Anda di halaman 1dari 13

Kelola

Ju r n al Ma naj e m e n P e nd id ik a n
Magister Manajemen Pendidikan ISSN 2549-9661
FKIP Universitas Kristen Satya Wacana Volume: 4, No. 1, Januari-Juni 2017
jurnalkelola@gmail.com Halaman: 59-71

PENGEMBANGAN MODEL MANAJEMEN PEMBELAJARAN


BERBASIS TIK DI SEKOLAH DASAR

Edna Maria
Magister Manajemen Pendidikan
FKIP-Universitas Kristen SatyaWacana
ednamaria4781@gmail.com

Eko Sediyono
Pasca Sarjana Sistem Informasi
FTI-Universitas Kristen Satya Wacana
eko@staff.uksw.edu

ABSTRACT
The aim of this study is to develop model of ICT-based learning management. With this
tools and model, school can be easily monitor and evaluate the educational process.
This research done by Research and Development (R&D). The place of the research is
at SD Kristen Satya Salatiga, and data collection used interviews, observation and
documentation. The data were analyzed using descriptive analysis and triangulation
technique to test data validation. The result of the research are: The first step is
Decision Making of ICT-based Learning, The second step is Planning of ICT-based
Learning, The Third step is Implementation of ICT-based Learning, The Fourth step is
Evaluation of ICT-based Learning. The key success factor of this model is on the second
step that is how the teachers make the lesson plans and cooperate with all the parties
related to the ICT-based learning management.

Keywords : model, management, ICT-based learning

59
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017

PENDAHULUAN Perencanaan, (6) Pengorganisasian, (7)


Pengkoordinasian, (8) Pendelegasian, (9)
Tantangan pendidikan era modern Penginisiasian, (10) Pengkomunikasian, (11)
salah satunya adalah membekali generasi Kerja dengan kelompok-kelompok, (12)
dengan keterampilan abad 21 (Anderson, Penilaian (Gorton, 1976).
2010:20). Salah satu keterampilan yang harus Proses pembelajaran perlu
dimiliki adalah keterampilan berkomunikasi direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan
menggunakan teknologi informasi dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan
kumunikasi (TIK). Sekolah sebagai penye- efisien.Hal ini mengandung arti bahwa perlu
lenggara pendidikan diharapkan dapat menjadi ada manajemen agar pembelajaran dapat
wadah pelatihan keterampilan tersebut bagi terlaksana sesuai tujuan yang diharapkan.
para siswanya. Sekolah Dasar jika Manajemen yang dimaksud adalah manajemen
dikembangkan menjadi sekolah modern yang pembelajaran. Manajemen Pembelajaran
memahami kebutuhan masa depan, diharapkan melibatkan 4 fungsi pokok yang menjadi
dapat menjadi wadah untuk membekali para langkah dalam kegiatan manajemen. Menurut
siswa dengan keterampilan abad 21. Oleh Sa’ud dan Sumantri (2007:131) ada 4 peranan
karena itu, mutu pembelajaran perlu guru sebagai manajer dalam proses pengajaran
ditingkatkan. sebagai berikut.
Salah satu strategi peningkatan mutu 1. Merencanakan yaitu menyusun tujuan
pembelajaran yang perlu dioptimalkan oleh belajar mengajar (pengajaran). Perencana-
Sekolah Dasar modern adalah sekolah yang an dilakukan dengan mengembangkan
menyelenggarakan pembelajaran berbasis TIK. perencanaan tahunan, rencana semester,
Pembelajaran berbasis TIK adalah rencana bagian (pokok bahasan), rencana
pembelajaran yang mengintegrasikan TIK mingguan dan rencana harian (rencana
dalam pengelolaannya. Oleh karena itu, pelajaran) (Syafaruddin dan Nasution,
diperlukan suatu model untuk melaksanakan 2005:94). Perencanaan pembelajaran
manajemen pembelajaran berbasis TIK di adalah seperangkat rencana dan
Sekolah Dasar. pengaturan kegiatan pembelajaran, media
Fakta di tempat penelitian pembelajaran, waktu, pengelolaan kelas,
menunjukkan bahwa sekolah berpotensi dan penilaian belajar. Manfaat
melaksanakan pembelajaran berbasis TIK perencanaan pembelajaran adalah untuk
namun belum memiliki model yang dapat memudahkan pembuatan persiapan
menjadi acuan guru dan pihak-pihak terkait pembelajaran dan memudahkan
langsung maupun tidak langsung dengan pengembangan pembelajaran yang aktif,
manajemen pembelajaran berbasis TIK. kreatif, efektif dan menyenangkan
Pengembangan manajemen akan dilakukan (Triwiyanto, 2015: 97-98).
apabila ternyata di dalam pelaksanaan 2. Mengorganisasikan, yaitu menghubung-
manajemen terdapat masalah. kan atau menggabungkan seluruh sumber
Manajemen pada hakikatnya daya belajar mengajar dalam mencapai
merupakan proses pemecahan masalah, tujuan secara efektif dan efisien.
sehingga langkah-langkah manajemen tidak 3. Memimpin, yaitu memotivasi para peserta
ubahnya sebagaimana langkah-langkah didik untuk siap menerima materi
pemecahan masalah, yaitu: (1) Identifikasi pelajaran,
masalah, (2) Diagnosis masalah, (3) Penetapan 4. Mengawasi, yaitu apakah pekerjaan atau
tujuan, (4) Pembuatan Keputusan, (5) kegiatan belajar mengajar mencapai
60
Pengembangan Model Manajemen Pembelajaran Berbasis TIK di Sekolah Dasar | Edna Maria & Eko Sediyono

