Anda di halaman 1dari 14

JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 18, NOMOR 1, APRIL 2017, 34-47

ANALISIS PENGARUH FAKTOR ORGANISASI DAN FAKTOR


INDIVIDU TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS
STUDI PADA PUSKESMAS KECAMATAN KEDAWUNG
KABUPATEN SRAGEN - PROVINSI JAWA TENGAH

Karno1
Isbandi Rukminto Adi2
Bambang Shergi Laksmono3
ABSTRAK
Obyek penelitian ini adalah kualitas pelayanan kesehatan Puskesmas Kedawung di Kecamatan Kedawung Kabu-
paten Sragen Provinsi Jawa Tengah. Berdasarkan pembahasan diperoleh hasil, bahwa terdapat pengaruh yang
positif dan signifikan antara Faktor Organisasi dan Faktor Individual terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan
Puskesmas Kedawung. Hal ini ditunjukkan dari 8 (delapan) Hipotesis secara keseluruhan diterima dan memiliki
hubungan positif dan signifikan. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Faktor Organisasi dan Faktor Indi-
vidu merupakan faktor-faktor yang menentukan kualitas pelayanan kesehatan Puskesmas Kedawung, Kabupaten
Sragen. Hasil analisis triangulasi menunjukkan bahwa kinerja pelayanan kesehatan Puskesmas Kedawung dika-
tegorikan sangat baik (sempurna).Temuan Penelitian adalah sebuah “Model Penjaminan Pelayanan Kesehatan”
dikembangkan dari konsep baru dan dikonstruksi dengan 13 faktor, yaitu (1) Sumber Daya, (2) Akuntabilitas
Dana, (3) Keterampilan Organisasi, (4) Demotivator, (5) Ekstroversi, (6) Tugas Kepemimpinan, (7) Hubungan
Kepemimpinan, (8) Perubahan Kepemimpinan, (9) Sumber Daya Manusia Informasi, (10) Teknologi Informasi,
(11) Relasi Informasi, (12) Prosedur Pelayanan, dan (13) Teknis Pelayanan. Kesimpulan penelitian, secara kese-
luruhan hipotesis diterima dan hubunganya positip dan signifikan. Akhirnya ditemukan sebuah Model Penjaminan
Pelayanan Kesehatan. Kinerja pelayanan kesehatan Puskesmas Kedawung sangat baik. Sehingga Pemerintah
Pusat, Pemerintah Daerah, dan Manajemen Puskesmas Kedawung agar model dengan 13 faktor tersebut dapat
dijadikan norma, standar, prosedur, dan kriteria dalam pelayanan kesehatan masyarakat.

ABSTRACT
The research object is the quality of health service organized by Public Health Centre (PHC) in Kedawung Dis-
trict, Sragen Regency, Central of Java Province. Based on the discussion of the results obtained by the conclusion,
that there is a positive and significant influence between Organization Factors and Individual Factor toward
Quality of Health Services organized by Kedawung PHC. Thus the hypothesis being tested eight acceptable. Thus
it can be stated that the Organization Factors and Individual Factor are factors that determine the quality of
health services organized by kedawung Community Health Center in Sragen regency.The research finding is a new
model of health service with the title “ Health Service Assurance Model”. The model was developed from a new
concept and construction with 13 factors, namely (1) Resources Services, (2) Accountability Services Fund, (3)
Organization Skills Service, (4) Demotivator Services, (5) Extroversion Services, (6) Orientation Task Leadership
services, (7) Orientation Relationship Leadership services, (8) Orientation Changes Leadership Services, (9) Hu-
man Resources Information Services, (10) Information Technology Services, (11) Relations Information Service,
(12) Procedures Service, and (13) Technical Services.Research conclusion, the overall hypothesis is accepted and
its relations positive and significant. Finally found is Model of Health Services Assurance . Performance of health
services PHC Kedawung very good. Suggestions for Central Government, Local Government, and Management
Health Center Kedawung that 13 factors can be used as norms, standards, procedures and criteria in the commu-
nity health services.

KEY WORDS: Public health service, minimum service standards, allocation fund, capacity building, reward sys-
tem, attribute personality, leadership, information systems, client orientation, health services assurance.

