Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Pada awalnya, seorang perawat dalam melaksanakan tugas-tugas


keperawatan hanya sebagai rutinitas kerja harian tanpa berpedoman pada dasar-
dasar ilmiah tindakan keperawatan. Sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, berkembang pula ilmu keperawatan. Perkembangan
ini juga sejalan dengan pengakuan keperawatan sebagai suatu profesi. Dari
pengakuan sebagai profesi yang mandiri ini, perawat dalam melaksanakan asuhan
keperawatan selalu menggunakan pendekatan proses keperawatan.
Proses keperawatan adalah suatu pendekatan penyelesaian masalah yang
sistematis dalam pemberian asuhan keperawatan. Kebutuhan dan masalah klien
merupakan titik sentral dalam penyelesaian masalah ini. Tujuan umum dari proses
keperawatan adalah sebuah sistem. Apapun yang tergolong sistem maka tujuannya
adalah peningkatan kualitas.
Dengan proses keperawatan, seorang perawat dapat memberikan
peningkatan asuhan keperawatan. Dengan kualitas asuhan keperawatan yang
optimal maka semua klien dapat mengalami kesembuhan. Proses keperawatan
terdiri dari beberapa tahap yaitu tahap yaitu pengkajian, diagnosa, intervensi,
implementasi, dan evaluasi. Proses keperawatan yang diterapkan dapat membantu
pengembangan profesionalisme seorang perawat terutama pada tahap
implementasi keperawatan.
Implementasi keperawatan adalah tahap ke empat dalam tahap proses
keperawatan dalam melaksanakan tindakan perawatan sesuai dengan rencana
(Hidayat, 2004). Implementasi keperawatan merupakan tahap ketika perawat
mengaplikasikan rencana asuhan keperawatan ke dalam bentuk intervensi
keperawatan guna membantu klien mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Tahap
ini sangat penting dalam proses keperawatan karena pada tahap ini seorang
perawat harus melakukan tindakan keperawatan kepada pasien. Melakukan
tindakan kepada pasien harus teliti, baik, dan benar agar tindakan yang diberikan
sesuai dengan SOP dan tidak menimbulkan masalah. Banyak masalah yang terjadi
akibat salah dalam melakukan tindakan seperti mal praktik. Untuk mengantisipasi

1
hal itu, maka seorang perawat harus mengerti tentang tindakan keperawatan baik
itu dari segi pengertian, tahapan, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu proses keperawatan sangat dibutuhkan oleh seorang
perawat terutama implementasi keperawatan. Maka dari itu dalam memberikan
asuhan keperawatan harus diperhatikan implementasi keperawatan yang harus
dilakukan sesuai dengan masalah kesehatan yang dialami klien. Hal ini bertujuan
untuk menjamin kesembuhan pasien dan meningkatkan kualitas asuhan
keperawatan serta untuk mencegah masalah yang timbul seperti mal praktik.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, rumusan masalah yang dapat diambil adalah
1. Apa pengertian dari implementasi keperawatan?
2. Bagaimana keterampilan, faktor, tahapan, dan pendekatan implementasi
keperawatan?
3. Bagaimana prinsip dan metode dari implementasi keperawatan?
1.3 Tujuan Penulisan
Penulisan makalah ini bertujuan untuk :
1. Memberikan pengetahuan tentang pengertian dari implementasi
keperawatan.
2. Memberikan wawasan tentang keterampilan dan faktor implementasi
keperawatan, tahapan implementasi keperawatan, dan pendekatan tindakan
keperawatan.
3. Memberikan pengetahuan tentang prinsip dan metode implementasi
keperawatan.
1.4 Manfaat Penulisan
Makalah ini diharapkan dapat mempunyai manfaat sebagai berikut :
1. Agar dapat menambah pengetahuan tentang pengertian implementasi
keperawatan.
2. Dapat menambah wawasan tentang keterampilan dan faktor implementasi
keperawatan, tahapan implementasi keperawatan, dan pendekatan tindakan
keperawatan.
3. Dapat menerapkan dan mengaplikasikan prinsip dan metode dari
implementasi keperawatan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Implementasi Keperawatan

