Fungsi proteksi untuk perlindungan telinga tengah untuk tumbuhnya bakteri, sehingga OME berubah
terhadap tekanan dan sekret nasofaring. Fungsi menjadi OMA. Beberapa ahli mengoreksi teori ini
drainase untuk mengalirkan produksi sekret dari karena ditemukan patogen pada OME, sama
telinga tengah ke nasofaring. TE tidak hanya seperti pada kasus OMA.1,9 Dari 62 kasus OME
tabung melainkan sebuah organ yang yang diteliti terdapat 28 kasus dengan kultur
mengandung lumen dengan mukosa, kartilago, positif.16 Bakteri yang sering ditemukan antara
dikelilingi jaringan lunak, musculus tensor veli lain S. pneumoniae, M. catarrhalis, dan H.
palatine, levator veli palatine, salpingofaringeus, influenzae, semuanya mampu membentuk biofilm.
dan tensor timpani. Tuba terdiri atas tulang rawan Biofilm adalah kumpulan sel mikroorganisme,
pada 2/3 ke arah nasofaring dan sepertiganya khususnya bakteri yang menempel pada
terdiri atas tulang. Panjang tuba pada anak 17,5 permukaan mukosa dan memproduksi struktur
mm, lebih pendek, lebih lebar, dan lebih horizontal tiga dimensi yang ditutupi matriks
daripada TE dewasa. Anatomi tuba pada anak eksopolisakarida.16 Biofilm ini mengakibatkan
inilah yang mengakibatkan sekret dari nasofaring resistensi terhadap azitromisin dan terjadinya
dapat lebih mudah refluks ke dalam telinga tengah OME persisten karena mencegah penetrasi obat.
melalui TE.3 (Gambar 1) Terdapat 9% kasus telinga sehat dengan biofilm
dan semuanya tidak bergejala klinis. Cairan efusi
tidak steril.10 Penelitian O’Reilly, et al, pada 129
pasien pediatrik yang menjalani miringotomi
dengan tube ventilasi mendapatkan pepsin A
positif pada 64 pasien, tanda adanya aspirasi dari
gaster ke nasofaring. Luo HN, et al, menjelaskan
bahwa laringopharyngeal reflux (LPR)
menyebabkan aspirasi pepsin ke TE, selanjutnya
menginisiasi inflamasi. Mediator inflamasi yang
dilepaskan menginduksi musin; efusi yang kaya
musin merupakan media ideal untuk tumbuhnya
bakteri.11
5. Diagnosis
A. Anamnesis
Pasien mengeluh pendengaran berkurang,
biasanya ringan dan bisa dideteksi dengan
audiogram. Selain itu, pasien juga mengeluh rasa
Gambar 1. Anatomi tuba pada anak dan pada tersumbat pada telinga atau suara sendiri
dewasa.3 terdengar lebih nyaring atau berbeda (diplacusis
Disfungsi TE bisa terjadi karena upper binauralis) pada telinga yang sakit. Otalgia sering
respiratory tract infection (URTI), trauma, ringan. Pada anak balita, gejala sulit dikenali,
obstruksi mekanis, atau alergi yang tetapi timbul gangguan bicara dan bahasa karena
mengakibatkan inflamasi. Jika disfungsi tuba pendengaran berkurang, kadang orang tua
persisten, akan terbentuk tekanan negatif dalam mengeluh anaknya berbicara dengan suara keras
telinga tengah akibat absorpsi dan/ atau difusi dan tidak respons saat dipanggil. Kadang tidak
nitrogen dan oksigen ke dalam sel mukosa telinga ada gejala pada anak. Temuan lain yaitu adanya
tengah. Selanjutnya sel mukosa akan riwayat bepergian dengan pesawat, diving, atau
menghasilkan transudasi, kemudian akan terjadi riwayat alergi.3,7,8
akumulasi cairan serous, berupa efusi steril B. Pemeriksaan Fisik
sehingga terjadi OME. Jika disfungsi tuba a. Otoskopi
Eustachius berlanjut, efusi menjadi media ideal
Dokter muda THT-KL Periode Februari-Maret 2019 3
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Pada pemeriksaan otoskopi terlihat oleh probe kecil yang ditempatkan pada liang
membran timpani suram dan retraksi, kadang telinga. Prosedur ini tidak nyeri, relative
kekuningan, atau efusi kebiruan (Gambar 2).12 sederhana, dan dapat dilakukan dengan portable
screening unit. Hasil pemeriksaan timpanometri
disebut timpanogram. Timpanometri digunakan
untuk mengkonfirmasi diagnosis OME. Pada
timpanogram didapatkan hasil tipe B atau C
(Gambar 3). Tipe ini menunjukkan gerakan
membran timpani terbatas karena adanya cairan
atau perlekatan dalam kavum timpani. Sensitivitas
dan spesifisitas timpanometri cukup tinggi
(sensitivitas 94%, spesifisitas 50-70%) jika
dibandingkan dengan miringotomi.13,15
6. Tatalaksana
Pengobatan OME masih menjadi
perdebatan karena cara konservatif ataupun
operatif masing-masing memiliki kelebihan dan
kekurangan. Harus diteliti adanya faktor risiko
yang akan menjadi predisposisi sekuele atau
memprediksi OME persisten.
