Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN

VALIDASI DATA

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SULTAN MUHAMMAD JAMALUDIN I
TAHUN 2019
1
PANDUAN VALIDASI DATA
DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SULTAN MUHAMMAD JAMALUDIN I

BAB I
DEFINISI

Pada negara-negara anggota The Organization for Economic Co-Operation and


Development (OECD) pada tahun 2007, memberi bukti bahwa hambatan untuk berbagi
data klinis pasien tetap sangat tinggi, meskipun banyak permintaan untuk reformasi
pengumpulan data. Laporan tersebut diperoleh dari survey medical records. Ini adalah
salah satu contoh manfaat survei yang telah dilakukan di Negara-negara OECD.
Pada rumah sakit di Indonesia khususnya Rumah Sakit Umum Daerah Sultan
Muhammad Jamaludin I, tentu juga banyak informasi-informasi yang dapat digunakan
sebagai sumber pengembangan mutu dan risiko pasien. Informasi-informasi ini
bersumber dari segala bagian di rumah sakit seperti bagian medis, manajemen dan
risiko pasien.
Agar pengumpulan informasi dapat dideskripsikan secara sistematis, dan data-
data fungsi bagian dapat dikonfirmasi serta indentifikasi data-data rumah sakit, maka
perlu dilakukan tatacara melakukan survei, validasi dan verifikasi. Pada buku tatacara
ini yang ditetapkan adalah tatacara survei, validasi dan verifikasi di Rumah Sakit
Umum Daerah Sultan Muhammad Jamaludin I.
Survei menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah teknik riset dengan
memberikan batas jelas atas data. Sedangkan menurut Prof. Ascabat Gani, Bapak
Ekonomi Kesehatan Indonesia, survei adalah suatu penelitian dimana data atau
informasi dikumpulkan secara sistematis, tetapi tidak dilakukan eksperimen.
Verifikasi adalah suatu sistim ahli, atau sistim beberapa computer untuk segala
masalah, tugas yang telah ditentukan oleh sistim yang sudah dibangun sesuai
spesifikasi.
Validasi adalah alat penting untuk memahami mutu dari data dan untuk
menetapkan tingkat kepercayaan (confidence level) para pengambil keputusan terhadap
data itu sendiri, dan salah satu langkah dalam proses menetapkan prioritas penilaian,
memilih apa yang harus dinilai, memilih dan mengetes indikator, mengumpulkan data,
dan menggunakan data untuk peningkatan mutu pelayanan.

1
BAB II
RUANG LINGKUP

A. Data Primer
Survei yang menggunakan data primer dapat dilakukan dengan beberapa
cara pengumpulan yang penting, seperti observation method, interview method,
through questionnaires, through schedule dan metode lain termasuk warranty
cards, distributor audits, pantry audits, cunsomer panels, using mechanical
devices, through projective techniques, depth interviewsdancontent analysis.

1. Observation method
Observation method sering digunakan untuk penelitian yang
berhubungan dengan behavioural science. Informasi dicari dengan cara
investigator sendiri langsung observasi tanpa bertanya kepada responden.
Dalam melakukan observasi harus dipikirkan seperti : Apa yang seharusnya
diamati ? Bagaimana cara merekam yang diamati ? atau Bagaimana akurasi
pengamatan ?

2. Interview method
Data yang dikumpulkan dengan presentasi dari oral verbal stimuli dan
balasan dalam istilah oral verbal responses. Cara interview dapat dilakukan
dengan cara :
a. Personel interviews : interview dalam mengajukan pertanyaan secara umum
dengan kontrak face to face terhadap orang lain.
b. Telephone interview : interview kepada responden melalui telepon.
Menurut Carol Ross Spang, The VP of Human Resources, indikasi hasil
survey berhubungan dengan temuan kepuasan kerja, komitmen pribadi pada
keberhasilan kedepan dengan mengikuti metode pelayanan,
merekomendasikan metode pelayanan sebagai tempat baik untuk bekerja dan
merekomendasikan metode pelayanan kepada teman dan keluarga.

B. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia. Sebelum menggunakan data
sekunder, harus dilihat kateristik di bawah ini :
1. Reliabel data : reliable dapat dites dengan penemuan seperti :
siapa yang mengumpulkan data ? darimana sumber data ? pengumpulan data
menggunakan metode apa ? kapan waktu pengumpulan data ? apa ada praduga
pada penyusun ?bagaimana tingkat akurasi diinginkan ? apa yang mau dicapai
?
2. Kesesuaian data : data sesuai untuk satu pertanyaan tetapi belum tentu
ditemukan sesuai dengan pertanyaan lainnya.

2
3. Kecukupan data. Jika tingkat akurasi pencapaian data ditemukan tidak adekuat
untuk tujuan dari pertanyaan yang ada, dipertimbangkan sebagai tidak adekuat
dan sebaiknya tidak digunakan.
C. Verifikasi
Verifikasi dilakukan dengan mempertimbangkan :
1. Desain harus mencerminkan kebutuhan dari masalah yang terkandung dalam
persyaratan yang ditangani.
2. Desain harus mencerminkan tujuan dan kode secara akurat, dan mencerminkan
rincian penggunaan yang benar dari sintaks bahasa untuk menghindari bug atau
kesalahan teknis.

D. Validasi
Validasi data menjadi sangat penting dalam hal :
1. Indikator baru diterapkan khususnya, indikator klinis yang dimaksudkan untuk
membantu rumah sakit melakukan evaluasi dan meningkatkan proses atau hasil
klinis yang penting.
2. Agar diketahui publik, data yang sudah valid dapat dimuat di website rumah
sakit atau dengan cara lain.
3. Suatu perubahan telah dilakukan terhadap indikator yang ada, seperti cara
pengumpulan data diubah atau diproses abstraksi data, atau abstraktor diganti.
4. Data yang berasal dari indikator yang ada telah diubah tanpa ada penjelasan
5. Sumber data telah diubah, seperti kalau sebagian dari rekam medis pasien
digantikan dengan format elektronik sehingga sumber data sekarang berupa
kertas maupun elektronik.
6. Subyek dari pengumpulan data telah diubah, seperti perubahan umur rata-rata
pasien, komorbiditas, perubahan protocol riset, penerapan pedoman praktek
yang baru atau teknologi baru, metologi baru pengobatan diperkenalkan /
dilaksanakan.

Rumah sakit mengintegrasikan kegiatan validasi data kedalam proses


manajemen mutu dan proses peningkatan. Maksud dan tujuan dari proses validasi
data secara internal harus memasukkan elemen-elemen penting yang terpercaya
mencakup sebagai berikut :
1. Mengumpulkan ulang data oleh orang kedua yang tidak terlibat dalam
pengumpulan data sebelumnya.
2. Menggunakan sampel statistic sahih dari catatan, kasus dan data lain. Sampel
100% dibutuhkan hanya jika jumlah pencatatan, kasus atau data lainnya sangat
kecil jumlahnya.
3. Membandingkan data asli dengan data yang dikumpulkan ulang.
3
4. Kalkulasi akurasi dengan membagi jumlah elemen data yang ditemukan dengan
total jumlah data elemen dikalikan dengan 100. Tingkat akurasi 90% adalah
patokan yang baik.
5. Jika elemen data yang diketemukan ternyata tidak sama, dengan catatan
alasannya (misalnya data tidak jelas definisinya) dan dilakukan tindakan
koreksi.
6. Koleksi sampel baru setelah semua tindakan koreksi dilakukan untuk
memastikan tindakan menghasilkan tingkata kurasi yang diharapkan.

4
BAB III
TATA LAKSANA

A. Organisasi
Di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Muhammad Jamaludin I, mutu
pelayanan dan risiko pasien pelaksananya dilakukan oleh Koordinator Bidang
Mutu dan Risiko dengan dibantu Bidang Mutu dan Risiko Klinis, Bidang Mutu dan
Risiko Manajemen.
Selain itu juga terdapat Tim Mutu Pelayanan.Tim Mutu Pelayanan
berkoordinasi dengan bagian atau bidang lainnya yang diketua oleh Ketua Komite
Peningkatan Mutu dan Keselamatan Pasien (PMKP).