1 Alumni Program Doktor Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP Universitas Indonesia


2 Staf Pengajar Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP Universitas Indonesia
3 Staf Pengajar Departemen Ilmu Kesejahteraan Sosial, FISIP Universitas Indonesia
34
ANALISIS PENGARUH FAKTOR ORGANISASI DAN FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS STUDI
PADA PUSKESMAS KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN - PROVINSI JAWA TENGAH (KARNO, ISBANDI RUKMINTO
ADI, BAMBANG SHERGI LAKSMONO)
PENDAHULUAN Keberhasilan Kabupaten Sragen di bidang
kesehatan tersebut yang membedakan de-
Upaya Kabupaten Sragen Provinsi Jawa
ngan Kabupaten/Kota di Indonesia. Dengan
Tengah untuk meningkatkan keterjangkau-
demikian, dapat dinyatakan bahwa Kabupa-
an pelayanan kesehatan masyarakat dengan
ten Sragen merupakan salah satu inovator
membentuk Desa Siaga dan menempatkan
dan gudangnya penghargaan dibidang kese-
Bidan Desa di setiap Desa/Kelurahan yang
hatan. Adapun bidang-bidang yang menjadi
berjumlah 208 pada tahun 2008. Hal ini di-
prioritas Kabupaten Sragen adalah bidang
tunjukkan dengan cakupan persalinan yang
pendidikan, kesehatan dan ekonomi. Keber-
ditolong oleh tenaga kesehatan mencapai
hasilan di bidang kesehatan tersebut sebagai
97,95%, kemampuan Puskesmas untuk me-
indikator salah satunya dibidang kebersihan,
layani UGD 24 jam sebanyak 24 Puskesmas
sehingga Kabupaten Sragen meraih penghar-
(92,3%) dan rawat inap sebanyak 12 Puskes-
gaan Adipura 6 (enam) kali berturut-turut.
mas (46,1%) dari jumlah keseluruhan 26 Pus-
www.infosukowati.co.cc/2010/03/sra-
kesmas. Keberhasilan pelayanan kesehatan
gen-gudangnya-prestasi-di-bidang.html).
lainnya yang juga menarik, antara lain, pen-
Keberhasilan dibidang pelayanan publik, Ka-
derita gangguan jiwa mengalami penurunan
bupaten Sragen merupakan salah satu yang
dari tahun 2007 sebesar 59,82% jiwa menja-
berhasil meningkatkan kualitas pelayanan bi-
di 44,62% sebesar 14.834 orang pada tahun
dang kesehatan yang ditunjukkan oleh keber-
2008. Penurunan tersebut disebabkan sema-
hasilan Puskesmas Kedawung II yang mem-
kin membaiknya perekonomian masyarakat
peroleh sertifikasi ISO 9000: 2001.
Kabupaten Sragen.4
Dengan beberapa keberhasilan-keberha-
Berdasarkan analisis data kesehatan ter-
sil- an tersebut, merupakan sebuah fenomena
sebut, menunjukkan bahwa penyelenggaraan
secara kualitatif tentu layak untuk diteliti, ter-
sistem pelayanan kesehatan di Kabupaten
utama dalam pelayanan kesehatan yang ber-
Sragen layak dianggap berhasil. Keberhasil-
kualitas oleh Puskesmas Kedawung Kabupa-
an ini merupakan proses percepatan pemba-
ten Sragen. Fenomena tersebut terjadi tentu
ngunan bidang kesehatan yang dicanangkan
tidak lepas dari pengaruh berbagai faktor.
dalam RPJMD Kabupaten Sragen Tahun
Faktor-faktor yang mempengaruhi fe-
2006-2011 dan secara manajerial dijabar-
nomena pelayanan kesehatan dimaksud
kan dalam Rencana Strategis, serta Program
adalah Faktor Organisasi meliputi variabel
Kerja Tahunan Dinas Kesehatan Kabupaten
Implementasi kebijakan Standar Pelayanan
Sragen. Selain itu, Kabupaten Sragen juga
Minimal (SPM), alokasi dana, pelaksanaan
telah mengimplementasikan pola pendekat-
program capacity building, reward system,
an pembangunan yang bersifat menyeluruh
kepemimpinan, sistem informasi dan orien-
dan terpadu yang disebut pendekatan CMO
tasi klien. Sedangkan Faktor Individu adalah
(Comprehensive Multidisciplinary Outline
variabel personality attributes. Dengan de-
Approach) sampai di seluruh tataran admi-
mikian dalam penelitian dapat diasumsikan
nistrasi dan teknis kesehatan hingga ke ting-
bahwa terdapat 7 variabel pada faktor organi-
kat RT/RW.
sasi dan 1 variabel pada faktor individu yang
berpengaruh terhadap kualitas pelayanan ke-
4 Sragen Dalam Angka 2008

35
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 18, NOMOR 1, APRIL 2017, 34-47

