Biopsi Fix
Biopsi Fix
“SUBTANCE”
Di susun oleh:
KELOMPOK 9 – KELAS E
Pipit Krisnawati (201710230311269)
Imelda Pristaliona (201710230311281)
Muhammad Affan Musthofa (201710230311292)
Dian Permata Hati (201710230311312)
Inez Cyntiarani (201710230311313)
Dosen Pengampu:
Diana Savitri H., M.Psi
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
TAHUN 2018
1
KATA PENGANTAR
2
Daftar Isi
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... 2
BAB I .................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN ................................................................................................................... 4
KATA PENGANTAR............................................................................................................... 4
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................................... 5
2.2 Tujuan ....................................................................................................................... 6
BAB 2 ................................................................................................................................... 7
ISI......................................................................................................................................... 7
2.2 PENGARUH NARKOBA PADA SISTEM SYARAF ...................................................... 12
2.3 PRINSIP KERJA NIKOTIN ............................................................................... 16
2.4 MEKANISME OTAK ................................................................................................. 19
2.5 PENDEKATAN BIOPSIKOLOGIS ................................................................... 20
2.6 Pendekatan Farmakologis...................................................................................... 20
2.7 Pendekatan Psikologis ........................................................................................... 23
BAB III ................................................................................................................................ 38
PENUTUP ........................................................................................................................... 38
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................................... 38
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................. 41
3
BAB I
PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR
Di beberapa negara tumbuhan ini tergolong narkotika, walau
tidak terbukti bahwa pemakainya menjadi kecanduan, berbeda dengan
obat-obatan terlarang yang berdasarkan bahan kimiawi dan merusak
sel-sel otak, yang sudah sangat jelas bahayanya bagi umat manusia. Di
antara pengguna ganja, beragam efek yang dihasilkan, terutama
euphoria (rasa gembira) yang berlebihan, serta hilangnya konsentrasi
untuk berpikir di antara para pengguna tertentu.
4
detik ini, tidak pernah terbukti sebagai penyebab kematian maupun
kecanduan. Bahkan, di masa lalu dianggap sebagai tanaman luar biasa,
dimana hampir semua unsur yang ada padanya dapat dimanfaatkan
untuk berbagai keperluan. Hal ini sangat bertolak belakang dan
berbeda dengan efek yang dihasilkan oleh obat-obatan terlarang dan
alkohol, yang menyebabkan penggunanya menjadi kecanduan hingga
tersiksa secara fisik, dan bahkan berbuat kekerasan maupun penipuan
(aksi kriminal) untuk mendapatkan obat-obatan kimia buatan manusia
itu.
5
2.2 Tujuan
Untuk dapat mengetahui pengertian dari subtance.
Untuk dapat mengetahui pengertian dari narkoba.
Untuk dapat mengetahui penjelasan dari nikotin.
Untuk dapat mengetahui pengaruh dari narkoba pada
sistem syaraf.
Untuk dapat mengetahui pengaruh subtance terhadap
fungsi biologis tubuh.
Untuk dapat mengetahui dampak-dampak yang
memungkinkan terjadi pada pecandu narkoba/zat
adiktif.
Untuk dapat mengetahui bentuk terapi dan pengobatan
pada pecandu narkoba/zat adiktif.
Untuk dapat mengetahui pengertian dari kecanduan
Dan untuk dapat mengetahui dampak apa saja yang
akan dialami oleh para pecandu pornografi dan
pecandu gadged.
6
BAB 2
ISI
Pengertiaan Substance
Dewasa ini, makin banyak ditemukan zat-zat yang mampu
memberikan manfaat bagi manusia. Pengetahuan yang semakin
berkembang dan diimbangioleh majunya teknologi, membuat banyak
sekali inovasi yang berhubungan dengan kehidupan kita, salah satunya
di bidang kesehatan. Kita banyak menemukan obat ataupun zat yang
dapat membantu kita menjaga kesehatan, hingga menyembuhkan
gejala penyakit yang menyerang tubuh. Sudah berbagai
macam jenis zat yang telah ditemukan dan dikembangkan, baik secara
alami maupun sintetis. Penggunaannya pun mulai dipermudah dengan
berbagai inovasi. Akan tetapi, pada kenyataanya penggunaan zat-zat
itupun mulai disalahgunakan. Dimana, yang awalnya digunakan untuk
pengobatan namun saat ini justru malah disepelekan dan
disalahartikan. Penyalahgunaan obat merupakan perilaku maladaptif.
