KORBAN
• PERSEPSI,
• BHSP
• SISTEM
• MENGGALI
PENDUKUN
BENCAN TRAUMA
G
MASALAH
•
A • KOPING ALTERNATIF
DUKUNGAN
KESEHATAN
MENTAL KEJADIAN DAMPAK BENCANA
1. PSYCHOLOGICAL
FIRST AID (PFA)
DUKUNGAN
PSIKOLOGIS
AWAL • PERTOLONGAN MASALAH FISIK : KEB.
Survival
2. STABILISASI DASAR
(penyint
EMOSI • MELALUI FASE KRISIS
as)
• Relaksasi • MEMFASILITASI KONDISI YANG DAPAT
Korban
• Distraksi MENYEIMBANGKAN SUMBER KOPING
!!!!!!!!!
• Penyaluran (SUPPORT SYSTEM)
energi
Masalah apa saja yang diakibatkan oleh
bencana?
• Cedera • Kerusakan
Kesakitan • Penderitaan • Kehancuran
Kerugian
dan • Penyakit • Polusi
• Kelaparan Material • Kerugian ekonomi
Kematian
• Kematian • Kehilangan sumber
• Gangguan aktivitas
• Tidak berdaya
normal
• Putus asa
Gangguan • Tak punya rumah Distres
• Berkabung
Sosial • Pengangguran Psikologik • Rasa bersalah
• Perilaku antisosial
• Stres
• Gejolak masyarakat
MENTAL HEALTH STATUS AFTER
DISASTERS (WHO)
• PSYCHOLOGICAL DISTRESS
–MILD (prevalence of 20-40%)
NO SPECIFIC PSYCHOSOCIAL SERVICES NEEDED.
–MODERATE to SEVERE (prevalence of 30-50%)
NEED PSYCHOSOCIAL INTERVENTION AND BASIC
PSYCHOLOGICAL SUPPORT
• MENTAL DISORDER
– MILD to MODERATE ( anxiety, mild depression and
PTSD, prevalence of 20 %)
–SEVERE (depression and psychotic, prevalence of 3-4 %)
NEED ACCESSABLE MENTAL HEALTH SERVICES IN THE
COMMUNITIES
PIRAMIDA INTERVENSI
Berbagai level intervensi dalam program dukungan psikososial
Sebagian besar
Pemenuhan kebutuhan Pemenuhan populasi terdampak
dasar dan rasa aman kebutuhan dasar dan rasaaman bencana
relawan,
masyarakat
Sumber: IASC - Mental Health and Psychosocial Support in Humanitarian Emergencies: What Should Humanitarian Health Actors Know? (2010)
Prinsip Layanan Psikologis
Situasi sulit/musibah
1. Mengingkari
5.Penerimaan
4.Depresi 2. Marah
3. Tawar - Menawar
Reaksi saat Bencana
Reaksi ini tampak hampir pada setiap orang di daerah bencana dan
dipertimbangkan sebagai reaksi alamiah pada situasi abnormal.
Segera setelah bencana terjadi sampai 1 minggu tahap dimana
penyintas telah melewati stressor utama (kejadian bencana) dan
berada ditempat yang relative lebih aman
Tujuan PFA
• Mengurangi dampak negatif dari pengalaman
traumatis/peristiwa sulit
• Menguatkan fungsi adaptif jangka pendek &
jangka panjang orang yang kita bantu
• Mempercepat proses pemulihan orang yang
dibantu.
1. PSYCHOLOGICAL FIRST AID (PFA)
DUKUNGAN PSIKOLOGIS AWAL
Dukungan psikologis yang diberikan
sesegera mungkin setelah terjadinya
bencana.
Serangkaian keterampilan perawatan
dasar yang bersifat praktis dan non-
intrusive (tidak memaksa)
Kelebihan:
1. Dapat dilakukan oleh tenaga
profesional
kesehatan/kesehatan mental,
relawan, atau orang awam
yang terlatih
2. Dapat diberikan dalam setting
klinis dan non-klinis
Prinsip Dasar PFA
Cara melakukan
a) Saya akan mengajak anda untuk latihan menenangkan diri
b) Bernapaslah seperti biasa, pertemukan jari-jari tangan kiri dan
tangan kanan anda. Ibu jari dengan ibu jari, telunjuk dengan
telunjuk dan seterusnya.
c) Kemudaian pejamkan mata anda, bernafaslah perlahan, lebih
perlahan dan sangat perlahan
d) Setelah anda mencapai keaadaan lebih tenang, coba rasakan
denjut nadi diujung-ujung jari.( Bila anda tidak segera dapat
merasakannya tidak perlu khawatir, sebagian orang
memerlukan waktu lebih lama dari sebagian lainnya).
e) Setelah anda dapat merasakannya, selanjutnya ada dapat mengatakan
dalam hati kata-kata yang dapat menenangkan anda bersamaan dengan
denjut nadi yang anda rasakan.” Sabar........sabar...........sabar” atau
”tenang...........tenang.........tenang” atau “saya bisa....................saya
bisa...................saya bisa” atau ucapan doa.
