Campuran bahan-bahan pembentuk beton harus ditetapkan sedimikian rupa, sehingga
menghasilkan beton basah yang mudah dikerjakan, memenuhi kekuatan tekan
rencana setelah mengeras dan cukup ekonomis (Sutikno, 2003:1).
SEMEN
PASTA
AIR SEMEN
BETON
S
PASIR
AGREGAT S
KERIKIL
S
Gambar 2.1. Skema Bahan Susun Beton
(Asroni,Ali.2010)
Struktur bangunan sebagian terbuat dari beton. Beton juga memiliki
keunggulan dan kekurangan yang perlu ditimbangkan. Keunggulan dari
penggunaan beton dalam sebuah bangunan yaitu :
a. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah, sehingga mudah retak. Nilai kuat
tarik beton berkisar antara 9% - 15% dari kuat tekannya.
b. Kekurangan tersebut perlu diberi baja tulangan (Mulyono,Tri.2004).
c. Konstruksi dari beton itu berat sekitar 2400 kg/m3. Sehingga jika dipakai
pada bangunan harus menempatkan pondasi yang cukup besar dan kuat.
d. Untuk memperoleh hasil beton dengan mutu yang baik, perlu biaya
pengawasan sendiri dan membutuhkan ketelitian yang tinggi.
e. Konstruksi beton tidak dapat dipindah, jika dibongkar maka beton menjadi
tidak berguna.
f. Memiliki daya pantul suara yang besar.
2.2 Beton Ringan
Ringan Ringan
Kuat Tekan Berat Isi
(MPa) Kg/m3
Struktural:
_ _
Minimum
Perit atau vemikulit
Sangat ringan _ 800
sebagai isolasi:
Maksimum
Fly ash /Abu Terbang adalah limbah padat yang terdiri dari
partikel-partikel halus yang muncul dengan gas buang pembakaran dan
diangkut dari ruang batubara pada pembangkit listrik tenaga uap. Pembangkit
listrik tenaga uap (PLTU) melakukan proses pembakaran batubara dengan cara
ditumbuk dan ditiup dengan udara ke ruang bakar boiler di mana ia segera
menyatu, menghasilkan panas dan memproduksi residu mineral cair. Tabung
boiler mengekstrak panas dari boiler pendinginan gas buang dan menyebabkan
residu mineral cair yang mengeras dengan membentuk abu. Partikel abu kasar
disebut sebagai bottom ash atau slag jatuh ke bagian bawah ruang pembakaran,
sementara ringan partikel abu halus disebut Fly ash tetap
tersuspensi dalam gas buang. Sebelum melelahkan gas buang Fly ash
dihapus oleh perangkat kontrol emisi partikulat seperti debu elektrostatis atau
rumah kantong kain filter. Jadi sisa hasil pembakaran dengan batubara
menghasilkan abu yang disebut dengan Fly ash dan bottom ash.
Batubara sebagai bahan bakar yang digunakan di PLTU. Dengan akibat
naiknya harga minyak, maka banyak perusahaan yang beralih menggunakan
batubara sebagai bahan bakar untuk menghasilkan steam (uap). Dengan
menggunakan batubara itu sebuah peridustian menciptakan limbah dari batu
baru yang berupa Fly ash dan bottom ash. Fly ash ini
paling sering digunakan sebagai pozzolan dalam aplikasi PCC. Pozzolans
adalah bahan mengandung silika atau silika dan alumina, yang dalam bentuk
halus yang terpisah dan di hadapan air, bereaksi dengan kalsium hidroksida
pada suhu biasa menghasilkan senyawa semen. oleh karena itu Fly ash
dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan daya tahan beton.
Abu sekam padi merupakan hasil dari sisa pembakaran sekam padi,
Abu sekam padi merupakan salah satu bahan yang potensial digunakan di
Indonesia karena produksi yang tinggi dan penyebaran yang luas. Bila abu
sekam padi dibakar pada suhu terkontrol, abu sekam yang dihasilkan dari sisa
pembakaran mempunyai sifat pozzolan yang tinggi karena mengandung silika.