tujuan pengajaran, salah satunya melalui pembelajaran efektif ditangani oleh guru
evaluasi pengajaran, sehingga diketahui profesional melalui manajemen pembelajaran
hasil yang dicapai. yang baik. Penelitian relevan terdahulu oleh
Kyakulumbye, dkk. (2013:453) mengenai
Fungsi pokok manajemen pembelajar-
manajemen praktis integrasi TIK ke dalam
an adalah perencanaan, pengorganisasian,
kurikulum SD di Uganda menemukan bahwa
kepemimpinan dan pengawasan (Sa’ud dan
gaya dan strategi manajemen yang terukur
Sumantri, 2007:131). Berkaitan dengan
diperlukan agar integrasi TIK ke dalam
integrasi TIK dalam pembelajaran, semua
kurikulum SD sukses dilakukan. Diperlukan
fungsi pokok manajemen pembelajaran
manajemen kurikulum dan pembelajaran yang
tersebut dilaksanakan memanfaatkan
baik dalam mengintegrasikan TIK ke dalam
keunggulan teknologi informasi dan
kurikulum. Oleh karena itu, guru sebagai
komunikasi. Menurut Kusmana (2011:44),
manajer utama dalam pembelajaran yang
bukti otentik terjadinya pembelajaran berbasis
berbasis TIK memerlukan model manajemen
TIK dapat dicermati dari Rencana Pelaksanaan
yang memberikan gambaran secara
Pembelajaran (RPP) yang disusun dan
keseluruhan tentang tahapan manajemen
implementasinya yang dilaksanakan oleh
pembelajaran berbasis TIK.
setiap guru mata pelajaran di sekolah. Hal
Berdasarkan latar belakang masalah
tersebut sesuai dengan prinsip pengembangan
tersebut, rumusan masalah penelitian ini
atau penyusunan RPP menurut Triwiyanto
adalah bagaimana mengembangkan dan
(2015:100) yaitu menerapkan teknologi
mengimplementasikan model manajemen
informasi dan komunikasi serta
pembelajaran berbasis TIK sehingga
mempertimbangkan penerapan TIK secara
menghasilkan pembelajaran yang efektif.
terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai
dengan situasi dan kondisi. Menurut Kusmana METODE PENELITIAN
(2011:44), RPP yang mengintegrasikan TIK
Penelitian ini merupakan penelitian dan
dalam pembelajaran dapat disusun melalui 2
pengembangan (Research and Development)
(dua) pendekatan, pendekatan idealis dan
yang dikembangkan oleh Sugiyono (2012).
pendekatan pragmatis. Pendekatan idealis
Langkah-langkah pengembangan yang
dimulai dengan menentukan topik kemudian
dimaksud adalah sebagai berikut: (1) potensi
tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan
dan masalah; (2) pengumpulan data; (3) desain
menentukan aktifitas pembelajaran dengan
produk; (4) validasi desain; (5) perbaikan
memanfaatkan TIK yang relevan untuk
desain; (6) Ujicoba produk; (7) Revisi Produk;
mencapai tujuan pembelajaran tersebut.
(8) Ujicoba pemakaian; (9) Revisi Produk; dan
Pendekatan pragmatis dapat diawali dengan
(10) Produksi Masal. Langkah penelitian dan
mengidentifikasi TIK yang ada atau mungkin
pengembangan ini dilakukan secara terbatas
bisa dilakukan atau digunakan, kemudian
mulai dari langkah pertama sampai dengan
memilih topik-topik apa yang bisa didukung
langkah kelima.
oleh keberadaan TIK tersebut, dan diakhiri
Langkah awal dilakukan studi
dengan merencanakan strategi pembelajaran
pendahuluan di lapangan mengenai potensi
yang relevan untuk mencapai kompetensi
dan masalah berkaitan dengan man/SDM,
dasar dan indikator capaian hasil belajar dari
method/model manajemen pembelajaran,
topik pelajaran tersebut.
material/sarana dan prasarana, machine/
Pembelajaran yang efektif, tentu
perangkat TIK dan money/dana yang
memerlukan manajemen yang efektif pula.
dialokasikan untuk integrasi TIK dalam
Menurut Syafaruddin dan Nasution (2005:17)
61
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017