Penyalahgunaan obat ( substance abuse) adalah pola maladptif
penggunaan obat yang-terjadi
dalam periode 12 bulan yang mengarah pada kemunduran signifikan.
7
suatu zat tertentu di dalam tubuh. Kondisi tersebut terjadi
sampaidengan periode ketika zat tersebut secara biologis berpengaruh
dalam tubuh.Perilaku orang yang intoksikasi menjadi maladaptif yang
berarti bahwa seseorangmengalami kemunduran signifikan dalam
performansinya. Setelah itu, orang akanmempunyai toleransi terhadap
zat tersebut. Toleransi terjadi saat seorang individumembutuhkan zat
dalam jumlah yang terus bertambah besar untuk memenuhihasrat atau
ketika seseorang kurang mendapat pengaruh zat dalam jumlah
kadaryang sama. toleransi dapat disebabkan oleh metabolisme tubuh
pada penggunaanobat; hal lain, yaitu obat akan memengaruhi sistem
saraf.
Pengertian Narkoba
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau
bukan tanaman, baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat
menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa
nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan (Undang-Undang No.
35 tahun 2009). Narkotika digolongkan menjadi tiga golongan
sebagaimana tertuang dalam lampiran 1 undang-undang tersebut.
Yang termasuk jenis narkotika adalah:
8
setelah diundangkannya UU No. 35 tahun 2009 tentang narkotika,
maka psikotropika golongan I dan II dimasukkan ke dalam golongan
narkotika. Dengan demikian saat ini apabila bicara masalah
psikotropika hanya menyangkut psikotropika golongan III dan IV
sesuai Undang-Undang No. 5/1997. Zat yang termasuk psikotropika
antara lain:
9
Pengertian Nikotin
10
pulmonalis kemudian ke ventrikel kiri dan dipompa ke arteri-
arteri seluruh tubuh hingga ke otak dll .
Penghantaran Nikotin Melalui Tembakau Tanpa
AsapTembakau tanpa asap (seperti tembakau kunyah atau
snuff)menghantarkan nikotin ke dalam tubuh melalui dinding
mulut dantenggorokan, atau hidung kemudian nikotin akan
menembus
membran biologis dan masuk ke aliran darah untuk didistribusik
an ke berbagai jaringan tubuh
Cara Penghantaran Nikotin Non Tembakau Nikotin juga
dihantarkan melalui produk non tembakau seperti terapisulih
nikotin (nicotine replacement therapy / NRT), biasanya
digunakanoleh perokok yang sedang berusaha untuk berhenti
merokok. Absorpsinikotin lebih lambat dan kadar nikotin dalam
darah yang lebih rendahkecuali bila menggunakan dosis yang
sangat tinggi sehingga NRTmemiliki tingkat keberhasilan yang
rendah pada terapi berhenti merokok.
11
2.2 PENGARUH NARKOBA PADA SISTEM SYARAF
12
Narkoba adalah akronim dari Narkotika dan obat-obat berbahaya
yang berbe ntuk zat kimia. Dalam bidang pengobatan medis, dikenal
zat-zat kimia yang mampu mengurangi atau menghilangkan rasa sakit,
namun tidak memiliki efek penyembuhan. Zat kimia itulah yang
sering disalahgunakan karena pemakaian dengan dosis yang
berlebihan akan berakibat buruk bagi kesehatan. Zat-zat kimia
tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada sistem saraf.
Ada empat macam obat yang berpengaruh terhadap sistem saraf,
yaitu:
1. Sedatif, yaitu golongan obat yang dapat mengakibatkan
menurunnya aktivitas normal otak. Contohnya valium.
2. Stimulans, yaitu golongan obat yang dapat mempercepat kerja
otak. Contohnya kokain.
3. Halusinogen, yaitu golongan obat yang mengakibatkan timbulnya
penghayalan pada si pemakai. Contohnya ganja, ekstasi, dan sabu-
sabu.
4. Painkiller, yaitu golongan obat yang menekan bagian otak yang
bertanggung jawab sebagai rasa sakit. Contohnya morfin dan heroin.
Penggunaan obat-obatan ini memiliki pengaruh terhadap kerja
sistem saraf, misalnya hilangnya koordinasi tubuh, karena di dalam
tubuh pemakai, kekurangan dopamin. Dopamin merupakan
neurotransmitter yang terdapat di otak dan berperan penting dalam
merambatkan impuls saraf ke sel saraf lainnya. Hal ini menyebabkan
dopamin tidak dihasilkan. Apabila impuls saraf sampai pada bongkol
sinapsis, maka gelembung-gelembung sinapsis akan mendekati
membran presinapsis.
