Anda di halaman 1dari 9

UPAYA PEMELIHARAAN TEKANAN DARAH BAGI PASIEN HIPERTENSI

DI RSUD SYEKH YUSUF KABUPATEN GOWA

Baharuddin K, Wirmawanti

Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Makassaar

ABSTRAK

Hipertensi dapat didefenisikan sebagai tekanan darah pasien persisten dimana tekanan sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas
90 mmHg. Tujuan penelitan ini untuk mengetahui upaya pasien dalam mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi dengan mengontrol tekanan
darah, diet hipertensi, berolahraga, dan keteraturan berobat. Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif analisis, populasi yang diteliti adalah
pasien hipertensi yang rawat inap di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik Purposive
sampling dengan jumlah responden sebanyak 65 orang. Instrumen pengumpulan data menggunakan lembar kuisioner dengan penilaian skala
Gutman. Analisa data menggunakan analisa distribusi frekuensi kemudian disajikan dalam tabel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran
upaya pasien dalam mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi dengan mengontrol tekanan darah, diet hipertensi, berolahraga, dan
keteraturan berobat masih sangat kurang. Hasil penelitian tentang upaya pasien dalam memelihara tekanan darah pada pasien hipertensi yaitu yang
mengontrol tekanan darahnya 6 orang (9,2%), tidak mengontrol tekanan darah 59 orang (90,8%). Pengetahuan tentang diet hipertensi yang baik 8
orang (12,3%), yang masih kurang 57 orang (87,7%). Pengetahuan tentang Berolahraga yang baik 6 orang (9,2%), yang berpengetahuan kurang 59
orang (90,8%). Dan upaya berobat secara teratur 4 orang (6,1%), yang berobat secara tidak teratur 61 orang (93, 9%).Kesimpulan dalam penelitian
ini adalah masih kurangnya kesadaran pasien hipertensi dalam mengontrol tekanan darahnya menyebabkan masih tingginya kasus hipertensi dan
komplikasi penyakit akibat hipertensi di RSUD Syekh Yusuf Kabupaten Gowa.

Kata kunci : Hipertensi, Tekanan darah

A. PENDAHULUAN kesehatannya. Pada kelompok ini tetap perlu


Menurut Health Survei for England 2002 diberikan pengobatan untuk mengatasi hipertensi.
yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Dampak penyakit ini pun tidak main-main. Biaya
persentase pasien hipertensi pada usia 16-24 tahun pemeliharaan kesehatan bisa membesar karena
memang masih kecil yaitu antara 10-20%. Persentase hipertensi sangat besar faktornya sebagai pemicu
hipertensi tinggi pada usia di atas 75 tahun yaitu utama stroke, serangan jantung, gagal jantung dan
antara 70-80%. Namun semakin bertambah usia, gagal ginjal. Data hingga April 2006 jumlah pasien
persentase penyakit hipertensi cenderung mengalami ginjal di Indonesia mencapai 150.ribu orang
peningkatan. Pasien hipertensi di dunia saat ini sementara yang tetap membutuhkan terapi agar
diperkirakan mencapai lebih dari 800 juta orang. ginjalnya tetap berfungsi sebanyak 300 ribu orang.
Sebanyak 10-30% di antara populasi orang dewasa Penyebab hipertensi 90-95% tidak diketahui,
pada hampir semua Negara terpapar hipertensi. Dari menurut Pudji. Menurutnya 5-10% hipertensi
jumlah tersebut 50-60% penduduk saat ini, dapat disebabkan karena penyakit lain seperti gangguan
dikategorikan sebagai mayoritas utama yang status ginjal serta gangguan pembuluh darah.
kesehatannya akan menjadi lebih baik bila dapat Menurut World Health Organization
mengontrol tekanan darahnya. Hipertensi sebagai (WHO), sekitar 30% penduduk dunia tidak
penyakit paling dominan menyerang manusia di terdiagnosa adanya hipertensi (Underdiagnosed
masa mendatang sudah mulai terdeteksi. Banyak
Condition). Hal ini disebabkan tidak adanya gejala
faktor yang bisa mengarah kepada munculnya
hiptertensi, diantaranya kurang control kesehatan dan yang pasti bagi pasien hipertensi. Padahal hipertensi
pengaruh lingkungan. Faktor dominan yang paling jelas merusak organ tubuh seperti jantung (70%
masuk akal saat ini adalah kegemukan. Bila pasien heipertensi akan mengalami kerusakan
seseorang memiliki tekanan darah sistolik dan jantung), ginjal, otak, mata, serta organ tubuh
diastolic ≤ 140/90 mmHg, sudah berarti terkena lainnya. Hal inilah yang menyebabkan hipertensi
hipertensi. Meskipun tekanan darah seseorang masih mendapat stigma sebagai pembunuh yang tidak
dalam batas normal tersebut namun tidak secara
otomatis terbebas dari kemungkinan terkena terlihat atau Sillent Killer. (Susilo & Wulandari,
hipertensi. Tetap dianggap berpotensi terkena 2011).
hipertensi jika ditemukan beberapa faktor risiko
diantaranya mengalami kegemukan, kolesterol dalam Berdasarkan riset kesehatan dasar Depkes
darah melebihi dari normal dan tidak mengontrol (Riskesdas) 2007, sekitar 76% kasus hipertensi di

