Anda di halaman 1dari 63

SP WAHAM

STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah : Waham Kebesaran

Pertemuan : Ke 1 (satu)

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, nonton televisi sambil duduk di kursi

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan isi pikir :
waham kebesaran

3. Tujuan khusus

 Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan perawat

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)

I. Fase Orientasi

 “Hallo, selamat siang pak’

 “ Bagaimana kabar bapak hari ini? Aduh bapak hari ini tampak segar sekali? Sudah makan pagi apa
belum? Menunya masih ingat apa tadi ?”

 “ Kenalkan, nama saya wayan Darsana, biasa dipanggil wayan”. Nama bapak siapa?, suka dipanggil
siapa? O…nama bapak suparmin, suka dipanggil pak parmin ya, baiklah.”

 “Saya mahasiswa Keperawatan wira medika pak, Saya bertugas di sini selama 14 hari, saya akan
merawat ibu selama saya bertugas di sini, tiap hari kita akan ketemu dan bincang-bincang”

 “ Hari ini kita akan bincang-bincang untuk lebih saling mengenal, waktunya ± 15 menit cukup tidak
pak?”. Dimana kita bicara? Bagaimana kalau sambil duduk di teras?”

 “Di depan sana pak, ok baiklah kalau begitu.”


II. Fase Kerja

 “Bagaimana perasaan dan keadaan pak hari ini?”

 “Apakah ada yang dikeluhkan atau ditanyakan sebelum kita berbincang-bincang?”

 “ Pak nggak usah kawatir karena kita berada di tempat yang aman. Saya dan perawat-perawat di sini
akan selalu menjadi teman dan membantu Pak parmin”

 “Pak parmin, bisa saya tahu sekarang identitas Bapak, baik alamat, keluarga, hobi atau mungkin
keinginan sekarang?”

 “Wah terima kasih Pak parmin karena sudah mau berkenalan dengan saya dan sekarang saya akan
memberitahu identitas saya, Pak parmin mau kan mendengarkan?”

 “Nah karena kita sudah saling mengenal maka sekarang kita berteman, jadi Pak Parmin tidak perlu
sungkan lagi bila ada masalah bisa diceritakan pada saya, Pak parmin mau kan berteman dengan saya?”

III. Fase terminasi

 “Sementara itu dulu yang kita bicarakan ya Pak?”

 “Coba bisa diulang tadi, nama saya siapa?”

 “ Wah, bagus sekali Pak bisa ingat nama saya.”

 “Saya sangat senang bisa berkenalan dengan Pak parmin dan Pak Parmin sudah bisa mengungkapkan
perasaan dengan baik dan mau berkenalan dan berteman dengan saya.”

 “Besok kita ketemu lagi ya? Dan bincang-bincang lagi tentang cara mempraktekkan membina
hubungan dengan orang lain dan membicarakan kemampuan yang bapak miliki , jam 10.30 WIB,
tempatnya disini lagi, bagaimana bapa parmin setuju?”

 “Baiklah, saya minta pamit dulu, terimakasih, sampai bertemu besok ya?”

STRATEGI PELAKSANAAN

Masalah : Waham Kebesaran

Pertemuan : Ke 2 (Dua)
A. Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien

Klien tenang, kooperatif, duduk sendiri, sambil duduk di meja makan, tatapan mata kosong,

2. Diagnosa Keperawatan

Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perubahan isi pikir :
waham kebesaran

3. Tujuan khusus

 Klien dapat membina hubungan saling percaya dan

 Klien dapat mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

B. Strategi pelaksanaan tindakan keperawatan (SP)

I. Fase Orientasi

 “Selamat pagi pak parmin?”

 “Apa kabar? Bagaimana keadaan hari ini? Semalam bisa tidur tidak? Tadi makan pagi dengan lauk dan
sayur apa?”

 “Kemarin kita sudah berkenalan, masih ingat kan nama saya? Belum lupa kan?”

 “ Bagus sekali pak parmin mampu mengingat nama saya.”

 “ Melanjutkan pertemuan kita kemarin dan sesuai dengan kesepatan kita, hari ini kita akan mencoba
mempraktekkan kembali dalam membina hubungan dengan orang lain dengan cara berkenalan baik
dengan sesama klien maupun dengan perawat, dan kita juga akan membicarakan tentang kemampuan
yang dimiliki pak parmin. Waktunya 30 menit saja, kita ngobrol di kursi ruang depan bagaimana pak?”

-->

II. Fase Kerja

 “Penampilan pak parmin hari ini bagus, rapi dan bersih, bagus sekali pak dipertahankan ya….?”
 “ Sudah mandi ya pak tadi, bapak kelihatan segar sekali.”

 “ pak parmin seperti yang sudah saya sampaikan tadi, saya ingin melihat pak berkenalan dengan teman
(klien) dan perawat, coba sekarang bapak praktikkan”

 “Bagus sekali, ternyata bapak mampu berkenalan. Bagaimana senang kan punya banyak teman.”

 ” pak parmin sudah tahu nama teman-temannya yang berada di sini ya, coba disebutkan kembali.”
bagus pak, dipertahankan ya!”

 “Sekarang pak parmin berkenalan dengan perawat juga ya…ayo ini ada pak perawat, silahkan
berkenalan juga.” “Wah hebat pak parmin berani berkenalan dengan pak perawat yang baru di lihat.
Bagaimana senang kan mempunyai kenalan banyak. Nah, coba sebutkan dengan siapa saja tadi yang
sudah diajak berkenalan. Hebat sekali pak, daya ingatannya bagus sekali.”

 “pak parmin sekarang kita akan membicarakan kemampuan yang dimiliki oleh bapak. Kalau saya lihat
selama di ruangan ini pak parmin jarang beraktivitas, Jadi saya ingin tahu kemampuan atau ketrampilan
yang dimiliki oleh bapak apa saja? Misalnya menyapu, mengepel, merapikan tempat tidur sendiri dll.
Wah hebat sekali. Selain itu apa lagi pak. Bagus sekali ternyata bapak pandai mengukir ya. bapak kalau di
rumah pekerjaannya mengukir ya? Tapi apakah ibu bisa mengerjakan apa yang disebutkan tadi?”

 “Kalau dirumah aktivitas sehari-hari apa yang pak kerjakan? Oh ya, di sini pak parmin bisa juga
melakukan, bisa dianggap rumah sendiri jadi harus dipertahankan kemampuan yang dimiliki. Terus pak
parmin bisa juga menonton TV, melakukan aktifitas seperti di rumah ataupun merawat diri seperti
mandi, gosok gigi, keramas dll.”

III. Fase Terminasi

 “Sementara cukup di sini dulu ya, pembicaraan kita”

 “Saya senang bapak parmin mau mengobrol dengan saya. Tadi pak parmin sudah bagus bisa
berkenalan dan mengungkapkan kemampuan apa yang dimiliki dengan baik, pertahankan ya….”

 “Besok kita akan bertemu lagi, berbincang lagi tentang kebutuhan-kebutuhan pak parmin yang belum
terpenuhi, bapak setuju?” Bagaimana kalau jam 10.00 lagi. Disini lagi ya bu?”

 “Baik, saya permisi dulu, bapak bisa melanjutkan kegiatan yang lainnya terimakasih ya atas waktunya?”

Waham

SP I p
1. Membantu orientasi realita.

2. Mengidentifikasi kebutuhan yang tidak terpenuhi.

3. Melatih pasien memenuhi kebutuhannya

4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP II p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2. Mengidentifikasi kemampuan yang dimiliki

3. Melatih kemampuan yang dimiliki

4. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

SP III p

1. Memvalidasi masalah dan latihan sebelumnya.

2. Menjelaskan penggunaan obat secara benar.

3. Membimbing pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

Belia Elfitriyani

saya seorang perawat pemula

MINGGU, 04 MEI 2014

SP DPD TERBARU
STATEGI PELAKSANAAN (SP) 1 : PENGKAJIAN DAN MELATIH CARA MENJAGA KEBERSIHAN DIRI : MANDI,
MENCUCI RAMBUT, SIKAT GIGI, POTONG KUKU.

Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien.

Data subjektif :

· Klien mngatakan malas mandi dan lebih enak tidak ganti baju.

Data objektif :

· Klien terlihat kotor, rambut tidak disisr, baju agak kotor, bau dan menolak diajak mandi.

2. Diagnosa Keperawatan.

Defisit Keperawatan Diri

3. Tujuan Tindakan Keperawatan.

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.

b. Klien dapat menjelaskan pentingnya kebersihan diri.

c. Klien dapat menjelaskan cara menjaga kebersihan diri.

d. Klien dapat melaksanakan perawatan diri dengan bantuan perawat.

e. Klien dapat melaksanakan perawatan diri secara mandiri.

4. Tindakan Keperawatan.

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian klien.

b. Menjelaskan kebersihan yang baik.

c. Membantu klien mempraktekkan cara kebersihan yang baik.

d. Menganjurkan klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.


B. STRATEGI KOMUNIKASI

1. Fase Orentasi.

a. Salam Terapeutik.

Assalamualaikum..!!! selamat pagi bu… perkenalkan nama saya belia. Saya mahasiswa praktek dari
Fakultas Keperawatan UNAND yang akan dinas di ruangan flamboyan ini selama 2 minggu. Hari ini saya
dinas pagi dari jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat ibu selama di rumah sakit ini.
Nama ibu siapa? Senangnya ibu di panggil apa?

b. Evaluasi / Validasi.

Bagaimana perasaan Bu hari ini? apakah ibu sudah mandi?.

c. Kontrak.

ü Topik :

Baiklah Bu, bagaimana kalau kita mendiskusikan tentang kebersihan diri?

ü Waktu :

Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?

ü Tempat :

Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?.

2. Fase kerja.

Masalah kebersihan diri

Berapa kali ibu mandi dalam sehari? Menurut ibu apa kegunaan mandi? Apa alasan ibu sehingga tidak
bisa merawat diri? Menurut ibu apa manfaatnya kalau kita menjaga kebersihan diri? Kira-kira tanda-
tanda orang yang merawat diri dengan baik seperti apa? Kalau kita tidak teratur menjaga kebersihan diri
masalah apa menurut ibu yang bisa muncul? Sekarang apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri,
seperti kalau kita mandi, cuci rambut, gosok gigi apa saja yang disiapkan? Benar sekali, ibu perlu
menyiapkan pakaian ganti, handuk, sabun sikat gigi, odol, shampo serta sisir. Wah bagus sekali, ibu bisa
menyebutkan dengan benar.

Masalah berdandan

apa yang ibu lakukan untuk merawat rambut dan muka? Kapan saja tina menyisir rambut? Bagaimana
dengan bedakan? Apa tujuan kita sisiran dan bedandan? Jadi bisakah ibu sebutkan alat yang digunakan
untuk berdandan? Betul, bagus sekali sisir, bedak dan lipstik.
Masalah makan dan minum

Berapa kali ibu makan sehari? Iya bagus ibu makan 3 kali sehari. Kalau minum sehari berapa gelas bu?
Betul, minum 10 gelas perhari. Apa saja yang disiapkan untuk makan? Dimana ibu makan? Bagaimana
cara makan yang baik menurut ibu? Apa yang dilakukan sebelum makan? Apa pula yang dilakukan
setelah makan?

Masalah BAB dan BAK

Berapa kali ibu BAB sehari? Kalau BAK berapa kali? Dimana biasanya ibu BAB/BAK? Bagaimana
membersihkannya?