Namun karena dopamin tidak dihasilkan, neurotransmitter tidak
dapat melepaskan isinya ke celah sinapsis sehingga impuls saraf yang
dibawa tidak dapat menyebrang ke membran post sinapsis. Kondisi
tersebut menyebabkan tidak terjadinya depolarisasi pada membran
post sinapsis dan tidak terjadi potensial kerja karena impuls saraf tidak
bisa merambat ke sel saraf berikutnya.
13
Efek lain dari penggunaan obat-obatan terlarang adalah
hilangnya kendali otot gerak, kesadaran, denyut jantung melemah,
hilangnya nafsu makan, terjadi kerusakan hati dan lambung,
kerusakan alat respirasi, gemetar terus-menerus, terjadi kram perut
dan bahkan mengakibatkan kematian.
Peran dopamine
Hampir semua obat adiktif, secara langsung atau tidak
langsung, menyerangsistem imbalan otak dengan membanjiri
sirkuit dengan dopamin. Sebagai orang yang terus overstimulate di
"sirkuit hadiah", menyesuaikan otak ke besar lonjakan
dopamindengan memproduksi kurang dari hormon atau dengan
mengurangi jumlah reseptor disirkuit pahala.
Akibatnya, dampak kimia di sirkuit pahala berkurang,
mengurangikemampuan pelaku untuk menikmati hal-hal yang
sebelumnya membawa kesenangan. Penurunan ini memaksa
mereka kecanduan dopamin untuk meningkatkan
konsumsiobat dalam rangka upaya untuk membawa hormon
"merasa-baik" mereka ke tingkat n o r ma l - e f e k ya n g
dikenal sebagai toleransi.
14
P e n g e mb a n g a n t o l e r a n s i d o p a mi n akhirnya dapat
mengakibatkan perubahan mendasar dalam neuron dan sirkuit
otak, dengan potensi untuk sangat membahayakan kesehatan
jangka panjang dari otak. A n t i p s i ko t i k mo d e r n d i r a n c a n g
untuk me mb l o k i r fungsi d o pa mi n .
S a ya n g n ya , p e m b l o k i r a n ini juga bisa
menyebabkan kambuh dalam depresi,dan dapat
meningkatkan perilaku adiktif.
Respon Stress
Selain rangkaian pahala, ada hipotesis bahwa mekanisme stres
juga memainkan p e r a n d a l a m k e c a n d u a n . K o o b d a n
K r e e k m e m i l i k i h i p o t e s i s b a h w a s e l a m a penggunaan
narkoba, faktor kortikotropin-releasing (PKR) mengaktifkan
sumbu h i p o t a l a mu s - h i p o f i s i s - a d r e n a l ( HP A) d a n si s t e m
s t r e s l a i n n ya d a l a m a mi g d a l a d i pe r p a n ja n g . Ak t i va s i i n i
me mp e n g a r u h i keadaan e mo s i d ys r e g u l a t e d
b e r k a i t a n dengan kecanduan narkoba. Mereka telah
menemukan bahwa penggunaan narkoba meningkat, demikian
juga kehadiran CRF dalam cairan cerebrospinal manusia (CSF). Pada
model tikus, penggunaan terpisah antagonis CRF dan
antagonis reseptor CRF b a i k menurun diri
pemberian obat studi. Penelitian lain dalam
t i n j a u a n i n i menunjukkan disregulasi hormon lain yang
terkait dengan sumbu HPA, termasuk enkephalin yang
merupakan peptida opioid endogen yang mengatur rasa sakit. Hal
ini juga muncul bahwa sistem reseptor μ-opioid, yang enkephalin
bertindak atas, adalah berpengaruh dalam sistem reward dan dapat
mengatur ekspresi hormon stres.