Gambar 2. Membran timpani suram dan retraksi.13
Faktor risiko yang memperlambat
b. Otoskopi Pneumatik
resolusi spontan OME:16
Pemeriksaan ini menunjukkan membran
a. Penurunan pendengaran >30 dB
timpani retraksi atau bombans dengan mobilitas
b. Riwayat penggunaan tube timpanostomi
menurun. Sensitivitas pneumatic otoskopi adalah
sebelumnya
94% dan spesifisitasnya 80%; merupakan metode
c. Tidak pernah menjalani operasi adenoidektomi
diagnosis primer dan untuk membedakan OME
Faktor risiko sekuele OME:17
dari OMA. Otoskopi pneumatik dilakukan sebelum
1. Permanent hearing loss
timpanometri.14
2. Keterlambatan atau gangguan berbicara dan
c. Audiometri Nada Murni
berbahasa
Pada pemeriksaan ini didapatkan tuli
3. Autism spectrum disorder dan pervasive
konduksi ringan sampai sedang. Tuli konduksi
development disorder lainnya
bilateral persisten lebih dari 25 dB dapat
4. Sindrom (misalnya sindrom Down) atau gangguan
mengganggu perkembangan intelektual.15
kraniofasial yang meliputi keterlambatan bicara,
Derajat ketulian menurut International Standard
bahasa, dan kognitif
Organization (ISO):3
5. Kebutaan atau gangguan visual yang tidak bisa
0-25 dB : normal
dikoreksi
>25-40 dB : tuli ringan
6. Cleft palate, yang berhubungan atau tidak
>40-55 dB : tuli sedang
berhubungan dengan sindrom
>55-70 dB : tuli sedang berat
7. Gangguan pertumbuhan
>70-90 dB : tuli berat
Observasi ketat sangat dianjurkan untuk
>90 dB : tuli sangat berat
anak-anak dengan faktor risiko di atas. Tes
d. Timpanometri
pendengaran disarankan jika OME menetap
Timpanometri memberikan penilaian
selama 3 bulan atau lebih. Pada anak-anak tanpa
objektif mobilitas membran timpani, fungsi TE,
risiko, disarankan evaluasi setiap 3-6 bulan
dan fungsi telinga tengah dengan mengukur
sampai efusi terserap, teridentifikasinya struktur
jumlah energi suara yang dipantulkan kembali
Dokter muda THT-KL Periode Februari-Maret 2019 4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
membran timpani abnormal, gangguan pertama. Mendel, et al, melaporkan pada 518
pendengaran, bicara, dan bahasa.18 pasien anak dengan OME, penyembuhan dengan
Penatalaksanaan OME yang pernah diteliti, antara amoksilin dengan atau tanpa kombinasi
lain: antihistamin dekongestan 2 kali lebih tinggi
Anti-histamin/ dekongestan dibandingkan plasebo. Namun, antibiotik rutin
Pada berbagai percobaan klinis, efikasi tidak dianjurkan karena risiko resistensi.
anti-histamin/dekongestan tidak dapat Penggunaan antibiotik jangka panjang dengan
dibuktikan.15 Meta-analisis dari 3 uji coba acak atau tanpa kortikosteroid tidak terbukti efektif
yang membandingkan antihistamindekongestan untuk OME.13
dengan plasebo untuk terapi OME tidak Ciprofloxacin topikal (fluoroquinolon
menunjukkan perbedaan (0%, confidence interval ototopikal) juga dapat digunakan. Fluoroquinolon
95%:-7 s/d 7%). Tidak ada bukti untuk tidak menyebabkan toksisitas koklear atau
mendukung pemberian obat ini pada OME. vestibuler. Penggunaannya diindikasikan pada
Penelitian pada 1880 partisipan tidak menemukan pasien OME bilateral pediatrik yang sudah
manfaat klinis bermakna dioperasi dengan myringotomi-tube insertion.
antihistamin/dekongestan.9 Dosisnya 6 mg pada masing-masing telinga
Kortikosteroid kemudian cairan efusi diisap dengan suction.20
Secara teori, kortikosteroid bermanfaat Miringotomi
untuk pengobatan OME.21 Mekanisme anti- Miringotomi (timpanostomi) –
inflamasi terjadi karena penghambatan fosfolipase pemasangan pipa ventilasi untuk evakuasi cairan
A2, yang kemudian menghambat pembentukan dari dalam telinga tengah. Tujuannya adalah
asam arakidonat, sehingga menghambat sintesis menghilangkan cairan di telinga tengah,
mediator inflamasi, peningkatan regulasi ion mengatasi gangguan pendengaran, mencegah
natrium transepitelial, menyebabkan kekambuhan, mencegah gangguan
pengosongan cairan dari telinga tengah dan perkembangan kognitif, bicara, bahasa, dan
menekan produksi musin dengan cara menekan psikososial.16
musin5ac (MUC5AC). Bukti ilmiah perbaikan Indikasi pembedahan pada OME
jangka pendek penggunaan kortikosteroid tergantung status pendengaran, gejala, risiko
intranasal masih terbatas.13 tumbuh kembang, dan kemungkinan efusi
Clinical practice guideline dari American sembuh spontan. Operasi dilakukan setelah
Academy of Otolaryngology-Head and Neck pengobatan konservatif selama 3 bulan gagal.