2
Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah
kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlakukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan
dan diselesaikan. Dalam teori, implementasi dari rencana asuhan keperawatan
mengikuti komponen perencanaan dari proses keperawatan. Implementasi
mencakup melakukan, membantu, atau mengarahkan kinerja aktivitas kehidupan
sehari-hari dan memberikan arahan perawatan untuk mencapai tujuan yang
berpusat pada klien.
Dalam situasi yang tidak genting, implementasi di mulai setelah rencana
asuhan dikembangkan dan difokuskan pada melakukan intervensi keperawatan
untuk mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan. Intervensi
keperawatan adalah semua tindakan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien beralih dari status kesehatan saat ini ke status kesehatan yang
diuraikan dalam hasil yang diharapkan (Gordon, 1994). Klien mungkin
membutuhkan intervensi dalam bentuk dukungan, medikasi, pengobatan, untuk
kondisi terbaru, edukasi klien-keluarga, atau tindakan untuk mencegah masalah
kesehatan dimasa mendatang.
Implementasi adalah bersinambungan dan interaktif dengan komponen
lain dari proses keperawatan. Selama implementasi, perawat mengkaji kembali
klien, memodifikasi rencana asuhan, dan menuliskan kembali hasil yang
diharapkan sesuai kebutuhan. Untuk implementasi yang efektif, perawat harus
berpengetahuan banyak tentang tipe-tipe intervensi, proses implementasi, dan
metode implementasi spesifik.
Implementasi keperawatan adalah realisasi rencana tindakan untuk
mencapai tujuan. Kegiatan dalam pelaksanaan juga meliputi pengumpulan data
berkelanjutan, mengobservasi respon klien selama dan sesdudah pelaksanaan
tindakan, serta menilai data yang baru.

2.2 Keterampilan dan Faktor Implementasi Keperawatan


Keterampilan yang dibutuhkan dalam implementasi keperawatan antara
lain sebagai berikut :

3
1. Keterampilan Kognitif
Keterampilan kognitif mencakup pengetahuan keperawatan yang
menyeluruh. Perawat harus mengetahui alasan bentuk setiap intervensi
terapeutik, memahami respons fisiologis, psikologis, normal dan
abnormal, mampu mengidentifikasi kebutuhan dan pemulangan klien,
serta mengenai aspek-aspek promotif kesehatan klien dan kebutuhan
penyakit.
2. Keterampilan Interpersonal
Keterampilan interpersonal penting untuk tindakan keperawatan yang
efektif. Perawat harus berkomunikasi dengan jelas pada klien, keluarganya
dan anggota tim keperawatan kesehatan lainnya. Perhatian dan rasa saling
percaya ditunjukkan ketika berkomunikasi secara terbuka dan jujur.
Penyuluhan dan konseling harus dilakukan sehingga tingkat pemahaman
yang diinginkan dan sesuai dengan pengharapan klien. Perawat juga harus
sensitif pada respons emosional klien terhadap penyakit dan pengobatan.
Penggunaan keterampilan interpersonal yang sesuai memungkinkan
perawat mempunyai perseptif terhadap komunikasi verbal dan non verbal
klien.
3. Keterampilan Psikomotor
Keterampilan psikomotor mencakup kebutuhan langsung terhadap
perawatan kepada klien, seperti perawatan luka, meeberikan suntikan,
melakukan pengisapan lendir, mengatur posisi, membantu klien memenuhi
kebutuhan aktivitas sehari-hari, dan lainnya. Perawat mempunyai
tanggung jawab professional untuk mendapatkan keterampilan ini. Dalam
halnya keterampilan baru, Perawat dapat mengkaji tingkat kompetensi dan
memastikan bahwa klien mendapat tindakan yang aman.
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan keperawatan antara lain :
 Kemampuan intelektual, teknikal, dan interpersonal.
 Kemampuan menilai data baru.
 Kreativitas dan inovasi dalam membuat modifikasi rencana
tindakan.
 Penyesuaian selama berinteraksi dengan klien.
 Kemampuan mengambil keputusan dalam memodifikasi
pelaksanaan.
 Kemampuan untuk menjamin kenyamanan dan keamanan serta
efektivitas tindakan.

