Anda di halaman 1dari 7

4 pilar kebangsaanOleh : Yudi Budiana, SHSETELAHada amanat UU No 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR,

DPD dan DPRD pasal 15 ayat 1 huruf e, yakni mengkoordinasikan anggota MPR untuk memasyarakatkan
Undang-Undang Dasar. Sertamerta berbagai wacana baik dari unsur pemerintahan maupun organisasi
politik dan kemasyarakatan, mulai mengungkap bahwa dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
terdapat kesepakatan yang disebut sebagai empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara. Empat pilar
ini adalah Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. Pilar adalah tiang penyangga suatu
bangunan agar bisa berdiri secara kokoh. Bila tiang ini rapuh maka bangunan akan mudah roboh.Empat
tiang penyangga di tengah ini disebut soko guru yang kualitasnya terjamin sehingga pilar ini akan
memberikan rasa aman tenteram dan memberi kenikmatan. Empat pilar itu pula, yang menjamin
terwujudnya kebersamaan dalam hidup bernegara. Rakyat akan merasa aman terlindungi sehingga
merasa tenteram dan bahagia.Empat pilar tersebut juga fondasi atau dasar dimana kita pahami bersama
kokohnyasuatu bangunan sangat bergantung dari fondasi yang melandasinya. Dasar atau fondasi bersifat
tetap, statis sedangkan pilar bersifat dinamis.Salah satu tugas dari MPR adalah Sosialisasi Empat pilar
bernegara yang diamanatkan dalam UU No 27 tahun 2009 tentang MPR, DPR, DPD dan DPRD Pasal 15
ayat (1) huruf e, yakni mengkoordinasikan anggota MPR untuk memasyarakatkan Undang Undang
Dasar.I.PancasilaDiterimanya Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi nasional membawa
konsekuensi logis bahwa nilai-nilai pancasila dijadikan landasan pokok, landasan fundamental bagi
penyelenggaraan negara Indonesia. Pancasila berisi lima sila yang pada hakikatnya berisi lima nilai dasar
yang fundamental. Nilai-nilai dasar dari pancasila tersebut adalah nilai Ketuhanan Yang Maha Esa, Nilai
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, nilai Persatuan Indonesia, nilai Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalan permusyawaratan/perwakilan, dan nilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
indonesia. Dengan pernyataan secara singkat bahwa nilai dasar Pancasila adalah nilai ketuhanan, nilai
kemanusiaan, nilai persatuan, nilai kerakyatan, dan nilai keadilan

1. Makna Nilai dalam Pancasila

a)Nilai Ketuhanan

Nilai ketuhanan Yang Maha Esa Mengandung arti adanya pengakuan dan keyakinan bangsa terhadap
adanya Tuhan sebagai pancipta alam semesta. Dengan nilai ini menyatakan bangsa Indonesia merupakan
bangsa yang religius bukan bangsa yang ateis. Nilai ketuhanan juga memilik arti adanya pengakuan akan
kebebasan untuk memelukagama, menghormati kemerdekaan beragama, tidak ada paksaan serta tidak
berlaku diskriminatif antarumat beragama.b)Nilai KemanusiaanNilai kemanusiaan yang adil dan beradab
mengandung arti kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan nilai-nilai moraldalam hidup bersama atas
dasar tuntutan hati nurani dengan memperlakukan sesuatu hal sebagaimana mestinya.c)Nilai
PersatuanNilai persatuan Indonesia mengandung makna usaha ke arah bersatu dalam kebulatan rakyat
untuk membina rasa nasionalisme dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Persatuan Indonesia
sekaligus mengakui dan menghargai sepenuhnya terhadap keanekaragaman yang dimiliki bangsa
Indonesiad)Nilai KerakyatanNilai kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan mengandung makna suatu pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan
untuk rakyat dengan cara musyawarah mufakat melalui lembaga-lembaga perwakilan.e)Nilai
KeadilanNilai Keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia mengandung makna sebagai dasar sekaligus
tujuan, yaitu tercapainya masyarakat Indonesia Yang Adil dan Makmur secara lahiriah atauun batiniah.
Nilai-nilai dasar itu sifatnya abstrak dan normatif. Karena sifatnya abstrak dan normatif, isinya belum
dapat dioperasionalkan. Agar dapat bersifat operasional dan eksplisit, perlu dijabarkan ke dalam nilai
instrumental. Contoh nilai instrumental tersebut adalah UUD 1945 dan peraturan perundang-undangan
lainnya. Sebagai nilai dasar, nilai-nilai tersebut menjadi sumber nilai. Artinya,dengan bersumber pada
kelima nilai dasar diatas dapat dibuat dan dijabarkan nilai-nilai instrumental penyelenggaraan negara
Indonesia.