Neuroplastisitas
Neuroplastisitas adalah mekanisme putatif balik belajar
dan memori. Hal ini melibatkan perubahan fisik dalam sinaps
antara dua neuron berkomunikasi, ditandai dengan
peningkatan ekspresi gen, sel diubah sinyal, dan pembentukan
sinapsis baruantara neuron berkomunikasi. Ketika obat adiktif
yang hadir dalam sistem, mereka muncul untuk membajak
mekanisme ini dalam sistem penghargaan sehingga motivasidiarahkan
untuk pengadaan obat, dan bukan manfaat alami. Tergantung pada
sejarah penggunaan narkoba, sinapsis rangsang dalam nucleus
15
accumbens (NAC) mengalamid u a je n i s n e u r o p l a s t i s i t a s:
p o t e n s i a s i j a n g ka p a n ja n g ( L TP ) d a n d e p r e s i ja n g k a
panjang (LTD). Dengan menggunakan tikus
s e b a g a i m o d e l , K o u r r i c h e t a l . menunjukkan bahwa
paparan kronis kokain meningkatkan kekuatan sinapsis
dalam NAC setelah periode penarikan 10-14 hari, sementara
Synapses tampaknya tidak d i p e r k u a t dalam waktu
p e n a r i k a n 2 4 ja m s e t e l a h p a p a r a n k o k a i n b e r u l a n g .
D o s i s tunggal kokain tidak menimbulkan apapun atribut dari sinaps
diperkuat. Ketika tikus obat- berpengalaman ditantang dengan satu
dosis kokain, depresi synaptic terjadi. Oleh k a r e n a i t u ,
tampaknya sejarah paparan kokain bersama dengan
k a l i p e n a r i k a n mempengaruhi arah plastisitas glutamatergic di
NAC.
16
darah. Nikotin juga mudah diserap melalui kulit. Melalui tiga jalur
absorpsi tersebut, kadar nikotin darah akan meningkat bermakna
karena nikotin tidak melewati metabolisme dihati. Nikotin yang
ditelan diabsorpsi melalui usus halus, melalui sirkulasi vena portal
mengalamimetabolisme presistemik oleh hati. Keadaan ini menyebabk
an bioavailabilitas nikotin per oral sekitar 30-40% . Nikotin
didistribusikan cepat dan ekstensif ke seluruh jaringan tubuh.
Konsentrasi nikotin darah arteri dan otak akan meningkat tajam
setelah pajanan,turun setelah 20-30 menit karena nikotin terdistribusi
ke jaringan lain.
17
oksidase. Sitokrom P450 yang
terutama berperan adalah CYP2A6. Isoen-
zim lain yang juga memetabolisme nikotinadalah CYP2B6, CYP2D6,
dan CYP2E1. Waktu paruh kotinin yang panjang (16 jam)
menyebabkan
metabolit ini dapat dijadikan penanda biokimia penggunaannikotin.
Se- bagian kecil nikotin diekskresikan melalui urin, yaitu sekitar 5-
10%dari eliminasi total. Waktu paruh eliminasi nikotin rata-rata 2
jam.Pada seseorang yang merokok secara regular, kadar nikotin dalam
darah akanmeningkat dalam 6-8 jam. Kadar nikotin dalam darah yang
diambil pada sianghari (dalam keadaan kadar mantap) berkisar antara
10- 50 ng/mL. Tiap batangrokok akan meng- hasilkan konsentrasi
nikotin dalam darah sekitar 5-30 ng/mL,tergantung cara rokok dihisap.
Pada malam hari kadar nikotin akan menurun danhanya tersisa sedikit
di dalam darah ketika bangun pada pagi harinya.Efek nikotin yang
dapat menimbulkan kecanduan adalah efeknya padareseptor
kolinergik nikotinik di otak. Nikotin diserap dari asap rokok ke
sirkulasidalam paru, lalu melalui arteri karotis internal akan mencapai
otak.
18
menyebabkan pelepasanneurotransmiter lain seperti norepinefrin, β
endorfin, asetilkolin dan serotoninyang akan meningkatkan
kemampuan kognitif, kewaspadaan dan memori sertamenurunkan
ketegangan dan kecemasan.Penggunaan nikotin, baik akut maupun
kronik, dapat menimbulkan toleransi.Toleransi akut terjadi akibat
desensitisasi reseptor.
19
dannorepinefrin. Efek simpatis dominan pada sistem kardiovaskuler
yaitu hipertensi, takikardi dan vasokontriksi perifer . Efek
parasimpatis terutama pada sistemsaluran cerna dan saluran kemih
yaitu menimbulkan gejala mual, muntah, diare dan pening- katan
pembentukan urin. Efek muntah juga dapat disebabkan olehstimulasi
chemoreceptor trigger zone di area postrema medula oblongata.
20
permen karettersedia dalam dua dosis yaitu 2 mg dan 4 mg.