Surgery tidak merekomendasikan penggunaan Daniel, et al, menemukan bahwa seperempat
kortikosteroid oral ataupun intranasal.27 kasus perlu miringotomi dengan pemasangan
Metaanalisis menunjukkan tidak ada manfaat pipa ventilasi dalam 2 tahun. Untuk kasus OME
steroid oral dalam 2 minggu, tetapi steroid oral unilateral dengan pendengaran normal pada
dengan antimikroba lebih bermanfaat jangka telinga kontralateral, pipa ventilasi
pendek dibandingkan antimikroba saja; setelah direkomendasikan setelah 6 bulan.18
beberapa minggu perbedaan manfaat tidak
signifikan. Outcome setelah 12 minggu Laporan Kasus
penggunaan kortikosteroid intranasal plus I. Identitas Pasien
antibiotik ekuivalen dengan pemberian antibiotik Nama lengkap : Ny. AA
saja.19 Jenis kelamin : Perempuan
Antibiotik Umur : 25 tahun
Banyaknya studi yang menunjukkan Pekerjaan : Bidan
bakteri pada cairan efusi, menyebabkan Alamat : Palupuh, Agam
amoksisilin dipergunakan sebagai antibiotik lini
Dokter muda THT-KL Periode Februari-Maret 2019 5
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Tidak Anterior
Timpanometr
dilakukan
kongenital - - Bifida - -
V. Prognosis
Pemeriksaan Kelenjar Getah Bening Quo ad vitam : dubia ad bonam
Leher
Quo ad sanam : dubia ad bonam
Inspeksi : tidak ditemukan kelainan Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
Palpasi : tidak ditemukan kelainan
Diskusi
Resume
Telah dilakukan pemeriksaan pada
Anamnesis
pasien perempuan usia 25 tahun dengan keluhan
• Telinga terasa penuh sejak 2 minggu yang lalu
telinga terasa penuh sejak 2 minggu yang lalu di
• Seperti ada air mengalir di telinga poliklinik THT RSUD Achmad Mochtar Bukittinggi.
• Telinga berdengung (+), hilang timbul sejak 2
Berdasarkan anamnesis ditemukan
minggu yang lalu pasien telah mengalami keluhan telinga penuh
• Nyeri pada telinga (+) sejak 2 minggu yang lalu. Pasien mengatakan
• Riwayat mengorek telinga (+)
merasa seperti ada air yang mengalir dalam
• Sudah pernah mendapat obat dari puskesmas telinganya sejak 2 minggu yang lalu. Telinga
ada perubahan, namun dari puskemas berdengung ada, hilang timbul sejak 2 minggu
mengnjurkan pasien berobat kembali ke RS
yang lalu. Selain itu, pasien juga mengeluhkan
Pemeriksaan fisik nyeri pada telinga. Ada riwayat mengorek telinga
• AD : liang telinga cukup lapang, MT utuh tampak
dengan cotton bud. Sebelumnya pasien sudah
bening, RC (+)
berobat ke puskesmas dan mendapat phenol
• AS : liang telinga cukup lapang, MT utuh keruh, glycerol 10% 3x1 2 tetes namum tidak ada
air bubble (+), RC (+)
perubahan.
Tes garpu tala Berdasarkan pemeriksaan fisik, pada
• AS : Rinne (+), lateralisasi ke kiri, schwabach status lokalis THT-KL ditemukan liang telinga
memanjang
kanan cukup lapang, membran timpani utuh,
tampak bening, serta refleks cahaya ada. Pada
I. Diagnosis Utama
liang telinga kiri cukup lapang, membran timpani,
Otitis Media Efusi Aurikula Sinistra
utuh namun tampak keruh, ditemukan air bubble
dan refleks cahaya ada. Pada tes garputala,
II. Diagnosis Banding
didapatkan tes Rinne (+), adanya lateralisasi ke
Otitis Media Akut
kiri dan schwabach memanjang pada telinga kiri.
Dapat disimpulkan adanya tuli konduktif pada
III. Pemeriksaan Anjuran
telinga kiri. Tuli konduktif ini terjadi akibat adanya
Audiometri gangguan hantaran pada telinga tengah.
Timpanometri
Dokter muda THT-KL Periode Februari-Maret 2019 8
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas