Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM MANAJEMEN EMERGENSI

TAHUN 2015

. PENDAHULUAN
Rumah sakit menyusun dan memelihara rencana manajemen kedaruratan dan program
menanggapi bila terjadi kedaruratan, wadah dan bencana alam atau bencana lainnya. Kedaruratan
komunitas, wabah dan bencana mungkin terjadi di rumah sakit, seperti kerusakan pada area / ruang
rawat pasien akibat gempa atau wabah flu yang menyebabkan staf tidak dapat masuk kerja. Untuk
menanggapi secara efektif, rumah sakit membuat rencana dan program penanganan kedaruratan.
Bencana alam adalah suatu peristiwa atau rangkaian peristiwa yang terjadi secara mendadak atau
secara berlanjut yang menimbulkan dampak pada pola kehidupan normal atau kerusakan ekosistem,
sehingga memerlukan tindakan sesegera mungkin untuk menyelamatkan kehidupan manusia dan
lingkungannya. Perlu adanya pengetahuan tentang manajemen bencana yang baik sehingga dalam setiap
keadaan bencana dapat diatasi dengan baik tanpa harus memakan korban yang lebih banyak.
Manajemen emergensi merupakan suatu tindakan atau tanggapan terhadap wabah, bencana dan
keadaan emergensi yang direncanakan dan efektif , sehingga perlunya program manajemen emergensi
dalam penanggulangan bencana di Rumah sakit merupakan bagian yang pelayanan kesehatan terhadap
pasien, pengunjung, pekerja maupun terhadap lingkungannya. Kejadian yang berkaitan dengan
bencana dapat terjadi di Rumah sakit sendiri atau di luar Rumah Sakit yang lokasinya mewajibkan
Rumah Sakit harus menampung atau ikut menanggulanginya dimana bencana yang terjadi dapat
mengakibatkan kerugian, baik harta maupun jiwa manusia yang datang secara tiba – tiba. Oleh karena
itu Rumah Sakit selaku penyelenggara pelayanan kesehatan harus selalu waspada dan siap melakukan
penanggulangannya bila hal tersebut terjadi dan untuk itu perlu disusun suatu konsep tentang “Disaster
Program” untuk menghadapi dampak kesehatan yang diakibatkan oleh bencana baik dari dalam
maupun luar Rumah Sakit. Keadaan darurat adalah suatu bencana (kejadian) yang dapat timbul secara
tidak terduga sehingga mengakibatkan kerugian berupa korban jiwa atau harta benda (material). Yang
tercakup dalam keadaan darurat adalah:
Bencana Alam
Wabah Penyakit
Ledakan
Kebakaran dan
Kerusuhan Massa

2. LATAR BELAKANG
Ketidak siapan beberapa Rumah Sakit dalam menanggulangi bencana gempa bumi, tsunami,
wabah penyakit dan bencana lainnya menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi Rumah Sakit Martha
Friska Multatuli agar selalu waspada menghadapi segala kemungkinan yaitu dengan suatu program
pelatihan yang dilaksanakan secara berkesinambungan. Kebijakan dan Undang – undang yang
mengatur tentang penanggulangan keadaan darurat seperti tertera dibawah ini mewajibkan Rumah
Sakit harus ikut berperan seperti apa yang diamanatkan sebagai berikut:
1. Undang – undang kesehatan no. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. Kep. Men no. 448 / menkes / vi / 1993 tentang pembentukan tim penanggulangan bencana
disetiap rumah sakit.
3. Kep.men no. 28 / menkes / sk / 1995 tentang disaster plan setiap rumah sakit.
4. Kep.men no. 594 / menkes / sk vi / 1995 tentang pembentukan pusat penanggulangan krisis
akibat bencana .
5. Kep.Men.Ko / Ketua Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana No. 11 / Kep /
Kesra / IX / 1997 tentang Sekretariat Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana.
6. Kep.Men No. 28 / Menkes / SK / I / 1999 tentang petunjuk pelaksanaan umum penanggulangan
bencana.
Menurut Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana (BAKORNAS-PS), korban
bencana dapat dikelompokkan dalam 4 tingkat :
1. Bencana Tingkat I : korban > 300 orang
2. Bencana Tingkat II : korban 100-299 orang
3. Bencana Tingkat III : korban 50-99 orang
4. Bencana tingkat IV : korban 30-49 orang
Dalam rangka mengantisipasi kemungkinan terjadinya bencana baik di dalam maupun di luar Rumah
Sakit Martha Friska Multatuli, dipandang perlu untuk membentuk suatu Disaster Plan (prosedur
penanggulangan bencana) di Rumah sakit Martha Friska Multatuli, agar bila terjadi bencana dapat
melakukan tindakan pertolongan secara cepat dan tepat sesuai dengan kebutuhan, disesuaikan dengan
kondisi di Rumah Sakit Martha Friska Multatuli.