pembelajaran. Pada langkah kedua, Berkaitan dengan Man/SDM, SD


pengumpulan data dilakukan melalui Kristen Satya Wacana memiliki potensi SDM
wawancara, observasi dan studi dokumen. yang memadai. Mayoritas guru sudah
Penelitian dilakukan di SD Kristen Satya memanfaatkan TIK sehingga sangat berpotensi
Wacana Salatiga. Subyek penelitian adalah jika pengelolaan pembelajaran terintegrasi
Kepala Sekolah, Koordinator Kurikulum, dengan TIK. Namun masih ada beberapa guru
Koordinator Sarana dan Prasarana, yang merasa nyaman dengan pembelajaran
Koordinator IT, dan guru. Uji validitas dan konvensional, sehingga tidak mengupayakan
reliabilitas data yang telah didapat diri belajar menguasai TIK. Hal ini sesuai
menggunakan uji kredibilitas (validitas dengan wawancara dengan Koordinator
internal). Teknik triangulasi sumber dan Kurikulum ketika ditanya mengenai kesulitan
triangulasi teknik dilakukan sebagai guru-guru dalam merencanakan pembelajaran
pengujiannya. Teknik analisis data yang yang memanfaatkan TIK.
digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif.
“Mayoritas guru memakai TIK sehingga
Pada langkah ketiga, Desain Produk tidak ada kendala yang berarti bagi guru-guru
dalam merencanakan pembelajaran yang
dilakukan dengan merumuskan desain model
memanfaatkan TIK.”
pembelajaran berbasis TIK menggunakan (Wawancara, tanggal 28 Juni 2016)
pendekatan teori Gorton yang mendukung
terwujudnya PAIKEM. Model yang digunakan Hal itu diperjelas oleh Koordinator IT dan
adalah perpaduan antara model deskriptif dan Kepala sekolah saat ditanya mengenai potensi
model prediksi (Haryati, Sri, 2012). Model ini pembelajaran yang memanfaatkan TIK:
menerangkan langkah-langkah dalam “Potensi pembelajaran yang memanfaatkan
mencapai tujuan dan pengaruh setiap langkah TIK besar karena guru-guru di sekolah ini
pada langkah lainnya secara lebih aktual mau belajar hanya 1 atau 2 guru yang benar-
benar tidak mau belajar menggunakan TIK.”
berupa konsep yang belum diaplikasikan
(Wawancara, tanggal 01 Juli 2016)
dalam uji coba namun telah melewati uji
validasi. Pada langkah keempat, Validasi “Sejauh ini integrasi TIK dalam pembelajaran
masih tergantung pada guru, belum semua
Desain dilakukan uji validasi produk yang
melaksanakan karena ada beberapa guru yang
memenuhi standar teori dan ilmiah oleh dua penguasaan TIKnya belum optimal. Namun
orang pakar, seorang pengambil kebijakan guru yang sudah menguasai pasti selalu
yaitu Kepala Sekolah SD Kristen Satya menggunakan TIK.”
Wacana. Pada langkah kelima, perbaikan (Wawancara, Kepala Sekolah, 30 Juni 2016)

desain dilakukan berdasarkan hasil validasi Data dari hasil wawancara dengan
dan saran dari validator sehingga diperoleh guru, Koordinator IT menunjukkan bahwa
model manajemen pembelajaran berbasis TIK guru masih mengalami kesulitan dalam
yang dapat dijadikan acuan dalam menguasai TIK. Hal itu juga dikuatkan oleh
melaksanakan manajemen pembelajaran. data dokumentasi RKS (Rencana Kerja
HASIL DAN PEMBAHASAN Sekolah) tahun pelajaran 2015/2016 mengenai
pengadaan pelatihan TIK di SD Kristen Satya
Berdasarkan penelitian dan Wacana yang belum terlaksana padahal target
pengembangan yang dilakukan, maka yang diharapkan dilaksanakan dua kali dalam
dijabarkan langkahnya sebagai berikut: satu tahun pelajaran. Hal ini tentu saja akan
Potensi dan Masalah mengurangi kesempatan pembekalan TIK bagi
guru terutama yang belum menguasai TIK.

62
Pengembangan Model Manajemen Pembelajaran Berbasis TIK di Sekolah Dasar | Edna Maria & Eko Sediyono

Berkaitan dengan method/model hanya beberapa komputer saja yang dapat


manajemen pembelajaran, manajemen dipakai, yang lain meski sudah diperbaiki tetap
pembelajaran yang dilakukan di SD Kristen saja rusak lagi, sehingga ini menghambat
Satya Wacana menganut kurikulum baru yaitu pembelajaran yang menggunakan laboratorium
kurikulum 2013. Pelaksanaan pembelajaran komputer. Data yang terangkum telah
yang memanfaatkan TIK oleh guru sudah diverifikasi oleh data terbaru dari Koordinator
dilakukan namun dalam hal perencanaan Sarpras.
pembelajaran guru-guru merasa kesulitan Berkaitan dengan money/dana yang
dalam hal penyiapan administrasi kelas seperti dialokasikan untuk integrasi TIK dalam
pembuatan silabus dan RPP. Jika dikaitkan pembelajaran, secara lebih spesifik
dengan efektivitas manajemen pembelajaran pengalokasian dana untuk integrasi TIK dalam
yang dilaksanakan di SD Kristen Satya pembelajaran sudah ada namun terbatas dan
Wacana, dapat dinilai belum maksimal. masih menjadi kendala utama. Hal ini
Berdasarkan fakta di lapangan bahwa dari dikemukakan oleh Kepala Sekolah dalam
semua guru SD Kristen Satya Wacana yang wawancara mengenai pengelolaan
diwawancara, sebagian besar belum membuat infrastruktur TIK di sekolah dan kendala
RPP sebagai pedoman bagi perencanaan integrasi TIK dalam pembelajaran seperti
pembelajaran. Padahal menurut Bafadal, dikutip sebagai berikut:
(2009:41-42) perencanaan yang baik disertai
“...Kebutuhan akan pendanaan dengan
dengan rincian yang teliti itu harus dilakukan batasan lima ratus ribu rupiah, di atas nilai
dengan sebaik-baiknya. tersebut pengadaan infrastruktur seijin
Berkaitan dengan material/sarana dan kepalasekolah namun di bawah nilai tersebut
prasarana, SD Kristen Satya Wacana dalam langsung dengan Koordinator Sarpras.
...Kendala utama ada pada biaya, misalnya
hal sarana prasarana cukup memperhatikan
mengenai pengadaan laboratorium komputer,
pemenuhan kebutuhan bagi berlangsungnya pemeliharaan LCD, setting ruang khusus TIK
pembelajaran. Hal ini dikemukakan dalam belum ada, dana untuk kebutuhan fotocopy
wawancara dengan guru-guru dan Koordinator lembar aktifitas siswa cukup besar kurang
Sarpras bahwa sekolah sudah mengupayakan lebih dua juta per bulan.”
(Wawancara, Kepala Sekolah, 30 Juni 2016)
pengadaan sarana prasarana semaksimal
mungkin sesuai anggaran. Masalah yang Data wawancara mengenai dana dengan
dikeluhkan adalah pemeliharaan sarana kepala sekolah dikuatkan dengan data dari
prasarana yang sudah tersedia. Data yang Koordinator Sarpras dan Kepala Tata Usaha.
peneliti peroleh mengenai sarana dan
Desain Produk
prasarana di SD Kristen Satya Wacana
dikuatkan oleh wawancara, observasi dan Pengembangan model manajemen
dokumentasi. pembelajaran berbasis TIK dilakukan dengan
Berkaitan dengan machine/perangkat merumuskan desain model manajemen
TIK, SD Kristen Satya Wacana sudah pembelajaran dengan pendekatan teori oleh
berusaha mengupayakan pengadaan perangkat Gorton. Langkah 1-4 merupakan model
TIK.Masalah yang selama ini menjadi kendala pengambilan keputusan (Usman, 2006:322-
berkaitan dengan perangkat TIK yang dimiliki 325). Langkah manajemen dengan pendekatan
sekolah adalah dalam hal pemeliharaan. teori Gorton dapat disederhanakan menjadi
Seperti yang terungkap dari wawancara empat tahap berdasarkan kebutuhan akan
dengan Koordinator IT dan guru-guru bahwa manajemen pembelajaran, yakni Tahap
laboratorium komputer dalam keadaan rusak, Pengambilan Keputusan Pembelajaran, Tahap
63
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017

