Anda di halaman 1dari 10

KAJIAN PENATAAN SALURAN DRAINASE BERDASARKAN

RENCANA TATA GUNA LAHAN KOTA KEPANJEN


KABUPATEN MALANG
Dwi Adi Cahyonoa, Aniek Masrevaniahb, Dwi Priyantorob
a
Mahasiswa Program Magister Teknik Pengairan,
b
Dosen Program Magister Teknik Pengairan, Universitas Brawijaya

Abstrak

Kota Kepanjen merupakan ibu kota kabupaten Malang yang perkembangannya sangat pesatdengan
penggunaan lahan yang sangat besar sehingga memerlukan suatu penanganan yang khusus untuk sistem
drainasenya agar banjir yang terjadi dapat dikendalikan.
Dari data tata guna lahan tahun 1998, 2002, 2006, 2010 didapatkan debit rencana untuk tahun 1998
sebesar 41,812 m3/detik, tahun 2002 sebesar 50,230 m3/detik, tahun 2006 sebesar 59,178 m3/detik, tahun
2010 sebesar 72,363 m3/detik, dari analisa program minitab 16 dengan cara Quadratic Trend Model
didapatkan debit rencana tahun 2022 sebesar 124 m3/detik.
Untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi dilakukan dengan cara normalisasi saluran
sepanjang 38.639 m = 38,6 km, membuat saluran baru sepanjang 18.713 m = 18,7 km, pengurangan beban
sepanjang 615 m = 0,6 km, perencanaan saluran ganda sepanjang 15.872 m = 15,9 km, sehingga dapat
mereduksi 100% volume banjir pada masing-masing saluran untuk rencana tahun 2022.

Kata Kunci : Tata Guna Lahan, Trend Debit Rencana, Penanggulangan Banjir

Summary
Kepanjen is the capital city of Malang regency which grows rapidly alongwith requirements of city
need solution use that require special handling for a drainage system that can control the flood by utilizing
the existing space.
Using the data of year 1998, 2002, 2006, 2010, it is obtained the discharge plant for the year of
1998 was up to 41.812 m3/second, in 2002 was up to 50.230m3/second, in 2006 was up to 59.178 m3/second,
in 2010 was to 72.363 m3/second, from program analysis by minitab 16 Quadratic Trend Model obtained for
2022 are 124 m3/second discharge plan.
To finish up the issues raised was done by normalization channel along 38.639 m = 38,6 km, create
a new channel along 18.713 m = 18,7 km, load reduction along 615 m = 0,6 km, high rice channel planning
along 15.872 m = 15,9 km, so 100% can reduce flood volume on each channel for the year 2022.

