Wa0016
Wa0016
Disusun oleh:
1. Salehah (04184746)
2. Fatrawaty R.A (04184747)
3. Hikmatul Azizah (04184749)
4. Husna Raharusun (04184750)
5. Isma Nur Hikmah (04184751)
6. Luluk Hasna Putri (04184752)
7. Milnawati (04184753)
8. Nadya Icha Safitri (04184754)
Dosen pengampu :
Riza Yulina Amri.,S.kep.,Ns.,M.kep
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya, sehingga penulis berhasil menyelesaikan
makalah ini yang berjudul Komunikasi Terapeutik, Komunikasi Terapeutik Pada
Pasien Dengan Penyakit Kronis, dan Komunikasi Terapeutik Pada Keluarga. Adapun
tujuan penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Komunikasi Dalam
Keperawatan semester II.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun selalu di harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi
penulis dan khususnya pembaca pada umumnya.
Yogyakarta,
Penyusun
Daftar Isi
Kata pengantar……………………………………………..
Daftar isi…………………………………………………….
BAB I Pendahuluan
A. Latar Belakang………………………………………….
B. Rumusan Masalah………………………………………
C. Tujuan…………………………………………………...
BAB II Tinjauan Pustaka
BAB III Penutup
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan keseharian kita tidak akan pernah terlepas dari kegiatan
komunikasi bahkan hampir seluruh waktu yang kita habiskan adalah untuk
berkomunikasi dengan orang lain.
Manusia sebagai pribadi maupun makhluk social akan saling berkomunikasi
dan saling mempengaruhi satu sama lain dalam hubungan yang beraneka ragam,
dengan gaya dan cara yang berbeda pula. Komunikasi merupakan dasar dari seluruh
interaksi antar manusia.Interaksi manusia baik antara perorangan, kelompok maupun
organisasi tidak mungkin terjadi tanpa komunikasi. Begitupun dalam interaksi
keluarga, baik antar pribadi anggota keluarga, orang tua dengan anak maupun dengan
keluarga yang lain sebagai perorangan , kelompok maupun sebagai keluarga itu
sendiri.
Seberapa jauh komunikasi berperan penting dalam kehidupan manusia dan
waktu yang diluangkan dalam proses komunikasi sangat besar, timbul pertanyaan
berapa banyak waktu yang digunakan dalam proses komunikasi di dalam keseharian.
Adapun bentuk kegiatan komunikasi yang digunakan untuk menulis, untuk membaca,
dan untuk berbicara serta untuk mendengarkan orang lain berbicara, Hal tersebut
membuktikan bahwa komunikasi sangat memiliki peran yang penting dalam
kehidupan sosial manusia, dengan kata lain komunikasi telah menjadi jantung dari
kehidupan kita.
Komunikasi amat berperan penting dalam menjelaskan segala sesuatunya,
banyak orang yang salah memahami makna pesan yang di sampaikan akibat pola
komunikasi yang salah.
Selain berkomunikasi dengan pasien, perawat juga berkomunikasi dengan
anggota tim kesehatan lainnya.Sebagaimana kita ketahui tidak jarang pasien selalu
menuntut pelayanan perawatan yang paripurna. Sakit yang diderita bukan hanya sakit
secara fisik saja, namun psiko (jiwanya) juga terutama mengalami gangguan emosi.
Penyebabnya bisa dikarenakan oleh proses adaptasi dengan lingkungannya sehari-
hari. Misalnya saja lingkungan di rumah sakit yang sebagian besar serba putih dan
berbeda dengan rumah pasien yang bisa beraneka warna. Keadaan demikian
menyebabkan pasien yang baru masuk terasa asing dan cenderung gelisah atau takut.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian komunikasi terapeutik?
