Diabetes Milletus
Diabetes Milletus
TINJAUAN PUSTAKA
A. DIABETES MELITUS
1. DEFINISI
atau tidak ada gejala klinis akut maupun kronis sebagai akibat dari
kurangnnya insulin efektif oleh karena adanya disfungsi sel beta pancreas
2. KLASIFIKASI
4
5
a. Clinical Classes
1) Diabetes Melitus
syndromes
3. PATOFISIOLOGI
pasien DMT2 adalah pasien yang Obesitas atau dengan komponen lemak
tidak terjadi. Restensi insulin yang terjadi secara bertahap dan perlahan
tipe ini, pada awalnya kelainan terletak pada jaringan perifer (resistensi
insulin) dan kemudian disusul dengan disfungsi sel Beta pancreas (defek
pada fase pertama sekresi insulin), yaitu sebai berikut (Askandar, 2008):
glukosa sudah diabsorbsi masuk darah tetapi jumlah insulin yang efektif
belum memadai.
sehingga kerja insulin tidak efektif (insulin binding, atau afinitas atau
intraselular terganggu.
disusul oleh defeek sel beta (fase-1 = AIR = acute insulin response) yang
2008).
b. Trigliserida plasma lebih dari atau sama dengan 150 mg/dl atau sedang
c. HDL plasma kurang dari 40mg/dl pada laki-laki atau lebih dari
d. Tekanan darah lebih dari atau sama dengan 130/85mmHg atau sedang
e. Glukosa Darah Puasa lebih dari atau sama dengan 100 mg/dl.
(ADA, 2013).
9
4. FAKTOR RESIKO
1) Umur
tahun.
2) Jenis Kelamin :
4) Faktor Keturunan :
diabetes.
kemudian hari,
6) Riwayat melahirkan bayi dengan berat badan lahir lebih dari 4000
gram.
1) Obesitas :
terhadap kerja insulin, terutama bila lemak tubuh atau kelebihan berat
diabetes.
3) Hipertensi :
4) Stres :
militus.
5) Pola Makan :
6) Penyakit Pankreas :
7) Alkohol :
5. GEJALA KLINIS
dan berat badan naik (fase kompensasi). Apabila keadaan Ini tidak segera
Pankreas), yang disebut gejala klasi DM, Yaitu Poliuria, polidipsi, dan
berat badan menurun. Ketiga gejala klasik tersebut diatas disebut pula
menurun) bahkan bila tidak segera diatasi dapat disusul dengan mual-mual
dan ketoasidosis darah. Gejala kronis lain yang sering : lemah badan,
6. DIAGNOSIS
dapat berupa antara lain badan terasa lemah, kesemutan, gatal, mata kabur,
nyeri pada ekstremitas yang tidak diketahui sebabnya. Terdapat luka yang
sulit sembuh, disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus vulva pada
terdahulu, status gizi, pola diet, riwayat perubahan berat, tumbuh kembang,
infeksi sebelumnya terutama infeksi kulit, gigi, saluran kemih dan kelamin,
13
infeksi pada kaki, gejala komplikasi pada ginjal, mata, saluran pencernaan,
a. Diagnosis DM Apabila :
2) Salah satu : GDP ≥ 120 mg/dl; 2J PP > : 200 mg/dl; atau glukosa
b. Diagnosis DM apabila :
d. Untuk kasus meragukan dengan hasil: GDP > 120 mg/dl dan 2J PP.
minimal 3 hari dengan diit karbohidrat lebih dari 150 gram perhari dan
b.
14
7. PENATALAKSANAAN
pendek)
2007):
1) Terapi Primer :
a) Diit
b) Latihan fisik
15
2) Terapi Skunder
1) Edukasi
makananan.