II.UUD 45

Dalam UUD 45 disana tertuang Tujuan Negara yang tertuang dalamPembukaanUUD 1945 adalah
“Melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia” hal ini merupakan tujuan
Negara.Rumusan “Memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa” hal ini
merupakan tujuan Negara hokum material, yang secara keseluruhan sebagai tujuan khusus atau
nasional.Adapun tujuan umum atau internasion aladalah “ikut melaksanakan ketertiban Dunia yang
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”.Untuk mencapa tujuan tersebut
diperlukan aturan-aturan yang kemudian diataur dalam pasal-pasal, maka dalam kehidupan berbangsa
dan bernegera semestinya mentaati aturan yang sudah diundang-undangkan.

III.NKRI

kita tentunya sudah tahu bahwa syarat berdirinya sebuah negara ada empat, yaitu memiliki wilayah,
memiliki penduduk, memiliki pemerintahan dan adanya pengakuan dari negara lain. Dan karena
memenuhi empat syarat itulah kemudian Negara Indonesia lahir dengan nama Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).NKRI lahir dari pengorbanan jutaan jiwa dan raga para pejuang bangsa yang bertekad
mempertahankan keutuhan bangsa. Sebab itu, NKRI adalah prinsip pokok, hukum, dan harga mati.NKRI
hanya dapat dipertahankan apabila pemerintahan adil, tegas, dan berwibawa. Dengan pemerintahan
yang adil, tegas, dan berwibawalah masalah dan konflik di Indonesia dapat diselesaikan. “Demi NKRI, apa
pun akan kita lakukan. NKRI adalah hal pokok yang harus kita pertahankan.IV.Bhineka Tunggal IkaSuatu
hari Megawati Soekarnoputri pernah mengemukakan, Pancasila bukan hanya falsafah bangsa, tetapi juga
bintang yang mengayomi kehidupan seluruh rakyat. Dan Bhinneka Tunggal Ika adalah perekat semua
rakyat dan semua kepulauan yang ada di Indonesia.Bhinneka Tunggal Ika adalah motto atau semboyan
Indonesia. Frasa ini berasal dari bahasa Jawa Kuna dan seringkali diterjemahkan dengan kalimat
“Berbeda-beda tetapi tetap satu”.Kalimat ini merupakan kutipan dari sebuah kakawin Jawa Kuna yaitu
kakawin Sutasoma, karangan Mpu Tantular semasa kerajaan Majapahit sekitar abad ke-14 yang
mengajakan toleransi antara umat Hindu Siwa dengan umat Buddha.Kutipan ini berasal dari pupuh 139,
bait 5. Bait ini kemudian di terjemahkan ; “Konon Buddha dan Siwa merupakan dua zat yang berbeda.
Mereka memang berbeda, tetapi bagaimanakah bisa dikenal Sebab kebenaran Jina (Buddha) dan Siwa
adalah tunggal.”Terpecah belahlah itu, tetapi satu jugalah itu. Tidak ada kerancuan dalam
kebenaran.Artinya, walapun bangsa Indonesia mempunyai latar belakang yang berbeda baik dari suku,
agama, dan bangsa tetapi adalah bangsa Indonesia. Pengukuhan ini telah dideklarasikan semenjak tahun
1928 yang terkenal dengan nama "sumpah pemuda".
Namun, sekarang Bhineka Tunggal Ika pun ikut luntur, banyak anak muda yang tidak mengenalnya,
banyak orang tua lupa akan kata-kata ini, banyak birokrat yang pura-pura lupa, sehingga ikrar yang
ditanamkan jauh sebelum Indonesia Merdeka memudar, seperti pelita kehabisan
minyak.Kehawatirannya adalah akibat lupa, semuanya akan menjadi petaka, nanti akan muncul kembali
kata-kata "saya orang ambon", "saya orang Jawa" karena saya yang menonjol maka saya harus menjadi
pemimpin. Juga akibat otonomi daerah orang yang berasal dari PNS Pemda Jawa Barat misalnya susah
untuk pindah menjadi PNS di Pemda Sumatera Utara, akibatnya terjadilah pengkotakan PNS.
Pengkotakan PNS akan menimbulkan "otonomi daerah" yang salah kaprah atau merupakan raja-raja kecil
di daerah.Demikian empat pilar kehidupan berbangsa dan bernegara yang semestinya harus kita jaga,
pahami, hayati dan laksanakan dalam pranata kehidupan sehari-hari. Pancasila yang menjadi sumber
nilai menjadi idealogi, UUD 45 sebagai aturan yang semestinya ditaati dan NKRI adalah harga mati, serta
Bhineka Tunggal Ika adalah perekat semua rakyat. Maka dalam bingkai 4 pilar tersebut yakinlah tujuan
yang dicita-citakan bangsa ini akan terwujud.