Kita sudah bicara tentang kebersihan diri, berdandan, berpakaian, makan dan minum serta BAB
dan BAK. sekarang bisakah ibu cerita bagaimana cara melakuakn mandi, keramas dan gosok gigi. Ya
benar

pertama ibu bisa siram seluruh tubuh ibu termasuk rambut lalu ambil shampo gosokkan pada
kepala ibu sampai berbusa lalu bilas sampai bersih.selanjutnya mabil sabun, gosokkan diseluruh tubuh
secara merata lalu siram dengan air sampai bersih, jangan lupa sikat gigi pakai odol.. giginya disikat mulai
dari arah atas ke bawah. Gosok seluruh gigi ibu mulai dari depan ke belakang. Bagus lalu kumur-kumur
sampai bersih. Terakhir siram lagi seluruh tubuh ibu sampai bersih lalu keringkan dengan handuk. Ibu
bagus sekali melakukannya. Selanjutnya ibu bisa pasang baju dan sisir rambutnya dengan baik

3. Terminasi.

a. Evaluasi subjektif dan objektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita mendiskusikan tentang pentingnya kebersihan diri, manfaat dan
alat serta cara melakuakan kebersihan diri? Sekarang coba ibu ulangi lagi tanda-tanda bersih dan rapi?
Apa saja alat untuk menjaga kebersihan diri, bagaimana cara menjaga kebersihan diri? Bagus sekali ibu
sudah menjawabnya dengan benar. Bagaimana perasaan ibu setelah mandi? Coba lihat dicermin, lebih
bersih dan segar ya.

b. RTL

Baiklah ibu. Kalau mandi yang paling baik sehari berappa kali bu? Ya bagus mandi 2 kali sehari, sikat gigi 2
kali sehari, keramas 2 kali seminggu. Nanti ibu kemasukan ke jadwal ya bu. Jika ibu melakukanya secara
mandiri makan ibu menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau
teman maka ibu buat ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu mengerti? Coba ibu
ulangi? Naah bagus ibu.

c. Kontrak yang akan datang :

ü Topik :
Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang cara berdandan. apakah ibu
bersedia?

ü Waktu :

Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?

ü Tempat :

Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?? Baiklah bu besok saya
akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 2 : MELATIH CARA BERDANDAN SETELAH KEBERSIHAN DIRI : SISIRAN, RIAS
MUKA UNTUK PEREMPUAN.

Proses Keperawatan

1. Kondisi Klien.

Data subjektif :

· Klien mengatakan sudah mandi

· Klien mengatakan malas menyisir rambut

Data objektif :

· .Klien terlihat lebih segar

· Klien rambut terlihat tidak disisir

2. Diagnosa Keperawatan.

Defisit perawatan diri.

3. Tujuan Tindakan Keperawatan.

a. Pasien dapat mengetahui pentingnya perawatan diri (Berdandan)

b. Pasien dapat mengetahui cara-cara melakukan perawatan diri (Berdandan).

c. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri (Berdandani) dengan bantuan perawat.

d. Pasien dapat melaksanakan perawatan diri (Berdandan) secara mandiri.

e. Pasien mendapatkan dukungan keluarga untuk meningkatkan perawatan diri (Berdandan)

4. Tindakan Keperawatan.

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.


b. Menjelaskan cara berdandan yang benar.

c. Membantu pasien mempraktikkan cara berdandan yang benar dan memasukkan dalam jadwal.

d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. Strategi Komunikasi

1. Fase Orentasi.

a. Salam Terapeutik.

Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?

b. Evaluasi/ Validasi :

Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah ibu sudah mandi?. Tampak bersih sekali, rambut juga
sudah disisir, kukunya sudah digunting yah? Bagus sekali. Kalau gosok giginya bagaimana? Bagus sekali
ternyata sudah ibu lakukan. Coba saya lihat jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah melakukannya. Mandi 2 x
sehari sudah dilakukan dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah, keramas 2 minggu sekali juga sudah
mandiri, gunting kuku juga sudah 1 x seminggu, kalau ini masih dibantu kemaren ya bu. Yang masih
dibantu sama suster nanti ibu melakukannya sendiri.

c. Kontrak :

ü Topik :

Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan latihan berdandan. Apakah ibu
bersedia?

ü Waktu :

Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?

ü Tempat :

Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?

2. Fase Kerja.
Baiklah ibu, sebelum berdandan alat apa saja yang harus disiapkan? Ya benar sekali sisir, bedak dan
lipstik. Bagaimana cara ibu berdandan? Apakah menyisir rmabut dulu? Bagaimana cara ibu menyisir?
Sekarang sisir rambut dulu ya. Bagus sekali coba lihat dikaca, sudah rapi? Apa kebiasaan ibu berdandan
apakah ibu memakai bedak? Lanjutka dengan merias muka, bagus . ibu tampak cantik. Apakah ibu mau
pakai lipstik? Iya pakainya tipis saja. Coba lihat dikaca cantik ya.

3. Terminasi.

a. Evaluasi subjektif dan objektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan cara berdandan? Lebih cantik dan rapi ya? Bisa tina
sebutkan lagi apa saja alat yang diperlukan untuk berdandan? Yah bagus sekali. Sekarang coba sebutkan
caranya bagaimana? Wah tina memang hebat.

b. RTL :

Baiklah ibu kita sudah melakukan berdandan kita masukan kedalam jadwal ya. Berapa kali akan ibu
lakukan? Dua kali sehari? Sehabis mandi yaa? Jadi tina bisa tulis dijadwal harian setiap habis mandi, tina
bisa langsung berdandan. Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi 2 kali
sehari, gosok gigi 2 kali sehari juga, keramas 2 kali seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu, ganti baju
dan berdandan habis mandi

c. Kontrak yang akan datang :

ü Topik :

Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang kebutuhan dan latihan cara makan
dan minum yang benar, apakah ibu bersedia?

ü Waktu :

Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00

ü Tempat :

Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? ? Baiklah bu besok saya
akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 3 : MELATIH CARA MAKAN DAN MINUM YANG BAIK.

Proses Keperawatan.

1. Kondisi Klien.

Data subjektif :
· .klien mengatakan sudah mandi dan menyisir rambut

· klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan benar

Data objektif :

· klien terlihat lebih segar dan rambut terlihat rapi

· klien mengatakan tidak tahu cara makan dan minum yang baik dan benar.

· Klien terlihat berserakan ketika makan dan minum

2. Diagnosa Keperawatan.

Defisit Perawatan Diri.

3. Tujuan Tindakan Keperawatan.

a. Pasien dapat mengetahui peralatan yang digunakan untuk makan.

b. Pasien dapat mengetahui cara-cara makan dan minum yang baik dan benar.

c. Pasien dapat melaksanakan makan dan minum yang baik dan benar dengan bantuan perawat.

d. Pasien dapat melaksanakan cara makan dan minum yang baik secara mandiri.

4. Tindakan Keperawatan.

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

b. Menjelaskan cara makan dan minum yang baik dan benar.

c. Membantu pasien mempraktikkan cara makan dan minum yang benar dan memasukkan dalam
jadwal.

d. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

B. STRATEGI KOMUNIKASI

4. Fase Orentasi.
d. Salam Terapeutik.

Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?

e. Evaluasi/ Validasi :

Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Hari ini saya lihat ibu sudah bersih ya, rambut juga sudah disisir
rapi, pakai bedak, kukunya sudah digunting, bajunya juga cantik. Bagus sekali. Kalau gosok giginya
bagaimana? Bagus sekali ternyata sudah ibu lakukan. Coba saya lihat jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah
melakukannya. Mandi 2 x sehari sudah dilakukan dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah, keramas
2 minggu sekali juga sudah mandiri, gunting kuku juga sudah 1 x seminggu, sudah dilakukan secara
mandiri. Jadi tina sudah bagus tentang kebersihan dirinya. Kalau berdandan dilakukan sama siapa bu? Oh
sudah sendiri bagus sekali. Kalau berpakaiannya bagaimana? Dilakukan sendiri, bagus sekali.

f. Kontrak :

ü Topik :

Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan bicara tentang kebutuhan makan dan
minum, cara makan dan minum. Apakah ibu bersedia?

ü Waktu :

Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?

ü Tempat :

Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?

5. Fase Kerja.

Baiklah ibu, sekarang kita akan diskusikan tentang kebutuhan makan pada orang dewasa sepertin ibu
dalam satu hari. Kebutuhan makan perhari dewasa untuk perempuan antara 2000-2200 kalori dan untuk
laku-laki antara 2400-2800 kalori setiap hari. Biasanya pada orang dewasa membutuhkan semua itu
didapat dari makanan seperti makanan pokok untuk memberi rasa kenyang : nasi, jagung, ubi jalar,
singkong, dll selain itu perlu juga lauk seperti : lauk hewani berupa daging ayam, ikan dll serta lauk nabati
seperti kacang-kacangan, hasil olahan tahu, dan tempe. Sayur diberikan untuk memberikan rasa segar
dan melancarkan proses menelan makanan, karena biasanya dihidangkan dalam bentuk berkuah : sayur
dan umbian, kacang-kacangan, buah dan susu sebagai pelengkap, akan lengkap ditinjau dari kecukupan
gizi serta minum 8-10 gelas (2500ml) sehari. Bagaimana tina apakah sudah mengerti?

Kalau kita mau makan alatnya apa saja tina? Jadi harus ada gelas piring dan sendok yah, sekarang piring
gunanya untuk apa? Ya benar sekali untuk menaruh makanan, selanjutnya sendok untuk apa? Kalau
gelas disiapkan untuk apa? Bagus sekali tina sudah bisa menjawab dengan benar, bagaimana kebiasaan
sebelum , saat maupun sudah makan? Makan dimeja makan ya? Sebelum makan kita harus cuci tangan
pakai sabun. Ya mari kita praktekkan.setelah itu duduk dan ambil makanan. Sebelum disantap kita
berdoa dulu. Silakan tina yang pimpn. Bagus. Mari kita makan. Saat makan kita harus mnyupakan makan
satu-satu dengan pelan-pelan. Ya mari kita makan. Setelah kita mkan kita bereskan piring dan gelas yang
kotor. Ya betul dan kita akhiri dengan cuci tangan. Ya bagus.

6. Terminasi.

d. Evaluasi subjektif dan objektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita belajar makan dan minum? Alat apa saja yang kita gunakan untuk
makan? Setelah makan pa saja yang kita lakuakan?.

e. RTL :

Baiklah ibu kita sudah melakukan latihan cara makan dan minum kita masukan kedalam jadwal ya.
Berapa kali akan ibu mau makan? tiga kali sehari? Kalau pagi jam berapa? Sianbg? Malam? Jadi tina bisa
tulis dijadwal harian. Selanjutnya jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi 2 kali sehari,
gosok gigi 2 kali sehari juga, keramas 2 kali seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu, ganti baju dan
berdandan habis mandi pagi dan sore.

f. Kontrak yang akan datang :

ü Topik :

Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang BAB dan BAK, apakah ibu bersedia?

ü Waktu :

Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00

ü Tempat :

Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? ? Baiklah bu besok saya
akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

STATEGI PELAKSANAAN (SP) 4 : MELATIH BAB DAN BAK YANG BAIK.

Proses Keperawatan.

1. Kondisi Klien.

Data subjektif :

· Klien mengatakan sudah mandi dan menyisir rambur

· Klien mengatakan sudah makan pagi dengan baik

· klien mengatakan tidak tahu cara BAB dan BAK yang baik dan benar.
Data objektif :

· Klien terlihat bersih dan segar. Rambut tersisir dengan rapi

· Klien terlihat BAK sembarangan.

2. Diagnosa Keperawatan.

Defisit Perawatan Diri.