NO KOMPONEN PERSENTASE
KOMPOSISI (%)
1 SiO2 94,5
2 AlO3 1,05
3 Fe2O3 1,05
4 CaO 0,25
5 MgO 0,23
6 SO4 1,13
7 CaO (bebas) -
8 Na2O 0,78
9 K2O 1
Dari tabel diatas, terlihat bahwa abu sekam padi mempunyai
kandungan silika hingga 94%. Komposisi silika yang cukup besar pada
abu sekam padi, membuat abu sekam padi menjadi bersifat pozzolan yang
bila dicampur dengan semen menghasilkan kekuatan yang lebih tinggi.
2.7 Coating
Kekuatan maksimal beton hanya terletak pada kuat tekan yang tinggi dan
beton juga menghasilkan kuat tarik tapi sangat kecil kira-kira 10 % dari kuat
tekannya. Jadi yang perlu mendapat perhatian maksimal pada kekuatan beton
hanya kuat tekannya, apabila kuat tekannya tinggi, maka sudah tentu sifat-sifat
yang lain juga baik. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah
faktor air semen, sifat dan kualitas bahan, perbandingan bahan susun, slump, cara
pengerjaan, dan perawatan beton. (SNI-03-1974-1990).
Kuat tekan beton adalah besarnya beban maksimum persatuan luas, yang
menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani dengan gaya tekan tertentu
yang dihasilkan oleh mesin tekan. Kuat tekan beton ditentukan oleh perbandingan
semen, agregat halus, air, dan berbagai jenis bahan tambahan (Tjokrodimuljo,
1996). Perbandingan air dengan semen merupakan faktor utama dalam
menentukan kuat tekan beton, kuat tekan beton dapat dihitung dengan
P N
f’c: ( ) ................................................................................... (1)
A mm2
DESKRIPSI KARYA
d. Air Air yang digunakan pada pembuatan beton ini adalah air
yang berasal dari PDAM yang ada di Laboratorium Beton Jurusan Teknik
Sipil Fakultas Teknik Universitas Negeri Surabaya.
Kekuatan beton rata rata pada mix design ini di targetkan kekuatan yang
hendak di capai adalah beton dengan kekuatan 30 mpa
Penentuan nilai w/c : dari grafik yang ada dan penggunaan agregat yang
ada. Dihasilkan kadar air semen bebas adalah 0,48.
Jenis semen : pada campuran beton kuat tekan ini di gunakan semen
originaly portland semen
Jenis agregat :
Agregat kasar : batu kerikil
Agregat halus : pasir alami
Penentuan nilai slump : ditetapkan nilai slump 75-150 mm
Ukuran agregat maksimum : di tetapkan sebesar 20 mm
Penentuan kadar air bebas :
Data :
Slump rencana : 75 – 150 mm
Ukuran aggregat maksimal : 20 mm
Slump 0 – 10 10 – 30 30 – 60 60 – 100
Ukuran Tipe
agregat agregat
maks.
10 Tak pecah 150 180 205 225
Pecah 180 205 230 250
20 Tak pecah 135 160 160 195
Pecah 170 190 190 225
30 Tak pecah 115 140 160 175
Pecah 155 175 190 205
Dari tabel di peroleh nilai kadar air bebas :
Semen
Semen yang di butuhkan sebagai berikut :
Fly ash = 325 x 50 % = 162,5 kg/m3
Abu sekam = 325 x 20 % = 65 kg/m3
Semen = 325 – 162,5 – 65 = 97,5 kg/m3
Agregat kasar
Batu apung = 568,74 x 75 % = 426,55
Styrofoam = 568,74 x 8 % = 45,499
Kerikil = 568,74 – 426,55 – 45,499 = 96,691
Volume silinder :
V = ∏ x r2 x t
= 0,0053 m3
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya Material Untuk 1 Silinder Beton Inovasi
Berdasarkan tujuan dan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka
dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut.
b. Komposisi campuran beton dengan kuat tekan rencana 30 MPa pada umur 28
hari untuk 1 benda uji silinder dengan diameter 150 mm dan tinggi 300 mm
sebagai berikut:
c. Pasir : 3,468 kg
g. Styrofoam : 0,241 kg
1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai proporsi abu sekam dan fly
ash yang ditambahkan pada beton ringan untuk menghasilkan kuat tekan yang
lebih tinggi.