Bagi orang yang merokok lebihdari 20 batang per hari dapat
menggunakan sediaan 4 mg dan bagi orang yangmerokok
kurang dari 20 batang per hari dapat menggunakan sediaan 2
mg.Pengguna sediaan ini diinstruksikan untuk menggunakan
permen karet tiap 1-2 jam pada 6 minggu
pertama, lalu dikurangi tiap 2-4 jam selama 3 minggu, dantiap
4-8 jam selama 3 minggu. Tujuan jangka
panjangnya adalah agar dapatmengurangi penggunaan permen
karet tersebut, dan akhirnya menghilangkanketergantungan
terhadap nikotin.
Tablet Hisap Nikotin Tablet hisap nikotin tersedia dalam
formulasi 1 mg, 2 mg dan 4 mg. Bagi perokok yang merokok
lebih dari 20 batang sehari dapat menggunakan sediaan 4 mg
dan bagi yang merokok kurang dari 20 batang per hari dapat
menggunakansediaan 2 mg.11 Beberapa ahli menetapkan
formulasi yang akan
digunakan berdasarkan pada seberapa cepat setelah bangun tidu
r di pagi hari seseorangmerokok. Waktu pertama kali merokok
di pagi hari merupakan indeks yang kuat untuk menentu- kan
ketergantungan terhadap nikotin dan merupakan cara yangdapat
digunakan untuk mengukur kebutuhan nikotin tiap perokok.
Bagi perokok yang mulai merokok dalam waktu 30 menit
disarankan menggunakan sediaan 4mg dan bagi perokok yang
mulai merokok dalam waktu lebih dari 30 menitdisarankan
menggunakan sediaan 2 mg. Sediaan tablet hisap dapat
21
digunakan tiap1-2 jam. Nikotin tablet hisap diabsorpsi secara
perlahan (dalam waktu 30 menit) melalui mukosa bukal.
Tablet ini tidak boleh dikunyah. Jumlah nikotin yangdiserap
dari sediaan tablet hisap lebih besar daripada permen karet.
Pada suatustudi dosis tunggal, diperoleh kadar maksimum
sediaan tablet hisap 8-10% lebihtinggi daripada bentuk permen
karet. Dari studi lain didapatkan bahwa potensinikotin tablet
hisap 1 mg sama dengan permen karet nikotin 2 mg. Selain itu,
jikadibandingkan dengan permen karet, nikotin tablet hisap
memiliki beberapakeunggulan yaitu dapat digunakan walaupun
terdapat keterbatasan kesehatanmulut, penerimaan sosial yang
lebih baik, dan tidak perlu dikunyah
seperti permen karet. Sediaan tablet hisap dapat memenuhi kebu
tuhan dosis akut jika pasien tiba-tiba ingin sekali merokok.
Inhaler nikotin atau alat hirup nikotin ini terdiri dari
mouthpiece dan cartridge plastik berisi nikotin. Ketika in-
haler disemprotkan, nikotin akan melaluimouthpiece masuk ke
dalam mulut. Tiap cartridge inhaler mengandung nikotin 10mg.
Dari 10 mg tersebut, 4 mg akan masuk ke dalam mulut dan 2
mg akandiabsorpsi.Sediaan ini bukan inhaler sebenarnya karena
nikotin yang disem-
protkan tidak masuk ke dalam bronkus atau paru, tapi terdeposi
t dan diabsorpsimelalui mulut. Sebagian besar nikotin akan
masuk ke dalam kavitas oral (36%),esofagus dan lambung
(36%), serta sebagian kecil (4%) mencapai paru.1Jumlahnikotin
yang diabsorpsi dari inhaler bergantung pada suhu-suhu
22
lingkungan yang tinggi akan meningkatkan absorpsi, sedangkan
suhu rendah akan menurunkanabsorpsi. Efek terbaik diperoleh
jika digunakan selama 20 menitt Penggunaan bentuk ini
direkomendasikan selama 3 bulan, setelah itu dosis dapat dituru
nkansecara bertahap selama 6-12 minggu.10 Jumlah nikotin
yang diperoleh melaluisediaan ini paling kecil
dibandingkan sediaan lainnya. Bentuk ini
terutama berguna untuk perokok dengan tingkat ketergantungan
rendah, sebagai terapitambahan pada nikotin transdermal untuk
menangani keinginan merokok tiba-tibaatau dalam kombinasi
dengan bupropion.