Perencanaan Pembelajaran, Tahap masalah, maka dibuat desain model


Pelaksanaan Pembelajaran, dan Tahap manajemen pembelajaran berbasis TIK yang
Evaluasi Pembelajaran. Tahap - tahap tersebut mendukung terwujudnya PAIKEM. Langkah
dapat dikembangkan menjadi model manajemen tersebut terlihat seperti gambar di
manajemen pembelajaran berbasis bawah ini:
TIK.Berdasarkan hasil analisis potensi dan

Gambar 1 Langkah Manajemen Pembelajaran Pendekatan Teori Gorton

Model manajemen pembelajaran Kurikulum, Koordinator bidang IT,


berbasis TIK ini melibatkan pihak-pihak yang Koordinator bidang Sarana dan Prasarana,
terkait baik langsung maupun tidak langsung serta guru. Masing-masing pihak memiliki
dalam pembelajaran berbasis TIK diantaranya peran dalam langkah manajemen seperti pada
adalah: Kepala Sekolah, Koordinator bidang gambar di bawah ini:

64
Pengembangan Model Manajemen Pembelajaran Berbasis TIK di Sekolah Dasar | Edna Maria & Eko Sediyono

Gambar 2 Tahapan dan Pelaksana Manajemen Pembelajaran Berbasis TIK

Tahap Pengambilan Keputusan Pada tahap pengambilan keputusan,


Pembelajaran Berbasis TIK melibatkan tim guru juga mempunyai wewenang dalam hal-
yang terdiri dari: Kepala Sekolah, Koordinator hal yang berkaitan langsung dengan materi
bidang Kurikulum dan Guru. Pada Tahap pembelajaran yang akan diberikan pada siswa
Perencanaan Pembelajaran Berbasis TIK di kelas. Guru sebelum merencanakan
melibatkan Kepala Sekolah, Guru, pembelajaran berbasis TIK perlu
Koordinator Kurikulum, Koordinator IT, serta mengidentifikasi dan mendiagnosis masalah
Koordinator Sarana dan Prasarana. Pada Tahap yang berkaitan dengan kebutuhan integrasi
Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis TIK TIK dalam pembelajaran seperti materi
melibatkan Guru, Koordinator IT dan pembelajaran dalam bentuk konten digital,
Koordinator Sarana dan Prasarana. Pada Tahap kebutuhan siswa, ketersediaan infrastruktur
Evaluasi Pembelajaran Berbasis TIK untuk kemudian menetapkan tujuan
melibatkan Kepala Sekolah, Koordinator pembelajaran dan membuat keputusan
Kurikulum, Kurikulum IT, Koordinator Sarana pembelajaran berbasis TIK sesuai dengan
dan Prasarana serta Guru. keputusan Kepala Sekolah.
Pada tahap pengambilan keputusan Pada tahap Perencanaan Pembelajaran
pembelajaran berbasis TIK, Kepala Sekolah Berbasis TIK, Kepala Sekolah ikut terlibat
berhak mengambil segala keputusan terhadap dalam perencanaan pembelajaran berbasis TIK
adanya pembelajaran. Kepala Sekolah terlebih selaras dengan perencanaan pembelajaran oleh
dahulu mengidentifikasi masalah pembelajaran guru dan sesuai dengan pengembangan
berbasis TIK, apakah berkaitan dengan kurikulum serta penjadwalan guru oleh
kebijakan ataukah berkaitan dengan Koordinator Kurikulum. Perencanaan
pembiayaan. Setelah didiagnosis apakah ada pembelajaran berbasis TIK yang dibuat oleh
kecukupan anggaran atau dasar kebijakan Guru bekerjasama dengan Koordinator IT dan
untuk program pembelajaran berbasis TIK Koordinator Sarpras dalam hal kesiapan
yang diajukan oleh Koordinator Kurikulum infrastruktur, konten digital dan penjadwalan
maka perlu ditetapkan tujuan program penggunaan sarpras yang dibutuhkan pada saat
pembelajaran berbasis TIK sehingga berujung pelaksanaan pembelajaran. Guru dapat
kepada pembuatan keputusan berdasar menggunakan salah satu dari dua pendekatan
kebijakan atau kecukupan anggaran program perencanaan pembelajaran yang berbasis TIK
pembelajaran tersebut. yaitu pendekatan idealis atau pendekatan
pragmatis. Guru juga harus merencanakan
65
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017