sehatan yang diselenggarakan oleh Puskes- Kabupaten Sragen dan pimpinan Puskesmas-
mas Kedawung Kabupaten Sragen. -puskesmas di Kabupaten Sragen terutama
Dengan perspektif tersebut, guna meng- oleh pimpinan Puskesmas Kedawung dalam
aktualisasikan asumsi-asumsi tersebut perlu rangka meningkatkan kualitas pelayanan ke-
dilakukan suatu pendekatan penelitian de- sehatan masyarakat.
ngan dipilih judul penelitian adalah “Anali-
sis Pengaruh Faktor Organisasi dan Faktor 1. Teori Kesejahteraan Sosial
Individu Terhadap Kualitas Pelayanan Pus- Manusia itu adalah mahluk sosial dan
kesmas”. Studi pada Puskesmas Kecamat- menjadi sosok yang hidup dalam suatu sis-
an Kedawung, Kabupaten Sragen, Provinsi tem sosial, maka manusia tidak bisa lepas
Jawa Tengah. dari perkembangan, kebutuhan, dan permasa-
Pertanyaan Penelitian yang diajukan ada lahan sosial. Oleh sebab itu, manusia sangat
8 (delapan) pertanyaan yang diringkas secara membutuhkan suatu kondisi kesejahteraan
komprehensif yaitu “adakah pengaruh Im- sosial untuk mendukung pertumbuhan dan
plementasi Kebijakan SPM, Alokasi Dana, kesejahteraannya sebagai individu, anggota
Pelaksanaan Program Capacity Building, keluarga, dan juga anggota kelompok ma-
Reward System, Personality Attribute, Kepe- syarakat. Hal ini sejalan dengan konsep pe-
mimpinan, Sistem Informasi, dan Orientasi mahaman kesejahteraan sosial mengacu pada
Klien terhadap Kualitas Pelayanan Kesehat- Pasal 1 Undang-Undang Nomor 11 Tahun
an di Puskesmas Kedawung?” 2009 tentang Kesejahteraan Sosial, terpenuh-
Tujuan Penelitian ada 8 (delapan) tujuan inya kebutuhan material, spiritual dan sosial.
yang sejalan dengan pertanyaan penelitian Kebutuhan-kebutuhan tersebut bersifat di-
tersebut adalah “menganalisis masalah Im- namis dan dipengaruhi oleh berbagai faktor
plementasi Kebijakan SPM, Alokasi Dana, yang berasal dari internal dan eksternal indi-
Pelaksanaan Program Capacity Building, vidu. Apabila kebutuhan-kebutuhan tersebut
Reward System, Personality Attribute, Kepe- tidak terpenuhi, maka akan menimbulkan
mimpinan, Sistem Informasi, dan Orientasi permasalahan kesejahteraan sosial, seperti
Klien dan pengaruhnya terhadap Kualitas penyimpangan perilaku, kesehatan, kerawan-
Pelayanan Kesehatan Puskesmas Kedawung an sosial, ketidakberdayaan sosial, ketegang-
serta memperoleh konsep baru di bidang pe- an sosial, dan pertikaian sosial. Permasalahan
layanan publik. tersebut terjadi dalam sistem sosial disebab-
Manfaat penelitian ini, untuk manfaat teo- kan oleh Adaptation, Goal attainment¸ Pat-
ritis diperolehnya temuan empirik yang dapat tern maintenance, dan Integration. (Dale et
dikembangkan menjadi suatu konsep atau te- al, 2006).
ori baru dan dapat dijadikan acuan studi oleh Permasalahan kesehatan merupakan hal
peneliti-peneliti lain untuk mengembangkan yang sangat penting, karena terkait dengan
konsep-konsep penelitian yang lebih men- salah satu indikator kesejahteraan masyara-
dalam dan luas. Sedangkan manfaat praktis kat. Untuk itu membutuhkan pemecahan atau
tersusunnya suatu rekomendasi yang dapat solusi dengan pendekatan sosial yang ber-
dijadikan masukan bagi Pemerintah terutama bentuk pelayanan kepada masyarakat yang
Kementerian Kesehatan, Pemerintah Daerah berkualitas. Oleh karena itu, diperlukan kon-

36
ANALISIS PENGARUH FAKTOR ORGANISASI DAN FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS STUDI
PADA PUSKESMAS KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN - PROVINSI JAWA TENGAH (KARNO, ISBANDI RUKMINTO
ADI, BAMBANG SHERGI LAKSMONO)
sep penyelenggaraan pelayanan kesehatan mengungkap hubungan pengaruh terhadap
yang berkualitas guna meningkatkan derajat kualitas pelayanan kesehatan oleh Puskes-
kesehatan masyarakat dan salah satu peng- mas Kedawung.
ejawatahannya diperlukan kebijakan sosial
untuk mengatasi masalah-masalah dibidang 2. Konsep Operasional Variabel Penelitian
kesehatan di masyarakat. Variabel Implementasi Kebijakan SPM,
Berdasarkan uraian tersebut, berbagai yang berdasarkan teori implementasi kebi-
upaya mencapai tujuan kesejahteraan sosial jakan publik menurut Edward III (1980 :
yang kemukakan Zastrow (1996:4) yakni: 9-12) mengatakan bahwa ada empat critical
The goal of social welfare is to fulfill the factors yang menentukan keberhasilan im-
social, financial, health, and recreational plementasi kebijakan, yaitu communication,
requirments of all individuals in a society. resources, disposition or attitude, dan bure-
Social welfare seeks to enhance the soci- aucratic structure. Kemudian disusun defi-
al functioning of all age groups, both rich nisi konseptual variabel adalah pelaksanaan
and poor. When other institutions in our ketentuan tentang standar pelayanan minimal
society, such as the market economy and dalam penyelenggaraan sistem pelayanan ke-
the family, fail at times to meet the basic sehatan masyarakat yang diungkap dari com-
needs of individuals or groups of people, munication, resources, disposition or attitu-
then social services are needed and de- de, dan bureaucratic structure. Selanjutnya
manded. diturunkan menjadi empat dimensi kajian,
yaitu: (1) Komunikasi, (2) Sumber Daya, (3)
Dengan demikian, pembangunan kese-
Sikap, dan (4) Struktur Birokrasi. Keempat
jahteraan sosial diarahkan untuk mencegah,
dimensi tersebut, dikembangkan menjadi in-
mengatasi atau memberikan kontribusi ter-
dikator penelitian.
hadap pemecahan masalah sosial dan seka-
Variabel Alokasi Dana, yang berdasar-
ligus meningkatkan kualitas hidup individu,
kan teori anggaran dari Mardiasmo (2002 :
kelompok dan masyarakat melalui berbagai
105) yang mengatakan bahwa prinsip-prinsip
usaha kesejahteraan sosial. Kondisi tersebut,
yang mendasari pengelolaan keuangan dae-
tercermin dari lingkungan sosial yang aman,
rah selaras dengan budgeting reform adalah
sehat dan tentram serta terjalinnya kerukunan
transparansi, akuntabilitas, dan value for mo-
sosial yang mendukung setiap individu dapat
ney. Kemudian disusun definisi konseptual
tumbuh dan berkembang sebagaimana mes-
variabel adalah penyerahan biaya pelayanan
tinya dalam memenuhi kebutuhan hidup dan
kesehatan dari Pemerintah Kabupaten Sra-
merealisasikan harapan. Untuk memenuhi
gen kepada Puskesmas yang dikelola dengan
hal tersebut diperlukan keterkaitan berbagai
prinsip pengelolaan anggaran yang meliputi
disiplin ilmu lainnya, sebagaimana yang di-
transparansi, akuntabilitas dan value for mo-
kemukakan oleh Zastrow (1996: 7) adalah
ney. Selanjutnya, diturunkan menjadi tiga
social welfare’s relationship to sociology and
dimensi kajian, yaitu: (1) Transparansi, (2)
to other academy disciplines. Sebagaimana
Akuntabilitas, dan (3) value for money. Ke-
dalam penelitian ini juga menerapkan teori-
tiga dimensi tersebut dikembangkan menjadi
-teori sebagai konsep variabel yang dapat
indikator penelitian.