3. Tujuan Tindakan Keperawatan.

a. Pasien dapat mengetahui cara-cara BAB dan BAK yang baik dan benar.

b. Pasien dapat melaksanakan cara BAB dan BAK yang baik secara mandiri.

4. Tindakan Keperawatan.

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

b. Menjelaskan cara BAB dan BAK yang baik dan benar.

c. Menganjurkan pasien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian.

Strategi Komunikasi.

Fase Orentasi.

a. Salam Terapeutik.
Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?

b. Evaluasi/ Validasi :

Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Hari ini saya lihat ibu sudah bersih ya, rambut juga sudah disisir
rapi, pakai bedak, kukunya sudah digunting, bajunya juga cantik. Bagus sekali. Kalau gosok giginya
bagaimana? Bagus sekali ternyata sudah ibu lakukan. Bagaimana makan dan minum hari ini? Jam
berapa? Jam 8 ya. Coba saya lihat jadwalnya? Bagus sekali ibu sudah melakukannya. Mandi 2 x sehari
sudah dilakukan dengan mandiri, gosok gigi sehari juga sudah, keramas 2 minggu sekali juga sudah
mandiri, gunting kuku juga sudah 1 x seminggu, sudah dilakukan secara mandiri. Jadi tina sudah bagus
tentang kebersihan dirinya. Kalau berdandan dilakukan sama siapa bu? Oh sudah sendiri bagus sekali.
Kalau berpakaiannya bagaimana? Dilakukan sendiri, bagus sekali. Kalau makan dan minum masih
dibantu yah. Besok harus sudah melakukannya sendiri yah. Ibu bisa kan ibu pasti bisa karea ibu hebat.

c. Kontrak :

ü Topik :

Masih ingat apa yang mau kita bicarakan hari ini. Hari ini kita akan bicara tentang cara BAB dan BAK.
Apakah ibu bersedia?

ü Waktu :

Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 30 menit?

ü Tempat :

Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?

Fase Kerja.

Baiklah ibu, ibu BAB dan BAK dikamar mandi yah? Hati-hati pakaian jangan sampai kena ya. Lalu jongkok
diwc? Bagaimana cara ibu cebok? Bagus sebaiknya ibu cebok yang bersih setelah BAB dan BAK. yaitu
dengan menyiram air dari arah depan ke belakang. Jangan terbalik ya. Cara seperti ini berguna untuk
mencegah masuknya kotoran /tinja yang ada dianus kebagian kemaluan kita. Setelah tina selesei cebok,
jangan lupa tinja/air kencing tersebut dengan air secukupnya sampai tinja / air krncing itu tidak tersisa
dikaskus/ WC. Jika tina membersihkan membersihkan tinja/ air krncing seperti ini, berarti tina ikut
mencegah penyebaran kuman berbahaya yang ada pada kotoran / air kencing. Setelah selesei
membersihkan tinja/air kencing, tina perlu merapikan pakaian sebelum keluar dari wc. Pastikan resleting
sudah tertutup dengan rapi. Dan setelah itu jangan lupa cuci tangan pakai sabun ya bu.

Terminasi.

a. Evaluasi subjektif dan objektif :


Bagaimana perasaan ibu setelah kita membicarakan cara BAB dan BAK? Apa saja yang dilakukan saat BAB
Dan BAK? Bagus sekali bu. Nahsekarang coba ibu sebutkan cara perawatan diri yang telah kita pelajari
dan latih? Bagus sekali.

b. RTL :

Baiklah ibu kita sudah melakukan latihan cara BAB dan BAK. masukan kedalam jadwal ya. Selanjutnya
jangan lupa untuk melakukan sesuai jadwal yah bu, mandi 2 kali sehari, gosok gigi 2 kali sehari juga,
keramas 2 kali seminggu, gunting kuku 1 kali seminggu, ganti baju dan berdandan 2 kali sehari habis
mandi pagi dan sore, makan 3 kali sehari dan minum 8-10 gelas sehari. BAB dan BAK ditempatnya.
Bagaimana bu bisa dilakukan sesuai jadwal. Bagus sekali ibu mau mencoba melakukannya

c. Kontrak yang akan datang :

ü Topik :

Baik lah ibu besok kita akan ketemu lagi dan membicrakan tentang halusinasi, apakah ibu bersedia?

ü Waktu :

Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00

ü Tempat :

Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? ? Baiklah bu besok saya
akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

GUDANG ILMU

Saturday, November 17, 2012

SP RBD

STRATEGI PELAKSANAAN I

23 April 2012

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

DS :
· Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri

· Klien mengatakan lebih baik mati saja

· Klien mengatakan sudah bosan hidup

DO :

· Ekspresi murung

· Tak bergairah

· Ada bekas percobaan bunuh diri

2. Diagnosa keperawatan

Resiko bunuh diri

3. Tujuan Khusus

Klien tidak dapat melakukan percobaan bunuh diri

4. Tindakan Keperawatan

1. Mengidentifikasi benda-benda yang dapat membahayakan pasien

2. Mengamankan benda-benda yang dapat mengamankan pasien

3. Melakukan kontrak treatment

4. Mengajarkan cara mengendalikan dorongan bunuh diri

5. Melatih cara mengendalikan bunuh diri

B. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.


1. Orientasi

a. Salam Terapeutik

Assalamu’alaikum…“perkenalkan nama saya bruther Saeful Hamzah, senang dipanggil epul saya
mahasiswa AKPER KHARISMA KARAWANG “.Nama bapak siapa senang dipanggil apa ?

b. Evaluasi / Validasi

“Bagaimana perasaan dan kabar bapak hari ini?, bagaimana tidur bapak semalam?”

c. Kontrak

“Bagaimana pak kalau hari ini kita berbincang-bincang tentang benda-benda apa saja yang dapat
membahayakan diri bapak, serta bagaimana cara mengendalikan dorongan bunuh diri?”, dimana kita
akan bicara?, bagaimana kalau di taman pak?”, berapa lama kita akan berbincang-bincang?”, bagaimana
kalau waktu berbimcang-bincang kita selama 15 menit?”, apakah bapak setuju?”

d. Tujan

“Tujuan pembicaraan kita adalah agar bapak tahu benda-benda apa saja yang dapat membahayakan diri
bapak, serta bapak dapat mengetahui cara mengendalikan dorongan bunuh diri”.

2. Fase kerja

“Bapak, apakah bapak tahu benda-benda yang dapat membahayakan diri bapak?, coba sebutkan apa
saja benda-benda tersebut!. Bagus sekali sekali bapak, bapak tahu benda-benda yang dapat
membahayakan diri bapak. Apakah salah satu benda tersebut ada dikamar bapak?, kalau ada benda
tersebut jangan bapak dekati atau pegang ya pak. Apa bapak sering mendengar bisikan yang mendorong
bapak untuk melakukan bunuh diri?, apa yang bapak lakukan ketika suara-suara itu datang? “Bapak,
bagaimana kalau saya ajarkan cara-cara lain untuk mengusir suara-suara itu, apakah bapak mau?, “pak,
kalau suara-suara itu ada, bapak tutup kedua telinga rapat-rapat, seperti ini pak, dan katakana dengan
keras, JAUHI SAYA, PERGI KAMU !!! KAMU PALSU. “Coba bapak lakukan seperti yang saya ajarkan tadi, iya
pak seperti itu, bagus…

3. Fase terminasi

a. Evaluasi subjektif (respon klien)


“Bagaimana perasaan bapak setelah bapak mengetahui benda-benda yang dapat membahayakan diri
bapak, dan mengetahui cara mengusir suara-suara yang menyuruh bapak melakukan bunuh diri?”

b. Evaluasi Objektif

“Coba bapak ulangi lagi apa yang saya ajarkan tadi”, iya begitu pak…

c. Rencana tindak lanjut

“Bapak, selama kitak tidak bertemu, bila bapak melihat benda-benda yang dapat membahayakan bapak,
segera jauhi, dan jika bapak mendengar suara-suara itu kembali, segera bapak usir dengan cara yang
sudah kita pelajari tadi ya pak”.

d. Kontrak yang akan datang

“Baiklah sekarang bapak saya tinggal dulu, kapan kita bisa bertemu lagi pak?,bagaimana kalau besok?,
baiklah besok kita akan membahas tentang cara berfikir positif tentang diri sendiri dan mengahargai diri
sebagai individu yang berharga. Tempatnya mau dimana pak? Bagaimana kalau di taman pak?, baik
besok kita dari jam 08.30- 08.45 WIB. Apakah bapak setuju?, baiklah pak selamat beristirahat”.

STRATEGI PELAKSANAAN II

23 April 2012

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

DS :

· Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri

· Klien mengatakan lebih baik mati saja

· Klien mengatakan sudah bosan hidup

DO :

· Ekspresi murung
· Tak bergairah

· Ada bekas percobaan bunuh diri

2. Diagnosa keperawatan

Resiko bunuh diri

3. Tujuan Khusus

Klien dapat berfikir positif terhadap dirinya sendiri

4. Tindakan Keperawatan

1. Mengidentifikasi aspek positif pasien

2. Mendorong pasien untuk berfikir positif terhadap diri sendiri

3. Mendorong pasien untuk menghargai diri sendiri sebagai individu yang berharga

B. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.

1.

1. Orientasi

a. Salam terapetik

“Selamat pagi bapak, masih ingat dengan saya?”

b. Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini?”, bagaimana dengan tidur bapak semalam?”.

c. Kontrak

“Bapak masih ingat dengan kontrak kita kemarin?, kita akan berbincang-bincang tentang cara berfikir
positif tentang diri sendiri dan mengahargai diri sebagai individu yang berharga, bagaimana kalau kita
berbincang-bincang ditaman sesuai dengan kontrak kita kemarin?, apa bapak mau?, berapa lama kita
akan berbicara?, bagaimana kalau 15 menit sesuai kontrak kita kemarin juga yang telah di tentukan?,
apakah bapak setuju?”.

d. Tujuan

“Tujuan pembicaraan kita adalah agar bapak lebih berfikir positif terhadap diri bapak sendiri, dan bapak

lebih menghargai diri sendiri”.


2. Fase kerja

“Apa yang bapak tidak sukai dari anggota tubuh bapak?, bisa bapak jelaskan alasan bapak tidak suka
dengan bagian anggota tubuh tersebut?, jadi kalau bapak merasa anggota tubuh tersebut tidak bapak
sukai, coabalah dari sekarang bapak mulai mencoba menyukainya, contoh : bapak bisa menulis dengan
tekhnik yang berbeda, lihat pak seperti saya!”, coba bapak lakukan seperti saya tadi, ya begitu
pak….bagus…!!!

3. Fase Terminasi

a. Evaluasi subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah apa yang kita bicarakan tadi?, saya senang jika bapak mulai
sekarang mencoba menyukai anggota tubuh bapak yang bapak anggap tidak suka”.

b. Evaluasi objektif

“Coba bapak lakukan kembali apa yang sudah kita bicarakan tadi, dan tekhnik cara menulis”.

c. Rencana tindak lanjut

“Bapak, selama kitak tidak bertemu, bapak bisa melakukan tekhnik menulis yang seperti saya ajarkan
tadi”.

d. Kontrak yang akan datang

“Baiklah sekarang bapak saya tinggal dulu, kapan kita bisa bertemu lagi pak?,bagaimana kalau besok?,
baiklah besok kita akan membahas tentang cara melakukan hal yang baik ketika sedang mengalami
masalah. Bagaimana kalau di taman lagi pak?, baik besok kita dari jam 08.30- 08.45 WIB. Apakah bapak
setuju?, baiklah pak selamat beristirahat”.

