Pada praktikum, digunakan fase diamnya yaitu silica gel 𝐺𝐹254 , dipilihnya
fase diam tersebut karena umumnya untuk mengetahui banyak zat memang
digunakan silica gel 𝐺𝐹254 . Untuk fase geraknya digunakan n-heksana (non –
polar) : etil asetat (semi polar) dengan perbandingan 4:1 (bisa diubah sesuai
sampel), namun perbandingannya diubah ke 9:1 karena saat menggunakan 4:1
dalam perhitungan Rf masih terlalu tinggi dan jarak noda di plat klt juga masih
lebih dari ¾ bagian plat KLT.
Setelah itu masukkan 2 plat KLT yang sudah ditotolkan oleh sampel ke
dalam chamber yang berisi fase gerak yang sudah dijenuhkan, jika noda yang
timbul terlalu tinggi (melebihi ¾ ) maka perlu ditambah larutan n-heksana lebih
dalam chamber karena fase gerak terlalu polar dibandingkan sampelnya, jika noda
yang timbul kurang dari ¾ maka perlu ditambah larutan etil asetat lebih karena
fase gerak terlalu non – polar dibandingkan dengan sampelnya.
Setelah itu dilihat dengan sinar UV, dan beri tanda spotnya menggunakan
pensil (harus menggunakan pensil karena goresan yang diberikan oleh pensil tidak
menghasilkan reaksi dengan sampel dan fase gerak yang ada pada plat KLT). Jika
menggunakan pulpen hanya akan meninggalkan noda yang bisa bereaksi dengan
fase gerak ataupun sampel tersebut.
Kemudian beri pereaksi dragendorf dan godin pada sampel (berbeda
sampel, 1 plat KLT diberi godin dan plat lainnya diberi dragendorf), dragendorf
adalah pereaksi untuk mengetahui sampel mengandung alkaloid atau tidak, jika
plat berubah menjadi coklat maka sampel mengandung alkaloid, pada sampel
yang digunakan saat itu, tidak mengandung alkaloid. Kemudian pereaksi godin
adalah untuk mengetahui kandungan sampel berdasarkan warna yang ditimbulkan
noda pada plat KLT. Pemberian pereaksi merata ke semua KLT dengan
menggunakan pipet, bukan menenggelamkannya dalam pereaksi.
Sampel yang kami pakai adalah daun jeruk purut, yang nama latinnya
adalah (Citrus hystrix D. C.) dan nama simplisianya adalah Citri Hystricis Folium.
Menurut literatur, daun jeruk purut mengandung tanin 1,8 %, steroid, triterpenoid,
dan minyak atsiri 1 – 1,5 %. Dan juga memiliki efek farmakologis sebagai
antiseptik dan antioksidan. (Miftahendrawati, 2014)
Rf KLT yang bagus berkisar antara 0,2 – 0,8. Jika Rf terlalu tinggi, yang
harus dilakukan adalah mengurangi kepolaran eluen, dan sebaliknya. Rf yang
didapat dengan perbandingan eluen n-heksana:etil asetat 4:1 adalah 0,95cm yang
artinya Rf tersebut tidak bagus, selanjutnya dilakukan percobaan ulang dengan
eluen yang sama namun berbeda perbandingan yaitu 9:1 yaitu 0,50cm (sebelum
dipanaskan) dan 0,63cm (setelah dipanaskan), Rf tersebut adalah Rf dengan
pereaksi godin. Sedangkan untuk pereaksi dragendorf menghasilkan Rf 0,77cm
dengan eluen yang sama dan perbandingan 4:1. (HMK UB, 2013)