37
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 18, NOMOR 1, APRIL 2017, 34-47

Variabel Pelaksanaan Program Capacity (5) Relevansi Penghargaan, (6) Tujuan-tuju-


Building, yang berdasarkan teori kapasitas an. Keenam dimensi tersebut, dikembangkan
kelembagaan dari McKinsey (2001:33) yang menjadi indikator penelitian.
mengatakan bahwa kapasitas kelembagaan Variabel Personality Attribute, yang ber-
adalah The Capacity Framework, defines dasarkan teori personality attribute menurut
nonprofit capacity in a pyramid of seven es- McShane and Gilinow (2008:52-53) menga-
sential elements: three higher-level elements takan bahwa “Since the days of Plato scho-
- aspirations, strategy, and organizational lars have been trying to develop lists of per-
skills - three foundational elements - sys- sonality traits. They aggregated these words
tems and infrastructure, human resources, into 171 clusters, then further shrank them
and organizational structure - and a cultural down to five abstract personality dimensions
element which serves to connect all the ot- (conscientiousness, agreeableness, neuroti-
hers. Kemudian disusun definisi konseptual cism, openness to experience, and extroversi-
variabel adalah peningkatan kapasitas ke- on)”. Kemudian disusun definisi konseptual
lembagaan Puskesmas yang terungkap dari variabel adalah ciri khas penampilan indivi-
aspirations, strategy, organizational skills, du pegawai dalam lingkungan kerja Puskes-
systems and infrastructure, human resour- mas yang terungkap dari conscientiousness,
ces, organizational structure, and cultural. agree-ableness, neuroticism, openness to
Selanjutnya, diturunkan menjadi tujuh di- experience, dan extroversion. Selanjutnya,
mensi kajian yaitu: (1) Aspirasi, (2) Strategi, diturunkan menjadi lima dimensi kajian, yai-
(3) Keterampilan Organisasi, (4) Sistem dan tu: (1) Kesadaran, (2) Keramahan, (3) Neuro-
Infrastruktur, (5) Sumber Daya Manusia, (6) tisasi, (4) Keterbukaan Pengalaman, dan (5)
Struktur Organisasi, dan (7) Budaya. Ketujuh Ekstroversi. Kelima dimensi tersebut, dikem-
dimensi tersebut, dikembangkan menjadi in- bangkan menjadi indikator penelitian.
dikator penelitian. Variabel Kepemimpinan, yang berdasar-
Variabel Reward System, yang berda- kan teori kepemimpinan dari Yukl (2007:79)
sarkan teori reward System dari Thorpe dan yang mengatakan bahwa perilaku kepemim-
Homan (2000 : 97) mengatakan bahwa prin- pinan spesifik akan melibatkan campuran
sip-prinsip kunci untuk dimasukkan ke dalam dari tiga perhatian atau tujuan berikut, yak-
strategi penghargaan meliputi prinsip invol- ni: Berorientasi tugas, Berorientasi hubung-
vement, demotivators, equity, reinfor-cement, an dan Berorientasi perubahan. Kemudian
relevance of reward, dan goals. Kemudian disusun definisi konseptual variabel adalah
disusun definisi konseptual variabel adalah sebagai pola interaksi sosial yang saling
kebijakan dan praktik pemberian imbalan mempengaruhi di antara pimpinan dan staf
finansial dan nonfinansial kepada pegawai Puskesmas dalam melaksanakan kegiatan pe-
Puskesmas yang dilaksanakan dengan prin- layanan kesehatan yang terungkap dari peri-
sip-prinsip involvement, demotivators, equ- laku kepemimpinan yang berorientasi tugas,
aty, reinforcement, relevance of reward dan perilaku kepemimpinan yang berorientasi
goals. Selanjutnya, diturunkan menjadi enam hubungan, dan perilaku kepemimpinan yang
dimensi kajian yaitu: (1) Keterlibatan, (2) berorientasi perubahan. Selanjutnya, diturun-
Demotivator, (3) Keadilan, (4) Penguatan, kan menjadi tiga dimensi kajian yaitu perila-