STRATEGI PELAKSANAAN III

23 April 2012

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

DS :
· Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri

· Klien mengatakan lebih baik mati saja

· Klien mengatakan sudah bosan hidup

DO :

· Ekspresi murung

· Tak bergairah

· Ada bekas percobaan bunuh diri

2. Diagnosa keperawatan

Resiko bunuh diri

3. Tujuan Khusus

Mengidentifikasi pola koping pasien

4. Tindakan Keperawatan

1. Mengidentifikasi pola koping yang bisa diterapkan pasien

2. Menilai pola koping yang bisa dilakukan

3. Mengidentifikasi pola koping yang konstruktif

4. Menganjurkan pasien menerapkan pola koping konstruktif dalam kegiatan harian

B. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.

1.

Orientasi

a. Salam terapetik
“Selamat pagi bapak, masih ingat dengan saya?”

b. Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini?”, bagaimana dengan tidur bapak semalam?”.

c. Kontrak

“Bapak masih ingat dengan kontrak kita kemarin?, kita akan berbincang-bincang tentang bagaimana cara
bapak melakukan hal yang baik ketika sedang mengalami masalah, bagaimana kalau kita berbincang-
bincang ditaman sesuai dengan kontrak kita kemarin?, apa bapak mau?, berapa lama kita akan
berbicara?, bagaimana kalau 15 menit sesuai kontrak kita kemarin juga yang telah di tentukan?, apakah
bapak setuju?”.

d. Tujuan

“Tujannya adalah, supaya bapak dapat melakukan hal yang positif ketika bapak sedang mengalami
masalah”.

2. Fase Kerja

“Bapak, ketika bapak sedang mangalami masalah, apa yang bapak lakukan?, apalagi pak?, bagus sekali
bapak ini. Jadi kalau bapak sedang mengalami masalah seperti itu, bapak bisa melakukan hal-hal yang
membuat bapak sibuk, tapi sibuk dengan hal-hal yang positif, seperti apa yang bapak katakana tadi,
misalnya : main bola, menyapu halaman dan shalat”.

“Coba bapak sebutkan lagi kegiatan-kegiatannya ! iya pintar…..

3. Fase terminasi

a. Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah apa yang kita bicarakan tadi?, saya senang jika bapak melakukan
kegiatan-kegiatan yang tadi kita bicarakan”.

b. Evaluasi objektif

“Coba bapak sebutkan kembali apa yang sudah kita bicarakan tadi! Pintar sekali bapak ini….”.
c. Rencana tindak lanjut

“Bapak, selama kitak tidak bertemu, bapak bisa melakukan kegiatan-kegiatan tadi, seperti main bola,
menyapu, dan shalat. Kemudian bapak masukan kedalam jadwal kegiatan harian bapak ya”.

d. Kontrak yang akan datang

“Baiklah sekarang bapak saya tinggal dulu, kapan kita bisa bertemu lagi pak?,bagaimana kalau besok?,
baiklah besok kita akan membahas tentang membuat rencana untuk masa depan. Bagaimana kalau di
taman lagi pak?, baik besok kita dari jam 08.30- 08.45 WIB. Apakah bapak setuju?, baiklah pak selamat
beristirahat”.

STRATEGI PELAKSANAAN IV

23 April 2012

A. Proses Keperawatan

1. Kondisi klien

DS :

· Klien mengatakan ada yang menyuruh bunuh diri

· Klien mengatakan lebih baik mati saja

· Klien mengatakan sudah bosan hidup

DO :

· Ekspresi murung

· Tak bergairah

· Ada bekas percobaan bunuh diri

2. Diagnosa keperawatan

Resiko bunuh diri

3. Tujuan Khusus
Klien tidak dapat mencapai masa dpan yang realistis

4. Tindakan Keperawatan

1. Membuat rencana masa depan yang realistis bersama pasien

2. Mngidentifikasi cara mencapai masa depan yang realistis

3. Memberi dorongan pasien melakukan kegiatan dalam rangka meraih masa depan yang realistis

B. Strategi Komunikasi dalam pelaksanaan tindakan keperawatan.

a. Salam terapetik

“Selamat pagi bapak, masih ingat dengan saya?”

b. Evaluasi Validasi

“Bagaimana perasaan bapak hari ini?”, bagaimana dengan tidur bapak semalam?”.

c. Kontrak

“Bapak masih ingat dengan kontrak kita kemarin?, kita akan berbincang-bincang tentang bagaimana cara
bapak melakukan hal yang baik ketika sedang mengalami masalah, bagaimana kalau kita berbincang-
bincang ditaman sesuai dengan kontrak kita kemarin?, apa bapak mau?, berapa lama kita akan
berbicara?, bagaimana kalau 15 menit sesuai kontrak kita kemarin juga yang telah di tentukan?, apakah
bapak setuju?”.

d. Tujuan

“Tujuan pembicaraan kita adalah supaya bapak dapat merencenakan masa depan yang jauh lebih baik
dari sebelumnya dan bapak dapat mencapai masa depan yang nyata”

2. Fase Kerja

“Bapak, apa keinginan bapak dari dulu sampai sekarang?, apalagi pak?, apakah masih ada?. Sampai saat
ini sudah ada keinginan bapak yang sudah tercapai?, wah hebat…..yang belum tercapainya pak?.
“Harapan bapak sangat bagus sekali, bapak bisa berusaha semampu bapak dengan cara yang sabar, lebih
giat, ikhtiar dan berdoa. Kegagalan bukan akhir dari sebuah harapan pak, namun cobaan yang nantinya
akan membawa bapak ke arah yang bapak harapkan selama ini. Jadi, selalu berusaha menjadi yang
terbaik ya pak, kejar cita-cita bapak sampai dapat dan ingat, kejar harapan itu sesuai kemampuan
bapak”.

3. Fase terminasi

a. Evaluasi Subjektif

“Bagaimana perasaan bapak setelah apa yang kita bicarakan tadi?, saya senang jika bapak melakukan
apa yang sudah tadi kita bicarakan”.

b. Evaluasi objektif

“Coba bapak sebutkan kembali apa yang seharusnya kita lakukan ketika kita menginginkan sesuatu!
Pintar sekali bapak ini….”.

c. Rencana tindak lanjut

“Bapak, selama kita tidak bertemu, bapak bisa melakukan hal seperti tadi untuk mencapai keinginan
bapak yang nyata, bapak mesti lebih sabar, lebih giat, ikhtiar dan berdoa. Jangan sampai menyerah ya
pak”.

“Sukses buat bapak…. “.

Gusri Wahyudi at 12:27 AM

Share

No comments:

Post a Comment

Mohon kritik dan saran dari para pembaca untuk kemajuan blog ini. TERIMAKASIH

Links to this post

Create a Link

Home

View web version

Powered by Blogger.

STRATEGI PELAKSANAAN 1 (SP 1) ISOLASI SOSIAL

A. Proses Keperawatan.

1. Kondisi Klien

Data subjektif :

· Klien mengatakan malas berinteraksi dengan orang lain.

· Klien mengatakan orang-orang jahat dengan dirinya.

· Klien merasa orang lain tidak selevel.

Data objektif :

· Klien tampak menyendiri.

· Klien terlihat mengurung diri.

· Klien tidak mau bercakap-cakap dengan orang lain.

2. Diagnosa Keperawatan.

Isolasi Sosial.

3. Tujuan

Umum : Klien dapat berinteraksi dengan orang lain

Khusus :

a. Klien dapat membina hubungan saling percaya.


b. Klien dapat menyebutkan penyebab isolasi sosial.

c. Klien mampu menyebutkan keuntungan dan kerugian hubungan dengan orang lain.

d. Klien dapat melaksanakan hubungan social secara bertahap.

e. Klien mampu menjelaskan perasaan setelah berhubungan dengan orang lain.

f. Klien mendapat dukungan keluarga dalam memperluas hubungan sosial.

g. Klien dapat memanfaatkan obat dengan baik.

4. Tindakan Keperawatan.

a. Membina hubungan saling percaya.

b. Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial pasien.

c. Berdiskusi dengan pasien tentang keuntungan berinteraksi dengan orang lain.

d. Berdiskusi dengan pasien tentang kerugian berinteraksi dengan orang lain

e. Mengajarkan pasien cara berkenalan dengan satu orang

f. Menganjurkan pasien memasukkan kegiatan latihan berbincang-bincang dengan orang lain dalam
kegiatan harian.

B. Proses Pelaksanaan

1. Fase Orentasi.

a. Salam Terapeutik.

Assalamualaikum..!!! selamat pagi bu… perkenalkan nama saya belia. Saya mahasiswa praktek dari
Fakultas Keperawatan UNAND yang akan dinas di ruangan flamboyan ini selama 2 minggu. Hari ini saya
dinas pagi dari jam 07:00 pagi sampai jam 14:00 siang. Saya akan merawat ibu selama di rumah sakit ini.
Nama ibu siapa? Senangnya ibu di panggil apa?

b. Evaluasi / Validasi.

Bagaimana perasaan Bu hari ini? O.. jadi Bu merasa bosan dan tidak berguna.

c. Kontrak.

ü Topik :
Baiklah Bu, bagaimana kalau kita berbincang-bincang tentang perasaan Bu dan kemampuan yang Bu
miliki? Apakah bersedia? Tujuananya Agar ibu dengan saya dapat saling mengenal sekaligus ibu dapat
mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain dan kerugian tidak berinteraksi dengan orang
lain

ü Waktu :

Berapa lama Bu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?

ü Tempat :

Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?.

2. Fase kerja.

Dengan siapa ibu tinggal serumah? Siapa yang paling dekat dengan ibu? apa yang menyebabkan ibu
dekat dengan orang tersebut? Siapa anggota keluarga dan teman ibu yang tidak dekat dengan ibu? apa
yang membuat ibu tidak dekat dengan orang lain? Apa saja kegiatan yang biasa ibu lakukan saat bersama
keluarga? Bagaimana dengan teman-teman yang lain? Apakah ada pengalaman yang tidak
menyenangkan ketika bergaul dengan orang lain? Apa yang menghambat ibu dalam berteman atau
bercakap-cakap dengan orang lain?

Menurut ibu apa keuntungan kita kalau mempunyai teman? Wah benar, kita mempunyai teman untuk
bercakap-bercakap. Apa lagi ibu? (sampai pasien dapat menyebutkan beberapa) Nah kalau kerugian kita
tidak mempunyai teman apa ibu? ya apa lagi? (sampai menyebutkan beberapa) jadi banyak juga ruginya
tidak punya teman ya. Kalau begitu ingin ibu belajar berteman dengan orang lain? Nah untuk
memulainya sekrang ibu latihan berkenalan dengan saya terlebih dahulu. Begini ibu, untuk berkenalan
dengan orang lain dengan orang lain kita sebutkan dahulu nama kita dan nama panggilan yang kita sukai.
Contohnya: nama saya belia, senang sipanggil abel. Selanjutnya ibu menanyakan nama orang yang diajak
berkenalan. Contohnya nama ibu siapa ? senangnya dipanggil apa? Ayo bu coba dipraktekkan! Misalnya
saya belum kenal dengan ibu. coba ibu berkenalan dengan saya.

Ya bagus sekali ibu!! coba sekali lagi ibu..!!! bagus sekali ibu!! setelah berkenalan dengan ibu orang
tersebut ibu bisa melanjutkan percakapan tentang hal-hal yang menyenangkan ibu bicara. Misalnya
tentang cuaca, tentang hobi, tentang keluarga, pekerjaan dan sebagainya, nah bagaimana kalau sekarang
kita latihan bercakap-cakap dengan teman ibu. (dampingi pasien bercakap-cakap).