3. TUJUAN
3.1 Tujuan Umum
Menanggulangi dampak kesehatan akibat bencana untuk meminimalkan korban, mencegah
terjadinya kecacatan dan meminimalkan angka kematian.
3.2 Tujuan Khusus
1. Membuat suatu acuan atau pedoman Rumah Sakit dalam menghadapi terjadinya
bencana dan menjadi pegangan masing – masing unit sesuai dengan tugasnya dalam
memberikan pelayanan medik penanggulangan bencana.
2. Menyamakan Visi dan misi dalam hal penanggulangan bencana.
3. Koordinasi semua unit dalam penanggulangan bencana sehingga terdapat kerja sama
yang baik, efektif dan efisien.
4. Setiap petugas Rumah Sakit Martha Friska mampu melakukan tindakan pertolongan dan
penanganan kecelakaan /musibah massal di lingkungan didalam maupun diluar rumah
sakit.

4 KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


4.1 Kegiatan Pokok
Memenuhi seluruh ketentuan tentang cara dan peralatan yang dibutuhkan pada keadaan
darurat yang ada di parameter akreditasi.
4.2 Rincian kegiatan
A. METHODOLOGI
1. Jika diketahui terjadi bencana yang mengakibatkan korban massal, seperti kebakaran, kecelakaan
lalu lintas, gempa bumi dan lain – lain, maka pimpinan Direktur Utama Rumah Sakit sebagai ketua
tim penanggulangan gawat darurat memberikan instruksi kepada tim tanggap darurat tentang
informasi adanya bencana, mengenai perkiraan jenis korban dan jenis perlukaan serta kerusakan
sarana dan prasarana agar dapat menetapkan kebutuhan pertolongan.
2. Koordinator tanggap darurat memobilitas tim penolong yang terdiri dari regu penghubung, regu
evakuasi, regu penyingkir, regu kesehatan serta sarana dan prasarana yang diperlukan.
3. Tim penolong mengkoordinasi antar unit di dalam Rumah Sakit seperti supir ambulans, petugas
security, petugas kesehatan.
4. Penyiapan ruang cadang di dalam Rumah Sakit untuk penerimaan korban, ruang untuk tindakan
medik dan ruang perawatan jika korban dalam jumlah yang banyak.
5. Pelaksanaan umum dalam menerima korban adalah dengan mulai melakukan triase atau pemilahan
korban dengan memberikan label warna merah, kuning, hijau, dan hitam untuk menentukan
prioritas penanganannya. Selanjutnya mencatat jumlah korban dan jenis kasus agar dapat
menyiapkan bantuan atau pertolongan yang dibutuhkan.
ORGANISASI
Lampiran SK Direktur Utama No: 008/SK/MF/VIII/2015 tentang:
Struktur Organisasi Penanggulangan bencana / musibah massal di Rumah Sakit Martha Friska
Multatuli.

Ketua Harian Ka. Personalia

KOORDINATOR TANGGAP DARURAT

1. Ka House Keeping
2. Ka Security

REGU
Regu Regu Regu Regu Regu Regu Regu REGU
NEGOISASI/
Penghubung &
pengaman
Penanggunangan
Keadaan darurat
Evakuasi Penyingkir Kesehatan Pengaman Negosiasi /
PENGAMAN
PEMULIHAN
Pemulihan

KEBAKARAN / PELEDAKAN BENCANA ALAM KERUSUHANKERUSUHAN MASSA


MASSA

* KETERANGAN REGU PEMADAM TERDIRI DARI:


- Kelompok RACUN API - Kelompok PASIR / LUMPUR

- Kelompok AIR / HIDRAN - Kelompok GALAH / PENGAIT

- Kelompok GONI BASAH

Keterangan:
Struktur organisasi penanggulangan bencana atau musibah massal di Rumah Sakit Martha Friska sudah
ditetapkan oleh Direktur Utama, sehingga diharapkan jika terjadi keadaan gawat darurat, maka tim
penolong sudah terorganisir dengan baik.
1. Ketua Harian
Adalah pejabat yang mengkoordinasi administrasi harian dalam penanganan dan penanggulangan
tim tanggap darurat. Ketua harian mengkoordinasi petunjuk teknis kepada tiap regu sesuai tugas
masing – masing serta mengidentifikasi sumber gawat darurat yang potensial terjadi.
2. Koordinator Tanggap Darurat