4
2.3 Tahap-Tahap Implementasi Keperawatan
Tahap-tahap dalam pelaksanaan tindakan keperawatan yaitu :
a. Tahap Persiapan
1. Review rencana tindakan keperawatan.
2. Analisis pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan.
3. Antisipasi komplikasi yang akan timbul.
4. Mempersiapkan peralatan (waktu, tenaga, alat).
5. Mengidentifikasi aspek-aspek hukum dan etik.
6. Memperhatikan hak-hak pasien antara lain hak atas pelayanan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan kesehatan, hak atas
informasi, hak untuk menentukan nasib sendiri, dan hak atas
second opinion.
b. Tahap Pelaksanaan
1. Berfokus pada klien.
2. Berorientasi pada tujuan dan kriteria hasil.
3. Memperhatikan keamanan fisik dan psikologis klien.
4. Kompeten
c. Tahap Sesudah Pelaksanaan
1. Menilai keberhasilan tindakan.
2. Mendokumentasikan tindakan, yang meliputi aktivitas/tindakan
keperawatan, hasil/respons pasien, tanggal/jam, nomor diagnosis
keperawatan, dan tanda tangan.

2.3 Pendekatan Tindakan Keperawatan


Pendekatan tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan kewenangan dan
tanggung jawab perawat secara professional antara lain :
a. Independent
Adala suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat tanpa petunjuk dan
perintah dari dokter atau tenaga kesehatan lainnya.
Lingkup tindakan independent ini antara lain :
 Mengkaji terhadap klien dan keluarga melalui riwayat keperawatan
dan pemeriksaan fisik untuk mengetahui status kesehatan klien.
 Merumuskan diagnosa keperawatan.
 Mengidentifikasi tindakan keperawatan.
 Melaksanakan rencana pengukuran.

5
 Merujuk kepada tenaga kesehatan lain.
 Mengevaluasi respons klien.
 Partisipasi kepada konsumer atau tenaga kesehatan lainnya dalam
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
Tipe tindakan independent keperawatan dapat dikategorikan menjadi 4,
yaitu :
1) Tindakan diagnostik
 Wawancara dengan klien.
 Observasi dan pemeriksaan fisik.
 Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana.
2) Tindakan terapeutik
Tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi masalah
klien.
3) Tindakan edukatif
Tindakan untuk merubah perilaku klien melalui promosi kesehatan
dan pendidikan kesehatan kepada klien.
4) Tindakan merujuk
Tindakan kerja sama dengan tim kesehatan lain

b. Interdependent
Yaitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu kerja sama dengan tenaga
kesehatan lainnya, misalnya tenaga sosial, ahli gizi, fisioterapi, dan dokter.
c. Dependent
Yaitu pelakasanaan rencana tindakan medis.
2.4 Prinsip Implementasi Keperawatan
Beberapa pedoman atau prinsip dalam pelaksanaan implementasi
keperawatan (Kozier et al, 1995) adalah sebagai berikut :
 Berdasarkan respons klien.
 Berdasarkan ilmu pengetahuan, hasil penelitian keperawatan, standar
pelayanan professional, hukum, dan kode etik keperawatan.
 Berdasarkan penggunaan sumber-sumber yang tersedia.