3) Aktivitas fisik
4) Terapi Farmakologis
jadwal makan)
c) Metformin
8. KOMPLIKASI
a. Makroangiopati :
3) Penyakit sereberovaskular
4) Kaki dabetes
b. Mikroangiopati :
1) Retinopati diabetic
2) Nefropati diabetic
3) Disfungsi ereksi
c. Neuropati :
1) Neuropati Perifer
Indeks massa tubuh (IMT) dihitung sebagai berat badan dalam kilogram
(kg) dibagi tinggi badan dalam meter dikuadratkan (m2) dan tidak terkait dengan
jenis kelamin. Penggunanaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa yang
berusia 18 tahun ke atas. IMT tidak ditetapkan pada bayi, anak, remaja, ibu
hamil dan olahragawan, serta tidak dapat diterapkan dalam keadaan khusus
19
2012).
status gizi pasien karena IMT dapat memperkirakan ukuran lemak tubuh yang
sekalipun hanya estimasi, tetapi lebih akurat daripada pengukuran berat badan
saja. Di samping itu, pengukuran IMT lebih banyak dilakukan saat ini karena
orang yang kelebihan berat badan atau yang gemuk lebih berisiko untuk
Tabel II.4. Klasifikasi Berat Badan Lebih dan Obesitas Berdasarkan IMT
Menurut Kriteria WHO dalam Asia-Pasific Perspective.
banyak digunakan saat ini untuk menentukan obesitas yang berkaitan dengan
pada orang yang berotot dan bertulang besar dapat memiliki IMT tinggi tetapi
tetap sehat, begitu juga pada lansia, lansia dengan massa otot yang rendah bisa
memiliki IMT normal sehingga penggunaan IMT kurang tepat (Hartono, 2006).
C. OBESITAS
1. DEFINISI
sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang tidak normal atau
populasi mentah obesitas adalah indeks massa tubuh (BMI), berat badan
seseorang (dalam kg) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter).
Seseorang dengan BMI sama dengan atau lebih dari 25 dianggap kelebihan
berat badan. Kegemukan dan obesitas merupakan faktor risiko utama untuk
21
2. EPIDEMIOLOGI
jauh diatas normal. Menurut World Heart Federation, 2013 terdapat 400
juta orang di seluruh dunia mengalami obesitas dan satu miliar lainnya
lingkungan antara lain pengaruh psikologi dan budaya. Dahulu status sosial
tinggi biasanya menderita obesitas. Kini diketahui bahwa sejak tiga dekade
normal melalui pengaruh hormon dan neural. Selain itu, faktor genetik juga
menentukan banyak dan ukuran sel adiposa serta distribusi regional lemak
a. FAKTOR INTERNAL
1) Genetik
sel lemak, distribusi sel lemak dan besar penggunaan energi untuk
Sindrom ini dikenali sebagai gen penyebab obesitas pada anak kecil.
(Hermawan, 1991).
23
2) Jenis kelamin
lebih banyak lemak dari sel-sel lain. Oleh karena wanita lebih
3) Kelainan endokrin
saraf, temperatur tubuh, kekuatan otot, kulit, berat badan dan tingkat
kolesterol.
adalah kadar TSH meningkat akibat dari fungsi kelenjar tiroid yang
b. FAKTOR EKSTERNAL
hidup yang seperti ini yang meningkatkan resiko obesitas, selain itu
4. TIPE OBESITAS
bagian atas lebih banyak di dapatkan pada pria, oleh karena itu tipe
obesitas ini lebih dikenal sebagai android obesity. Tipe obesitas ini
(Sugondo, 2007).
26
5. DAMPAK OBESITAS
Tabel II.5. Dampak Patologis dari Berat Badan Berlebih dan Obesitas.
6. MANAJEMEN OBESITAS
berat badan juga dapat mengurangi kadar glukosa darah (Sugondo, 2007).
27
Terapi penurunan berat badan yang sukses meliputi empat pilar, yaitu diet
Tujuan awal dari terapi penurunan berat badan adalah untuk mengurangi
berat badan sebesar sekitar 10 persen dari berat badan awal.Batas waktu
yang masuk akal untuk penurunan berat badan sebesar 10 % adalah 6 bulan
melambat dan berat badan menetap karena seiring dengan berat badan yang
a. Terapi diet
pasien overweight. Hal ini bertujuan untuk membuat defisit 500 hingga
faktor stres dan aktivitas. Faktor stres ditambah aktivitas berkisar dari
28
lemak seharusnya kurang dan sama dengan 30% dari total kalori.
b. Aktivitas Fisik
hari.
cara melakukan aktivitas fisik rutin lain dengan resiko cedera rendah.
c. Terapi Perilaku
d. Farmakoterapi
e. Terapi Bedah
berat badan. Terapi ini hanya diberikan kepada pasien obesitas berat
berat badan pada subjek yang bermotivasi dengan resiko operasi yang
rendah.