23
24
Dampak Penggunaan Narkoba
Pengaruh penggunaan narkoba berbeda pada setiap orang,
selain tergantung dengan beberapa takaran yang digunakan, cara
pemakaian berapa sering menggunakan jenis obat apa yang
dikonsumsi, juga dipengaruhi oleh kondisi badan pemakai.
Sementara pengaruh yang bisa ditimbulkan dalam jangka pendek
adalah hanya merupakan kenikmatan sesaat seperti dapat
menghilangkan stress, perasaan gembira dan merasa bebas dan juga
dapat menghilangkan rasa sakit. Pengaruh buruknya adalah sulit
bernafas, tekanan darah melemah pupil mata mengecil dan sering
merasa ngantuk. Dosis yang tinggi dapat menyebabkan mabuk
bahkan bisa menghentikan fungsi alat-alat tubuh yang dapat
berakibat fatal yaitu kematian. Jenis narkotika dapat mengakibatkan
kekebalan tubuh menurun, pikiran menjadi lamban dan menganggu
perkembangan janin bila sedang hamil. Jenis alkohol bisa
mengakibatkan denyut jantung tidak teratur, pendarahan otak dan
dapat terserang stroke.
25
Menurut Lydia H. martono dan Satya Joewana (2006: 11), ada
beberapa macam pengaruh Narkoba pada kerja otak sebagai
berikut:
Sel otak pada manusia terdapat macam-macam zat kimia yang disebut
neurotransmitter, Zat kimia ini bekerja pada sambungan sel saraf yang
satu dengan sel saraf yang lainnya (sinaps). Beberapa diantara
neurotransmitter itu mirip dengan beberapa jenis Narkoba. Semua zat
psikoaktif (Narkotika, psikotropika dan bahan aditif lainnya) dapat
mengubah prilaku, perasaan dan pikiran seseorang melalui
pengaruhnya terhadap salah satu atau beberapa neurotransmitter. (Esti
Susanti H, 2005 : 4 )
26
Bentuk Terapi & Pengobatan pada Pecandu Narkoba
27
adiksi pecandu narkoba yang bersangkutan. Bukan pada obat-obatan
yang disalahgunakan.
Model ini berakar dari bebrapa konsep dalam teori fisiologis atau
metabolisme, yang memandang bahwa perilaku adiksi obat sebagai
sesuatu yang terjadi kerena faktor etiologis (keturunan). Ada dua
macam model terapi berdasarkan model ini. Yakni :
28
e) Model Terapi Budaya
Model ini menyatakan bahwa perilaku adiksi obat adalah hasil dari
sosialisasi seumur hidup dalam lingkungan sosial atau kebudayaan
tertentu.
Pengobatan
29
Prinsip perawatan setiap Rumah Sakit Rehabilitasi narkoba
yang ada di Indonesia sangatlah beragam. Ada RS Rehabilitasi
yang menekankan pengobatan hanya pada prinsip medis, pun
adapula yang lebih menekankan pada prinsip rohani korban.
Atau memadukan kedua pendekatan tersebut dengan komposisi
yang seimbang.
5. Pembinaan Mental (Aftercare)
Sebelum kembali ke masyarakat, para penderita yang baru
sembuh biasanya ditampung di sebuah lingkungan khusus
selama beberapa waktu sampai pasien dapat dikatakan siap
secara mental dan rohani. Hal ini terjadi karena sebagian besar
para penderita umumnya putus sekolah dan tidak mempunyai
kemampuan intelejesia yang memadai.
Pada fase ini memegang peranan yang sangat vital, dimana para
penderita mulai ditumbuhkan kembali rasa kepercayaan dirinya.
Menumbuhkan semangat, dan keyakinan bahwa dia akan
sembuh dan dapat kembali normal seperti manusia sehat yang
lainnya dalam bersosialisasi di masyarakat. Yang paling utama
adalah pembinaan mental spiritual, keimanan dan ketaqwaan,
serta kepekaan sosial kemasyarakatan.