9
masyarakat belum terdiagnosis. Hal ini terlihat dari Berdasarkan data RSUD Syekh Yusuf
hasil pengukuran tekanan darah pada usia 18 tahun Gowa mulai dari Januari sampai Desember 2010
keatas ditemukan prevalensi hipertensi di jumlah pasien Hipertensi sebanyak 229 orang dan
Indonesia sebesar 31,7%. Yang mengerikan lagi, mulai Januari sampai Desember 2011 jumlah
dari 31,7% prevalensi hipertensi tersebut pasien Hipertensi sebanyak 392 orang sedangkan
diketahui, yang sudah mengetahui memiliki jumlah pasien Hipertensi sejak Januari sampai
tekanan darah tinggi (hipertensi) berdasarkan Desember 2012 sebanyak 233 orang dengan
diagnosis 7,2%. Sementara dari kasus tersebut jumlah kunjungan yang berfluktuasi dan
yang sadar dan menjalani pengobatan hipertensi cenderung meningkat dari bulan kebulan (Medical
hanya 0,4%. Karena itulah, demi menyadarkan Record,2013).
masyarakat akan pentingnya bahaya hipertensi, Melihat jumlah pasien Hipertensi di RSUD
Indonesian Society of Hypertension (InaSH) terus Syekh Yusuf Gowa yang berfluktuasi dari tahun
berusaha mengampanyekan pentingnya menjaga ke tahun dan cenderung meningkat, maka masalah
kesehatan. (Okezone Online, 2013) Hipertensi perlu mendapat perhatian dan
Penyakit tidak menular, terutama hipertensi penatalaksanaan yang menyeluruh dan sungguh-
terjadi penurunan dari 31,7 persen tahun 2007 sungguh. Hal ini yang mendorong penulis untuk
menjadi 25,8 persen tahun 2013. Asumsi terjadi melakukan penelitian mengenai ”Upaya
penurunan bisa bermacam-macam mulai dari alat Pemeliharaan Tekanan Darah bagi Pasien
pengukur tensi yang berbeda sampai pada Hipertensi di RSUD Syeh Yusuf Sungguminasa
kemungkinan masyarakat sudah mulai datang Kabupaten Gowa”
berobat ke fasilitas kesehatan. Terjadi peningkatan
prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara B. Rumusan masalah
(apakah pernah didiagnosis nakes dan minum obat 1. Apakah pasien hipertensi mengontrol
hipertensi) dari 7,6 persen tahun 2007 menjadi 9,5 tekanan darah secara teratur?
persen tahun 2013. Hal yang sama untuk stroke 2. Apakah pasien hipertensi mengikuti pola
berdasarkan wawancara juga meningkat dari 8,3 diet hipertensi dalam kehidupan sehari-
per1000 (2007) menjadi 12,1 per1000 (2013). hari?
Demikian juga untuk Diabetes melitus yang 3. Apakah pasien hipertensi minum obat
berdasarkan wawancara juga terjadi peningkatan hipertensi secara teratur sesuai aturan?.
dari 1,1 persen (2007) menjadi 2,1 persen, Riset 4. Apakah pasien hipertensi melakukan olah
Kesehatan Dasar Depkes (Riskesdas, 2013) raga secara teratur?
Prevalensi hipertensi di Indonesia yang
didapat melalui pengukuran pada umur ≥18 tahun C. Tujuan Penelitian
sebesar 25,8 persen, tertinggi di Bangka Belitung a. Untuk mengetahui pasien mengontrol
(30,9%), diikuti Kalimantan Selatan (30,8%), tekenan darah secara teratur.
Kalimantan Timur (29,6%) dan Jawa Barat b. Untuk mengetahui pasien menjalankan
(29,4%). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang deit hipertensi.
didapat melalui kuesioner terdiagnosis tenaga c. Untuk mengetahui pasien berobat secara
kesehatan sebesar 9,4 persen, yang didiagnosis teratur.
tenaga kesehatan atau sedang minum obat sebesar d. Untuk mengetahui pasien dalam
9,5 persen. Jadi, ada 0,1 persen yang minum obat berolahraga secara teratur.
sendiri. Responden yang mempunyai tekanan
darah normal tetapi sedang minum obat hipertensi D. Manfaat Penelitian
sebesar 0.7 persen. Jadi prevalensi hipertensi di 1. Pasien penyandang
Indonesia sebesar 26,5 persen (25,8% + 0,7 %). hipertensi/keluarganya dapat
Hipertensi patut mendapat perhatian, meningkatkan kesadaran dan
karena di Amerika penyakit tersebut telah menjadi pengetahuannya dalam upaya
keprihatinan tersendiri. Mengingat, saat ini ada pemeliharaan tekanan darah agar tetap
sekitar 20% penduduk Amerika atau lebih dari 50 dalam keadaan terkontrol.
juta orang yang terkena hipertensi. Setiap tahun 2. Sebagai bahan bacaan bagi masyarakat
ada sekitar 2 juta orang di Amerika terdeteksi kena tentang hipertensi dan permasalahannya,
hipertensi. Dari 50 juta populasi hipertensi, yang menjaga dan memelihara kesehatan jauh
melakukan kontrol rutin hanya sekitar 27% dan lebih dari baik dari pada berobat setelah
sekitar 13% tidak mengetahui kalau mereka jatuh sakit.
menderita hipertensi.
(http://naturindonesia.com,2013)