strategi pembelajaran yang relevan (Kusmana, Hasil akhir yang diharapkan dari setiap
2011:44). tahapan adalah sebagai berikut:
Tahap Pelaksanaan Pembelajaran - Tahap Pengambilan Keputusan
Berbasis TIK melibatkan Guru sebagai Pembelajaran Berbasis TIK menghasilkan
manajer utama dalam pembelajaran. Guru Program Pembelajaran yang tertuang
melakukan pengorganisasian sumber daya dalam RKS (Rencana Kerja Sekolah) serta
belajar yang berbasis TIK, kemudian Program dan Anggaran tiap bidang
mengkoordinasikan tugas-tugas pembelajaran berkaitan dengan anggaran kebutuhan
dengan siswa sesuai dengan RPP yang telah program pembelajaran berbasis TIK.
dibuat. Guru selanjutnya mendelegasikan Program pembelajaran yang direncanakan
tugas-tugas tersebut pada siswa sesuai dengan dapat berupa program e-education
kemampuan siswa menggunakan TIK. misalnya e-learning, e-library. Setelah
Pada pelaksanaan pembelajaran guru dibuat keputusan bersama untuk tiap
juga melakukan penginisiasian yaitu bidang yang terkait langsung dengan
pengerahan atau kepemimpinan dimana guru pembelajaran di kelas (Bidang Kurikulum,
memotivasi peserta didik untuk siap berperan Bidang Sarana Prasarana, Bidang IT) dan
aktif dalam pembelajaran. Guru kemudian disahkan oleh Kepala Sekolah, maka
mengkomunikasikan materi yang berupa dapat dilanjutkan ke tahap selanjutnya.
konten digital kepada siswa menggunakan - Tahap Perencanaan Pembelajaran
perangkat TIK yang telah direncanakan. Berbasis TIK menghasilkan Prota,
Pembelajaran berbasis TIK dapat dilaksanakan Promes, Silabus, Rencana Mingguan serta
dengan teknik berkelompok. Hal ini akan Rencana Harian atau RPP dengan
memudahkan siswa dalam bekerjasama dan pendekatan integrasi TIK. RPP yang
bertukar informasi serta mengatasi masalah terintegrasi TIK ini disusun dan
pemerataan kemampuan siswa dalam dikembangkan bersama melibatkan
menggunakan TIK dalam pembelajaran. Pada Kepala Sekolah berkaitan dengan
tahap ini, Kepala Sekolah juga melakukan supervisi pembelajaran; Koordinator
monitoring dan evaluasi melalui kegiatan Kurikulum; berkaitan dengan program dan
supervisi terhadap pelaksanaan pembelajaran anggaran yang telah dibuat; Koordinator
yang dilakukan oleh guru (Triwiyanto, Sarpras berkaitan dengan ketersediaan dan
2015:66). penjadwalan penggunaan sarpras;
Tahap terakhir dalam manajemen Koordinator IT dibantu dengan timnya
pembelajaran berbasis TIK adalah Evaluasi berkaitan dengan materi pembelajaran
Pembelajaran berbasis TIK. Pada tahap ini berupa konten digital atau aktifitas
melibatkan Koordinator Kurikulum dalam hal pembelajaran yang memanfaatkan TIK
mempersiapkan penjadwalan kegiatan evaluasi yang harus dipersiapkan.
seperti Tes yang bersifat formatif seperti - Tahap Pelaksanaan Pembelajaran Berbasis
ulangan harian dan sumatif yaitu Tes Tengah TIK menghasilkan PAIKEM
Semester, Tes Akhir Semester. Koordinator (Pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif,
Kurikulum bekerjasama dengan guru dalam Efektif, Menyenangkan). Siswa melalui
pengadaan soal tes yang berbasis TIK dibantu TIK dimungkinkan untuk ikut aktif dalam
oleh Koordinator IT dan Koordinator Sarpras. pembelajaran, menghasilkan karya yang
Kepala Sekolah pada tahap ini juga bersifat inovatif, kreatif sehingga siswa
melaksanakan kegiatan supervisi pembelajaran mencapai tujuan pembelajaran
untuk memantau evaluasi pembelajaran. sebagaimana yang diharapkan.
66
Pengembangan Model Manajemen Pembelajaran Berbasis TIK di Sekolah Dasar | Edna Maria & Eko Sediyono

Keterlibatan siswa membuat siswa belajar bentuk program komputer. Hasil penilaian
asyik dengan percaya diri dan tertantang dilaporkan kepada orangtua siswa dalam
untuk melakukan hal serupa atau bahkan bentuk rapor baik laporan pendidikan di
hal yang lebih berat lagi. tengah semester maupun di akhir semester
- Tahap Evaluasi Pembelajaran Berbasis dalam bentuk digital (berbasis web atau
TIK menghasilkan hasil penilaian yang berbasis mobile) dan atau kertas.
sahih, objektif, adil, terpadu, terbuka,
Berkaitan dengan kegiatan supervisi
menyeluruh dan berkesinambungan,
pembelajaran berbasis TIK yang merupakan
sistematis, beracuan kriteria, serta
bagian dari pengawasan atau monitoring dan
accountable (Triwiyanto, 2015:190). Hal
evaluasi, Kepala Sekolah akan lebih mudah
tersebut dimungkinkan dengan
melaksanakannya jika semua tahap masuk
melaksanakan tes berbasis komputer.
dalam sistem berbasis internet yang dapat
Pengelolaan sistem penilaian ini akan
diakses dimana saja dan kapan saja. Model
menjadi efisien dalam hal penghematan
manajemen pembelajaran berbasis TIK seperti
biaya pengadaan kertas dan waktu untuk
gambar di bawah ini:
proses koreksi, karena tergantikan dengan
sistem komputer yang dibuat dalam