30
KECANDUAN
Kecanduan dapat di artikan sebagai suatu kondisi dimana
individu merasakan ketergantungan terhadap suatu hal yang disenangi
pada berbagai kesempatan yang ada akibat kurangnya kontrol
terhadap perilaku sehingga merasa terhukum apabila tidak memenuhi
hasrat dan kebiasaannya
Jenis Kecanduan
Penyebab Kecanduan
Yuwanto (2010) dalam penelitiannya mengenai mobile phone
addict mengemukakan beberapa faktor penyebab kecanduan telepon
genggam yaitu:
1. Faktor Internal
Faktor ini terdiri atas faktor-faktor yang menggambarkan
karakteristik individu. Pertama, tingkat sensation seeking yang
tinggi, individu yang memiliki tingkat sensation seeking yang
tinggi cenderung lebih mudah mengalami kebosanan dalam
aktivitas yang sifatnya rutin. Kedua, self-esteem yang rendah,
individu dengan self esteem rendah menilai negatif dirinya dan
cenderung merasa tidak aman saat berinteraksi secara langsung
dengan orang lain. Menggunakan telepon genggam akan
membuat merasa nyaman saat berinteraksi dengan orang lain.
Ketiga, kepribadian ekstraversi yang tinggi. Keempat, kontrol
diri yang rendah, kebiasaan menggunakan telepon genggam
yang tinggi, dan kesenangan pribadi yang tinggi dapat menjadi
prediksi kerentanan individu mengalami kecanduan telepon
genggam.
31
2. Faktor Situasional
Faktor ini terdiri atas faktor-faktor penyebab yang mengarah
pada penggunaan telepon genggam sebagai sarana membuat
individu merasa nyaman secara psikologis ketika menghadapi
situasi yang tidak nyaman, seperti pada saat stres, mengalami
kesedihan, merasa kesepian, mengalami kecemasan, mengalami
kejenuhan belajar, dan leisure boredom (tidak adanya kegiatan
saat waktu luang) dapat menjadi penyebab kecanduan telepon
genggam.
3. Faktor Sosial
Terdiri atas faktor penyebab kecanduan telepon genggam
sebagai sarana berinteraksi dan menjaga kontak dengan orang
lain. Faktor ini terdiri atas mandatory behavior dan connected
presence yang tinggi. Mandatory behavior mengarah pada
perilaku yang harus dilakukan untuk memuaskan kebutuhan
berinteraksi yang distimulasi atau didorong dari orang lain.
Connected presence lebih didasarkan pada perilaku berinteraksi
dengan orang lain yang berasal dari dalam diri.
4. Faktor Eksternal
Yaitu faktor yang berasal dari luar diri individu. Faktor ini
terkait dengan tingginya paparan media tentang telepon
genggam dan berbagai fasilitasnya.
Dampak Kecanduan
Beberapa dampak dari kecanduan telepon genggam menurut Yuwanto
(2010) antara lain:
32
5. Akademis/pekerjaan, berkurangnya waktu untuk mengerjakan
sesuatu yang penting dengan kata lain berkurangnya
produktivitas sehingga mengganggu akademis atau pekerjaan.
6. Hukum, keinginan untuk menggunakan telepon genggam yang
tidak terkontrol menyebabkan menggunakan telepon genggam
saat mengemudi dan membahayakan bagi diri sendiri dan
pengendara lain.
33
Dampak Kecanduan Pornografi
Pre Frontal Cortex (PFC) akan rusak ketika anak melihat pornografi.
Padahal PFC adalah pusat nilai, moral, tempat di mana merencanakan
masa depan, tempat mengatur manajemen diri. Bagian otak alis kanan
atas inilah yang menentukan jadi apa seorang anak nantinya. Karena
itulah PFC juga disebut direktur yang mengarahkan kita.
“Nah pada saat anak kecil dan melihat pornografi si direkturnya belum
bisa melarangnya karena belum matang, maka orangtuanya lah yang
harus menjadi direktur bagi si anak, tapi mengapa sekarang orangtua
malah memberikan anak gadget, HP, dan akses internet secara
bebas?”ucap Elly Risman dalam acara seminar parenting bertema
“Tantangan Mendidik Anak di Era Digital” yang diselenggarakan SD
Integal Luqman Al Hakim Surabaya belum lama ini.
34
“Ketika melihat satu kali pornografi maka dia ingin dua, tiga, empat
kali lagi,” ujar Elly Risman. Ketika gambar pornografi sering
melewati PFC, maka bagian yang menyimpan moral dan nilai,
membuat perencanaan hidup ini, akan menciut, mengecil dan
akibatnya dorongan seks akan tidak terkendali , karena mata tidak bisa
ditahan, otak menjadi rusak dan ketagihan seks.
Aktivitas Pacaran
35
untuk berpacaran dan berhubungan seks secara bebas. Karena itu,
kewaspadaan orangtua terhadap serangan pornografi sangat di
harapkan.