6
 Sesuai dengan tanggung jawab dan tanggung gugat profesi keperawatan.
 Mengerti dengan jelas pesanan-pesanan yang ada dalam rencana intervensi
keperawatan.
 Harus dapat menciptakan adaptasi dengan klien sebagai individu dalam
upaya meningkatkan peran serta untuk merawat diri sendiri (self care).
 Menekankan pada aspek pencegahan dan upaya peningkatan status
kesehatan.
 Dapat menjaga rasa aman, harga diri, dan melindungi klien.
 Memberikan pendidikan, dukungan, dan bantuan.
 Bersifat holistik.
 Kerjasama dengan profesi lain.
 Melakukan dokumentasi.
2.5 Metode Implementasi Keperawatan
Perawat menjalankan rencana asuhan keperawatan dengan menggunakan
beberapa metode implementasi. Sebagai contoh, klien dengan diagnosa
keperawatan, hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan gips lengan
bilateral, mungkin membutuhkan bantuan dalam melakuikan aktifitas kehidupan
sehari-hari. Klien dengan koping individual tidak efektif yang berhubungan
dengan ketakutan diagnose medis mungkin membutuhkan konseling sebagai
metoda intervensi keperawatan. Klien imobilisasi total atau disorientasi
membutuhkan intervensi keperawatan yang memberikan perawatan total klien.
Metode implementasi lainnya mencakup supervise dan evaluasi dari anggota tim
perawatan kesehatan lainnya. Untuk setiap diagnosa keperawatan perawat
mengidentifikasi intervensi yang sesuai, yang dari setiap intervensi tersebut
membutuhkan pengetahuan teoritis spesifik dan keterampilan klinik spesifik.
1. Membantu Dalam Aktivitas Kehidupan Sehari-Hari
Aktivitas hehidupan sehari-hari (AKS) adalah aktivitas yang biasanya
dilakukan sepanjang hari/ normal, aktivitas tersebut mencakup: ambulasi,
makan, berpakaian, mandi, menyikat gigi, dan berhias. Kondisi yang
mengakibatkan kebutuhan AKS dapat bersifat akut, kronis, temporer,
permanen.
2. Konseling

7
Konseling adalah metode implementasi yang membantu klien
menggunakan proses pemecahan masalah untuk mengenali dan mengenai
stress dan yang memudahkan hubungan interpersonal di antara klien,
keluarganya, dan tim perawatan kesehatan. Perawat memberikan
konseling untuk membantu klien menerima perubahan aktuan atau yang
akan terjadi yang diakibatkan oleh stress. Konseling adalah dukungan
emosional, intelektual, spiritual, dan psikologis. Klien dan keluarganya
yang membutuhkan konseling keperawatan mempunyai kesulitan
penyesuaian dan dalam keadaan marah atau frustasi, tetapi bukan berarti
tidak mampu secara psikologis. Klien dengan diagnosa psikiatris
membutuhkan terapi oleh perawat yang mempunyai keahlian dalam
keperawatan psikiatri atau oleh pekerja social, psikiater, atau psikolog.
Banyak teknik konseling digunakan untuk memelihara pertumbuhan
kognitif, prilaku, perkembangan, eksperimental, dan emosional pada klien.
Konseling mendorong individu untuk meneliti ketersediaan alternatif dan
untuk memutuskan pilihan mana yang bermanfaat dan sesuai. Ketika klien
mampu untuk meneliti alternatif, mereka dapat mengembangkan rasa
kontrol dan mampu untuk menangani stress lebih baik. Untuk membantu
klien yang membutuhkan teknik konseling, perawat harus mampu untuk
mengidentifikasi kebutuhan konseling dan memiliki keterampilan
komunikasi untuk mengembangkan hubungan yang terapeutik (Sundees, et
al. 1995). Klien atau keluarga yang membutuhkan konseling termasuk
orang yang harus menyesuaikan pola gaya hidup, seperti berhenti
merokok, penurunan berat badan, atau meningkatkan aktivitas. Koping
klien terhadap penyakit atau kecacatan kronik membutuhkan konseling
untuk membantu mereka beradaptasi terhadap perubahan dalam gaya
hidup atau cairan tubuh sejalan dengan kemajuan penyakit. Selama fase
penyakit yang mengancam hidup, klien, dan keluarganya membutuhkan
konseling untuk mengatasi kemungkinan dari kematian. Konseling
berkaitan erat dengan penyuluhan. Keduanya mencakup keterampilan
berkomunikasi untuk menimbulkan perubahan pada klien. Namun
demikian, pada konseling, perubahan terjadi dalam mengembangkan sikap

8
dan perasan baru, sementara pada penyuluhan fokus dari perubahan adalah
perubahan intelektual atau mendapatkan pengetahuan atau keterampilan
psikomotor baru (Redman,1993).