Gambar 3 Model Manajemen Pembelajaran Berbasis TIK

ValidasiProduk kalimat yang perlu diperbaiki. Beberapa


bagian perlu dielaborasi lebih lanjut agar
Model Pembelajaran Berbasis TIK
semakin jelas, Validator 2: Perbaikan tata
divalidasi oleh 3 Validator yaitu: (1) Dr.
bahasa dalam bahasa Indonesia yang baik,
Bambang Suteng Sulasmono, M. Si. (2) Dr.
Validator 3: Perlu ditambahkan tujuan yang
Dra. Ade Iriani, M. M. (3) Pujiono, S. Pd.
sasarannya untuk siswa. Perlu penataan sub
Beberapa saran dari validator tersebut antara
lain: Validator 1: Terdapat banyak struktur
67
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017

judul agar tidak terpisah dari uraiannya agar pembelajaran PAIKEM (Triwiyanto, 2015:97-
memudahkan dalam membaca. 98).
Melalui perencanaan pembelajaran,
persiapan integrasi TIK dalam RPP disusun
PerbaikanProduk dengan pertimbangan sedemikian rupa
menyesuaikan situasi dan kondisi sekolah.
Berdasarkan hasil validasi dan saran
Kesulitan yang dihadapi guru dalam
dari validator, selanjutnya dilakukan perbaikan
pengembangan RPP dapat diatasi dengan
sehingga diperoleh model manajemen
melakukan kerjasama dengan guru lain yang
pembelajaran berbasis TIK yang dapat
memegang tingkat kelas yang sama dengan
dijadikan acuan untuk pelaksanaan manajemen
fasilitasi dan supervisi oleh kepala sekolah
pembelajaran. Perbaikan yang dilakukan
atau guru senior yang ditunjuk.
antara lain: memperbaiki struktur kalimat,
Penelitian terdahulu yang berkaitan
mengelaborasi pada bagian konsep
dengan pengembangan manajemen
pembelajaran berbasis TIK dan menambahkan
pembelajaran lebih memfokuskan pada
halaman rujukan pada bagian yang
integrasi TIK dalam pembelajaran, penelitian
memerlukan rujukan konsep; memperbaiki tata
lain yang dilakukan mengembangkan model
bahasa yang belum menggunakan bahasa
sistematik integrasi TIK (Wang dan Woo,
Indonesia yang baik sehingga jelas subyek,
2007:148-156) dan mengenai model umum
predikat, obyek dan keterangannya;
untuk membimbing integrasi TIK dalam
menambahkan tujuan yang berkaitan dengan
pengajaran dan pembelajaran (Wang,
siswa dan menata kembali sub judul agar tidak
2008:411-419). Kedua penelitian ini
terpisah dari uraiannya sehingga mudah
merupakan bagian dari manajemen
dibaca.
pembelajaran namun bukan model manajemen
Pembahasan pembelajaran itu sendiri.
Penelitian lain lebih menekankan pada
Model ini disesuaikan dengan situasi
manajemen integrasi TIK ke dalam kurikulum
dan kondisi tempat penelitian agar dapat
sekolah dasar (Kyakulumbye dan Katono,
diimplementasikan dengan mudah.
2013). Fungsi manajemen yang digunakan
Keberhasilan implementasi model kembali
hanya tiga yaitu perencanaan,
kepada pelaksanaan secara menyeluruh,
pengorganisasian dan pengkoordinasian.
bertahap dan sesuai dengan kerjasama semua
Kesamaan kunci model pada penelitian ini
pihak yang terkait dengan pembelajaran.
adalah pada fungsi perencanaan. Perencanaan
Kunci keberhasilan model manajemen
menjadi salah satu aspek kunci dalam
pembelajaran berbasis TIK terletak pada tahap
manajemen kurikulum. Fungsi manajemen
perencanaan pembelajaran berbasis TIK yang
yang dikaji pada penelitian tersebut
dikerjakan oleh guru melibatkan pihak-pihak
melibatkan manajer sekolah dan guru. Hampir
yang terkait langsung dengan pembelajaran
sama namun belum menjelaskan secara
berbasis TIK. Sesuai fungsi dari perencanaan
lengkap sampai kepada fungsi manajemen
pembelajaran adalah sebagai panduan atau
yang terakhir namun penting yaitu evaluasi.
pedoman dalam penyusunan program
Menurut Triwiyanto (2015:183) fungsi
pembelajaran, penyiapan proses pembelajaran,
evaluasi dilakukan untuk menilai efisiensi,
penyiapan bahan/media/sumber belajar, dan
efektivitas, manfaat, dampak dan
penyiapan perangkat penilaian sehingga
keberlanjutan suatu program atau kegiatan
memudahkan pembuatan persiapan
dalam hal ini program pembelajaran. Dari
pembelajaran dan pengembangan
68
Pengembangan Model Manajemen Pembelajaran Berbasis TIK di Sekolah Dasar | Edna Maria & Eko Sediyono