B. MekanismeKerja
Kepala Rumah Sakit bersama dengan Ketua Komite PMKP membuat
program mutu / quality plan rumahsakit. Di Rumah Sakit Umum Daerah Sultan
Muhammad Jamaludin I program mutu dengan mengacu pada Standar Pelayanan
Minimal Rumah Sakit. Adapun untuk indikator mutu ditetapkan oleh kepala rumah
sakit dengan berbasis bukti yang dilaporkan tiap-tiap kelapa unit/ kepala ruangan.
Di setiap unit pelayanan pelaksanaan mutu dilaksanakan oleh masing-
masing Penanggung Jawab (PJ) Mutu.Frekuensi pengumpulan data sebanyak 1
(satu) kali setiap bulan dan periode analisis data 1 (satu) kali dalam 3 (tiga) bulan.
Pelaksanaan survey yang dilakukan di masing-masing bagian atau bidang,
maka hasilnya direkapitulasi oleh PJ Mutu yang terkait. PJ Mutu menyerahkan
hasil survey kepada Kepala Instalasi atau Keperawatan untuk dilakukan verifikasi
dan disetujui oleh manajer terkait.
Setelah hasil survei diverifikasi oleh masing-masing instalasi atau
keperawatan, selanjutnya laporan verifikasi tersebut disampaikan kepada Ketua
Komite PMKP. Hasil survei yang sudah diterima oleh bagian Mutu dan Risiko atau
Tim Mutu untuk dilakukan validasi dan analisis data.
Dalam melaksanakan validasi data maka akan ditunjuk petugas yang
menguasai teknologi informasi dan statistik sehingga data yang diperoleh adalah
data yang memang valid sehingga dapat dipublikasikan.
Setelah dilakukan validasi dan verifikasi data maka Komite PMKP
membuat laporan indikator mutu, disertai analisis, usul dan saran kepada Kepala
Rumah Sakit Umum Daerah Sultan Muhammad Jamaludin I. Dari Kepala Rumah
Sakit akan melanjutkan laporan hasil beserta rekomendasinya kepada pemilik
rumah sakit untuk mendapatkan persetujuan tindaklanjut.

5
Ketua Komite PMKP dengan Tim Mutu senantiasa dalam berkoordinasi
atau berhubungan dapat dilakukan melalui perwakilan Tim yang ada pada masing-
masing bidang / bagian.

BAB IV
DOKUMENTASI

A. Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan cara survey dan data sekunder yang
dilakukan diseluruh bidang / bagian disesuaikan dengan indikator Peningkatan
Mutu dan Keselamatan Pasien. Frekuensi pengumpulan data dilakukan 1 (satu) kali
dalam 1 (satu) bulan dan dianalisis setiap 3 (tiga) bulan.

B. Sampel
Responden jika lebih dari 500 (limaratus) sampel, maka responden sebesar
10% dari sampel (n = N x 10%), dan jika dari 500 (lima ratus) sampel, maka
responden sebesar 50 responden.

C. Dokumentasi
Dokumentasi berupa formulir sensus atau pemantauan sesuai kamus
indikator yang diisi sebagai data primer. Data kepuasan pasien maupun pegawai
dianalisis dengan SPSS versi 2.0. Data sekunder berdasarkan laporan rekam
medis.
Laporan hasil validasi dibuat sebelum data dipublikasikan maupun
dilaporkan ke kepala rumah sakit maupun pemilik rumah sakit.

Di tetapkan di : Sukadana
Pada Tanggal : 28 Februari 2019

KEPALA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH


SULTAN MUHAMMAD JAMALUDIN I

MARIA FRANSISCA ANTONELLY SCHOGGERS

Anda mungkin juga menyukai