2. Apa tujuan komunikasi terapeutik?
3. Bagaimana proses komunikasi terapeutik?
4. Apa pengertian komunikasi terapeutik pada keluarga?
5. Apa saja ciri-ciri komunikasi terapeutik pada keluarga?
6. Apa saja bentuk komunikasi teraputik pada keluarga?
7. Bagaimana komunikasi terapeutik pada pasien yang terkena penyakit kronis?
C. Tujuan
1. Agar bisa mengetahui komunikasi terapeutik
2. Agar bisa mengetahui komunikasi terapeutik pada pasien yang terkena penyakit
kronis
3. Agar mengetahui komunikasi terapeutik dalam keluarga
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam mencapai tujuan ini sering sekali perawat memenuhi kendala komunikasi yaitu :
perkembangan keturunan.
Proses ini terdiri dari unsur komunikasi prinsip komunikasi dan tahapan
komunikasi. Unsur komunikasi terdiri dari :
Sumber komunikasi yaitu pengirim pesan atau sering disebut komunikator
yaitu orang yang menyampaikan atau menyiapkan pesan. Komunikator dalam
makalah ini adalah para perawat yang tugas utamanya ialah membantu pasien dalam
mengatasi masalah sakit akut, sakit kronis, dan memberikan pertolongan pertama
pada pasien dalam keadaan gawat darurat.
Wood mengatakan pada umumnya hubungan antar pribadi berkembang melalui tahap-tahap
yaitu :
1. Tahap awal atau tahap orientasi pada tahap ini antara petugas dan pasien terjadi
kontak dan pada tahap iini penampilan fisik begitu penting karena dimensi fisik paling
terbuka untuk diamati. Kualitas-kualitas lain seperti sifat bersahabat kehangatan,
keterbukaan dan dinamisme juga terungkap. Yang dapat dialkukan pada terapi ini
menurut purwanto ialah pengenalan, mengidentifikasi masalah dan mengukur tingkat
kecemasan diri pasien.
2. Tahap lanjutan adalah tahap pengenalan lebih jauh, menurut purwanto (1994: 25)
dilakukan untuk meningkatkan sikap penerimaan satu sama lain untuk mengatasi
kecemasan, melanjutkan pengkajian dan evaluasi masalah yang ada, menurut De Vito
(1997:24) komunikasi pada tahap ini mengikatkan pada diri kita untuk lebih mengenal
orang lain dan juga mngungkapkan diri kita. Pada tahap ini termasuk pada tahap
persahabatan yang menghendaki agar kedua pihak harus merasa mempunyai
kedudukan yang sama, dalam artian ada keseimbangan dan kesejajaran kedudukan.
1. membagi pengalaman agar kedua pihak merasa sama-sama puas dan sukses
2. menunjukan hubungan emosional
3. membuat pihak lain menjadi senang
4. membantu sesama kalau dia berhalangan untuk suatu urusan
3. Tahapan terminasi menurut purwanto (1994:26) pada tahap ini terjadi pengikatan antar
pribadi yang lebih jauh, merupakan fase persiapan mental untuk membuat perencanaan
tentang kesimpulan perawatan yang didapat dan mempertahankan batas hubungan yang
ditentukan, yang diukur antara lain mengantisipasi masalah yang akan timbul karena pada
tahap ini merupakan tahap persiapan mental atas rencana pengobatan, melakukan
peningkatan komunikasi untuk mengurangi ketergantungan pasien pada petugas. Terminasi
merupakan akhir dari setiap pertemuan antara petugas dengan klien.
Menurut Uripni (1993: 61) bahwa tahap terminasi dibagi dua, yaitu terminasi sementara dan
terminasi akhir. Terminasi sementara adalah akhir dari setiap pertemuan, pada terminasi ini
klien akan bertemu kembali pada waktu yang telah ditentukan, sedangkan terminasi akhir
terjadi jika klien selesai menjalani pengobatan.