Keyword : Land Use, To Plan Trend Debit, Flood Prevention

A. PENDAHULUAN Akibatnya nilai koefisien pengaliran


semakin besar, sehingga debit limpasan
Pembangunan dan pengembangan
permukaan yang terjadi juga bertambah
daerah perkotaan berarti merubah tata
besar. Hal ini akan menyebabkan
guna lahan yang menyebabkan koefisien
permasalahan baru terhadap berfungsinya
rembesan naik pada permukaan tanah dan
saluran drainase yang ada, yaitu air hujan
tingkat resapan (infiltrasi) menurun.
yang jatuh akan langsung mengalir ke
Sehingga di saat terjadi hujan deras
saluran drainase. Dengan demikian,
sering mengalami banjir/genangan di
semakin tahun pertambahan debit yang
perkotaan.
melewati saluran drainase akan semakin
Kota Kepanjen memiliki
besar sesuai dengan perubahan tata guna
kedudukan yang sangat penting di
lahan yang terjadi. Bila kapasitas saluran
Wilayah Kabupaten Malang karena saat
drainase yang ada sudah tidak mampu
ini sebagai ibu kota kabupaten, sehingga
mengalirkan debit yang diterima apalagi
banyak orang beraktifitas berkunjung, dan
ditambah dengan pemeliharaan yang
bertempat tinggal di Kota Kepanjen.
kurang, maka yang terjadi adalah air Kegagalan dalam perhitungan suatu
meluap, sehingga mengganggu aktifitas bangunan pengendali banjir akan
penduduk mengakibatkan kerugian yang cukup
Dengan pertambahan debit akibat besar. Kerugian tersebut dapat dihitung
perubahan tata guna lahan serta maupun kerugian yang tidak dapat
pertumbuhan penduduk yang tinggi, perlu dihitung.
suatu tindakan agar tidak terjadi
permasalahan genangan. Salah satunya a. Penentuan Batas Daerah Tangkapan
dengan menyediakan saluran drainase Air
yang kapasitasnya memadai sesuai dengan Untuk daerah perkotaan batas daerah
kebutuhan. tangkapan air ditentukan berdasarkan peta
topografi yang dilengkapi dengan
1. Rumusan Masalah ketinggian. Dari peta tersebut dapat
Perumusan masalahnya adalah : diketahui pola jaringan drainase. Pola
a. Berapa besarnya debit yang berdasar jaringan drainase yang diperoleh dari peta
pada rencana tata guna lahan tahun perlu ditindaklanjuti dengan penelusuran
1998, 2002, 2006& 2010? di lapangan untuk mengecek kebenarnya
b. Berapa besarnya debit untuk tahun serta menentukan pola alirannya (Suripin,
rencana 2022? 2003:355).
c. Jika saluran eksisting tidak mampu Setelah pola jaringan drainase
menahan beban drainase dari ditentukan, maka pembagian sub daerah
analisis Kecenderungan debit tangkapan air masing-masing segmen
rencana, bagaimana penataan sistem saluran dapat digambarkan dalam peta,
saluran drainase? kemudian dihitung luas masing-masing
daerah tangkapan air. Tipe penggunaan
2. Tujuan Dan Kegunaan lahan di tiap-tiap sub daerah tangkapan air
Tujuan dari kajian ini adalah diidentifikasi untuk menentukan besarnya
mengkaji saluran drainase yang ada di koefisien limpasan permukaan (Suripin,
wilayah studi dan melakukan penataan 2003:356).
terhadap saluran drainase yang berdasar
pada rencana tata guna lahan. b. Curah Hujan Rerata Daerah
Maksud kajian ini sebagai masukan Dalam kajian penataan saluran di kota
terhadap Pemerintah Kabupaten Malang Kepanjen ini untuk menentukan curah
dalam mengurangi terjadinya genangan hujan rerata daerah menggunakan metode