Kembalikan peran Ibu dan Ayah pada tempatnya. Dan para orangtua
harus lebih dulu hadir dalam kehidupan anaknya, bukan mereka yang
punya kepentingan bisnis pornografi yang hadir dalam kehidupan
anak-anaknya. Sebab anak-anak yang jiwanya selalu merasa sendiri,
booring, stress, dan lelah akan sangat gampang dimasuki oleh industri
pornografi.
36
"Pikiran menjadi tidak realistis, Anda berpikir bahwa Anda akan
kehilangan komunikasi saat ponsel mati, sehingga secara obsesif
meminta orang asing untuk meminjamkan charger mereka. Bila
sindrom ini kerap datang, tandanya Anda perlu rehat sejenak dari
ponsel, sebab tingkat kecemasan Anda dapat menjadi tak terkendali.”
Menurut Rosen, perlahan tapi pasti, sindrom ini bisa mengambil alih
fokus Anda. Penelitian terbaru menunjukkan, saat Anda sudah terlalu
fokus pada pesan-pesan yang masuk di ponsel, semakin besar
kemungkinan Anda mengalami sindrom ini.
3. Nomophobia
Anda menjadi begitu takut dan merasa hampa tanpa ponsel. Sebuah
studi 2015 mengembangkan kuesioner nomophobia untuk mengukur
ketakutan tersebut.
37
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Ketergantungan obat (substance dependence) adalah
polamaladaptif dari penggunaan zat yang dimanifestasikan dengan
gejala-gejala kognitif, perilaku, dan piskologis selama periode 12
bulan dandisebabkan oleh penggunaan zat tersebut secara terus-
menerus. Nikotin (β -pyridil-α-N-methyl pyrrolidine) merupakan
senyawaorganik spesifik yang terkandung dalam daun tembakau.
Nikotindihasilkan dari daun tembakau (kadar nikotin tertinggi), yang
dapat
berupa cairan alkaloid alami tak berwarna, dengan Ph > 7 (bersifatalka
lis, mempunyai ukuran molekul yang sangat kecil tetapi larut dalamair
dan lemak sehingga nikotin diabsorpsi secara cepat masuk ke
dalamdarah. Nikotin juga bersifat poten karena 5-10 kali lebih kuat
menimbulkan efek psikoaktif pada manusia daripada kokain dan
morfin.Penghantaran nikotin ke dalam darah dan jaringan tubuh
melalui paru- paru dan atau dinding mulut dan tenggorokan,
atau darah. Penghantarannikotin melalui asap.Ketika rokok dibakar,
nikotin tersebar ke udara dalam bentuk butiran-
butiran kecil tar bersama komponen komponen asap tembakaulainnya.
Setelah dihisap, nikotin memadat dengan cepat di alveoli masukke
dalam vena pulmonalis kemudian ke ventrikel kiri dan dipompa
kearteri-arteri seluruh tubuh hingga ke otak dll . cara nikotin masuk
ketubuh :
38
Penghantaran Nikotin Melalui Tembakau Tanpa Asap
Cara Penghantaran Nikotin Non-Tembakau
39
dopamin danneurotransmiter lainnya akan menurun di bawah
kadar normal, sehingga akanmenimbulkan efek putus zat.
Beberapa gejala yang akan timbul pada putusnikotin adalah rasa
cemas, iritabilitas, sulit berkonsentrasi, sulit beristirahat,
peningkatan nafsu makan, gangguan tidur dan
depresi.Pendekatan biopsikologi yang dapat dilakukan adalah
denganfarmakologis dan psikologis. Pendekatan farmakologis
yaitu denganmengurangi kadar nikotin secara perlahan dengan
metode lain, misal permen karet nikotin,alat hirup,permen dan
sebagainya. Pendekatan psikologis adalahdengan mengurangi
intensitas penggunaan nikotin secara terjadwal, terapikeluarga,
dan terapi kelompok.
40
DAFTAR PUSTAKA
https://www.kaskus.co.id/thread/53575bd5f7ca17fb088b47a5/ini-gan-
gambar-kerusakan-otak-akibat-kecanduan-pornografi/
http://nova.grid.id/Kesehatan/Umum/4-Gangguan-Kesehatan-Saraf-
Akut-Karena-Gadget
http://doeniasehat.blogspot.co.id/2014/01/kecanduan-adalah.html
41