10
METODE PENELITIAN 0,05(232) + 1,96
A. DesainPenelitian
Desainpenelitian yang digunakan adalah 894,72
deskriptif analisis, yang memberikan suatu =
gambaran tentang upaya pasien dalam 11,6 + 1,96
mengontrol tekanan darah pada pasien
hipertensi di RSUD Syeh Yusuf Kabupaten 894,72
Gowa =
13,56
B. Waktu dan Tempat Penelitian = 65 sampel
1.Waktu Jadi jumlah sampel sebanyak 65 orang
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal
27 Mei sampai dengan 27 Juni 2013 b. Tekniksampel
2.Tempat Penelitian Teknik pengambilan sampel
Penelitian ini dilaksanakan di RSUD Syekh merupakan proses seleksi sampel yang
Yusuf Kab.Gowa digunakan dalam penelitian dari populasi
yang ada. Adapun teknik yang digunakan
C. PopulasidanSampel yaitu teknik Purposive sampling dimana
1. Populasi pengambilan sampel di lakukan di RSUD
Populasi dalam penelitian ini adalah SyekhYusufKab. Gowa sebagai tempat
seluruh pasien hipertensi yang di Rawat pelaksaan penelitian
Inap RSUD SyekhYusufKab.Gowa c. Kriteria Inklusi dan eksklusi
2.Sampel 1) KriteriaInklusi:
a.BesarsampelJumlah sampel ditentukan a) Pasien hipertensi yang di Rawat Inap di RSUD
dengan menggunakan rumus: Syekh Yusuf Kab.Gowa pada saat penelitian
b) Bersedia mengisi kuesioner
N.z2p.q c) Pasien bisa membaca dan menulis
n= 2) KriteriaEksklusi:
d (N-1)+ z.p.q a) Pasien hipertensi yang di Rawat Inap di RSUD
Syekh Yusuf Kab.Gowa
Keterangan : b) Tidak bersedia untuk diteliti.
n = besar sampel c) Pasien tidak dapat membaca
N = jumlahpopulasi
d = toleransi kesalahan yang dipilih (d=0,05) D. Pengumpulan Data danAnalisis Data
z = Hargakurva normal yang tergantung dar 1. Pengumpulan Data
iharga alfa (z= 1,96) Pengumpulan data dilakukan secara
p= estimate or proporsi populasi (jika tidak primer melalui observasi yang dilakukan oleh
diketahui dianggap 50%) peneliti menggunakan kuisioner yang telah
q = 1- p (100% - p) maka (100% -50 %)= disediakan.
50% = 0,5 2. Analisis Data
Data yang didapatkan dianalisis secara
Berdasarkan rumus di atas, maka manual dengan menggunakan rumus :
jumlah sampel sebanyak: 𝑓
P = x 100%
233.1,962X 0,5 X 0,5 𝑁
n= Keterangan :
0,05(233 − 1) + 1,96 X 0,5 X0,5 P : Persentase
f : Skor yang diperoleh responden
233 . 3,84 N : Jumlah soal
n=
E. InstrumenPenelitian