yang sering terjadi di wilayah studi bila Metode rata-rata aljabar hal ini
turun hujan. dikarenakan luas daerah kajian termasuk
dalam DAS kecil karena < 500 km2 di
B. TINJAUAN PUSTAKA dalam daerah studi.
1. Analisa Hidrologi
c. Analisa Curah Hujan Rancangan
Analisa hidrologi merupakan hal
Tujuan analisa frekuensi adalah
penting dalam perencanaan suatu
berkaitan dengan besaran peristiwa
bangunan air termasuk didalamnya
ekstrim yang berkaitan dengan frekuensi
bangunan pengendali banjir. Analisa
kejadiannya melalui penerapan distribusi
hidrologi disini dimaksudkan untuk
kemungkinan (Suripin, 2003:32).
mendapatkan debit banjir rancangan yang
Curah hujan rancangan adalah curah
akan digunakan sebagai dasar
hujan tahunan dengan suatu kemungkinan
perencanaan dimensi saluran. Analisa
terjadi akan disamai atau terlampaui
hidrologi mempunyai kontribusi yang
waktu tertentu pada suatu daerah.
besar terhadap jenis dan kapasitas dari
bangunan pengendali banjir tersebut.
Dalam kajian ini digunakan metode td = lama pengaliran dalam saluran
pendekatan untuk menghitung curah hujan
rancangan dengan metode distribusi Log g. Koefisien Pengaliran
Pearson III dengan pertimbangan bahwa Faktor utama yang mempengaruhi C
metode ini dapat dipakai untuk semua adalah laju infiltrasi tanah atau prosentase
macam sebaran data. lahan kedap air, kemiringan lahan,
Parameter-parameter statistik yang tanaman penutup tanah dan intensitas
diperlukan oleh distribusi Log Pearson III hujan.
adalah (Suripin, 2003:42):
 Harga rata-rata h. Debit Banjir Rencana
 Simpangan baku Dalam menghitung debit banjir
 Koefisien kepencengan rencana digunakan persamaan Rasional
Q  0,278 C I A
d. Uji Kesesuain Distribuasi Apabila ada efek penampungan maka
Pengujian kesesuaian terhadap data pesamaan tersebut dimodifikasi menjadi :
hujan ini dimaksudkan untuk mengetahui Q  0,278 Cs I C A
kebenaran akan distribusi yang digunakan. 2 tc
Dalam kajian ini akan digunakan uji Cs 
kesesuaian dengan menggunakan dua 2 tc  td
metode, yaitu Smirnov-Kolmogorov dan Dimana :
Chi Square. tc = waktu konsentrasi (menit)
td = lama pengaliran dalam saluran
e. Intensitas Hujan (menit)
Persamaan yang digunakan untuk C = koefisien pengaliran jenis
menghitung intesitas curah hujan dalam permukaan tanah
kajian ini digunakan persamaan I = intensitas hujan (mm/jam)
Mononobe (Lili Montarcih, 2009:153) : A = luas lahan dengan jenis penutup
2 tanah (km2)
R  24  3
I  24  
24  t  i. Perkiraan Jumlah Penduduk
dengan : Perkiraan jumlah penduduk juga
I = intensitas hujan (mm/jam) dapat diperkirakan dengan cara asumsi
t = lamanya hujan (jam) apabila penyebaran penduduk yang tidak
R24 = Curah hujan maksimum harian sama. Menurut Linsley (1996) jumlah
(selama 24 jam) (mm) penduduk dapat diperkirakan sebagai
berikut ;
f. Waktu Konsentrasi Tabel 1. Kerapatan Jumlah Penduduk
Waktu konsentrasi adalah waktu yang Jumlah
dibutuhkan oleh air hujan untuk mengalir Jenis Wilayah
orang/hektar
dari suatu titik yang paling jauh ke suatu
titik tertentu yang ditinjau pada suatu Daerah tempat tinggal
daerah pengaliran. Hunian keluarga tunggal 12 - 75
Untuk menghitung waktu konsentrasi Hunian banyak keluarga 75 -250