38
ANALISIS PENGARUH FAKTOR ORGANISASI DAN FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS STUDI
PADA PUSKESMAS KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN - PROVINSI JAWA TENGAH (KARNO, ISBANDI RUKMINTO
ADI, BAMBANG SHERGI LAKSMONO)
ku kepemimpinan (1) berorientasi tugas, (2) Variabel Kualitas Pelayanan, yang berda-
berorientasi hubungan, dan (3) berorientasi sarkan teori servequal dari Zeithaml et al.,
perubahan. Ketiga dimensi tersebut, dikem- (1990:25) mengatakan bahwa kualitas pela-
bangkan menjadi indikator penelitian. yanan terdiri dari 5 atribut yaitu: Tangibles,
Variabel Sistem Informasi, yang ber- Responsiveness, Assurance, Empathy, dan
dasarkan teori asset informasi dari Indrajit Reability. Kemudian disusun definisi kon-
(2004: 43-45) mengatakan bahwa aset-aset septual variabel adalah karakteristik pela-
tersebut tercakup dalam tiga aspek (The th- yanan kesehatan yang diselenggarakan oleh
ree I/T Assets), yakni : sumber daya manusia, Puskesmas yang terungkap dari tangibles,
teknologi, dan relasi. Kemudian disusun de- responsiveness, assurance, emphaty dan re-
finisi konseptual variabel adalah sekumpulan alibity. Selanjutan, diturunkan menjadi lima
komponen yang terorganisasi dan saling ber- dimensi kajian, yaitu: (1) Tampilan Fisik, (2)
hubungan atau berinteraksi secara sistematis Responsif, (3) Jaminan, (4) Empati, dan (5)
untuk membangun atau mengolah data men- Keandalan. Kelima dimensi tersebut, dikem-
jadi informasi pelayanan kesehatan yang ter- bangkan menjadi indikator penelitian.
ungkap dari sumber daya manusia, teknologi,
dan relasi. Selanjutnya, diturunkan menjadi METODE
tiga dimensi kajian yaitu: (1) sumber daya
Pendekatan penelitian ini menggunakan
manusia, (2) teknologi, dan (3) relasi. Ketiga
pendekatan campuran (mixed method) yai-
dimensi tersebut, dikembangkan menjadi in-
tu pertama, pendekatan kuantitatif; kedua,
dikator penelitian.
pendalaman hipotesis (indeep of hypothesis)
Variabel Orientasi Klien, yang berdasar-
melalui kegiatan wawancara; dan ketiga, dis-
kan teori orientansi pasien dari Bowhuizen
tribusi skor persepsi penerima pelayanan.
(1986:79) mengatakan bahwa praktik ori-
Pendekatan tersebut, untuk mengukuhkan
entasi terhadap pasien baru bertujuan untuk
hipotesis atau pertanyaan penelitian yang
pasien dan keluarga memahami tentang per-
diukur menggunakan instrumen, observasi,
aturan rumah sakit, pasien dan keluarga me-
dan dokumen yang menghasilkan data yang
mahami tentang semua fasilitas yang tersedia
dapat dianalisis secara diskriptif atau inferen-
dan cara penggunaannya. Kemudian disusun
sial agar dapat memberikan interpretasikan
definisi konseptual variabel adalah orientasi
yang dapat digeneralisasikan.(Tashakkori &
terhadap pasien Puskesmas yang bertujuan
Teddlie,2010).
menyiapkan pasien dan keluarga agar me-
Instrumen pendekatan penelitian tersebut
mahami peraturan Puskesmas, memahami
disusun berdasarkan variabel-variabel yaitu
semua fasilitas pelayanan. Selanjutnya, ditu-
Implementasi Kebijakan SPM (X1), Alokasi
runkan menjadi tiga dimensi kajian penyia-
Dana (X2), Pelaksanaan Program Capacity
pan pemahaman pasien, dan keluarga pasien
Building (X3), Reward System (X4), Perso-
yaitu: (1) peraturan Puskesmas, (2) prosedur
nality Attribute (X5), Kepemimpinan (X6),
pelayanan kesehatan, dan (3) teknis pela-
Sistem Informasi (X7), dan Orientasi Klien
yanan kesehatan. Ketiga dimensi tersebut,
(X8), serta Kualitas Pelayanan Kesehatan
dikembangkan menjadi indikator penelitian.
Puskesmas Kedawung (Y).

39
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 18, NOMOR 1, APRIL 2017, 34-47