Adalah bagian atau tim yang mengkoordinasi dan mengawasi kegiatan dari tiap – tiap regu atau
kelompok. Koordinator tanggap darurat mengambil tindakan secara cepat dan melaporkan kepada
masing – masing regu atas kejadian darurat yang terjadi. Mereka mengkoordinir tindakan
penanggulangan keadaan darurat yang timbul serta turut aktif dalam menanggulangi setiap
keadaan darurat yang dihadapi.
3. Regu Penghubung
Adalah tim atau regu yang menghubungkan atau memberikan informasi kejadian kepada pihak –
pihak terkait seperti pemadam kebakaran, polisi, dan lain – lain. Mereka mendata nomor – nomor
telepon penting yang dapat dihubungi, baik yang ada didalam Rumah Sakit maupun diluar Rumah
Sakit. Regu penghubung bekerjasama dengan tim tanggap darurat dalam menginformasikan
perkembangan kejadian / tindakan identifikasi yang dibutuhkan.
4. Regu Evakuasi
Adalah tim atau regu penyelamatan dari kemungkinan bertambahnya korban jiwa dan kerugian
material oleh keadaan gawat darurat. Mereka bertugas mengevakuasi orang – orang atau pekerja
yang terluka, meninggal akibat gawat darurat, regu evakuasi mengarahkan atau menetapkan jalur
evakuasi dari tempat berbahaya ketempat yang aman.
5. Regu Penyingkir
Adalah tim atau regu penyelamat nyawa manusia serta sarana dan prasarana akibat keadaan darurat
mereka bertugas menyingkirkan atau membersihkan barang-barang reruntuhan yang akan
menghalangi lalu lintas jalan yang mengakibatkan keadaan lebih fatal akibat keadaan darurat yang
terjadi.
6. Regu Kesehatan
Adalah regu yang akan menangani pertolongan atau tindakan medis atau pemberi bantuan hidup
dasar kepada korban bencana. Regu kesehatan bertugas dan menangani dan melaporkan korban
serta pengadaan alat dan obat live saving. Mereka juga melakukan rujukan ke dokter spesialis
untuk perawatan lanjutan sesuai kondisi korban.
7. Regu Pengaman
Adalah regu yang menangani masalah keamanan korban maupun harta benda. Mereka
menempatkan satuan pengaman baik ditempat kejadian darurat maupun dilokasi evakuasi,
menetapkan jalur evakuasi dan titik evakuasi dengan menjamin keamanan
8. Regu Negosiasi / Pemulihan
Adalah regu yang melakukan negosiasi dan pemulihan sarana serta prasarana yang menjadi korban
akibat keadaan gawat darurat. Regu pemulihan mendata semua kerusakan sarana dan prasarana,
korban luka maupun korban meninggal akibat kecelakaan yang terjadi.
Bekerjasama dan berkoordinasi dengan pihak terkait dalam memproses pengurusan asuransi atau
dokumen lain bagi korban kecelakaan atau musibah massal.
C. PERENCANAAN SDM
Sumber daya manusia yang dapat dimobilisasi untuk menanggulangi korban bencana di wilayah
bencana berasal dari:
1. Semua tenaga kesehatan yang ada di Rumah Sakit yang dapat dikerahkan untuk menangani
korban.
2. Semua tenaga / petugas security, supir ambulans, teknisi, petugas kebersihan, petugas
laboratorium, radiologi dan lain – lain dapat dikoordinir untuk membantu menanggulangi korban
bencana.
Fasilitas atau peralatan yang ada di Rumah Sakit seperti:
Peralatan Medis
Obat – obatan
Ruang rawat inap, ICU, kamar Bedah dan Kamar Bersalin
Instalasi Gawat Darurat
Ambulans 118
Bahan sandang dan pangan
Dapat disiapkan untuk membantu korban bencana, semuanya ini dikoordinir oleh ketua tim
penanggulangan gawat darurat yang ada di rumah sakit. Sumber daya manusia yang ada dikerahkan
sesuai situasi dan kondisi.
D. PERENCANAAN KOMANDO
1. Komando pada sistem-sistem pelayanan kesehatan penanggulangan korban bencana dan musibah
massal di RS Martha Friska Multatuli adalah Direktur RS Martha Friska.
2. Komando pada saat terjadi bencana dan musibah massal adalah Ketua Tim Tanggap Darurat di RS
Martha Friska.
E. PERENCANAAN KOMUNIKASI
Pada saat terjadi bencana harus disediakan sarana komunikasi yang memungkinkan tim penolong
dapat berhubungan dengan:
Bagian terkait di Rumah Sakit
Dokter atau petugas medis lainnya.
Unit pelayanan kesehatan lain di luar Rumah Sakit (bila diperlukan).
Petugas Ambulans 118
Pemadam
Kebakaran. Polisi
Dinkes setempat ( Tim kesehatan Penanggulangan Bencana Tk I dan Tk II)