Yang perlu dijelaskan oleh perawat kepada klien yang baru datang adalah meliputi :
Budi pekerti keperawatan merupakan salah satu pendorong kekuatan (stimulus) bagi
perawat dalam melaksanakan tugasnya setiap hari. Karena dari budi pekertilah yang
menentukan martabat/derajat tinggi rendahnya sifat manusia itu sendiri.
c. Dukungan
Adanya dukungan dapat membantu seseorang lebih bersemangat dalam
melakukan aktivitas serta meraih tujuan yang diinginkan. Dukungan ini lebih
diharapkan dari orang terdekat yaitu, keluarga.
d. Perasaan Positif (Positiveness)
Perasaan yaitu dimana individu mempunyai perasaan positif terhadap apa
yang sudah dikatakan orang lain terhadap dirinya
e. Kesamaan (Equality)
kesamaan disini dimaksudkan individu mempunyai kesamaan dengan orang
lain dalam hal berbicara dan mendengarkan.
Pola ini menunjukkan komunikasi sebagai suatu proses “aksi – reaksi” yang
sangat sederhana. Pola S-R mengasumsikan bahwa kata-kata verbal (lisan –tulisan)
isyarat-isyarat nonversal, gambar-gambar dantindakan-tindakan tertentu akan
merangsang orang lain untuk memberikan respons dengan cara tertentu. Oleh karena
itu, proses ini dianggap sebagai pertukaran atau pemindahan informasi atau gagasan,
proses ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek.
Model Interaksional
Model Interaksional ini berlawanan dengan model S-R. Sementara model S-R
mengasumsikan manusia adalah pasif, model interaksional menganggap manusia jauh
lebih aktif. Komunikasi di sini digambarkan sebagai pembentukan makna yaitu
penafsiran atas pesan atau perilaku orang lain oleh para peserta komunikasi. Berapa
konsep penting yang digunakan adalah diri sendiri, diri orang lain, simbol, makna,
penafsiran, dan tindakan.
1) Komunikasi verbal
1. Identitas
2. Peran
3. Relationship
4. Kemampuan
5. Pola prilaku
Tahap Perjalanan Penyakit Kronis
Sebagai penyakit yang menuntut perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, Penyakit kronis
melalui tahapan, sebagai berikut:
1. Progresif
Tingkat kemampuan meningkat dengan perode sembuh yang minimal. Adaptasi
terhadap penyakit dan tuntutan perubahan peran sangat dibutuhkan.
a. Penyakit yang sangat progresif memerlukan peningkatan adaptasi dengan periode
waktu yang singkat
Contoh: Penyakit kanker yang tidak berespon terhadap pengobatan.
b. Penyakit progresif yang lamban memerlukan stamina yang lebih besar dalam
menghadapi penyakitnya yang berkembang secara lambat.
Contoh: Emfisema, Diabetes Mellitus
2. Konstan/ Menetap
Setelah injuri akut seperti dtroke atau injury spinal cord akan diikuti dengan periode
stabilitas fisik dan adaptasi terhadap penurunan fungsi adaptasi atau keterbatasan.
Secara umum periode stabilitas dan kebutuhan akan perawatan dapat diperkirakan.
3. Kambuh/ Episodic
Periode kambuh tidak dapat dipredikasi, menyebabkan ketegangan pada klien dan
keluarga. Seperti migraine, multiple selerosis mempunyai periode yang bervariasi
dengan tanda dan gejala yang minimal sampai dengan tidak ada. Gaya hidup normal
menjadi terganggu dengan munculnya periode akut dimana membutuhkan perawatan
yang seringkali menyebabkan perubahan peran keluarga.
1. Mengenal, mengakui dan menerima emosi klien dan keluarga terhadap status fisik dan
kebutuhan pengobatan
Cara yang terpenting adalah melalui komunikasi saat mengobservasi dan bekerja
dengan klien dan keluarga, perawat harus belajar tentang perasaan dan reaksi mereka
merupakan kunci intervensi komunikasi adalah mendengar
Tahapan mendengar yang terapeutik, antara lain:
a. Menyatakan bahwa anda mendengar, seperti pernyataan sederhana bahwa anda
mendengar mereka, memberi kesempatan untuk berbicara dan mengemukakan hal
yang dipikirkan.
b. Menyatakan isi atau kandungan dari apa yang telah dikatakan, seperti mengulang
kembali, memberi kesempatan pada klien untuk klarifikasi, dan melanjutkan atau
menggali lebih dalam.
c. Menyatakan kembali emosi yang telah diperlihatkan dengan cara merefleksikan
kembali emosi yang telah diekspresikan seperti merespon terhadap tingkat emosional
dapat memberikan hasil yang baik dan biasanya memfasilitasi ekspresi perasaan.
d. Menggali informasi lebih banyak dengan cara menunjukan bahwa anda tertarik atau
ingin mengetahui lebih jelas tentang hal-hal yang ingin dikatakan atau kebutuhan atau
keinginan.
2. Bekerja dengan klien dan keluarga untuk mengidentifikasi pemahaman tentang sakit
dan keterlibatan di dalam perwatan serta harapan mereka terhadap petugas kesehatan.
Sering diasumsikan bahwa seseorang dengan sakit kronik dan keluarganya. Mengerti
akan proses penyakit dan pengobatan karena mereka telah hidup lama dengan kondisi
tersebut menjadi asumsi yang tidak dibenarkan sehingga tujuan yang diharapkan
perawat tidak sesuai dengan tujuan klien dan keluarga. Pada perencanaan harus dibuat
bersama dan didiskusikan sehingga didapat gambaran tentang pemahaman klien,
kemampuan untuk menerima proses penyakit, dampak penyakit serta kemampuan
yang diharapkan untuk berfungsi.
Jika klien dan keluarga mengalami shock atau denial perlu dilakukan pendekatan
dengan fokus, antara lain:
a. Support terhadap emosi merekab. Sharing dan menguatkan informasi
mendasar tentang sakit dan perawatan rutin, seperti:
1) Mengulang informasi
2) Menulis informasi
3) Secara bertahap menambah detail dan kedalaman penjelasan
• Ketika klien mengalami kehilangan fungsi fisik atau peran keluarga, kehilangan
tersebut dapat diekspresikan sebagai nyeri
• Jika nyeri menjadi kronik dan merupakan fokus utama klien maka masalah dapat
berkembang menyangkut keluarga dan sosial, pekerjaan, farmakologik dan dimensi
interpersonal
Bantuan yang diberikan kepada klien dan keluarga ditekankan pada kebutuhan fisik
dan psikososial dan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan. Kebutuhan dan
perubahan kemampuan selalu berubah dipengaruhi oleh usia dan rasa berduka yang
disebabkan oleh penyakit yang dihubungkan dengan beberapa hal, antara lain:
1. Kehilangan,
2. Pola keyakinan,
3. Tujuan personal,
4. Perubahan peran,
5. Faktor financial,
6. Metoda koping,
7. Tingkat pengetahuan,
8. Support system.
Intervensi pada klien dan keluarga dihubungkan dengan issue yang pada pengkajiannya
perlu mengidentifikasi Kemampuan fungsional dan psikososial, serta kekuatan dan
kelemahan. Hal penting yang harus diketahui oleh klien dan keluarga sebagai dampak
dari perubahan penyakit pada masa transisi. Adapun faktor-faktor yang harus
diidentifikasi adalah
A. Kesimpulan
Komunikasi terapeuitk termasuk komunikasi untuk personal dengan titik tolak
saling memberikan pengertian antar petugas kesehatan dengan pasien. Menurut
Purwanto komunikasi terapeutik merupakan bentuk keterampilan dasar utnuk
melakukan wawancara dan penyuluhan dalam artian wawancara digunakan pada saat
petugas kesehatan melakukan pengkajian memberi penyuluhan kesehatan dan
perencaan perawatan.
Komunikasi keluarga adalah komunikasi yang terjadi dalam sebuah keluarga,
yang merupakan cara seorang anggota keluarga untuk berinteraksi dengan anggota
lainnya, sekaligus sebagai wadah dalam membentuk dan mengembangkan nilai-nilai
yang dibutuhkan sebagai pegangan hidup.
DAFTAR PUSTAKA