f) Kita kembali keruangan ini setelah anda rasa cukup dan anda sudah merasa
lebih tenang,
g) (Setelah beberapa kali latihan, anda bisa melakukannya dengan mata
terbuka dan melakukan hal lain, misalnya ketika mendengarkan orang lain
berbicara atau mendengarkan kuliah)
Fideo Bencana dan Trauma
pada anak anak.mp4
Sumber bacaan/modul/pedoman teknis:
TERIMA KASIH
Semoga Bermanfaat
Kemungkinan Reaksi Psikologis dan
Perilaku Setelah Peristiwa Traumatik
Tidak ada
reaksi
Dapat pulih sendiri dengan bantuan
minimal dari jejaring dukungan
Respon Stres
Normal
Sindrom
Mendapat manfaat dari pelayanan
Psikologis dan
tim manajemen stres
Perilaku
60
Gangguan - Distres (%)
50
40 Distres
sedang/berat akibat
30 bencana
20
10 Gangguan jiwa
akibat bencana
0
0 26 52 78 104 130 156 182 208 234 260
Waktu setelah trauma (minggu)
Gangguan Mental setelah Trauma
Berkabung
Depresi
Gangguan anxietas
Gangguan penyesuaian
(Maramis A, 2005)
Tabel Ringkasan Proyeksi dan Rekomendasi Respon
(WHO)
BEFORE AFTER Recommended aid response
DISASTER: DISASTER:
12-month 12-month
prevalence prevalence
Severe disorder 2-3% 3-4% Mental health care (health sector)
(e.g., psychosis, severe
depression, severely disabling
form of anxiety disorder)
Mild or moderate mental 10% 20% (reduces to 15% with Mental health care (health sector)
disorder natural recovery) + social and basic psychological
(e.g., mild and moderate forms support interventions in community
of depression and anxiety (various sectors)
disorders)
Moderate or severe No estimate 30-50% (reduces to Social and basic psychological support
psychological distress (no unknown extent with natural interventions in community (various
disorder) recovery) sectors)
Mild psychological distress, No estimate 20-40% No response
which resolves over time
Tabel Ringkasan Proyeksi dan Respon yang Dianjurkan WHO
SEBELUM SETELAH Respon bantuan yang
BENCANA: BENCANA: dianjurkan
preval. 12 bln. Preval. 12 bln.
Gangguan jiwa berat 2-3% 3-4% Perawatan kesehatan jiwa
(a.l., psikosis, depresi (sektor kesehatan)
berat, gangguan
anxietas berat dan
mentakberdayakan)
Gangguan jiwa 10% 20% (berkurang Perawatan kesehatan jiwa
reingan atau sedang sampai 15% (sektor kesehatan)
(a.l., gangguan depresi dengan pemulihan + Intervensi dukungan sosial
dan anxietas yang alamiah) dan psikologik dasar di
ringan dan sedang) komunitas (berbagai sektor)
Distres psikologik No estimate 30-50% Intervensi dukungan sosial
sedang atau berat (berkurang, tak dan psikologik dasar di
(tidak ada gangguan) diketahui sampai komunitas (berbagai sektor)
seberapa, dengan
pemulihan alamiah)
Distres psikologik No estimate 20-40% Tidak ada respon
ringan
Apakah dukungan “psikososial” itu?
Istilah “psikososial” menunjuk pada interaksi dinamik
antara kesejahteraan jiwa dan relasi serta efektivitas
sosial orang-orang.
Jika kita menolong orang secara psikologis, kita
memperbaiki relasi dan keefektivan sosial mereka.
Jika kita membantu orang berfungsi secara sosial
(berkomunikasi dan berinteraksi dengan baik atau
memenuhi peran sosial sebagai orang tua dan pencari
nafkah), kita mendukung kesehatan jiwa mereka.
Relasi &
Kesejahteraan
jiwa keefektifan
sosial
Prinsip Dasar Pelayanan
Kedaruratan (1)
(WHO)
Prinsip Dasar Pelayanan
Kedaruratan (2)
(WHO)
Prinsip Dasar Pelayanan
Kedaruratan (3)
(WHO)
Prinsip Dasar Pelayanan
Kedaruratan (4)
10. Memfasilitasi kembalinya peran normal keluarga,
masyarakat, sekolah dan pekerjaan.
11. Menyediakan kesempatan untuk berkabung akan
kehilangan.
12. Membantu penyintas mengurangi ketegangan,
anxietas atau kekawatiran ke tingkat yang dapat
diatasi.
13. Mendukung penyembuh tradisional dengan
mengadakan konsultasi dan pelatihan tentang reaksi
stres umum dan teknik manajemen stres.
(WHO)
Bahayanya terlalu memfokuskan pada
Trauma/PTSD
Pelayanan berfokus trauma yang vertikal (berdiri sendiri)
Mengabaikan gangguan jiwa yang lazim lainnya
(gangguan depresi dan anxietas)
Mengabaikan kebutuhan untuk melindungi dan
merawat mereka yang sebelumnya sudah mengalami
gangguan jiwa berat
Tidak berupaya membuat tersedianya pelayanan
kesehatan jiwa pelayanan jangka panjang
berkesinambungan
Reaksi terhadap
Pengalaman Traumatik
Reaksi individu dalam menghadapi pengalaman traumatik berbeda-beda
tergantung dari berbagai faktor, di antaranya:
Berat dan jenis paparan trauma
Ciri Kepribadian
Dukungan dari keluarga
Respons komunitas/budaya
PANDUAN IASC
(Inter Agency Standing Committee)
“Kesenjangan yang signifikan adalah
ketiadaan kerangka kerja antar lembaga
multisektoral, yang memudahkan
koordinasi, identifikasi upaya yang
bermanfaat, memperingatkan praktik
yang berbahaya dan memperjelas
bagaimana berbagai pendekatan
terhadap dukungan kesehatan jiwa dan
psikososial saling melengkapi."
Mengembangkan kerangka kerja
yang inklusif