EMPAT PILAR KEBANGSAANEmpat pilar kebangsaan, tema yang akhir-akhir ini menjadi pembicaraan
hangat dalam diskusi. Empat pilar semakin mendominasi dengan semakin derasnya gelombang
modernisasi yang semakin mereduksi semangat nasionalisme bangsa Indonesia dalam fantasi
labirin demokrasi yang menurut saya masih banyak konflik vertikal maupun horizontal dalam
masyarakat. Terlebih dahulu kita mulai dari mengenal kata “Pilar”, pilar adalah tiang penguat/penyangga,
selanjutnya saya menghubungkan dengan empat pilar kebangsaan, artinya ada empat tiang
penguat / penyangga yang sama sama kuat, untuk menjaga keutuhan berkehidup kebangsaan
Indonesia. Dapat saya simpulkan bahwa 4 pilar kebangsaan adalah 4 penyangga yang menjadi
panutan dalam keutuhan bangsa indonesia yaitu Pancasila, Undang-Undang Dasar, Bhineka Tunggal
Ika, NKRI. Empat pilar kebangsaan yang dikampanyekan untuk menumbuhkan kembali kesadaran cinta
tanah air untuk seluruh rakyat Indonesia. Dalam perjalanannya 4 pilar kebangsaan yang
merupakanmantra ajaib dalam membina persatuan belum di jelaskan bagaimana sampai ia
menjadi begitu ampuh sebagai jurus tanpa data fakta sejarah dan perjalanannya. Namun jika
mantra ini dihadapkan kembali pada Preambule UUD’45 maka akan kita temui suatu rangkaian peristiwa
sejarah sehingga membentuk tahapan filosofis NKRI.Memaknai 4 alinea dalam Preambule UUD’45,
ini merupakan rangkuman sejarah Bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda 1928, hingga dibentuknya
NKRI melalui pengesahan konstitusi UUD’45 pada 18 Agustus 1945

. 1.Alinea pertama mengutarakan tentang sikap Bangsa Indonesia yang tidak mau dijajah dan tidak akan
pernah menjajah dalam bentuk apapun, kemerdekaan ialah hak segala bangsa, hal ini menjelaskan
bahwa setiap Bangsa memiliki harkat dan martabat hidup yang setara. Tersirat alinea pertama
menceritakan komitmen “Bhineka Tunggal Ika”. Komitmen untuk bersatu menjadi sebuah cita-cita untuk
Mengangkat Harkat dan martabat agar sejajar dengan bangsa lain di dunia.

2.Alinea keduamenceritakan proses perjuangan dan pergerakan telah sampai pada saat yang berbahagia
hingga mengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan. secara tersirat
menceritakan peristiwa 1 juni 1945 dimana Bangsa Indonesia Menetapkan Pancasila sebagai Dasar
Indonesia.
3.Alinea ketiga, atas berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan dengan didorong oleh keinginan luhur,
untuk mengangkat harkat dan martabat Indonesia pun menyatakan