digunakan persamaan : Apartement 250 - 2500
tc = t0 + td Daerah perdagangan 40 - 75
dengan : Daerah Industri 12 - 40
t0 = Overland flow time/Waktu aliran air
permukaan (runoff) untuk mengalir j. Debit Air Kotor atau Domestik
melalui permukaan tanah ke Yang dimaksud dengan air kotor
saluran/sungai terdekat. adalah air buangan dari rumah tangga
maupun non rumah tangga. Air buangan perkotaan yang sangat penting. Kemajuan
rumah tangga diperhitungkan berdasarkan sebuah kota dapat langsung dilihat dari
penyediaan air minumnya. Diperkirakan kondisi sistem drainasenya. Semakin
besarnya air buangan yang masuk tertata dengan baik sistem drainase kota
kedalam saluran pengumpul air buangan tersebut maka semakin baik pertumbuhan
sebesar 90% dari kebutuhan standart air ekonomi dan kesehatan penduduk yang
minum. ada di daerah tersebut.
Untuk fasilitas sosial, pemerintahan
dan perdagangan air buangan yang masuk 5. Konsep Sistem Pengendalian Drainase
ke saluran pengumpul air buangan Tujuan dari penanganan tersebut
diperkirakan sebesar 70 % - 90 % dari adalah untuk menyelesaikan masalah
kebutuhan air bersih. (Suhardjono, drainase yang akan terjadi kedepannya.
1984:32). Beberapa sistem diterapkan untuk
pengendalian drainase di kota Kepanjen
2. Evaluasi dan Penataan Saluran antara lain :
Drainase  Normalisasi
Evaluasi terhadap kapasitas saluran  Saluran baru
drainase eksisting dilakukan untuk  Pengurangan beban
mengetahui apakah saluran – saluran  Saluran ganda
drainase yang ada di wilayah studi masih
mampu atau tidak dalam menampung C. METODOLOGI PENELITIAN
debit air hujan maupun air kotor yang
1. Lokasi Studi
mengalir sebagai penyebab terjadinya
Kota Kepanjen merupakan salah satu
luapan.
wilayah Kabupaten Malang Propinsi Jawa
Penataan terhadap saluran drainase
Timur yang terletak di sebelah selatan
dilakukan sebagai upaya untuk
Kota Malang. Kota kepanjen berada pada
meningkatkan kapasitas saluran – saluran
titik koordinat 112°17'10’9" sampai
drainase yang sudah tidak mampu
dengan 112°57'00" Bujur Timur dan
menampung debit rancangan yang
7°44'55’11" sampai dengan 8°26'34’45"
mengalir sehingga diharapkan dapat
Lintang Selatan.
mengatasi permasalahan yang dihadapi.
Daerah studi terletak di pusat Kota
Kepanjen tepatnya daerah Kelurahan
3. Analisa Saluran
Kepanjen, Kedung Pendaringan,
Dalam perencanaan atau perbaikan
Penarukan, Cempoko Mulyan,
dimensi saluran rumus yang digunakan
Mangunrejo dengan luas daerah studi
adalah rumus manning (Ven Te Chow,
11,96 Km2.
1992).
2 1
1 2. Pengumpulan Data
Q  R 3 S2 A
n Prosedur dan metodelogi yang
Dimana diterapkan untuk kajian penataan saluran
Q = debit aliran (m3/det) drainase Kota Kepanjen ini ditempuh
n = koefisien manning melalui tahapan kegiatan terdiri dari
A = luas penampang basah (m2) pengumpulan dan pengulahan data fisik
A berupa peta topografi, data hidrologi,
R = jari-jari hidrolis (m) =
P kondisi saluan drainase eksisting dan
P = keliling basah rencana pengembangan saluran drainase
yang berasal dari master plan yang telah
4. Drainase Perkotaan ada, dan tata guna lahan.
Sistem drainase perkotaan merupakan
salah satu komponen infrastruktur
Gambar 1. Peta Lokasi Studi