Instrumen yang digunakan adalah kuesioner F. TeknikPengambilan Data


dalam bentuk chek list dengan Ada beberapa kegiatan yang dilakukan
menggunakan skala Guttman dengan pilihan peneliti dalam pengolahan data yaitu:
jawabanya ya dan tidak. 1. Editing

11
Setelah data terkumpul maka akan
dilakukan editing atau penyuntingan data H. EtikaPenelitian
2. Koding Etika penelitian keperawatan merupakan
Dilakukan untuk memudah masalah yang sangat penting dalam
kanpengolahan data, yaitu dengan penelitian, mengingat penelitian
melakukan pengkodean pada daftar berhubungan langsung dengan manusia.
pertanyaan untuk setiap jawaban Masalah etika yang harus diperhatikan yaitu:
responden. 1. Informed Consent
3. Tabulasi Informed consent diberikan sebelum
Setelah dilakukan pengkodean kemudian melakukan penelitian yang berupa
data dimasukkan kedalam table dan diolah lembar persetujuan untuk menjadi
dengan menggunakan SPSS responden.
untukmengetahui distribusi frekuensinya. 2. Anonimity (TanpaNama)
Anonimity berartitidak perlu
G. AlurPenelitian mencantumkan nama pada lembar
Alur penelitian yang dilakukan yaitu: pengumpulan data (kuesioner).
Penelitihanya menuliskan kode pada
lembar pengumpulan data.
Pengambilan izin ke Institusi terkait 3. Comfidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi responden
dijamin oleh peneliti dan hanya data
Pengambilan sampel
tertentu yang akan dilaporkan dalam
hasil penelitian.
Pengolahan data: editing,
coding, abulating
HASIL PENELITIAN
Analisa data A. Deskripsi Hasil Penelitian
Hasil penelitian dikelompokkan menjadi
Penyajian data dua yaitu karakteristik responden dan analisa
univariat. Hasil analisis di sajikan dalam
bentuk tabel yang dilengkapi dengan
penjelasan sebagai berikut:

1. Karakteristik responden
a. Umur
Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan kelompok Umur
No Umur f %
1 25 – 44 22 33,9
2 45 – 64 32 49,2
3  65 11 16,9
Total 65 100

yang paling sedikit adalah memiliki


Tabel 5.1 menunjukkan bahwa umur > 65 tahun yaitu 11 (16,9%),
umur pasien hipertensi terbanyak selebihnya kategori yang memiliki
berada pada kategori umur antara 45- umur 25-44 Tahun yaitu 22 orang.
64 tahun yaitu 32 (49,2%) , sedangkan

12
b. Pendidikan
Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan tingkat Pendidikan

No Pendidikan f %
1 SD 26 40
2 SMP 17 26,1
3 SMA 18 27,6
4 S1 4 6,1
Total 65 100

pendidikan paling rendah yakni S1


Tabel 5.2 menunjukkan bahwa hanya terdapat 4 (6,1%) responden,
tingkat pendidikan pasien hipertensi selebihnya memiliki pendidikan SMP,
tertinggi berada pada kategori SD dan SMA.
sebanyak 26 orang (40%), sedangkan
c. Pekerjaan
Tabel 5.3 Distribusi responden menurut jenis Pekerjaan
No Pekerjaan f %
1 I.R.T 33 50,8
2 Wiraswasta 12 18,4
3 PNS 4 6,1
4 Petani 16 24,7
Total 65 100

Tabel 5.3 menunjukkan bahwa memiliki pekerjaan PNS hanya


dari 65 responden, paling banyak terdapat 4 orang (6,1%), selebihnya
memiliki pekerjaan IRT terdapat 33 memiliki pekerjaan wiraswasta dan
orang (50,8%) dan paling sedikit petani.