3. Terminasi.

a. Evaluasi subjektif dan objektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan berkenalan? Nah sekarang coba ulangi dan peragakan
kembali cara berkenalan dengan orang lain!
b. RTL

Baiklah ibu, dalam satu hari mau berapa kali ibu latihan bercakap-cakap dengan teman? Dua kali ya ibu?
baiklah jam berapa ibu akan latihan? Ini ada jadwal kegiatan, kita isi pasa jam 11:00 dan 15:00 kegiatan
ibu adalah bercakap-cakap dengan teman sekamar. Jika ibu melakukanya secara mandiri makan ibu
menuliskan M, jika ibu melakukannya dibantu atau diingatkan oleh keluarga atau teman maka ibu buat
ibu, Jika ibu tidak melakukanya maka ibu tulis T. apakah ibu mengerti? Coba ibu ulangi? Naah bagus ibu.

c. Kontrak yang akan datang :

ü Topik :

Baik lah ibu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang tentang pengalaman ibu bercakap-cakap
dengan teman-teman baru dan latihan bercakap-cakap dengan topik tertentu. apakah ibu bersedia?

ü Waktu :

Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00?

ü Tempat :

Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?? Baiklah bu besok saya
akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.
STRATEGI PELAKSANAAN 2 (SP 2) ISOLASI SOSIAL

A. Proses Keperawatan.

1. Kondisi Klien.

Data subjektif :

· Klien mengatakan malas berinteraksi.

Data objektif :

· Klien menyendiri di kamar.


· Klien tidak mau melakukan aktivitas di luar kamar.

· Klien tidak mau melakukan interaksi dengan yang lainnya.

2. Diagnosa Keperawatan.

Isolasi Sosial.

3. Tujuan.

a. Klien dapat mempraktekkan cara berkenalan denagn orang lain.

b. Klien memiliki keinginan untuk melakukan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain.

4. Tindakan Keperawatan.

a. Mengevaluasi jadwal kegiatan harian pasien.

b. Memberikan kesempatan kepada pasien mempraktekkan cara berkenalan dengan satu orang.

c. Membenatu pasien memasukkan kegiatan berbincang-bincang dengan orang lain sebagai salah
satu kegiatan harian.

B. Proses Pelaksanaan

1. Fase Orentasi.
a. Salam Terapeutik.

Assalamualaikum W, Selamat pagi ibu, Masih ingat dengan saya?

b. Evaluasi/ Validasi :

Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan kesepian, bagaimana semangatnya
untuk bercakap-cakap dengan teman? Apakah ibu sudah mulai berkenalan dengan orang lain? Bagai
mana perasaan ibu setelah mulai berkenalan?

c. Kontrak :

ü Topik :

Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan bagai mana berkenalan dan bercakap-
cakap dengan 2 orang lain agar ibu semakin banyak teman. Apakah ibu bersedia?

ü Waktu :

Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?

ü Tempat :

ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?

2. Fase Kerja.

Baiklah hari ini saya datang bersama dua orang ibu perawat yang juga dinas di ruangan melati ini, ibu
bisa memulai berkenalan.. apakah ibu masih ingat bagaimana cara berkenalan? (beri pujian jika pasien
masih ingat, jika pasien lupa, bantu pasien mengingat kembali cara berkenalan) nah silahkan ibu mulai
(fasilitasi perkenalan antara pasien dengan perawat lain) wah bagus sekali ibu, selain nama,alamat,
hobby apakah ada yang ingin ibu ketahui tetang perawat C dan D? (bantu pasien mengembangkkan
topik pembicaraan) wah bagus sekali, Nah ibu apa kegiatan yang biasa ibu lakukan pada jam ini? Bagai
mana kalau kita menemani teman ibu yang sedang menyiapkan makan siang di ruang makan sambil
menolong teman ibu bisa bercakap-cakap dengan teman yang lain. Mari bu.. (dampingi pasien ke ruang
makan) apa yang ingin ibu bincangkan dengan teman ibu. ooh tentang cara menyusun piring diatas meja
silahkan ibu( jika pasien diam dapat dibantu oleh perawat) coba ibu tanyakan bagaimana cara menyusun
piring di atas meja kepada teman ibu? apakah harus rapi atau tidak? Silahkan bu, apalagi yang ingin bu
bincangkan.. silahkan.

Oke sekarang piringnya sudah rapi, bagai mana kalau ibu dengan teman ibu melakukan menyusun gelas
diatas meja bersama… silahkan bercakap-cakap ibu.

3. Terminasi.
a. Evaluasi subjektif dan objektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan perawat B dan C dan bercakap-cakap dengan
teman ibu saat menyiapkan makan siang di ruang makan? Coba ibu sebutkan kembali bagaimana
caranya berkenalan?

b. RTL

Bagaimana kalau ditambah lagi jadwal kegiatan ibu yaitu jadwal kegiatan bercakap-cakap ketika
membantu teman sedang menyiapkan makan siang. Mau jam berapa ibu latihan? Oo ketika makan pagi
dan makan siang.

c. Kontrak yang akan datang :

ü Topik :

Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu berkenalan dengan 4 orang lain dan
latihan bercakap-cakap saat melakukan kegiatan harian lain, apakah ibu bersedia?

ü Waktu :

Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10:00 ? Baiklah ibu besok saya akan kesini jam 10:00 sampai
jumpa besok ibu. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.

ü Tempat :

Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu?

STRATEGI PELAKSANAAN 3 (SP 3) ISOLASI SOSIAL

A. Proses Keperawatan.

1. Kondisi Klien.

Data subjektif :

· Klien mengatakan masih malu berinteraksi dengan orang lain.

· Klien mengatakan masih sedikit malas ber interaksi dengan orang lain.

Data objektif :

· Klien tampak sudah mau keluar kamar.

· Klien belum bisa melakukan aktivitas di ruangan.


2. Diagnosa Keperawatan.

Isolasi Sosial.

3. Tujuan.

a. Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih.

b. Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

4. Tindakan Keperawatan.

a. mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien.

b. memberikan kesempatan pada klien berkenalan.

c. menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

B. Proses Pelaksanaan
1. Fase Orentasi.

a. Salam Terapeutik.

Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu, masih ingat dengan saya?

b. Evaluasi/ Validasi :

Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? Apakah masih ada perasaan kesepian? Apakah ibu sudah
bersemangat bercakap-cakap dengan otrang lain? Apa kegiatan yang dilakukan sambil bercakap-cakap?
Bagaimana dengan jadwal berkenalan dan bercakap-cakap, apakah sudah dilakukan? Bagus ibu.

c. Kontrak :

ü Topik :

Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan mendampingi bu berkenalan atau bercakap-
cakap dengan tukang masak, serta bercakap-cakap dengan teman sekamar saat melakukan kegiatan
harian. Apakah ibu bersedia?

ü Waktu :

Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?

ü Tempat :

Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?

2. Fase Kerja.

Baiklah ibu, bagaimana jika kita menuju ruang dapur, disana para juru masak sedang memasak dan
jurumasak disana berjumlah lima orang disana. Bagaimana jika kita berangkat sekarang? Apakah ibu
sudah siap bergabubg dengan banyak orang? Nah ibu sesampainya disana ibu langsung bersalaman dan
memperkenalakan diri seperti yang sudah kita pelajari, ibu bersikap biasa saja dan yakin bahwa orang-
orang disana senang dengan kedatangan ibu. baik lah bu kita berangkat sekarang ya bu.

(selanjutnya perawat mendampingi pasien di kegiatan kelompok, sampai dengan kembali keruma).

Nah bu, sekarang kita latihan bercakap-cakap dengan teman saat melakukan kegiatan harian, kegiatan
apa yang ingin bu lakukan? Ooh merapikan kamar baiklah dengan siapa ibu ingin didampingi? Dengan
Nn. E? baiklah bu. kegiatannya merapikan tempat tidur dan menyapu kamar tidur ya bu( perawat
mengaja pasien E untuk menemani pasien merapikan tempat tidur dan menyapu kamar, kemudian
memotivasi pasien dan teman sekamar bercakap-cakap.

3. Terminasi.

a. Evaluasi subjektif dan objektif :


Bagaimana perasaan ibu setelah kita berkenalan dengan juru masak di dapur ? kalau setelah merapikan
kamar bagaimana ibu? apa pengalaman ibu yang menyenangkan berada dalam kelompok? Adakah
manfaatnya kita bergabung dengan orang banyak?

b. RTL :

Baiklah ibu selanjutnya ibu bisa menambah orang yang ibu kenal. Atau ibu bisa ikut kegiatan menolong
membawakan nasi untuk dimakan oleh teman-teman ibu. jadwal bercakap-cakap setiap pagi saat
merapikan tempat tidur kita cantumkan dalam jadwal ya ibu. setiap jam berapa ibu akan berlatih?
Baiklah pada pagi jam 08:00 dan sore jam 16:00.

c. Kontrak yang akan datang :

ü Topik :

Baik lah ibu bagaimana kalau besok saya kan mendampingi ibu dalam melakukan berbincang-bincang
saat menjemput pakaian ke laundry. apakah ibu bersedia?

ü Waktu :

Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00

ü Tempat :

Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? ? Baiklah B besok saya
akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok B. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.
STRATEGI PELAKSANAAN 4 (SP 4) ISOLASI SOSIAL

A. Proses Keperawatan.

1. Kondisi Klien.

Data subjektif :

· Klien mengatakan sudah mau berinteraksi dengan orang lain.

· Klien mengatakan mampu berinteraksi dengan orang lain.

Data objektif :

· Klien sudah mau keluar kamar.

· Klien bisa melakukan aktivitas di ruangan.

2. Diagnosa Keperawatan.

Isolasi Sosial.

3. Tujuan.

a. Klien mempu berkenalan dengan dua orang atau lebih.

b. Klien dapat memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.

4. Tindakan Keperawatan.

a. mengevaluasi jadwal kegitan harian pasien.

b. memberikan kesempatan pada klien berkenalan.

c. menganjurkan pasien memasukkan kedalam jadwal kegiatan harian.


B. Proses Pelaksanaan

1. Fase Orentasi.

a. Salam Terapeutik.

Assalamualaikum bu, Selamat pagi bu. Apakah ibu masih kenal dengan saya?

b. Evaluasi/ Validasi :

Bagaimana dengan perasaan ibu hari ini? masih ada perasaan kesepia, rasa enggan berbicara dengan
orang lain? Bagaimana dengan kegiatan hariannya sudah dilakukan?dilakukan sambil bercakap-cakap kan
ibu? sudah berapa orang baru yang ibu kenal? Dengan teman kamar yang lain bagaimana? Apakah sudah
bercakap-cakap juga? Bagaiman perasaan ibu setelah melakukan semua kegiatan? Waah ibu memang
luar biasa.

c. Kontrak :

ü Topik :

Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini saya akan mendampingi ibu dalam menjemput pakaian
ke laundry atau latihan berbicara saat melakukan kegiatan sosial. Apakah ibu bersedia?

ü Waktu :

Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?

ü Tempat :

Ibu mau berbincang-bincang dimana? Bagai mana kalau di ruang tamu?

2. Fase Kerja.
Baiklak, apakah bu sudah mempunyai daftar baju yang akan di ambil? (sebaiknya sudah disipakan oleh
perawat) baiklah ibu mari kita berangkat ke ruangan laundry.

(komunikasi saat di ruangan laundry).