Hipotesis Penelitian yang diajukan de- Teknik pengumpulan data dalam pene-
ngan pernyataan (statement) dalam pelayan- litian ini menggunakan Kuesioner, Obser-
an kesehatan Puskesmas Kedawung, sebagai vasi, Wawancara, dan Studi Kepustakaan.
berikut: Pengumpulan data melalui kuesioner juga
1. Implementasi Kebijakan SPM berpenga- dilengkapi karakteristik responden dan pe-
ruh terhadap Kualitas Pelayanan Kesehat- nentuannya dengan menggunakan Accidental
an. Sampling. Kemudian, kegiatan wawancara
2. Alokasi Dana berpengaruh terhadap Kua- dengan informan yang telah ditentukan ter-
litas Pelayanan Kesehatan. dahulu.
3. Pelaksanaan Program Capacity Building Teknik analisis data dalam penelitian
berpengaruh terhadap Kualitas Pelayanan ini meliputi analisis data primer kuantitatif
Kesehatan. menggunakan analisis SEM, analisis data
4. Reward System berpengaruh terhadap Ku- primer kegiatan wawancara menggunakan
alitas Pelayanan Kesehatan. analisis QDA, dan analisis data distribusi
5. Personality Attribute berpengaruh terha- skor persepsi kualitas pelayanan oleh peneri-
dap Kualitas Pelayanan Kesehatan. ma pelayanan menggunakan SPSS. Kemudi-
6. Kepemimpinan berpengaruh terhadap an data-data tersebut diintegrasikan, sehing-
Kualitas Pelayanan Kesehatan. ga dapat ditarik kesimpulan.
7. Sistem Informasi berpengaruh terhadap Peningkatan kualitas penelitian ini de-
Kualitas Pelayanan Kesehatan. ngan menggunakan pendekatan analisis tri-
8. Orientasi Klien berpengaruh terhadap Ku- angulasi berdasarkan observer, dan Method.
alitas Pelayanan Kesehatan. (Neuman,2006). Pendekatan triangulasi ber-
Populasi Penelitian ini sebanyak 857 dasarkan observer, menurut perspektif pe-
orang yang terdiri dari : Pegawai Puskes- jabat struktural birokrasi kesehatan sebagai
mas Kedawung I sebanyak 289 orang; Pe- pemberi pelayanan, penerima pelayanan dan
gawai Puskesmas Kedawung II sebanyak Stakeholder. Kemudian pendekatan triangu-
468 orang; dan Stakeholder (Pengurus PKK, lasi berdasarkan method meliputi pendekatan
Pengurus Posyandu, Pengurus Karang Taru- kuantitatif (korelasi variabel), kualitatif (pen-
na, Kepala Dusun dan Pengurus RT) seba- dalaman kuantitatif), dan kuantitatif (distri-
nyak 100 orang. busi skor persepsi pelayanan).
Sampel Penelitian ini sebanyak 273 res-
ponden yang terdiri dari : Pegawai Puskes- HASIL DAN PEMBAHASAN
mas Kedawung I sebanyak 92 responden;
Pembahasan penelitian ini dilakukan ber-
Puskesmas Kedawung II sebanyak 149 res-
dasarkan hasil penelitian, adalah sebagai ber-
ponden; dan stakeholder sebanyak 32 orang.
ikut:
Penentuan sampel penelitian tersebut meng-
Hasil Uji Kecocokan Keseluruhan Model
gunakan stratified random sampling techni-
(Goodness of Fit) pengaruh variabel-variabel
que dengan Rumus Slovin. Selanjutnya, pe-
independen (Implementasi Kebijakan SPM,
nentuan informan penelitian menggunakan
Alokasi Dana, Pelaksanaan Program Capa-
purposive sampling.
city Building, Reward System, Personality
Attribute, Kepemimpinan, Sistem Informasi,

40
ANALISIS PENGARUH FAKTOR ORGANISASI DAN FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS STUDI
PADA PUSKESMAS KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN - PROVINSI JAWA TENGAH (KARNO, ISBANDI RUKMINTO
ADI, BAMBANG SHERGI LAKSMONO)
Orientasi Klien) terhadap variabel depen- 6. Perilaku Kepemimpinan Kepemimpinan
den (Kualitas Pelayanan Kesehatan) me- (Yulk,2007)
7. Sistem Informasi Sistem Informasi
nunjukkan kecocokan yang baik (good fit). (Indrajit,2004)
Hal ini ditunjukkan dari hasil estimasi untuk 8. Orientasi Pasien Orientasi Klien.
Normed Fit Index (NFI), Non Normed Fit (Bowhuizen,1986)
Index (NNFI), Comparative Fit Index (CFI), 9. Kualitas Pelayanan Kualitas Pelayanan
(servequal) (Zeithaml et Kesehatan
dan Incremental Fit Index (IFI), lebih besar al., 1990)
dari tingkat kecocokan yang disyaratkan ya- Sumber: Hasil Penelitian, 2015
itu 0,90. Informasi, dan Orientasi Klien terhadap
Hasil tersebut menunjukkan bahwa te- variabel dependen Kualitas Pelayanan Kese-
ori-teori-teori yang dijadikan landasan teori- hatan yang diselenggarakan oleh Puskesmas
tik penyusunan konsep operasional variabel Kedawung diperoleh hasil hubungan Positif
dan penyusunan instrumen penelitian dapat dan Signifikan. Hal ini ditunjukkan dari ha-
dinyatakan cocok untuk mengungkap dan sil pengukuran keseluruhan hipotesis dengan
membahas pengaruh 8 (delapan) variabel nilai t-value (dengan tingkat keyakinan 95%)
independen dan 1 (satu) variabel dependen, dan cut of value yang disyaratkan sebesar
sebagaimana Tabel.1. 1,96 (nilai t-value³1,96) dan hasil pengukur-
Hasil persamaan struktural dan pengujian an koefisien jalur (path) lebih besar dari 0,30.
hipotesis, menunjukkan bahwa 8 (delapan) (Hair et al. dalam Wijanto, 2008).
hipotesis secara keseluruhan adalah “Diteri- Hal ini menunjukkan bahwa teori-teori
ma”. Hasil tersebut merupakan analisis pe- yang dijadikan landasan teoritik penyusunan
ngaruh variabel independen Implementasi konsep operasional 8 (delapan) variabel inde-
Kebijakan SPM, Alokasi Dana, Pelaksanaan penden dan 1 (satu) variabel dependen dapat
Program Capacity Building, Reward System, dinyatakan cocok. Dengan demikian, dapat
Personality Attribute, Kepemimpinan, Sis- dinyatakan bahwa penyusunan konsep pene-
tem litian dan pengujian hipotesis telah didasar-
Tabel.1 kan pada pilihan teori-teori yang cocok untuk
Teori dan Variabel Penelitian mengungkap dan mambahas masalah-masa-
No Teori Variabel lah yang dijadikan obyek penelitian.
1. Implementasi Kebi- Implementasi Kebijakan Dengan diterimanya keseluruhan hipote-
jakan Publik (Edward SPM. sis tersebut, maka untuk peningkatan Kualitas
III,1980)
2. Anggaran (Mardiasmo, Alokasi Dana.
Pelayanan Kesehatan yang diselenggarakan
2002) oleh Puskesmas Kedawung sangat dipenga-
3. The Capacity Fra- Pelaksanaan Program ruhi atau ditentukan oleh indikator-indikator
mework Capacity Building
(McKinsey, 2001)
dalam variabel independen. Besarnya penga-
4. Pemberian Reward Reward System ruh antara variabel independen terhadap vari-
System (Thorpe dan abel dependen, sebagaimana pada gambar.1.
Homan, 2000)
5. Personality Attribute Personality Attribute Kemudian, hasil kinerja pelayanan ke-
(McShane and Gilinow, sehatan oleh Puskesmas Kedawung ber-
2008)
dasarkan dari kegiatan wawancara sebagai
pendalaman hasil pendekatan kuantitatif me-