4.Alinea keempat menceritakan peristiwa setelah Bangsa Indonesia merdeka yaitu didirikannya Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang berkedaulatan rakyat berdasarkan pancasila dan diatur dalam
suatu Undang-undang Dasar, dengan sangat jelas menceritakan peristiwa Pengesahan UUD’45 dan
Penetapan Ir. Sukarno dan Drs. Moh. Hatta sebagai Presiden RI dan Wakil Presiden RI oleh PPKI pada 18
Agustus 1945. Rumusan tersebut membentuk kerangka filosofis NKRI yaitu ; Sumpah Pemuda sebagai
komitmen Bhineka Tunggal Ika, Pancasila Dasar Indonesia Merdeka, Proklamasi Kemerdekaan Bangsa
Indonesia dan UUD’45 Ke-4 Pilar ini merupakan kandungan dari 4 peristiwa yaitu ; Peristiwa
Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, Penetapan Pancasila pada 1 Juni 1945, Proklamasi 17 Agustus
1945, dan pengesahan UUD’45 pada 18 Agustus 1945, inilah kronologi terbentuknya NKRI.Cara
menjaga Empat Pilar Kebangsaan Ada empat pendekatan untuk menjaga empat pilar kebangsaan yang
terdiri dari Pancasila, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.Keempat pendekatan tersebut yaitu pendekatan kultural, edukatif, hukum, dan struktural,
dibutuhkan karena saat ini pemahaman generasi muda terhadap 4 pilar kebangsaan
menipis.1.Pendekatan kultural adalah dengan memperkenalkan lebih mendalam tentang budaya dan
kearifan lokal kepada generasi muda. Hal ini dibutuhkan agar pembangunan oleh generasi muda di masa
depan tetap mengedepankan norma dan budaya bangsa. Pembangunan yang tepat, harus
memperhatikan potensi dan kekayaan budaya suatu daerah tanpa menghilangkan adat istiadat yang
berlaku. Generasi muda saat ini adalah calon pemimpin bangsa, harus paham norma dan budaya
leluhurnya. Sehingga di masa depan tidak hanya asal membangun infrasturktur modern, tetapi juga
menyejahterakan masyarakat 2.Pendekatan edukatif perlu karena saat ini sangat marak aksi kriminal
yang dilakukan generasi muda, seperti tawuran, pencurian, bahkan pembunuhan. Kebanyakan aksi
tersebut terjadi saat remaja berada di luar sekolah maupun di luar rumah. Oleh sebab itu perlu ada
pendidikan di antara kedua lembaga ini. Di rumah kelakuannya baik, di sekolah juga baik. Namun ketika
di antara dua tempat tersebut, kadang remaja berbuat hal negatif. Ini yang sangat disayangkan. Orangtua
harus mencarikan wadah yang tepat bagi anaknya untuk memaknai empat pilar kebangsaan semisal
lewat kegiatan di Pramuka.3.Pendekatan hukum adalah segala tindakan kekerasan dalam bentuk apapun
harus ditindak dengan tegas, termasuk aksi tawuran remaja yang terjadi belakangan. Norma hukum
harus ditegakkan agar berfungsi secara efektif sehingga menimbulkan efek jera bagi pelaku kriminal
sekaligus menjadi pelajaran bagi orang lain.4.Pendekatan yang terakhir adalah pendekatan struktural.
Keempat pilar ini perlu terus diingatkan oleh pejabat di seluruh tingkat. Mulai dari Ketua Rukun
Tetangga, Rukun Warga, kepala desa, camat, lurah sampai bupati/wali kota hingga gubernur.

Salah satu solusi menjawab krisis moral yang terjadi di Indonesia adalah melalui penguatan pendidikan
kewarganegaraan. Pendidikan ini memperkokoh karakter bangsa dimana warga negara dituntut lebih
mandiri, tanggung jawab, dan mampu menghadapi era globalisasi melalui transmisi empat pilar.Fungsi
Pancasila adalah sebagai petunjuk aktivitas hidup di segala bidang yang dilakukan warga negara
Indonesia. Kelakuan tersebut harus berlandaskan sila-sila yang terdapat di Pancasila.Sedangkan UUD
1945 merupakan konstitusi negara yang mengatur kewenangan tugas dan hubungan antar lembaga
negara. Hal ini menjiwai Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan sadar segenap warga
bangsa untuk mempersatukan wilayah nusantara. Semboyan Bhinneka Tunggal Ika melengkapi ketiga hal
tersebut karena mengakui realitas bangsa Indonesia yang majemuk namun selalu mencita-citakan
persatuan dan kesatuan.