3. Matrik Permasalahan mengelompokan penyebab atau


Untuk lebih memfokuskan permasalahan yang terjadi dilokasi studi.
pembahasan penulis berusaha

Tabel 2. Matrik Permasalahan


No Unsur Penyebab
1 Hidrologi - Curah hujan dalam 15 tahun terakhir berkisar antara 13mm
sampai 125mm (harian max)
2 Topografi - Topografi yang sebagian besar dataran dengan kemiringan
0-20% dan pada daerah sungai yang kondisinya curam
dengan kemiringan 30-40%
3 Tata Guna Lahan - Bergesernya tata guna lahan dari daerah irigasi menjadi
kawasan pemikiman dan kantor Pemerintahan Kabupaten
Malang
- Kurung besarnya untuk lahan terbuka hijau pada
Hidrometri perencanaan RDTRK kawasan perkotaan Kepanjen 2010
4 yang hanya 10% untuk lahan terbuka hijau
- Tingkat sedimentasi yang tinggi pada daerah yang relatif
datar yang berakibat berkurangnya kapasitas saluran
- Terjadi banjir setiap hujan turun baik pada lahan maupun
di jalan tinggi genangan 3-5cm
5 Kondisi Eksisting - Kemiringan saluran relatif kecil
Saluran
4. Rencana Pemecahan Masalah hujan harian maksimum tahun 1998,
Dalam studi penataan saluran 2002, 2006, 2010 sebagai berikut :
drainase ini ada 5 kegiatan yang bisa di
lakukan yakni : Tabel 3. Data Curah Hujan Harian
a. Analisa debit rancangan dengan cara Maksimum Tahun 1998
mencari debit rencana tahun 2022 No Tahun Curah Hujan Harian
dengan analisa kecenderungan debit Maksimum (mm)
b. Rekayasa dimensi berupa pelebaran, 1 1996 120,67
pendalaman saluran, perubahan 2 1997 93,00
kemiringan dasar saluran, dengan 3 1998 112,67
perubahan dimensi 4 1999 120,00
c. Merubahan sistem drainase yang Sumber : UPT Pengelolaan Sumber Daya Air
sudah ada dengan menambah Wilayah Sungai Bango Gedangan
jumlah saluran, yang mengacu pada
rencana tata guna RDTRK Kepanjen Tabel 4. Data Curah Hujan Harian
Bina Marga Kabupaten Malang Maksimum Tahun 2002
d. Pengurangan debit, hal ini No Tahun Curah Hujan Harian
dimaksudkan untuk mengurangi Maksimum (mm)
beban pada saluran 1 1998 112,67
e. Perencanaan saluran ganda, jenis 2 1999 120,00
penampang ganda digunakan untuk 3 2000 129,67
mendapatkan kapasitas saluran yang 4 2001 128,33
lebih besar, sehingga debit yang 5 2002 133,67
dialirkan melalui saluran tersebut 6 2003 137,67
dapat lebih besar 7 2004 155,00
Sumber : UPT Pengelolaan Sumber Daya Air
Wilayah Sungai Bango Gedangan
5. Langkah Pengerjaan Studi
a. Menentukan luasan. Tabel 5. Data Curah Hujan Harian
b. Menentukan nilai C. Maksimum Tahun 2006
c. Menghitung besarnya limpasan yang No Tahun Curah Hujan Harian
terjadi di daerah studi. Maksimum (mm)
d. Menghitung debit rencana dengan 1 2002 133,67
cara analisa kecenderungan debit 2 2003 137,67
tahun rencana. 3 2004 155,00
e. Menganalisa saluran eksisting dengan 4 2005 126,33
acuan rencana tata guna lahan. 5 2006 107,67
f. Penanggulangan banjir : normalisasi 6 2007 233,67
saluran, saluran baru, pengurangan Sumber : UPT Pengelolaan Sumber Daya Air
debit, saluran ganda. Wilayah Sungai Bango Gedangan

D. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 6. Data Curah Hujan Harian


Maksimum Tahun 2010
1. Curah hujan rerata daerah
No Tahun Curah Hujan Harian
Pada daerah studi terdapat 3 (satu)
Maksimum (mm)
stasiun penakar curah hujan yang paling
1 2006 107,67
dekat dengan daerah studi. Stasiun
2 2007 233,67
penakar curah hujan tersebut teletak
3 2008 107,67
paling dekat dengan daerah studi. Data
4 2009 119,67
curah hujan ini diambil dari UPT
5 2010 147,00
Pengelolaan Sumber Daya Air Wilayah Sumber : UPT Pengelolaan Sumber Daya Air
Sungai Bango Gedangan. Data curah Wilayah Sungai Bango Gedangan
2. Curah Hujan Rancangan Tabel 10. Curah hujan rencana tahun 2010
Berdasarkan hasil perhitungan dengan Periode ulang Curah hujan rencana
metode Log Pearson Tipe III didapatkan 2 126,466
nilai hujan rancangan sebagai berikut : 5 171,186
10 210,983
Tabel 7. Curah hujan rencana tahun 1998 25 274,686
Periode ulang Curah hujan rencana Sumber : Hasil Perhitungan
2 114,786
5 122,396 Tabel 11. Curah Hujan Tahun Rencana
10 124,693 Curah Hujan Rencana
Tahun
25 126,172 (m3/detik)
Sumber : Hasil Perhitungan 1998 124,69315
Tabel 8.Curah hujan rencana tahun 2002 2002 148,90537
Periode ulang Curah hujan rencana 2007 174,07256
2 129,890 2010 210,98348
Sumber : Hasil Perhitungan
5 141,855
10 148,905
Dari data curah hujan yang terjadi
25 157,093
maka untuk mengetahui curah hujan yang
Sumber : Hasil Perhitungan
terjadi 10 tahun kedepan dihitung
Tabel 9. Curah hujan rencana tahun 2006 menggunakan progran minitab16 dengan
Periode ulang Curah hujan rencana cara Quadratic Trend Model,
2 136,936 Dari perhitungan dengan minitab16
5 174,961 untuk 10 tahun kedepan di dapatkan nilai
10 174,073 Curah Hujan Rencana Sebesar 352,800
25 251,155 (m3/detik).
Sumber : Hasil Perhitungan