fungsi evaluasi akan dapat diukur ketercapaian menentukan kebutuhan pembelajaran yang
program yaitu sejauh mana kegiatan akan datang.
pembelajaran dapat dilaksanakan. Kemudahan dalam monitoring dan
Ada tiga komponen kunci yang evaluasi proses pembelajaran yang dilakukan
mempengaruhi efektivitas integrasi TIK dalam baik oleh guru maupun kepala sekolah akan
pengajaran dan pembelajaran yaitu pedagogi, terwujud. Hal ini dimungkinkan dengan
interaksi sosial dan teknologi. Namun selain adanya teknologi komputer yang
ketiga komponen tersebut, kemampuan menghilangkan batasan waktu dan jarak dalam
manajemen juga merupakan keterampilan melaksanakan proses monitoring dan evaluasi
yang penting diperlukan dalam rangka pembelajaran. Pimpinan sekolah perlu
melaksanakan pembelajaran berbasis TIK mengelola pemanfaatan TIK dengan beberapa
(Wang, 2008:417). Model manajemen strategi pengelolaan TIK agar dapat
pembelajaran berbasis TIK ini berfokus pada bermanfaat bagi peningkatan pembelajaran
fungsi manajemen yang diperlukan dalam (Adu, Olatundun, 2013:11). Kepala sekolah
melaksanakan pembelajaran berbasis TIK dari dapat mengembangkan teknik supervisi
awal sampai akhir. Faktor kunci yang memanfaatkan teknologi komputer sebagai
berkaitan dengan implementasi TIK selain alat untuk melaksanakan proses monitoring
sikap dan etos yaitu koordinasi dan dan evaluasi pembelajaran. Supervisi dengan
manajemen (Tearle, 2004). Secara teori, model teknik kunjungan kelas sudah biasa dilakukan
ini sudah mendapat landasan yang kuat bahwa bahkan telah diteliti (Danurwati dan Slameto,
diperlukan gambaran manajemen yang jelas 2015:99-109). Guru mendapatkan bantuan
dan terukur untuk mencapai tujuan berupa arahan dan dorongan secara langsung
pembelajaran berbasis TIK. setelah supervisor melakukan kunjungan kelas.
Model manajemen pembelajaran Ada beberapa kelemahan jika supervisor hadir
berbasis TIK ini cukup lengkap dikembangkan dalam kelas, guru ataupun murid merasa
dengan tujuan agar efektivitas manajemen canggung dengan kehadiran orang lain yang
diperoleh secara maksimal. Jika ditinjau dari tidak biasa di dalam kelas selama proses
manfaat teoritis, model ini menyajikan lengkap pembelajaran. Jika tujuan kunjungan kelas
dengan tahap pengambilan keputusan yang adalah untuk memperoleh data mengenai
dilaksanakan sebelum tahap perencanaan. proses pembelajaran yang dilaksanakan, maka
Inilah yang menjadi kebaruan dari model dengan memanfaatkan model manajemen
manajemen pembelajaran ini. Masalah yang pembelajaran berbasis TIK, supervisor dapat
ditemukan berdasarkan evaluasi pembelajaran memperoleh data proses pembelajaran dengan
yang lalu dapat menjadi dasar pengambilan bantuan teknologi jaringan dan dengan
keputusan bagi perencanaan pembelajaran bantuan kamera. Hal tersebut tidak akan
yang akan datang. Hasil penelitian terdahulu mengganggu berlangsungnya proses
menyatakan bahwa sekolah berbasis TIK perlu pembelajaran namun justru mempermudah.
rencana kebijakan TIK yang jelas agar Supervisor juga dapat melihat data
koordinator yang ditunjuk sebagai pemimpin perencanaan pembelajaran yang dibuat oleh
memiliki arahan kerja yang jelas pula guru dengan mengakses ke sebuah web
(Vanderlinde, dkk, 2012). Hasil evaluasi database dengan password khusus serta
proses pembelajaran yang sebelumnya perlu kemudian mengevaluasi apakah sudah sesuai
dipertimbangkan dalam rangka membuat dengan pelaksanaan pembelajaran, sehingga
keputusan. Temuan masalah yang didapat dari dapat diperoleh solusi yang tepat bagi
tahap ini akan menjadi dasar untuk kesulitan yang guru hadapi.
69
Jurnal Kelola, Vol. 4, No. 1, Januari-Juni 2017