Salam sahabat pembaca, sesuai judul saya di atas kita akan melihat/menengok apa sih 4 pilar
kebangsaan itu dan bagaimana wujud dan implementasinya dan baikah ke empat nya di jadikan pilar
semua atau hanya sebuah pemahaman politik saja seperti seperti apa kata pak Yusril.Sebelum kita
membahas 4 pilar kita tengok sejarah Indonesia dulu, sebelum 4 pilar kebangsaan pada masa kini dulu
ada yang namnya Manipol/USDEK (Manifesto politik/Undang-Undang Dasar 1945, Sosialisme
Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia) yang pada jaman
Bung Karno dulu dipandang sebagai satu sikap politik untuk menunjukkan kedaulatan dalam
menyusun rumah-tangga bangsanya (Indonesia) sendiri. pada masa dulu harus di junjung tinggi
dan wajib di implementasikan oleh semua bangsa Indonesia. Jelas itu merupakan sikap politik
khas bangsa Indonesia pada zaman bung Karno dulu karena pada faktanya rakyat belum sekritis
masa sekarang. kenapa saya jelaskan ini terlebih dahulu apa hubungannya dengan 4 pilar kebangsaan
yuk kita telusuri 4 Pilar kebangsaan 4 pilar kebangsaan Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhineka
Tunggal Ika, dari namanya saja sudah pilar yang bisa di artikan sebagai suatu tiang penyangga
yang kuat biasanya berbentuk besar berbeda dengan tiang biasanya karena itu dinamakan pilar,
dalam membangun sebuah rumah kita memerlukan tiang/pilar sebagai penyangga bila ingin rumah
yang kita bangun itu kuat, sama halnya dengan rumah bangsa Indonesia memerlukan pilar
penyangga agar bangsa Indonesia kuat dan dapat bertahan lama oleh karna itu munculah ide ini
karena melihat situasi bangsa saat ini sedang mengalami kemerosotan moral, dan luruhnya rasa
nasionalisme terhadap bangsa ini, sama halnya dengan Manipol/USDEK, 4 pilar kebangsaan muncul
karena ada sesuatu yang salah dengan bangsaini, formula-formula kebangsaan yang dulu di buat oleh
para pendiri bangsa tidak di implementasikan dengan baik oleh bangsa ini, oleh karenannya dibuat
lah formula 4 pilar kebangsaan yang sekarang ini sedang gencar-gencarnya di sosialisasikan oleh
pemerintah, dibuatnya formula ini agar masyarakat pada umumnya memahaminya dengan mudah,
bahwa bangsa Indonesia memiliki halauan berkebangsaan yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan
Bhineka Tunggal Ika yang terangkum pada 4 pilar kebangsaan.

Ada apa dengan 4 Pilar kebangsaan?

Ramai pada forum diskusi dan berbagai tokoh sering kali membahas tentang 4 Pilar kebangsaan itu ada
yang pro ada pula yang kontra, salah satu tokoh yang pro adalah Mantan Menteri Hukum dan HAM yakni
pak Yusril beliau mengatakan bahwa menurutnya 4 pilar kebangsaan itu adalah sebuah tawaran untuk
rakyat Indonesia agar lebih bisa memahami dan melaksanakannya, Menurutnya, konsep yang
dimaksud oleh almarhum Taufiq Kiemas, bukan merupakan istilah dalam teori akademik Ilmu
Hukum Tata Negara, melainkan suatu pemahaman politik belaka, yang bertujuan untuk mengingat
dasar dan pedoman yang dijadikan acuan bagi masyarakat. beda pak Yusril beda pula pak Harry Tjan
Silalahi kata beliau "Setiap orang memahami bahwa pilar tak sama maknanya dengan dasar.
Pilaryang berarti tiang penyangga tentu berbeda dengan dasar atau fundamen. Dengan demikian,
menyamakan Pancasila sebagai pilar merupakan sesat pikir, hal tersebut menjelaskan pak Harry
merupakan pihak yang kontra dengan konsep 4 pilar kebangsaan", mungkin adabenarnya juga
secara teoritis memang konsitusi dasar negara kita adalah UUD 1945 yang di dalamnya ada Pancasila,
lantas kenapa sekarang hanya menjadi pilar.