2. Analisis Karakteristik variabel responden


a. Mengontrol Tekanan Daraah
Tabel 5.4. Upaya responden dalam mengontrol tekanan darah secara teratur

NO Upaya f %
1 Mengontrol 6 9,2
2 Tidakmengontol 59 90,8
Total 65 100

Table 5.4 menunjukkan bahwa diantaranya 59 orang (90,8%)


dari 65 responden, yang tidak sedangkan yang mengontrol
mengontrol tekanan darah tekanan darah 6 orang (9,2%).

b. Pengetahuan Pasien Hipertensi Tentang Diet Hipertensi


Tabel 5.5. Distribusi responden tentang Diet pada pasien Hipertensi

No Pengetahuan f %
1 Baik 8 12,3
2 Kurang 57 87,7

Total 65 100

13
Tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 57orang (87,7%), sedangkan yang
65 responden, yang memiliki memiliki pengetahuan baik 8 orang
pengetahuan yang masih kurang (12,3%).
tentang diet hipertensi diantaranya

c. Pengetahuan Pasien Hipertensi tentang Berolahraga Secaraa Teratur


Tabel 5.6. Distribusi Responden Berolahraga Secara Teratur
.
No Pengetahuan f %
1 Baik 6 9,2
2 Kurang 59 90,8

Total 65 100

Tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari orang (90,8%), sedangkan yang


65 responden, yang memiliki memiliki pengetahuan baik 6 orang
pengetahuan yang masih kurang (9,2%).
tentang berolahraga diantaranya 59

d. Keteraturan Pasien Hipertensi Berobat


Tabel 5.7. Distribusi Responden Dalam Upaya Keteraturan Berobat
.
No Keteraturan f %
berobat
1 Teratur 4 6,1
2 Tidak teratur 61 93,9
Total 65 100

Pada Tabel 5.7 (93,9%), sedangkan berobat secara


menunjukkan bahwa dari 65 teratur 4 orang (6,1%).
responden, yang berobat secara
tidak teratur diantaranya 61 orang
B. Pembahasan nutrisi sesuai dengan kebutuhan yang
Setelah dilakukan pengumpulan, diperlukan. (Wulandari, 2011)
pengolahan, dan penyajian data, maka peneliti Pola makan sehat, bersama dengan
akan melakukan pembahasan hasil penelitian berolahraga teratur rmemiliki kekuatan untuk
yang dikaitkan dengan berbagai referensi yang membantu mencegah penyakit jantung dan
ada. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan hipertensi. (Casey dan Benson, 2006)
gambaran upaya pasien dalam mengontrol Dari hasil penelitian dilakukan di
tekanan darah pada pasien hipertensi di RSUD RSUD Syekh Yusuf pada tanggal 27 Mei
Syekh Yusuf Kabupaten Gowa. sampai 27 Juni 2013 menunjukkan bahwa dari
1. Mengontrol Tekanan Darah 65 responden, yang tidak mengontrol tekanan
Hipertensi tidak akan muncul begitu darah diantaranya 59 orang (90,8%)
saja. Naik turunnya tekanan darah, biasanya sedangkan yang mengontrol tekanan darahnya
merupakan akumulasi dari sikap hidup yang 6 orang (9,2%). Hal ini menunjukkan bahwa
tidak sehat dan kurun waktu lama. Semua pasien yang mengontrol tekanan darahnya
kebiasaan –kebiasaan yang buruk dalam masih kurang. Ini bisa dipengaruhi oleh umur,
kehidupan dan pola makan yang tidak sehat jenis pendidikan, dan tingkat pekerjaan. Di
akan menambah daftar buruk yang mamicu lihat dari umur pasien yang paling tinggi
terjadinya hipertensi. Sebagai langkah yang mengalami hipertensi umur 45 – 64 tahun
harus dilakukan yaitu dengan menjalankan sebanyak 32 orang (49,2%), dan dari tingkat
pola hidup yang sehat adalah makan makanan pendidikan yang paling dominan yaitu SD
yang mengandung kalori dan kebutuhan sebanyak 26 orang (40%) dan paling rendah
S1 sebanyak 4 orang (6,1). Jenis pekerjaan