Internal Rumah sakit dengan menggunakan I-phone,


HT. Eksternal Rumah Sakit dengan Telephone, HT, Fax.
F. TRANSPORTASI
1. Transportasi untuk tim penolong
Untuk tim penolong dapat memobilisasi semua fasilitas kendaraan yang dipunyai Rumah
sakit, tim penolong hendaknya diusahakan mendapatkan prioritas fasilitas transformasi yang
ada agar dapat segera sampai ketempat tujuan, sehingga dapat secepatnya memberikan
pertolongan kepada korban.
2. Transportasi untuk korban
Transportasi untuk pengangkutan penderita gawat darurat untuk pertolongan lanjutan dari
tempat kejadian ke Rumah Sakit adalah dengan menggunakan ambulans yang ada. Demikian
juga bila diperlukan rujukan ke Rumah Sakit lain jika jumlah korban sudah melebihi batas
kemampuan Rumah sakit.

5. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


1. Melakukan pelatihan manajemen emergensi kepada seluruh karyawan Rumah Sakit Martha
Friska pada tahun 2015.
2. Melakukan evaluasi dan tindak lanjut setiap pelatihan tanggapan terhadap wabah, bencana
dan keadaan emergensi direncanakan dan efektif
3. Melakukan koordinasi dengan tim Pemadam kebakaran dan PMI
4. Rapat Koordinasi Team Tanggap Darurat.
5. Evaluasi program.
6. SASARAN
1. Terselenggaranya pelatihan manajemen emergensi kepada seluruh Karyawan RS Martha
Friska pada tahun 2015.
2. Peningkatan kesiapan petugas Rumah sakit, 100 % telah memiliki kemampuan dalam
penanganan bencana yang terjadi didalam atau di luar Rumah sakit.
3. Peningkatan kemampuan fasilitas dan sarana pendukung di rumah sakit, 90 % dapat
digunakan untuk menanggulangi korban kewaspadaan bencana.
4. Tersusunnya 100 % kebijakan dan protap tentang kewaspadaan bencana.
5. Terpenuhinya 100 % peralatan tanggap darurat.
7. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN ( MATRIX)
Tahun 2015
NO KEGIATAN 1
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
2
1 Sosialisasi tim Tanggap darurat di
lingkungan Rumah Sakit Martha X X
Friska
2 Pelatihan atau simulasi
kewaspadaan bencana pada X X
pegawai RS secara bergantian
3 Koordinasi dari tim K3RS kepada
seluruh bagian terkait di Rumah X
Sakit dan di luar RS X
4 Koordinasi dengan bagian P2K
dan PMI X X
5 Evaluasi Program X
8. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORANNYA
1. Setiap Pelatihan atau simulasi Tim Tanggap Darurat melakukan evaluasi kegiatan.
2. Setiap akhir tahun Tim Tanggap Darurat melaporkan segala kegiatan ke Direktur Utama.
3. Setiap ada kejadian Tim Tanggap Darurat melaporkan kepada Direktur Utama
9. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN
1. Setiap Pekerja/ Unit wajib mencatat dan melaporkan kejadian yang dapat
menimbulkan bencana kepada Tim Tanggap Darurat.
2. Tim Tanggap darurat menganalisa laporan Pekerja/Unit dan melaporkannya ke
pihak yang berwenang dan kemudian melaporkannya ke Direksi.
3. Evaluasi Kegiatan Tim Tanggap Darurat dilakukan setiap akhir tahun.
4. Data yang telah dianalisa dan telah dibuat prediksi tentang kebutuhan selanjutnya
disampaikan kepada manajemen rumah sakit untuk dapat menyusun program
bantuan untuk penanggulangan bencana

Medan, 2015
RS Martha Friska
Multatuli

Ketua MFK

Anda mungkin juga menyukai