nama yang cocokBanyak diskusi debat atapun argumentasi yang pro dan kontra dengan 4 pilar
kebangsaan seperti yang saya utarakan di atas, namun bila saya pahami menurut pemahaman saya
pro kontra itu terletak pada pemberian nama formulanya saja yakni pilar dan dasar, andai saja 4
pilar itu di ganti dengan 4 dasar mungkin akan sedikit ada pro kontra karena jelas karna ke
empatnya memang dasar bernegara latas mungkin ada pertanyaan kalau cuma
dasarbagaimana membangun rumah(bangsa) ini menjadi besar,lantas apa tiangnya hahaha, okeh
dengan pemikiran saya yang cetek akan saya jawab karena dsarnya sudah ada yakni 4 dasar kebangsaan
yang kita perlukan pada masa kini adalah pilar yang tepat juga dengankondisi saat kini selain dari
ke empat dasar tadi, bisa saja Nasionalisme, bisa saja Toleransi, bisa saja Edukasi, dll nanti pada akhrinya
akan muncul 4 dasar dan 4 pilar kebangsaan. yang jelas semua kembali kemasyarakat dan
individu mau melaksanakannya apa tidak mau itu 4 pilar atau 4 dasar kalau tidak dilaksanakan ya
percuma, semoga bangsa kita jauh lebih baik lagi amin

OTONOMI DAREAH

Pengertian otonomi daerah

berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah adalah hak,
wewenang, dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.Selain pengertian otonomi daerahsebagaimana disebutkan diatas, kita juga dapat
menelisik pengertian otonomi daerah secara harafiah. Otonomi daerah berasal dari kata otonomi
dan daerah. Dalam bahasa Yunani, otonomiberasal dari kata autos dan namos. Autos berarti sendiri dan
namos berarti aturan atau undang-undang, sehingga dapat dikatakan sebagai kewenangan untuk
mengatur sendiriatau kewenangan untuk membuat aturan guna mengurus rumah tangga sendiri.
Sedangkan daerah adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas
wilayah.Berdasarkan pengertian otonomi daerahyang disebutkan diatas sesungguhnya kita telah
memiliki gambaran yang cukup mengenai otonomi daerah. Namun perlu diketahui bahwa selain
pengertian otonomi daerahyang disebutkan diatas, terdapat juga beberapa pengertian otonomi
daerah yang diberikan oleh beberapa ahli atau pakar.Pengertian Otonomi Daerah Menurut Para
AhliBeberapa pengertian otonomi daerah menurut beberapa pakar, antara lain:Pengertian Otonomi
Daerah menurut F. Sugeng Istianto, adalah:“Hak dan wewenang untuk mengatur dan mengurus rumah
tangga daerah”Pengertian Otonomi Daerah menurut Ateng Syarifuddin, adalah:“Otonomi mempunyai
makna kebebasan atau kemandirian tetapi bukan kemerdekaan melainkan kebebasan yang terbatas atau
kemandirian itu terwujud pemberian kesempatan yang harus dapat dipertanggungjawabkan”Pengertian
Otonomi Daerah menurut Syarif Saleh, adalah:“Hak mengatur dan memerintah daerahsendiri dimana
hak tersebut merupakan hak yang diperoleh dari pemerintah pusat”Selain pendapat pakar diatas, ada
juga beberapa pendapat lain yang memberikan pengertian yang berbeda mengenai otonomi daerah,
antara lain:
Pengertian otonomi daerah menurut Benyamin Hoesein, adalah: “Pemerintahan oleh dan untuk rakyat
di bagian wilayah nasional suatu Negara secara informal berada di luar pemerintah pusat”Pengertian
otonomi daerah menurut Philip Mahwood, adalah:“Suatu pemerintah daerah yang memiliki kewenangan
sendiri dimana keberadaannya terpisah dengan otoritas yang diserahkan oleh pemerintah guna
mengalokasikan sumber material yang bersifat substansial mengenai fungsi yang berbeda”Pengertian
otonomi daerah menurut Mariun, adalah:“Kebebasan (kewenangan) yang dimiliki oleh pemerintah
daerah yang memungkinkan meeka untuk membuat inisiatif sendiri dalam rangka mengelola dan
mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh daerahnya sendiri. Otonomi daerah merupakan
kebebasan untuk dapat berbuat sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat”Pengertian otonomi
daerah menurut Vincent Lemius, adalah:“Kebebasan (kewenangan) untuk mengambil atau membuat
suatu keputusan politik maupun administasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Di
dalam otonomi daerah tedapat kebebasan yang dimiliki oleh pemerintah daerah untuk menentukan
apa yang menjadi kebutuhan daerah namun apa yang menjadi kebutuhan daerah tersebut senantiasa
harus disesuaikan dengan kepentingan nasional sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang

Anda mungkin juga menyukai