14
yang paling mendominasi yaitu I.R.T tentang diet hipertensi masih kurang tiu di
sebanyak 33 orang (50,8%) dan Petani karenakan pasien hipertensi tidak mengetahui
sebanyak 16 orang (24,7%). Kurangnya pasien makanan apa yang harus dihindari misalnya
hipertensi yang berupaya mengontrol tekanan mengurangi mengonsumsi makan yang terlalu
darah dapat menyebabkan masih tingginya banyak mengandung garam seprti telur asin,
angka hipertensi dan tingginya angka kejadian kepitng, kerang dan daging. Semuanya itu bisa
penyakit stroke yang merupakan komplikasi meningkatkan tekanan darah. Hal ini bisa
dari penyakit hipertensi. dipengaruhi dari tingkat pengetahuan pasien
Menurut Wulandari (2011), mengatakan yang dimana di dominasi tingkat pendidikan
bahwa hipertensi dapat menyerang hampir SD yaitu sebanyak 26 orang (40%), dantingkat
semua golongan masyarakat di seluruh dunia. SMP sebanyak 17 orang (26,1%). Dan
Jumlah yang menderita hipertensi terus dapatjuga di lihat dari jenis pekerjaan yang
bertambah dari tahun ketahun. Dari data kebanyak I.R.T dan Petani.
penelitian terakhir bahwa 15% dari 230 juta Jika dibandingkan dengan Negara lain
penduduk Indonesia, berarti hampir 35 juta di Asia, Jepang menduduki ranking pertama
penduduk Indonesia terkena hipertensi. sebagai Negara dengan presentase menderita
2. Diet Hipertensi (Diet Rendah Garam) hipertensi terbesar yang banyak menyukai
Diet hipertensi ini dapat dilakukan makanan yang asin.
dengan mengurangi asupan garam yang masuk 3. Berolahraga secara teratur
kedalam tubuh dengan menggunakan ukuran Kurangnya aktifitas fisik atau
sekitar satu sendok teh garam perhari dan berolahraga merupakan salah satu factor utama
memperbanyak komsumsi serat dapat terjadinya hipertensi, terutama bila gaya hidup
memperlancar buang air besar dan mengurangi pasif itu dimulai sejak usia muda. Dengan
asupan nutrisi. Diet ini juga dilakukan dengan berolahraga aerobic secara teratur dan dalam
menghentikan kebiasaan buruk seperti minum takaran cukup, pasien hipertensi bisa
minuman alkohol dan kopi yang dapat memacu meningkatkan kebugaran sekaligus kualitas
detak jantung. Selain itu, memperbanyak hidupnya. Latihan berolahraga bisa pula
asupan kalium dapat membantu kelebihan menurunkan risiko mengalami penyakit
natrium. (Wulandari, 2011) jantung. Misalnya selama melakukan latihan-
Diet DASH dapat menurunkan tekanan latihan aerobic yang keras, tekanan darah
darah dan dapat menghilangkan kebutuhan sistolik naik menjadi 150 -200 mmHg dari
terhadap pengobatan. Diet ini dapat tekanan sistolik ketika beristirahat sebesar 110
memungkinkan untuk mengurangi dosis atau -20 mmHg. Sebaliknya segera satelah latihan
jumlah obat yang di komsumsi. Diet DASH aerobic selesai, tekanan darah akan turun
juga mendorong komsumsi biji-bijian. Manfaat sampai di bawah normal dan berlangsung
diet DASH akan menjadi lebih baik lagi bila selama 30 – 120 menit. Penurunan ini terjadi
mengurangi sodium dalam makanan. (Casey karena pembuluh darah mengalami pelebaran
dan Benson, 2006) dan relaksasi. Latihan berolahraga bias
Untuk mencegah asupan sodium yang menurunkan tekanan darah kerena latihan ini
berlebihan sebagai penggantinya tersedia dapat merilekskan pembuluh – pembuluh
garam diet. Garam diet adalah garam yang tidak darah. Lama-kelamaan, latihan berolahraga
mengandung sodium, tetapi mengandung dapat melemaskan pembuluh-pembuluh darah
mineral lain, umumnya, berupa kalium klorida sehingga tekanan darah menurun. Latihan
(KCL). Diet rendah garam dengan membatasi berolahraga juga dapat menyebabkan aktifitas
asupan garam sebanyak 1.500 mg/hari. saraf, reseptor hormone dan produksi hormone-
(Lingga, 2012) hormon tertentu menurun. (Wulandari, 2011)
Dari hasil penelitian terhadap 65 Dari hasil penelitian terhadap 65
responden yang dilakukan diRSUD Syekh responden yang dilakukandi RSUD Syekh
Yusuf Kabupaten Gowa diperoleh data bahwa Yusuf diperoleh data bahwa gambaran upaya
gambaran upaya pasien dalam mengontrol pasien dalam mengontrol tekanan darah pada
tekanan darah pada pasien hipertensi dengan padap pasien hipertensi dengan berolahraga
diet hipertensi masih kurang atau sekitar 57 sangat kurang atau sekitar 59 orang (90,8%)
orang (87,7%) dan yang melakukan diet dan yang tidak berolahraga sekitar 6 orang
hipertensi yang baik sebanyak 8 orang (12,3%). (9,2%),
Dari data penelitian yang di dapat Dari data menunjukkan masih kurangnya
menunjukkan bahwa pengetahuan pasien pengetahuan tentang manfaat dari berolahraga.