Trend Analysis Plot for I


Quadratic Trend Model
Yt = 109,53 + 12,53*t + 3,17*t**2
352,800 Variable
350
Actual
Fits
298,998 Forecasts
300
Curah Hujan Rencana

A ccuracy Measures
MA PE 0,67619
251,547 MA D 1,07888
250
MSD 1,45496

210,983
210,444
200
175,691
174,073

148,905
147,287
150
124,693
125,233

100
1998 2002 2006 2010 2014 2018 2022
Tahun

Gambar 2. Analisa Curah Hujan Rencana


3. Intensitas Hujan Pada tesis ini untuk menghitung debit
Berdasarkan dari perhitungan hujan banjir rencana pada saluran drainase pada
rancangan diperoleh nilai intensitas hujan daerah studi menggunakan persamaan
sebagai berikut : rasional sebagai berikut :
Q  0,278 C I A
Tabel 12. Intensitas hujan tahun 1998 dengan :
C = koefisien pengaliran jenis
permukaan tanah
I = intensitas hujan (mm/jam)
A = luas lahan dengan jenis penutup
tanah (km2)
Sumber : Hasil Perhitungan
b. Perhitungan Debit Air Hujan
Tabel 13. Intensitas hujan tahun 2002 Dari perhitungan data tata guna lahan
tahun 1998, 2002, 2006, 2010 didapatkan
nilai debit.

Tabel 16. Debit Air Hujan.


Tahun Debit
Sumber : Hasil Perhitungan 1998 41,812
2002 50,230
Tabel 14. Intensitas hujan tahun 2006 2006 59,178
2010 72,363
Sumber : Perhitungan

Dari data Debit Air Hujan tiap tahun


rencana yang terjadi maka untuk
Sumber : Hasil Perhitungan mengetahui Debit Air Hujan yang terjadi
10 tahun kedepan dihitung menggunakan
Tabel 15. Intensitas hujan tahun 2010 progran minitab16 dengan cara Quadratic
Trend Model, dari perhitungan dengan
program minitab16 untuk 10 tahun
kedepan didapatkan nilai Debit Air Hujan
Sebesar 123,809 m3/detik tahun 2022,
untuk lebih jelasnya dapat di lihat pada
Sumber : Hasil Perhitungan Gambar 3.

4. Penentuan Jumlah Tahun Kala Ulang c. Perhitungan Debit Total


Penentuan jumlah tahun kala ulang Yang dimaksud dengan debit total
mempunyai tujuan untuk menyesuaikan adalah debit yang dihasilkan dari air hujan
jumlah tahun rencana dengan keadaan ditambah dengan debit dari buangan
banjir yang pernah terjadi. Sehingga penduduk. Dari debit total ini dapat di
perencanaan diharapkan dapat mendekati ketahui besarnya beban yang diterima
dengan keadaan sebenarnya dan oleh saluran yang ada pada masing-
perencanaan efektif untuk menanggulangi masing sub daerah tangkapan air. Beban
permasalahan yang ada. debit yang diterima saluran pada sub
daerah tangkapan air tidak sama besarnya
5. Perhitungan Debit Banjir makin mendekati outlet makin besar
a. Debit Air Hujan beban debit yang diterima.
Trend Analysis Plot for Q
Quadratic Trend Model
Yt = 36,70 + 4,10*t + 1,192*t**2
130
123,809 Variable
A ctual
120
Fits
Forecasts
110
104,215
Accuracy Measures
100 MA PE 0,686049
Q (m3/detik)

