Hipertensi Urgensi
Disusun Oleh :
Dokter Pendamping :
dr. H. M. Suaidi
dr Kiky Rahmat
Dokter Pembimbing
dr. Andreis Sp PD
I. IDENTITAS PASIEN
No RM : 073315
Nama : Ny. CL
Umur : 64 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
II. ANAMNESIS
a) Keluhan Utama
Ny CL 64 tahun datang ke IGD diantar oleh keluarga nya karena
mengeluhkan sesak nafas sejak 5 jam SMRS
a. Primary Survey
Status Generalis
Kepala : Normosefal, rambut hitam, distribusi merata, alopesia (-)
Mulut : bibir kering, oral higienis baik, stomatitis (-), uvula ditengah,
T1/T1
Darah rutin :
Hemoglobin : 14 (N: 11.5-16)
Leukosit : 10.700 (N: 4000-10.000/ mm3)
Eritrosit : 5,6x106 (N: 3.5-4.5x106/mm3)
Hematokrit : 44 (N: 36-47)
MCV : 87 (N: 79-99)
MCH : 27 (N: 33-37)
MCHC : 31 (N: 33-37)
Trombosit : 293.000 (N: 150.000-400.000)
Ureum/ Creatinin :
Ureum : 24 (N: 10-50)
Creatinin 0.5 ( N: 0.6-1.3)
Kesan :
Tampak kardiomegali
V. RESUME
Ny CL 64 tahun. Sejak 5 jam SMRS,pasien mengeluh sesak nafas setelah pasien
membeli sarapan pagi.Sesak dirasakan datang tiba-tiba tidak disertai batuk.
Keluhan lain yang dirasakan adalah nyeri dada seperti ditekan. Pasien
menyangkal keluhan nyeri kepala disertai pandangan kabur, penglihatan ganda,
nyeri dan gatal pada mata. Tidak terdapat adanya kelemahan anggota gerak,
tidak terdapat rasa kesemutan, tidak terdapat lidah pelo, Buang air kecil dan buang
air besar lancar tanpa keluhan
Hipertensi Urgensi
Pemeriksaan Elektrokardiogram
Pemeriksaan Profil Lipid untuk menilai faktor resiko dislipidemia
Pemeriksaan elektrolit untuk melihat adanya hipokalemia dan pertimbangan
dalam pemberian obat anti hipertensi
VIII. TATALAKSANA
Non Medikamentosa
Medikamentosa
IVFD NaCL 10 tpm
O2 3Lpm
Pasang Catheter
Nicardipin 7.5 cc/jam diencerkan
Furosemid 1 Amp
IX. PROGNOSIS
Follow up
Tanggal Follow up Terapi
29-09- S : Sesak nafas, nyeri dada IVFD NaCL 10 tpm
2018 berkurang O2 3Lpm
O : KU : sedang
Pasang Catheter
TD :190/120 mmHg
HR : 90x/menit Nicardipin 7.5 cc/jam
RR : 30x/menit
diencerkan
T : 36.60C
Kepala Mata Conj Anemis -/-, Furosemid 1 Amp
Sklera Ikterik -/-
Thorak : Bunyi Jantung S1 S2
Reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Supel, BU (+) Nyeri
Tekan (-)
Ekstremitas Akral hangat
CRT<2
A : Hipertensi Urgensi
30-09- S : Sesak (+) berkurang, kambuh - Nicardipin 5cc/jam
- Furosemid 2x1Amp
2018 bila beraktivitas
- Spironolakton
O : KU : sakit sedang
TD : 150/100 25mg/24jam
HR : 80x/menit - Captopril 6,25mg/12jam
RR : 24x/menit
T : 360C
Kepala Mata Conj Anemis -/-,
Sklera Ikterik -/-
Thorak : Bunyi Jantung S1 S2
Reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen Supel, BU (+) Nyeri
Tekan (-)
Ekstremitas Akral hangat
CRT<2
A : Hipertensi Urgensi
A : Hipertensi Urgensi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
1. Krisis hipertensi
I.1. Definisi
Krisis hipertensi ditandai dengan peningkatan tekanan darah akut dan
sering berhubungan dengan gejala sistemik yang merupakan
konsekuensi dari peningkatan darah tersebut. Ini merupakan komplikasi
yang sering dari penderita dengan hipertensi dan membutuhkan
penanganan segera untuk mencegah komplikasi yang mengancam jiwa.1
1. Hipertensi Emergensi
(Darurat)
Peningkatan tekanan darah sistolik >180 mmHg atau diastolik > 120 mmHg
secara mendadak disertai kerusakan organ target. Hipertensi emergensi
harus ditanggulangi sesegera mungkin dalam satu jam dengan memberikan
obat-obatan anti-hipertensi intravena.