15
Dengan melakukan olahraga secara teratur bisa mengontrol tekanan darah pada pasien
menurunkan tekanan darah tinggi. Jika sudah hipertensi dengan berobat secara teratur masih
dinyatakan positif menderita tekanan darah kurang atau sekitar 61 orang (93,9%) dan yang
tinggi, yang harus dilakukan yaitu dengan berobat secara teratur sebanyak 4 orang (6,15
berolahraga ringan. Olahraga dilakukan selama %).
30 hingga 45 menit sehari. Kurangnya pasien Dari hasil penelitian menunjukkan
hipertensi yang berupaya mengontrol tekanan bahwa masih tingginya pasien hipertensi yang
darah dengan berolahraga menyebabkan masih tidak memeriksakan kesehatannya sehingga
tingginya angka hipertensi dan tingginya angka banyak masyarakat yang mengalami hipertensi.
kejadian penyakit stroke yang merupakan Selain itu, pasien hipertensi juga sering
komplikasi dari penyakit hipertensi. menghentikan pengobatan tanpa intruksi dari
dokter ini semua yang bisa menyebabkan
4. Keteraturan Berobat serangan jantung, stroke, gagal jantung,
Pengobatan untuk mengatasi hipertensi penyakit ginjal kronis,. Tetapi masih ada
adalah pengobatan yang menggunakan obat- sekitar 6,1% yang berobat secara teratur itu di
obatan kimia. Bila pengobatan obat-obat kimia karenakan pasien hipertensi sering mengontrol
ini ditangani oleh dokter untuk menjalani tekanan darahnya ke puskesmas atau rumah
serangkaian proses pemeriksaan. Tujuannya sakit apabila tekanan darahnya meningkat.
untuk mendiagnosis tingkat keparahan
hipertensinya dan menentukan jenis obat yang PENUTUP
paling tepat diberikan. (Wulandari, 2011).
Tujuan tiap program penanganan bagi A. Kesimpulan
setiap pasien adalah mencegah terjadinya Berdasarkan hasil analisis data yang di
amorbiditas dan mortalitas penyerta dengan dapatkan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu
mencapai dan mempertahankan tekanan darah gambaran upaya pasien dalam mengontrol
dibawah 140/90 mmHg. Efektifitas setiap tekanan darah pada pasien hipertensi di RSUD
program ditentukan oleh derajat hipertensi, Syekh Yusuf Kabupaten Gowa maka dapat
komplikasi, biaya perawatan, dan kualitas disimpulkan sebagai berikut:
hidup sehubungan dengan terapi. Obat-obatan 1. Upaya pasien dalam mengontrol tekanan
yang digunakan meliputi penyekat beta- darah masih kurang. Hal ini menunjukkan
adrenergik, penyekat alfa-reseptor, antagonis bahwa dari 65 responden, yang tidak
kalsium (penyekat saluran kalsium), diuretik mengontrol tekanan darahnya 59 orang
seperti furosemid yang berfungsi untuk (90,8%), sedangkan yang mengontrol tekanan
menurunkan tekanan darah, serta darahnya 6 orang (9,2%). Hal ini berarti masih
inhibitorenzim yang mengkonversi angiotensin banyak yang tidak berupaya mengontrol
(ACE) seperti captopril yang merupakan obat tekanan darahnya.
antihipertensi. (Smeltzer,2004) 2. Upaya pasien dalam mengontrol tekanan
Obat antihipertensi golongan diuretic darah dengan menjalankan diet hipertensi
bekerja dengan cara membuang kelebihan air masih kurang. Hal ini menunjukkan bahwa
dan natrium melalui pengeluaran urine. dari 65 responden, yang memiliki
Berkurangnya air dalam darah mengakibatkan pengetahuan yang masih kurang tentang diet
volume darah menurun sehingga pekerjaan hipertensi diantaranya 57 orang (87,7%),
jantung ringan. Pemakai obat jenis ini sedangkan yang memiliki pengetahuan baik 8
mengalami banyak buang air kecil. Golongan orang (12,3%).
obat ini merupakan pilihan pertama untuk 3. Upaya pasien dalam menurunkan tekanan
pengoobatan hipertensi. Penggunaan diuretic darah dengan berolahraga masih kurang. Hal
dalam dosis tinggi dapat memicu encok dan ini menunjukkan bahwa dari 65 responden,
diabetes. Selain itu, dapat menurunkan yang memiliki pengetahuan yang masih
potassium dalam darah dan meningkatkan kurang tentang berolahraga diantaranya 59
kadar kolesterol atau lemak. Sedangkan orang (90,8%), sedangkan yang memiliki
golongan Beta-Blocker bekerja dengan cara pengetahuan baik 6 orang (9,2%)
memperlambat kerja jantung dan menurunkan 4. Upaya pasien dalam mengontrol tekanan
tekanan darah. (Widharto, 2007). darah dengan berobat secara teratur masih
Dari hasil penelitian terhadap 65 kurang. Hal ini menunjukkan bahwa dari 65
responden yang dilakukan diperoleh data responden, yang berobat secara tidak teratur
bahwa gambaran upaya pasien dalam diantaranya 61 orang (93,9%), sedangkan

16
yang berobat secara teratur yaitu 4 orang
(6,1%).

DAFTAR PUSTAKA Kusuma, Amin Hunda Nurarif Hardhi. .2015.


Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan
Askes. Buku Pemantauan Status Kesehatan, bagi Diagnose Medis & NANDA. NIC-NOC.
Peserta Program pengelolaan Penyakit Edisi Revisi Jilid 2.
Kronis Diabetes Tipe 2 dan Hipertensi. PT Notoatmojo,soekidjo.(2007).
Askes (Persero). IlmuKesehatanMasyarakat.RinekeCipta.Ja
Ardiansyah, Muhammad (2012). Medikal Bedah karta.
Untuk Mahasiswa. Jogjakarta : Diva Perss. Price, Sylvia A. Willson, Lorraine M. (2006).
Corwin, Elisabeth J. (2009). Buku Saaku Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses
Patofisiologi.EGC.Jakarta Penyakit. EGC.Jakarta.
Casey, Aggie R. N, M. Sdan Benson, Herbert, Reeves, Harlene J.et all. (2001).
M.D (2006). Menurunkan Tekanan Darah. KeperawatanMedikalBedah.
Bhuana. Jakarta SalembaMedika. Jakarta
Hidayat,A Aziz Alimul.(2007). Riset Smeltser, Susanne C. Bare, Brenda G. (2002).
Keperawatan dan Teknik Penulisan Brunner &Suddarth Buku Ajar Keperawatan
Ilmiah. Salemba Medika. Jakarta Medikal Bedah. EGC. Jakarta.
Lang, Stefan Silbernagl Florian.2012. Teks & Wulandari, Ari. (2011). Cara
Atlas Berwarna Patopisiologi. Penerbit Buku JituMengatasiHipertensi.ANDI.
Kedokteran.EGC. Jakarta Yogyakarta
Lingga, Lanny PhD.(2012). Widharto, dr. (2007). BahayaHipertensi.
BebasHipertensiTanpaObat. SundaKelapa. Jakarta
AgroMedia.Jakarta Wijoyo, IR. Padmianso M. (2011).
Mikail, Bramirus. (2011). 10 Cara RahasiaPenyembuhanHipertensiSecaraAla
MenurunkanTekananDarah.Kompas. mi.Gramedia. Jakarta
Com. 22 Maret 2013

17

Anda mungkin juga menyukai