MA D 0,370449
90 87,004 MSD 0,171540

80
72,3628
72,1776
70
59,7341
59,1785
60
50,2298
49,6742
50
41,9977
41,8124
40

1998 2002 2006 2010 2014 2018 2022


Tahun

Gambar 3. Grafik Kecenderungan Debit

6. Rencana Penataan Saluran 1 II III H2


a. Normalisasi 1 n2

I H
Normalisasi di lakukan dengan cara 1 H1
1
penambahan volume saluran untuk n1

memenuhi kebutuhan kapasitas saluran


yang di butuhkan yaitu dengan perlebaran
dimensi saluran maupun penambahan Gambar 4. Saluran Penampang Ganda
kedalaman saluran.
E. KESIMPULAN
b. Saluran Baru Kesimpulan yang dapat diambil :
Penambahan saluran baru sebagai a. Dari data rencana tata guna lahan di
upaya dari rencana penggunaan lahan dapatkan debit, tahun 1998 = 41,812
dinas Cipta Karya dan Tata Ruang m3/detik, tahun 2002 = 50,230
Kabupaten Malang 2010, dalam m3/detik, tahun 2006 = 59,178
penyusunan RDTRK Kota Kepanjen. m3/detik & tahun 2010 = 72,363
m3/detik
c. Pengurangan Beban b. Dari hasil perhitungan didapatkan
Pengurangan beban dilakukan untuk besarnya debit tahun 2022 sebesar
mengurangi beban pada saluran agar 123,992 m3/detik ≈ 124 m3/detik.
mampu menahan beban drainase dengan c. Analisis Penataan yang dilakukan sbb :
cara merubah arah aliran sehingga beban  Normalisasi
drainase berkurang pada saluran yang Panjang total analisis saluran untuk
menerima beban terlalu besar. normalisasi saluran adalah 38,6 km.
 Saluran Baru
d. Penampang Saluran Ganda Panjang total analisis saluran untuk
Jenis penampang ganda digunakan saluran baru adalah 18,7 km.
untuk mendapatkan kapasitas saluran yang  Pengurangan Beban
lebih besar, sehingga debit yang dialirkan Panjang total analisis saluran untuk
melalui saluran tersebut dapat lebih besar. Pengurangan beban adalah 0,6 km.
Penampang ini digunakan jika lahan yang  Penampang Saluran Ganda
tersedia cukup luas.
Panjang total analisis saluran untuk Anonim, 2010. Rencana Detail Tata
saluran ganda adalah 15,9 km. Ruang Kawasan Perkotaan Kepanjen
Berbasis GIS, Dinas Cita Karya Dan
DAFTAR PUSTAKA Tata Ruang Kabupaten Malang
Anonim, 1998. Rencana Umum tata ruang Anonim, BAB VI. Analisa Hidrolika,
Kota dengan kedalaman Rencana detail perencanaan sungai sengkarang dengan
tata ruang kota kepanjen, Dinas Cita program HEC-RAS
Karya Dan Tata Ruang Kabupaten Chow, Ven Te. 1992, Hidrolika Saluran
Malang Terbuka, Alih Bahasa EV Nensi
Anonim, 2002. Rencana Umum tata ruang Rosalina, Jakarta : Erlangga
Kota dengan kedalaman Rencana detail Linsley, Ray K, Joseph B Franzini. 1996,
tata ruang kota kepanjen, Dinas Cita Teknik Sumber Daya Air Jilid 2,
Karya Dan Tata Ruang Kabupaten Terjemah Djoko Sasongko, Jakarta :
Malang Erlangga
Anonim, 2006. Rencana Umum tata ruang Montarcih, L. 2009.Hidrologi Teknik
Kota dengan kedalaman Rencana detail Terapan. Malang: Asrori
tata ruang kota kepanjen, Dinas Cita Suhardjono, 1984. Drainase, Malang:
Karya Dan Tata Ruang Kabupaten Fakultas Teknik Universitas Brawijaya
Malang Suripin, 2003. Sistem Drainase Perkotaan
Yang Berkelanjutan, Yogyakarta: Andi

Anda mungkin juga menyukai