41
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 18, NOMOR 1, APRIL 2017, 34-47

nunjukkan kinerja pelayanan dengan katego- setelah diintegrasikan memperoleh hasil pe-
ri baik atau optimal. Hal ini ditunjukkan dari nelitian seirama atau sejalan mencapai kea-
sebagian besar para informan mengatakan rah positif dalam pelayanan kesehatan Pus-
kinerja pelayanan kesehatan adalah “Sae” kesmas Kedawung.
(Baik). Maknanya, bahwa kinerja pelayanan Temuan Penelitian, berdasarkan realitas
kesehatan Puskesmas Kedawung sudah dapat aktual yang tergali dari fenomena kinerja
memenuhi harapan dan ekspektasi masyara- pelayanan kesehatan Puskesmas Kedawung
kat. Sehingga tingkat kepuasan masyarakat Kabupaten Sragen diperoleh temuan peneliti-
terhadap pelayanan kesehatan Puskesmas an adalah sebuah Pelayanan Kesehatan yang
Kedawung adalah sangat tinggi. mampu memberikan jaminan kepada peneri-
Selanjutnya, hasil distribusi frekuensi ma pelayanan. Pelayanan tersebut menunjuk-
persepsi penerima pelayanan kesehatan oleh kan bahwa pada umumnya para pasien atau
Puskesmas Kedawung secara akumulatif di- keluarga pasien yang berobat atau melakukan
kategorikan sangat Baik dengan nilai distri- pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas Keda-
busi skor sebesar 98,38%. Hal ini berdasar- wung telah tersugesti oleh kinerja pelayanan
kan dari hasil penghitungan distribusi skor kesehatan yang murah atau gratis, namun
persepsi penerima pelayanan Puskesmas Ke- memenuhi harapan. Dengan demikian, temu-
dawung dengan jumlah responden sebanyak an penelitian ini disebut Model Penjaminan
227 responden, yakni : jawaban responden Pelayanan Kesehatan (Health Service Assu-
yang telah diakumulasikan dari (Skor 1 = rance Model).
sangat tidak baik, Skor 2 = tidak baik, dan Model ini merupakan bentuk dekonsen-
skor 3 = cukup baik) menjadi kategori “tidak trasi penelitian pada kajian hubungan kausa-
baik” sebesar 1,62%; dan akumulasi jawaban litas antara dimensi dominan setiap variabel
responden (skor 4 = baik (71,46%) dan skor independen dan dependen.
5 = sangat baik (26,92%)) menjadi kategori Selain itu, model tersebut diperkuat juga
sangat baik (98,38%). oleh pendapat para informan penelitian yang
Dengan demikian, dapat ditarik kesimpul- menunjukkan bahwa penjaminan pelayanan
an bahwa berdasarkan berbagai pendekatan merupakan salah satu efek psikoligis dalam
penelitian yang digunakan dalam penelitian bentuk sugesti. Sebagaimana pendapat in-
ini diperoleh hasil penelitian sebagai berikut forman yang mengatakan “Pasien yang ter-
: 1) pendekatan kuantitatif diperoleh hasil 8 sugesti, sudah bawa obatnya sendiri 50%”.
(delapan) hipotesis “diterima” dengan hu- Dengan demikian, untuk kesembuhan pasien
bungan “posotif dan signifikan”; 2) pende- diperlukan peran dokter sebesar 50% lagi.
katan kualitatif dengan pendalaman melalui Sugesti ini dapat tumbuh dan tertanam pada
kegiatan wawancara diperoleh hasil jawaban pasien atau keluarga pasien, apabila petugas
“Sae (Baik)”; dan 3) pendekatan kuantitatif (provider) kesehatan “mendengar apa yang
dengan distribusi skor penerima pelayanan diminta masyarakat”, “sumeh”, dan mem-
diperoleh hasil “Sangat Baik (98,38%). Ha- berikan program penyuluhan dengan slogan
sil-hasil tersebut menunjukkan bahwa pene- “Jangan Sakit”. Selain itu, juga disebabkan
litian ini telah dilakukan secara obyektif dan oleh adanya interaksi dan saling mempercay-
valid. Karena berbagai pendekatan tersebut

42
ANALISIS PENGARUH FAKTOR ORGANISASI DAN FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS STUDI
PADA PUSKESMAS KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN - PROVINSI JAWA TENGAH (KARNO, ISBANDI RUKMINTO
ADI, BAMBANG SHERGI LAKSMONO)