I.2. Etiologi
Hipertensi Esensial
Penyakit Parenkim Ginjal
Pielonefritis Kronik
Glomerulonefritis
Nefritis tubulointerstisial
Penyakit Vaskular pada
Ginjal Stenosis
Arteri Renalis
Makroskopis poliarteritis nodusa
Obat-obatan
Penghentian tiba-tiba obat obatan agonis alfa-2 adrenergik yang bekerja
sentral seperti, clonidine dan metildopa
Intoksikasi obat simpatomimetik (kokain, dll)
Interaksi dengan obat MAO-Inhibitor
(phenilzine, selegiline)
Kehamilan
Eklampsia
Pre-eklampsi berat
Endokrin : Aldosteronisme primer
Kelebihan hormone glukokortikoid : Tumor yang mensekresikan rennin
Kelainan Sistem Saraf Pusat:
Stroke hemoragik,
Cedera Kepala
Faktor Resiko
- Jenis kelamin wanita
- obesitas
- riwayat hipertensi sebelumnya
- penyakit jantung koroner
- gangguan somatoform
- penggunaan obat antihipertensi dalam jumlah yang banyak
- ketidakpatuhan terhadap resep obat hipertensi yang diberikan.
I.3. Epidemiologi
Dua puluh persen pasien hipertensi yang datang ke UGD adalah pasien
hipertensi krisis. Data di Amerika Serikat menunjukkan peningkatan
prevalensi hipertensi dari 6,7% pada penduduk berusia 20-39 tahun, menjadi
65% pada penduduk berusia di atas 60 tahun. Data ini dari total penduduk 30%
diantaranya menderita hipertensi dan hampir 1%-2% akan berlanjut menjadi
hipertensi krisis disertai kerusakan organ target (1).
I.4. Klasifikasi
I.5. Patofisiologi
Pada sebagian pasien yang lain manifestasi kardiovaskular bisa saja muncul
lebih dominan seperti; angina, akut miokardial infark atau gagal jantung
kiri akut. Dan beberapa pasien yang lain gagal ginjal akut dengan
oligouria dan atau hematuria bisa saja terjadi
I.7. Diagnosis
Anamnesis
Anamnesis tentang riwayat penyakit hipertensinya, obat-obatan anti
hipertensi yang rutin diminum, kepatuhan minum obat, riwayat
pemakaian obat-obatan yang dapat menaikkan tekanan darah seperti
kokain, phencyclidine (PCP), Lysergic Acid Diethylamide (LSD),
amphetamin, atau obat-obat simpatomimetic lainnya.
Hal yang juga perlu untuk dievaluasi adalah riwayat kehamilan untuk
mencari tanda eklampsia sebagai penyebab krisishipertensi(1,2,3).
Pemeriksaan fisik
IVP
Renal angiografi
Biopsi renal
A. Penatalaksanaan Umum
Nifedipine adalah golongan calcium channel blocker yang memiliki pucak kerja
antara 10-20 menit. Nifedipine kerja cepat tidak dianjurkan oleh FDA untuk
terapi hipertensi urgensi karena dapat menurunkan tekanan darah yang
mendadak dan tidak dapat diprediksikan sehingga berhubungan dengan
kejadian stroke.
2. Hipertensi Emergensi
A. Penatalaksanaan Umum
Neurologic emergency.
Pada pasien dengan stroke iskemik tekanan darah harus dipantau secara hati-hati
1-2 jam awal untuk menentukan apakah tekanan darah akan menurun
secara sepontan. Secara terus-menerus MAP dipertahankan > 130 mmHg.
Cardiac emergency.
Kegawatdaruratan yang utama pada jantung seperti iskemik akut pada otot
jantung, edema paru dan diseksi aorta. Pasien dengan hipertensi emergensi
yang melibatkan iskemik pada otot jantung dapat diberikan terapi dengan
nitroglycerin.
Kidney Failure.
Acute kidney injury bisa disebabkan oleh atau merupakan konsekuensi dari
hipertensi emergensi. Acute kidney injury ditandai dengan proteinuria, hematuria,
oligouria dan atau anuria. Terapi yang diberikan masih kontroversi, namun
nitroprusside IV telah digunakan secara luas namun nitroprusside sendiri
dapat menyebabkan keracunan sianida atau tiosianat
Hyperadrenergic states.
I.9. Komplikasi
Neurologi : hipertensi ensefalopati, stroke iskemik, kejang fokal (focal
seizure),defisit neurologis fokal , perdarahan intracranial
Pada Mata :Edema retina, perdarahan retina, eksudat pada retina atau papil
edema,
Kardivaskular : iskemik akut, edema paru, dan diseksi aorta
Ginjal : Acute kidney injury>> Chronic Kidney Disease
I.10. Prognosis
Penyebab kematian tersering adalah stroke (25%) , gagal ginjal (19%) dan
gagal jantung (13%). Prognosis menjadi lebih baik apabila penangannannya tepat
dan segera(1,6)
DAFTAR PUSTAKA
2. National High Blood Pressure Education Program. The seventh report of the
Joint National Committe on prevention, detection, evaluation and
treatment of high blood pressure. Bethesda (MD): Dept. of Health and Human
Services, National Institutes of Health, National Heart, Lung, and Blood
Institute, NIH Publication.2004; No.04-5230l.