Nah ibu caranya yang pertama adalah ibu ucapkan salam untuk ibu siti, setelah itu ibu bertanya kepada
ibu Siti apakah pakaian untuk ruangan melati sudah ada? Jika ada pertanyaan dari ibu siti ibu jawab ya..
setelah selesai, minta ibu siti menghitung total pakaian dan kemudian ibu ucapkan terimakasih pada Ibu
siti.. Nah sekarang coba ibu mulai ( perawat mendampingi pasien)

3. Terminasi.

a. subjektif dan objektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah bercakap-cakap saat menjemput pakaian ke ruangan laundry? Apakah
pengalaman yang menyenangkan bu?

b. RTL :

Baiklah bu, selanjutnya ibu bisa terus menambah orang yang ibu kenal dan melakukan kegiatan
menjemput pakaian ke ruangan laundry.

c. Kontrak yang akan datang :

ü Topik :

Baik lah bu bagaimana kalau besok kita berbincang-bincang lagi tentang kebersihan diri. apakah ibu
bersedia?

ü Waktu :

Ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 11:00

ü Tempat :

Ibu maunya dimana kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di ruang tamu? Baiklah bu besok saya
akan kesini jam 11:00 sampai jumpa besok bu. saya permisi Assalamualaikum WR,WB.
. PROSES KEPERAWATAN

1) Pengkajian :

a) Data Subyektif :

Klien mengatakan benci atau kesal pada seseorang.

Klien suka membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.

Riwayat perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.

b) Data Obyektif :

Mata merah, wajah agak merah.

Nada suara tinggi dan keras, bicara menguasai.

Ekspresi marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.

Merusak dan melempar barang-barang.

2) Diagnosa keperawatan : Perilaku kekerasan/ngamuk

B. STRTEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

Tindakan keperawatan untuk pasien

a. Tujuan

1) Pasien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan

2) Pasien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan

3) Pasien dapat menyebutkan jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya

4) Pasien dapat menyebutkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukannya

5) Pasien dapat menyebutkan cara mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya

6) Pasien dapat mencegah/mengontrol perilaku kekerasannya secara fisik, spiritual, sosial, dan dengan
terapi psikofarmaka.

b. Tindakan
1) Bina hubungan saling percaya

Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar pasien merasa aman dan nyaman
saat berinteraksi dengan saudara. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina
hubungan saling percaya adalah:

a) Mengucapkan salam terapeutik

b) Berjabat tangan

c) Menjelaskan tujuan interaksi

d) Membuat kontrak topik, waktu dan tempat setiap kali bertemu pasien

2) Diskusikan bersama pasien penyebab perilaku kekerasan saat ini dan yang lalu

3) Diskusikan perasaan pasien jika terjadi penyebab perilaku kekerasan

a) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara fisik

b) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara psikologis

c) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara sosial

d) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara spiritual

e) Diskusikan tanda dan gejala perilaku kekerasan secara intelektual

4) Diskusikan bersama pasien perilaku kekerasan yang biasa dilakukan pada saat marah secara:

a) verbal

b) terhadap orang lain

c) terhadap diri sendiri

d) terhadap lingkungan

5) Diskusikan bersama pasien akibat perilakunya

6) Diskusikan bersama pasien cara mengontrol perilaku kekerasan secara:

a) Fisik: pukul kasur dan batal, tarik nafas dalam

b) Obat

c) Social/verbal: menyatakan secara asertif rasa marahnya

d) Spiritual: sholat/berdoa sesuai keyakinan pasien


7) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara fisik:

a) Latihan nafas dalam dan pukul kasur – bantal

b) Susun jadwal latihan dalam dan pukul kasur – bantal

8) Latih pasien mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal

a) Latih mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik

b) Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal.

9) Latih mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual:

a) Latih mengontrol marah secara spiritual: sholat, berdoa

b) Buat jadwal latihan sholat, berdoa

10) Latih mengontrol perilaku kekerasan dengan patuh minum obat:

a) Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama
obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna
obat dan akibat berhenti minum obat

b) Susun jadwal minum obat secara teratur

11) Ikut sertakan pasien dalam Terapi Aktivitas Kelompok Stimulasi Persepsi mengontrol Perilaku
Kekerasan

SP 1 Pasien : Membina hubungan saling percaya, identifikasi penyebab perasaan marah, tanda dan gejala
yang dirasakan, perilaku kekerasan yang dilakukan, akibatnya serta cara mengontrol secara fisik I

ORIENTASI:

“Selamat pagi pak, perkenalkan nama saya nurhakim yudhi wibowo, panggil saya yudi, saya perawat
yang dinas di ruangan 9 ini, Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?”

“Bagaimana perasaan bapak saat ini?, Masih ada perasaan kesal atau marah?”

“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang perasaan marah bapak”

“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?” Bagaimana kalau 10 menit?

“Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak? Bagaimana kalau di ruang tamu?”

KERJA:
“Apa yang menyebabkan bapak marah?, Apakah sebelumnya bapak pernah marah? Terus, penyebabnya
apa? Samakah dengan yang sekarang?. O..iya, apakah ada penyebab lain yang membuat bapak marah”

“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak stress karena pekerjaan atau masalah uang(misalnya
ini penyebab marah pasien), apa yang bapak rasakan?” (tunggu respons pasien)

“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar, mata melotot, rahang terkatup
rapat, dan tangan mengepal?”

“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O..iya, jadi bapak marah-marah, membanting pintu dan
memecahkan barang-barang, apakah dengan cara ini stress bapak hilang? Iya, tentu tidak. Apa kerugian
cara yang bapak lakukan? Betul, istri jadi takut barang-barang pecah. Menurut bapak adakah cara lain
yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan kemarahan dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?”

”Ada beberapa cara untuk mengontrol kemarahan, pak. Salah satunya adalahlah dengan cara fisik. Jadi
melalui kegiatan fisik disalurkan rasa marah.”

”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”

”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka bapak berdiri, lalu tarik napas dari
hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan/tiupu perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali.
Bagus sekali, bapak sudah bisa melakukannya. Bagaimana perasaannya?”

“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa marah itu
muncul bapak sudah terbiasa melakukannya”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak setelah berbincang-bincang tentang kemarahan bapak?”

”Iya jadi ada 2 penyebab bapak marah ........ (sebutkan) dan yang bapak rasakan ........ (sebutkan) dan
yang bapak lakukan ....... (sebutkan) serta akibatnya ......... (sebutkan)

”Coba selama saya tidak ada, ingat-ingat lagi penyebab marah bapak yang lalu, apa yang bapak lakukan
kalau marah yang belum kita bahas dan jangan lupa latihan napas dalamnya ya pak. ‘Sekarang kita buat
jadual latihannya ya pak, berapa kali sehari bapak mau latihan napas dalam?, jam berapa saja pak?”

”Baik, bagaimana kalau 2 jam lagi saya datang dan kita latihan cara yang lain untuk
mencegah/mengontrol marah. Tempatnya disini saja ya pak, Selamat pagi”

SP 2 Pasien: Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik ke-2

a. Evaluasi latihan nafas dalam

b. Latih cara fisik ke-2: pukul kasur dan bantal


c. Susun jadwal kegiatan harian cara kedua

ORIENTASI

“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya tiga jam yang lalu sekarang saya datang lagi”

“Bagaimana perasaan bapak saat ini, adakah hal yang menyebabkan bapak marah?”

“Baik, sekarang kita akan belajar cara mengontrol perasaan marah dengan kegiatan fisik untuk cara yang
kedua”

“sesuai janji kita tadi kita akan berbincang-bincang sekitar 20 menit dan tempatnya disini di ruang
tamu,bagaimana bapak setuju?”

KERJA

“Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal, berdebar-debar, mata melotot,
selain napas dalam bapak dapat melakukan pukul kasur dan bantal”.

“Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak? Jadi kalau nanti bapak kesal
dan ingin marah, langsung ke kamar dan lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan
bantal. Nah, coba bapak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak melakukannya”.

“Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”

“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutin jika ada perasaan marah. Kemudian jangan lupa merapikan
tempat tidurnya

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”

“Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi?Bagus!”

“Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak. Pukul kasur bantal mau jam berapa?
Bagaimana kalau setiap bangun tidur? Baik, jadi jam 05.00 pagi. dan jam jam 15.00 sore. Lalu kalau ada
keinginan marah sewaktu-waktu gunakan kedua cara tadi ya pak. Sekarang kita buat jadwalnya ya pak,
mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur dan bantal serta tarik nafas dalam ini?”

“Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan belajar bicara yang baik.
Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai jumpa&istirahat y pak”
SP 3 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara sosial/verbal:

a. Evaluasi jadwal harian untuk dua cara fisik

b. Latihan mengungkapkan rasa marah secara verbal: menolak dengan baik, meminta dengan baik,
mengungkapkan perasaan dengan baik.

c. Susun jadwal latihan mengungkapkan marah secara verbal

ORIENTASI

“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin sekarang kita ketemu lagi”

“Bagaimana pak, sudah dilakukan latihan tarik napas dalam dan pukul kasur bantal?, apa yang dirasakan
setelah melakukan latihan secara teratur?”

“Coba saya lihat jadwal kegiatan hariannya.”

“Bagus. Nah kalau tarik nafas dalamnya dilakukan sendiri tulis M, artinya mandiri; kalau diingatkan suster
baru dilakukan tulis B, artinya dibantu atau diingatkan. Nah kalau tidak dilakukan tulis T, artinya belum
bisa melakukan

“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara bicara untuk mencegah marah?”

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat yang sama?”

“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?”

KERJA
“Sekarang kita latihan cara bicara yang baik untuk mencegah marah. Kalau marah sudah dusalurkan
melalui tarik nafas dalam atau pukul kasur dan bantal, dan sudah lega, maka kita perlu bicara dengan
orang yang membuat kita marah. Ada tiga caranya pak:

1. Meminta dengan baik tanpa marah dengan nada suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-
kata kasar. Kemarin Bapak bilang penyebab marahnya larena minta uang sama isteri tidak diberi. Coba
Bapat minta uang dengan baik:”Bu, saya perlu uang untuk membeli rokok.” Nanti bisa dicoba di sini
untuk meminta baju, minta obat dan lain-lain. Coba bapak praktekkan. Bagus pak.”

2. Menolak dengan baik, jika ada yang menyuruh dan bapak tidak ingin melakukannya, katakan: ‘Maaf
saya tidak bisa melakukannya karena sedang ada kerjaan’. Coba bapak praktekkan. Bagus pak”

3. Mengungkapkan perasaan kesal, jika ada perlakuan orang lain yang membuat kesal bapak dapat
mengatakan:’ Saya jadi ingin marah karena perkataanmu itu’. Coba praktekkan. Bagus”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol marah dengan bicara
yang baik?”

“Coba bapak sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari”

“Bagus sekal, sekarang mari kita masukkan dalam jadual. Berapa kali sehari bapak mau latihan bicara
yang baik?, bisa kita buat jadwalnya?”

Coba masukkan dalam jadual latihan sehari-hari, misalnya meminta obat, uang, dll. Bagus nanti dicoba
ya Pak!”

“Bagaimana kalau dua jam lagi kita ketemu lagi?”

“Nanti kita akan membicarakan cara lain untuk mengatasi rasa marah bapak yaitu dengan cara ibadah,
bapak setuju? Mau di mana Pak? Di sini lagi? Baik sampai nanti ya”

SP 4 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan secara spiritual

a. Diskusikan hasil latihan mengontrol perilaku kekerasan secara fisik

dan sosial/verbal

b. Latihan sholat/berdoa

c. Buat jadual latihan sholat/berdoa

ORIENTASI
“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya dua jam yang lalu sekarang saya datang lagi” Baik, yang
mana yang mau dicoba?”

“Bagaimana pak, latihan apa yang sudah dilakukan?Apa yang dirasakan setelah melakukan latihan secara
teratur? Bagus sekali, bagaimana rasa marahnya”

“Bagaimana kalau sekarang kita latihan cara lain untuk mencegah rasa marah yaitu dengan ibadah?”

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang?Bagaimana kalau di tempat tadi?”

“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?

KERJA

“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Bapak lakukan! Bagus. Baik, yang mana mau dicoba?

“Nah, kalau bapak sedang marah coba bapak langsung duduk dan tarik napas dalam. Jika tidak reda juga
marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga, ambil air wudhu kemudian sholat”.

“Bapak bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”

“Coba Bpk sebutkan sholat 5 waktu? Bagus. Mau coba yang mana?Coba sebutkan caranya (untuk yang
muslim).”

TERMINASI

Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara yang ketiga ini?”

“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang kita pelajari? Bagus”.

“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadual kegiatan bapak. Mau berapa kali bapak sholat. Baik kita
masukkan sholat ....... dan ........ (sesuai kesepakatan pasien)

“Coba bapak sebutkan lagi cara ibadah yang dapat bapak lakukan bila bapak merasa marah”

“Setelah ini coba bapak lakukan jadual sholat sesuai jadual yang telah kita buat tadi”

“Besok kita ketemu lagi ya pak, nanti kita bicarakan cara keempat mengontrol rasa marah, yaitu dengan
patuh minum obat.. Mau jam berapa pak? Seperti sekarang saja, jam 10 ya?”

“Nanti kita akan membicarakan cara penggunaan obat yang benar untuk mengontrol rasa marah bapak,
setuju pak?”

SP 5 Pasien : Latihan mengontrol perilaku kekerasan dengan obat


a. Evaluasi jadwal kegiatan harian pasien untuk cara mencegah marah yang sudah dilatih.

b. Latih pasien minum obat secara teratur dengan prinsip lima benar (benar nama pasien, benar nama
obat, benar cara minum obat, benar waktu minum obat, dan benar dosis obat) disertai penjelasan guna
obat dan akibat berhenti minum obat.

c. Susun jadual minum obat secara teratur

ORIENTASI

“Selamat pagi pak, sesuai dengan janji saya kemarin hari ini kita ketemu lagi” “Bagaimana pak, sudah
dilakukan latihan tarik napas dalam, pukul kasur bantal, bicara yang baik serta sholat?, apa yang
dirasakan setelah melakukan latihan secara teratur?. Coba kita lihat cek kegiatannya”.

“Bagaimana kalau sekarang kita bicara dan latihan tentang cara minum obat yang benar untuk
mengontrol rasa marah?”

“Dimana enaknya kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau di tempat kemarin?”

“Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit”

FASEKERJA (perawat membawa obat pasien)

“Bapak sudah dapat obat dari dokter?”

Berapa macam obat yang Bapak minum? Warnanya apa saja? Bagus! Jam berapa Bapak minum? Bagus!

“Obatnya ada tiga macam pak, yang warnanya oranye namanya CPZ gunanya agar pikiran tenang, yang
putih ini namanya THP agar rileks, dan yang merah jambu ini namanya HLP agar pikiran teratur dan rasa
marah berkurang. Semuanya ini harus bapak minum 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 sian g, dan jam 7
malam”.

“Bila nanti setelah minum obat mulut bapak terasa kering, untuk membantu mengatasinya bapak bisa
minum air putih yang tersedia di ruangan”.

“Bila terasa mata berkunang-kunang, bapak sebaiknya istirahat dan jangan beraktivitas dulu”

“Nanti di rumah sebelum minum obat ini bapak lihat dulu label di kotak obat apakah benar nama bapak
tertulis disitu, berapa dosis yang harus diminum, jam berapa saja harus diminum. Baca juga apakah
nama obatnya sudah benar? Di sini minta obatnya pada suster kemudian cek lagi apakah benar
obatnya!”

“Jangan pernah menghentikan minum obat sebelum berkonsultasi dengan dokter ya pak, karena dapat
terjadi kekambuhan.”
“Sekarang kita masukkan waktu minum obatnya kedalam jadual ya pak.”

TERMINASI

“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang cara minum obat yang benar?”

“Coba bapak sebutkan lagijenis obat yang Bapak minum! Bagaimana cara minum obat yang benar?”

“Nah, sudah berapa cara mengontrol perasaan marah yang kita pelajari?. Sekarang kita tambahkan
jadual kegiatannya dengan minum obat. Jangan lupa laksanakan semua dengan teratur ya”.

“Baik, Besok kita ketemu kembali untuk melihat sejauhma ana bapak melaksanakan kegiatan dan
sejauhmana dapat mencegah rasa marah. Sampai jumpa”

1. Tindakan keperawatan untuk keluarga

a. Tujuan

Keluarga dapat merawat pasien di rumah

b. Tindakan

1) Diskusikan masalah yang dihadapi keluarga dalam merawat pasien

2) Diskusikan bersama keluarga tentang perilaku kekerasan (penyebab,

tanda dan gejala, perilaku yang muncul dan akibat dari perilaku tersebut)

3) Diskusikan bersama keluarga kondisi-kondisi pasien yang perlu segera dilaporkan kepada perawat,
seperti melempar atau memukul benda/orang lain

4) Latih keluarga merawat pasien dengan perilaku kekerasan

a) Anjurkan keluarga untuk memotivasi pasien melakukan tindakan yang telah diajarkan oleh perawat

b) Ajarkan keluarga untuk memberikan pujian kepada pasien bila pasien dapt melakukan kegiatan
tersebut secara tepat

c) Diskusikan bersama keluarga tindakan yang harus dilakukan bila pasien menunjukkan gejala-gejala
perilaku kekerasan

5) Buat perencanaan pulang bersama keluarga

STRATEGI PELAKSANAAN HARGA DIRI RENDAH (HDR)


A. PROSES KEPERAWATAN

1. Kondisi Klien

ü Mengkritik diri sendiri.

ü Perasaan tidak mampu

ü Pandangan hidup yang pesimis

ü Penurunan produktifitas

ü Penolakan terhadap kemampuan diri

ü terlihat dari kurang memperhatikan perawatan diri

ü Berpakaian tidak rapih.

ü Selera makan kurang

ü tidak berani menatap lawan bicara.

ü Lebih banyak menunduk.

2. Diagnosa Keperawatan : Harga Diri Rendah

3. Tujuan : Pasien mampu :

ü Membina hubungan saling percaya

ü Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki

ü Menilai kemampuan yang dapat digunakan

ü Menetapkan atau memilih kegiatan yang sesuai kemampuan

ü Melatih kegiatan yang telah dipilih sesuai kemampuan

ü Merencanakan kegiatan yang telah dilatih

4. Tindakan Keperawatan

1) Membina hubungan saling percaya dengan cara :


ü Ucapkan salam setiap kali berinteraksi dengan pasien

ü Perkenalkan diri dengan pasien

ü Tanyakan perasaan dan keluhan pasien saat ini

ü Buat kontrak asuhan

ü Jelaskan bahwa perawat akan merahasiakan informasi yang diperoleh untuk kepentingan terapi

ü Tunjukkan sikap empati terhadap klien

ü Penuhi kebutuhan dasar pasien bila memungkinkan

2) Mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang masih dimiliki pasien :

ü Identifikasi kemampuan melakukan kegiatan dan aspek positif pasien (buat daftar kegiatan)

ü Beri pujian yang realistik dan hindarkan memberikan penilaian yang negatif setiap kali bertemu
dengan pasien

3) Membantu pasien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan

ü Bantu pasien menilai kegiatan yang dapat dilakukan saat ini ( pilih dari daftar kegiatan ) : buat daftra
kegiatan yang dapat dilakuakn saat ini

ü Bantu pasien menyebutkan dan memberi penguatan terhadap kemampuan diri yang diungkapkan
pasien

4) Membantu pasien dapat memilih/menetapkan kegiatan berdasarkan daftar kegiatan yang


dilakukan

ü Diskusikan kegiatan yang akan dipilih untuk dilatih saat pertemuan

ü Bantu pasien memberikan alasan terhadap pilihan yang ia tetapkan

5) Melatih kegiatan yang telah dipilih pasien sesuai kemampuan

ü Latih kegiatan yang dipilih (alat atau cara melakukannya)

ü Bantu pasien memasukkan pada jadwal kegiatn untuk latihan dua kali per hari

ü Berikan dukungan dan pujian yang nyata setiap kemajuan yang diperlihatkan pasien

6) Membantu pasien dapat merencanakan kegiatan sesuai kemampuannya dan menyusun rencana
kegiatan

ü Beri kesempatan klien untuk mencoba kegiatan yang telah dilatihkan


ü Beri pujian atas kegiatan yang dapat dilakukan pasien setiap hari

ü Tingkatkan kegiatan sesuai dengan tingkat toleransi dan perubahan setiap aktifitas

ü Susun daftar aktifitas yang sudah dilatihkan bersama pasien dan keluarga

ü Beri kesempatan klien untuk mengungkapakan perasaanya setelah pelaksanaan kegiatan

B. STRATEGI KOMUNIKASI

SP 1 HARGA DIRI RENDAH (HDR)

1. Fase Orientasi

Salam Terapeutik :

Assalamualaikum bu, perkenalkan nama saya Belia Elfitriyani senang dipanggil abel, saya mahasiswa
keperawatan dari Universitas Andalas Padang, saya akan merawat ibu dari jam 8 pagi sampai jam 2 siang
nanti. Nama ibu siapa?, senang dipanggil apa?.

Evaluasi/ Validasi :

Bagaimana perasaan ibu pada pagi hari ini?, oo jadi ibu merasa tidak berguna kalau dirumah?

Kontrak :

ü Topik :

Baik lah bagaimana kalau kita membicarakan tentang perasaan ibu dan kemampuan yang ibu miliki?
Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat ibu dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih
beberapa kegiatan untuk kita latih .

ü Waktu :

Mau berapa lama kita berbicang-bincang bu? bagaimana kalau 30 menit?

ü Tempat :

Dimana ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau disini saja.

2. Fase Kerja
Sebelumnya saya ingin menanyakan tentang penilaian ibu terhadap diri ibu, tadi ibu mengatakan merasa
tidak berguna kalau dirumah. Apa yang menyebabkan ibu merasa demikian?

Jadi ibu merasa telah gagal memenuhi keinginan orang tua ibu, apakah ada hal lain yang tidak
menyenangkan yang ibu rasakan?

Bagaimana hubungan ibu dengan keluarga dan teman-teman setelah setelah ibu merasakan hidup
ibu yang tidak berarti dan tidak berguna?, oo jadi ibu menjadi malu dan malam, ada lagi bu?. Tadi ibu
mengatakan gagal dalam memenuhi keingina orang tua. Sebenarnya apa saja harapan dan cita-cita ibu?.
Yang mana saja harapan ibu yang sudah tercapai?. Bagaimana usaha ibu untuk mencapai harapan yang
belum terpenuhi?

Agar dapat mencapai harapan-harapan ibu, mari kita sama-sama menilai kemampuan yang ibu
miliki untuk dilatih dan dikembangkan. Coba ibu sebutkan kemampuan apa saja yang ibu pernah miliki?,
bagus apalagi bu? Kegiatan rumah tangga yang bisa ibu lakukan? Bagus, apalagi bu?

Wah bagus sekali ada 5 kemampuan dan kegiatan yang ibu miliki. Nah sekarang dari lima
kemampuan yang ibu miliki mana yang masih dapat dilakukan dirumah sakit? Coba kita lihat yang
pertama bisa bu? Yang kedua bu? ( sampai yang kegiatan yang kelima). Bagus sekali, ternyata ada empat
kegiatan yang masih dapat ibu lakukan dirumah sakit.

Nah dari keempat kegiatan yang telah dipilih untuk dikerjakan dirumah sakit, mana yang dilatih
hari ini?. Baik mari kita latihan merapikan tempat tidur, tujuannya agar ibu dapat meningkatkan
kemampuan merapikan tempat tidur dan merasakan manfaatnya. Dimana kamar ibu?

Nah kalau kita akan merapikan tempat tidur, kita pindahkan dulu bantal dan selimutnya, kemudian
kita angkat seprainya dan kasurnya kita balik. Nah sekaramg kita pasang lagi seprainya. Kita mulai dari
arah atas ya bu. Kemudian bagian kakinya, tarik dan masukan, lalu bagian pinggir dimasukan, sekarang
ambil bantal, rapikan dan letakkan dibagian atas kepala. Mari kita lipat selimut. Nah letakkan dibagian
bawah. Bagus . Menurut ibu bagaiman perbedaan tempat tidur setelah dibersihakan dibandingkan tadi
sebelum dibersihakan?

3. Fase Terminasi

· Eavaluasi subjektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita latiahn merapikan tempat tidur?

· Evaluasi objektif :

Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah merapikan tempat tidur? Bagus.

· Rencana Tindak Lanjut


Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu melakukannya? Bagus 2 kali…
pagi-pagi setelah bangun tidur dan jam 4 setelah istiraht siang. Jika ibu melakukannya tanpa diingatkan
perawta ibu beri tanda M, tapi kalau ibu merapikan tempat tidur dibantu atau diingatkan perawat ibu
beri tanda B, tapi kalau ibu tidak melakukannya ibu buat T.

Kontrak

ü Topik :

Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang kedua.

ü Waktu :

Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.

ü Tempat :

Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi disini jam 10 ya w.
Assalamualaikum ibu.

SP II HARGA DIRI RENDAH (HDR)

1. Fase orientasi

· Salam terapeutik

Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai janji saya kemarin saya datang lagi.

· Evaluasi / validasi :

Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan perasaan negatif yang ibu rasakan? Bagus sekali
berarti perasaan tidak berguna yang ibu rasakan sudah berkurang. Bagaimana dengan kegiatan
merapikan tempat tidurnya?, boleh saya lihat kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi sekali.

Sekarang mari kita lihat jadwalnya, wah ternyata ibu telah melaukan kegiatan merapikan tempat tidur
sesuai jadwal, lalu apa manfaat yang ibu rasakan dengan melaukan kegiatan merapikan tempat tidur
secara terjadwal?

· Kontrak :

ü Topik :

Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang kedua. Hari kita mau latihan cuci piring kan?

ü Waktu :

Kita akan melakukan latihan cuci piring selamaa 30 menit bu


ü Tempat :

Dimana tempat mencuci piringnya bu?

2. Fase kerja

Baik, sebelum mencuci piring, kita persiapkan dulu perlengkapan untuk mencuci piring. Menurut ibu apa
saja yang kita perlu kita siapkan saat mencuci piring?, ya bagus, jadi sebelum mencuci piring kita perlu
menyiapkan alatnya yaitu sabun cuci piring dan spoons untuk mencuci piring. Selain itu juga tersedia air
bersih untuk membilas piring yang telah kita sabuni

Nah sekarang bagaimana langkah-langkah atau cara mencuci yang biasa ibu lakukan? Benar sekali, tapi
sebaiknya sebelum kita mencuci piring pertama kita bersihkan pirimng dari sisa-sisa makanan dan kita
kumpulkan disuatu tempat atau tempat sampah. Kemudian kita basahi piring dengan air, lalu sabuni
seluruh permukaan piring, dan kemudian dibilas hingga bersih sampai piringnya tidak teras licin lagi.
Kemudian kita letakkan pada rak piring yang tersedia. Jika ada piring dan gelas, maka yang pertama kali
kita cuci adalh gelasnya, setelah itu baru piringnya. Sekarang bisa kita mulai bu. Bagus sekali, ibu telah
mencuci piring dengan cara yang baik. Menurut ibu bagaiman perbedaan setelah piring dicuci
dibandingkan tadi sebelum piring belum dicuci?

3. Fase terminasi

· Eavaluasi subjektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan mencuci piring?

· Evaluasi objektif :

Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah mencuci piring yang baik bu? Bagus bu.

· Rencana Tindak Lanjut

Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu melakukannya? Bagus 3 kali…
setelah selesei makan sarapan, siang dan malam ya bu. Jika ibu melakukannya tanpa diingatkan perawat
ibu beri tanda M, tapi kalau ibu mencuci piring dibantu atau diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi
kalau ibu tidak melakukannya ibu buat T.

Kontrak

ü Topik :

Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang ketiga.

ü Waktu :
Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.

ü Tempat :

Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi disini jam 10 ya w.
Assalamualaikum ibu.

SP III HARGA DIRI RENDAH (HDR)

4. Fase orientasi

· Salam terapeutik

Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai janji saya kemarin saya datang lagi.

· Evaluasi / validasi :

Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan perasaan negatif yang ibu rasakan? Bagus sekali
berarti perasaan tidak berguna yang ibu rasakan sudah berkurang.

Bagaimana dengan jadwalnya? Boleh saya lihat bu? Yang merapikan tempat tidur sudah dikerjakan.
Bagus sekali, boleh saya lihat kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi sekali.

Untuk cuci piringnya sudah dikerjakan sesuai jadwal, coba kita lihat tempat cuci piringnya? B
ersing sekali tidak ada piring dan gelas yang kotor, semua sudah rapi di rak piring.wah ibu luar biasa
smua kegiatan dikerjakan sesuai jadwal

lalu apa manfaat yang ibu rasakan dengan melaukan kegiatan secara terjadwal?

· Kontrak :

ü Topik :

Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang ketiga. Hari kita mau latihan menyapu kan?
Tujuan pertemuan pagi ini adalah untuk berlatih menyapu sehingga ibu dapat menyapu dengan baik dan
merasakan manfaat dari kegiatan menyapu

ü Waktu :

Kita akan melakukan latihan menyapu selamaa 30 menit bu

ü Tempat :

Ibu mau menyapu dimana? Bagaimana kalau dikamar ibu bu?


5. Fase kerja

Baik menurut ibu, apa saja yang kita perlukan untuk menyapu lantai?, bagus sebelum mulai kita
menyapu kita perlu menyiapkan sapu dan pengki. Bagaimana cara menyapu yang biasa ibu lakukan? Yah
bagus jadi menyapu kita lakukan dari arah sudut ruangan. Menyapu juga dilakukan dibawah meja dan
kursi, bila perlu meja dan kursinya digeser, agar dapat menyapu pada bagian lantainya dengan lebih
bersih. Begitu juga untuk dibawah kolong tempat tidur perlu disapu. Mari kita mulai berlatih bu?

Ya bagus sekali ibu menyapu dengan bersih. Menurut ibu bagaiman perbedaan setelah ruangan ini
disapu dibandingkan tadi sebelum disapu?

6. Fase terminasi

· Eavaluasi subjektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan menyapu?

· Evaluasi objektif :

Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah menyapu yang baik bu? Bagus bu.

· Rencana Tindak Lanjut

Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu melakukannya? Bagus 2 kali…
jam berapa ibu mau melakukannya ,jadi ibu mau melaukannya jam 8 pagi dan jam 5 sore. Jika ibu
melakukannya tanpa diingatkan perawat ibu beri tanda M, tapi kalau ibu mencuci piring dibantu atau
diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu tidak melakukannya ibu buat T.

Kontrak

ü Topik :

Baik, besok saya akan kembali lagi untuk melatih kemampuan ibu yang keempat.

ü Waktu :

Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.

ü Tempat :

Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi disini jam 10 ya w.
Assalamualaikum ibu.
SP IV HARGA DIRI RENDAH (HDR)

7. Fase orientasi

· Salam terapeutik

Assalamualaikum ibu. Apakah ibu masih ingat dengan saya? Sesuai janji saya kemarin saya datang lagi.

· Evaluasi / validasi :

Bagaimana perasaan ibu pagi ini? Bagaimana dengan perasaan negatif yang ibu rasakan? Bagus sekali
berarti perasaan tidak berguna yang ibu rasakan sudah berkurang.

Bagaimana dengan jadwalnya? Boleh saya lihat bu? Yang merapikan tempat tidur sudah dikerjakan.
Bagus sekali, boleh saya lihat kamar tidurnya? Tempat tidurnya rapi sekali.

Untuk cuci piringnya sudah dikerjakan sesuai jadwal, coba kita lihat tempat cuci piringnya? Bagus
bersih sekali tidak ada piring dan gelas yang kotor, semua sudah rapi di rak piring.

Bagaimana dengan menyapu? Bagus lantai kamar ibu juga sudah bersih, wah ibu luar biasa smua
kegiatan dikerjakan sesuai jadwal

lalu apa manfaat yang ibu rasakan dengan melaukan kegiatan secara terjadwal?

· Kontrak :

ü Topik :

Sekarang kita akan kita akan lanjutkan latihan kegiatan yang keempat. Hari kita mau latihan mencuci
pakaian kan? Tujuan pertemuan pagi ini adalah untuk berlatih menyapu sehingga ibu dapat mencuci
pakaian dengan baik dan merasakan manfaat dari kegiatan menyapu

ü Waktu :

Kita akan melakukan latihan mencuci pakaian selamaa 30 menit bu

ü Tempat :

Mari bu kita ke kamar mandi?

8. Fase kerja

Baik menurut ibu, apa saja yang kita perlukan untuk mencuci pakaian?, bagus sebelum mulai kita
menyapu kita perlu menyiapkan ember, deterjen, gundar kain. Bagaimana cara mencuci pakaian yang
biasa ibu lakukan? Yah bagus jadi sebelum kita mencuci pakaian kita pisahkan pakaian yang bewarna
dengan pakain putih, kemudian masukan deterjen secukupnya disesuaikan dengan jumlah baju dan
tambahkan air sampai adanya busa, masukan pakaian yang kotor tadi rendam 10-15 menit. Setelah 10-
15 menit kucek pakaian sampai bersih, apabila ada noda yang tidak mau dikucek maka ibu bisa
mengunakan gundar. Kemudian bilas pakaian sampai busanya hilang kemudian pakaian bisa dijemur. Ayo
kita cobakn bu Ya bagus sekali ibu mencuci pakaian dengan bersih. Menurut ibu bagaiman perbedaan
pakaian setelah dicuci dibandingkan tadi sebelum dicuci?

9. Fase terminasi

· Eavaluasi subjektif :

Bagaimana perasaan ibu setelah kita latihan mencuci pakaian?

· Evaluasi objektif :

Nah coba ibu sebutkan lagi langkah-langkah mencuci yang baik bu? Bagus bu.

· Rencana Tindak Lanjut

Sekarang mari kita masukan dalam jadwal harian ibu, mau berapa kali ibu melakukannya? Bagus 2 kali
seminggu…hari apa saja ibu mau melakukannya ,jadi ibu mau melaukannya hari rabu dan minggu?. Jika
ibu melakukannya tanpa diingatkan perawat ibu beri tanda M, tapi kalau ibu mencuci piring dibantu atau
diingatkan perawat ibu beri tanda B, tapi kalau ibu tidak melakukannya ibu buat T.

Kontrak

ü Topik :

Baik, besok saya akan kembali lagi untuk berbicara tentang kebersihan diri ibu ya.

ü Waktu :

Ibu mau jam berapa? Baik jam 10 pagi ya.

ü Tempat :

Tempatnya dimana ibu? bagaimana kalau disini saja, jadi besok kita ketemu lagi disini jam 10 ya w.
Assalamualaikum ibu.

Anda mungkin juga menyukai