3. Penyuluhan

Penyuluhan adalah suatu metode impleme ntasi yang digunakan untuk


menyajikan prinsip, prosedur, dan teknik yang tepat tentang perawatan
kesehatan klien dan untuk menginformasikan klien tentang status
kesehatannya. Sebagai tanggungjawab keperawatan, penyuluhan
diimplementasikan pada semua lingkup perawatan kesehatan, seperti di
unit perawat akut, perawatan di rumah, dan lingkungan di komunitas.
Perawat bertanggungjawab untuk mengkaji kebutuhan pembelajaran klien
dan bertanggung gugat terhadap kualitas edukasi yang diberikan. Selama
pengkajian, perawat menentukan kebutuhan pembelajaran klien dan
kesiapan klien untuk belajar. Perawat kemudian menginterpretasikan data
untuk merumuskan diagnosa keperawatan yang mencerminkan kebutuhan
yang teridentifikasi. Selama merencanakan, perawat dan klien menetapkan
tujuan untuk pembelajaran. Implementasi adalah penerapan strategi
penyuluhan yang dirancang untuk mencapai tujuan pembelajaran. Tujuan
proses belajar mengajar adalah untuk mengembangkan dan
mengimplementasikan rencana penyuluhan yang khususnya pada
kebutuhan, tingkat pengetahuan, dan sumber pembelajaran klien.

9
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Implementasi yang merupakan komponen dari proses keperawatan adalah
kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlakukan untuk
mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan
dan diselesaikan. Dalam implementasi keperawatan diperlukan berbagai
keterampilan. Keterampilan yang dibutuhkan dalam implementasi keperawatan
antara lain keterampilan kognitif, keterampilan interpersonal, dan keterampilan
psikomotor. Secara umum, faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi
keperawatan adalah kemampuan dari seorang perawat dalam melakukan tindakan
keperawatan kepada pasien. Tahap-tahap dalam pelaksanaan tindakan

10
keperawatan yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap sesudah
pelaksanaan. Pendekatan tindakan keperawatan dibedakan berdasarkan
kewenangan dan tanggung jawab perawat secara professional antara lain
interdependent, dependent, dan independent. Prinsip dari implementasi
keperawatan adalah kemampuan dari seorang perawat, respons klien, serta kerja
sama dengan tim kesehatan yang lain. Metode dari implementasi keperawatan
adalah membantu pasien dalam aktivitas sehari-hari, konseling, dan penyuluhan.

3.2 Saran

Mengingat profesi perawat merupakan profesi yang langsung berhadapan


dengan nyawa manusia, maka dalam menjalankan aktivitasnya, perawat harus
teliti dalam melakukan implementasi atau tindakan keperawatan. Implementasi
keperawatan sangat penting untuk diterapkan dalam memberikan asuhan
keperawatan kepada klien agar dapat meningkatkan kualitas pelayanan kepada
pasien dan pasien merasa puas dan terlayani dengan baik. Selain itu juga,
implementasi keperawatan ini ditujukkan agar kesembuhan pasien dapat
dilakukan dengan cepat.

DAFTAR PUSTAKA
Anggraini. 2016. “Tinjauan Pustaka” diakses pada repository.umy.ac.id
/bitstream/handle/123456789/2835/f.%20Bab%20II.pdf?
sequence=6&isAllowed=y pada tanggal 20 April 2018.

Budiono dan Budi Pertami, Sumirah. 2015. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta :
Bumi Medika.

Potter and Perry. 2005. Potter & Perry Fundamental Keperawatan Konsep,
Proses, dan Praktik Volume 1. Jakarta : Buku Kedokteran EGC.

Setiadi. 2012. Konsep dan Penulisan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Teori


dan Praktik Edisi 1. Jakarta : Graha Ilmu.

11
12

Anda mungkin juga menyukai