SIMPULAN DAN SARAN Implementasi model manajemen


pembelajaran berbasis TIK ini perlu
Simpulan
memperhatikan beberapa hal, yakni: (1) Bagi
Melalui kegiatan penelitian dan pihak sekolah, dalam rangka mewujudkan
pengembangan ini telah didapatkan gambaran PAIKEM serta visi sekolah, model manajemen
mengenai manajemen pembelajaran yang saat pembelajaran berbasis TIK ini dapat dijadikan
ini dibuat dan dilaksanakan di SD Kristen sebagai acuan untuk meningkatkan manajemen
Satya Wacana Salatiga bahwa selain guru ada pembelajaran berbasis TIK pelaksanaannya
keterlibatan kepala sekolah, koordinator belum efektif. Perlu ada kesiapan SDM,
kurikulum, koordinator IT serta koordinator insfrastruktur dan peserta didik; (2) Bagi Guru
sarpras. SD Kristen Satya Wacana mempunyai perlu kerjasama dan komunikasi yang baik
potensi untuk melaksanakan pembelajaran dengan pihak-pihak intern dan ekstern yang
berbasis TIK namun masih ada masalah dalam terkait langsung dengan pembelajaran; (3)
perencanaan manajemen pembelajaran yang Bagi kepala sekolah perlu meningkatkan
berbasis TIK.Manajemen pembelajaran yang supervisi pembelajaran agar manajemen
sudah dilaksanakan di SD Kristen Satya pembelajaran terlaksana secara efektif dan
Wacana belum efektif karena sebagian besar efisien serta mengadakan pelatihan TIK secara
guru belum menyusun dan mengembangkan berkala bagi guru-guru; (4) Koordinator IT
RPP yang menjadi acuan rinci bagi guru dalam perlu membentuk tim IT terdiri dari laboran
melaksanakan pembelajaran terutama dan programer yang membantu guru
pembelajaran yang berbasis TIK. mempersiapkan konten digital yang sesuai
Model manajemen pembelajaran dengan RPP yang terintegrasi dengan TIK; (5)
berbasis TIK yang dikembangkan terdiri dari 4 Sekolah perlu memikirkan strategi untuk
tahap yakni: (1) Tahap Pengambilan menggalang dana bagi peningkatan
Keputusan Pembelajaran Berbasis TIK; (2) infrastruktur TIK dan pemeliharaannya; (6)
Tahap Perencanaan Pembelajaran Berbasis Bagi penelitian selanjutnya, model manajemen
TIK; (3) Tahap Pelaksanaan Pembelajaran pembelajaran ini dapat diteliti lebih lanjut
Berbasis TIK; dan (4) Tahap Evaluasi apakah model ini dapat diterapkan pada
Pembelajaran Berbasis TIK. Ada hasil akhir lembaga pendidikan yang lain atau untuk
yang diharapkan dari masing-masing tahapan dikembangkan bagi kegiatan supervisi
yakni: (1) RKS yang berisi program pembelajaran.
pembelajaran berbasis TIK; (2) RPP yang
UCAPAN TERIMAKASIH
terintegrasi dengan TIK; (3) PAIKEM; (4)
Hasil Evaluasi yang sahih, objektif, adil, Terimakasih yang sebesar-besarnya diucapkan
terpadu, terbuka, menyeluruh dan kepada Prof. Dr. Slameto, M.Pd. yang telah
berkesinambungan, sistematis, beracuan memberikan bimbingan dalam penulisan
kriteria, serta accountable. Kunci keberhasilan artikel ini.
terletak pada Tahap Perencanaan Pembelajaran
DAFTAR PUSTAKA
Berbasis TIK dimana guru melibatkan pihak
terkait dengan pembelajaran berbasis TIK Adu, E.O. dan Olatundun, S. A. 2013. The Use
dalam pembuatan RPP yang terintegrasi And Management Of ICT In Schools:
dengan TIK. Model ini juga dapat Strategies For School Leaders.
dikembangkan untuk melakukan supervisi European Journal of Computer Science
pembelajaran dengan berbasis TIK. and Information Technology
Saran
70
Pengembangan Model Manajemen Pembelajaran Berbasis TIK di Sekolah Dasar | Edna Maria & Eko Sediyono

(EJCSIT)Vol.1, No.2, pp.10-16, FIP-UPI). 2007. Ilmu dan Aplikasi


September. Pendidikan. Bandung: PT.IMTIMA,
Grasindo.
Anderson, Jonathan. 2010. ICT Transforming
Education. Bangkok: UNESCO. Sugiyono. 2012. MetodePenelitianPendidikan-
Sumber: PendekatanKuantitatif, Kualitatif, dan
http://www.unescobkk.org/education/n R & D. Bandung: Alfabeta.
ews/article/ict-transforming-education-
Syafaruddin dan Nasution, Irwan. 2005.
a-regional-guide-1/
Manajemen Pembelajaran. Jakarta:
Bafadal, Ibrahim. 2009. Manajemen Quantum Teaching.
Peningkatan Mutu Sekolah Dasar.
Tearle, Penni. 2004. A Theoretical and
Jakarta: Bumi Aksara.
Instrumental Framework for
Danurwati, Suprih dan Slameto. 2015. Implementing Change in ICT in
Penerapan Supervisi Kunjungan Kelas Education. Cambridge Journal of
untuk Meningkatkan Kinerja Guru Education Vol. 34, No. 3, November.
Sekolah Dasar Negeri. Jurnal Kelola
Triwiyanto, Teguh. 2015. Manajemen
Manajemen Pendidikan Vol.2 No.1
Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta:
Januari-Juni 2015.
BumiAksara.
Gorton, Richard A. 1976. School
Usman, Husaini. 2006. Manajemen Teori,
Administration. New York: Wm. C.
Praktik, dan Riset Pendidikan. Jakarta:
Brown Company Publishers.
Bumi Aksara.
Haryati, Sri. 2012. Research and Development
Vanderlinde, Ruben, Sara Dexter dan Johan
(R&D) Sebagai Salah Satu Model
van Braak, 2012. School-based ICT
Penelitian dalam Pendidikan. Jurnal
policy plans in primary
UTM Volume 37 No.1 15 September
education:Elements, typologies and
2012. Sumber:
underlying processes. British Journal
http://jurnal.utm.ac.id/index.php/MID/a
of Educational TechnologyVol 43 No 3.
rticle/viewFile/13/11 diakses tanggal 3
November 2015. Wang, Qiyun., & Woo, H. L. 2007. Systematic
Planning for ICT Integration in Topic
Kusmana, Ade. 2011. E-learning dalam
Learning. Educational Technology &
Pembelajaran. Lentera Pendidikan
Society, 10 (1), 148-156.
Volume 14 No. 1 Juni.
Wang, Qiyun. 2008. A Generic Model for
Kyakulumbye, Stephen and Katono, Isaac
Guiding the Integration of ICT into
Wasswa. 2013. The Management
Teaching and Learning. Innovations in
Practises of ICT Integration in the
Education and Teaching International
Curriculum of Primary Schools in
Vol. 45, No. 4, November 2008, 411–
Uganda. Proceedings of the
419.
International Conference on e-
Learning, Academic Conferences &
Publishing International Ltd.
Sa’ud, Udin Syaefudin and Sumantri, Mulyani
(Tim Pengembang Ilmu Pendidikan
71

Anda mungkin juga menyukai