Gambar 1.
Kontribusi Dimensi-Dimensi Dalam Pengaruh Variabel
Independen Terhadap Variabel Dependen

43
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 18, NOMOR 1, APRIL 2017, 34-47

ai yang baik antara petugas dengan pasien kemampuan Puskesmas. Contoh: untuk me-
atau keluarga pasien. nyembuh penyakit tertentu dibutuhkan obat
Realita di lapangan, bentuk sugesti yang dengan dosis 500 mg, namun yang disedia-
ditemukan pada pasien atau keluarga pasien kan dosis 250 mg. Demi untuk menjaga pen-
yang berobat ke Puskesmas Kedawung pert- jaminan pelayanan yang berkualitas, petugas
ama kali ditanyakan kepada resepsionis ada- pelayanan melakukan interaksi dengan pa-
lah “Dokter A ada tidak?” Ketika “Dokter A sien atau keluarga pasien, sehingga hal ini
Tidak ada”, maka pasien atau keluarga pasien akan minimbulkan kecenderungan terjadinya
tersebut mengurungkan niatnya untuk bero- transaksional antara penyelenggara pelay-
bat dan akan kembali berobat setelah dokter anan dengan pasien atau keluarga pasien.
dimaksud ada di Puskesmas. Artinya, bahwa Berdasarkan hasil penelitian di lapangan,
pasien dan keluarga pasien tersebut sudah yang perlu kembangkan oleh Puskesmas Ke-
tersugesti. dawung adalah bagaimana Puskesmas Keda-
Dalam hal yang lain, ”Mengapa pasien wung mampu merubah sugesti pasien atau
atau keluarga pasien masih banyak yang keluarga pasien ke individu (dokter, bidan
memilih berobat ke bidan atau mantri di- dan mantri) disebut sugesti individu, menjadi
bandingkan ke dokter pada Puskesmas yang sugesti institusi (Puskesmas Kedawung). Hal
sama?” Hal ini, apabila ditilik dari pendidi- ini perlu diaktualisasi agar sugesti individu
kan, kompetensi, profesionalisme memiliki bergeser kepada sugesti institusi dengan cara
level yang berbeda. Perbedaan yang lain, ketika pasien atau keluarga pasien yang akan
jika pasien atau keluarga pasien berobat ke berobat tidak lagi menunjuk kepada individu-
Puskesmas Gratis, sedangkan berobat ke Bi- -individu, tetapi sudah langsung menunjuk
dan atau mantri harus bayar (praktek peng- kepada institusi (Puskesmas). maka sugesti
obatan). Hal ini juga menunjukkan, bahwa institusi telah terjadi. Sehingga sugesti pasi-
pasien atau keluarga pasien sudah tersugesti. en atau keluarga pasien yang terbentuk ada-
Tujuan dan harapan utama pasien atau kelu- lah ”Anda sakit, pergi ke Puskesmas Keda-
arga pasien adalah kesembuhan dari sakit, wung”.
bukan hanya sekedar gratis. Namun, harapan Berdasarkan hasil distribusi skor jawab-
pasien yang lebih baik adalah sembuh dari an responden (pasien atau keluarga pasien)
sakit dan gratis. Dengan demikian, pelayanan terhadap kualitas pelayanan kesehatan dika-
kesehatan yang gratis tidak serta merta dapat tegorikan sangat baik (98,38%). Hal ini me-
menumbuhkan sugesti kepada pasien atau nunjukkan bahwa pelayanan kesehatan yang
keluarga pasien. Namun, harapan yang lebih diselenggarakan Puskesmas Kedawung dapat
penting bagi pasien atau keluarga pasien ada- memenuhi harapan pasien atau keluarga pa-
lah kesembuhan dari sakit. sien dan dapat dinyatakan ”Sempurna”. De-
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa Pe- ngan demikian Puskesmas Kedawung dapat
layanan Puskesmas gratis memiliki sifat ter- menunjukkan kinerja pelayanan yang mam-
batas (gratis terbatas). Keterbatasan tersebut pu memberikan Penjaminan Pelayanan Kese-
disebabkan oleh kemampuan finansial APBN hatan kepada masyarakat.
maupun APBD. Hal ini juga akan menimbul- Keberhasilan tersebut, menguatkan key-
kan kesenjangan antara harapan pasien dan akinan dan menumbuhkan loyalitas pasien

44
ANALISIS PENGARUH FAKTOR ORGANISASI DAN FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS STUDI
PADA PUSKESMAS KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN - PROVINSI JAWA TENGAH (KARNO, ISBANDI RUKMINTO
ADI, BAMBANG SHERGI LAKSMONO)
atau keluarga pasien merupakan suatu proses kan kemauannya sendiri untuk mengikuti ide
pencitraan kinerja pelayanan kesehatan yang tersebut. Hal ini akan memberntuk konsep
mampu memenuhi harapan pasien atau kelu- kepercayaan terhadap pelayanan kesehatan.
arga pasien. Dengan demikian keberhasilan Konsep tersebut didasarkan pada pema-
tersebut layak diangkat sebagai suatu temuan haman teori Health Belief Model (HBM)
penelitian. bahwa seseorang akan mengambil tindakan
Berdasarkan konsep penelitian, maka yang akan berhubungan dengan kesehatan
temuan penelitian ini dikonseptualisasikan yang baik bagi dirinya pasien yang dipenga-
menjadi Model Pelayanan Kesehatan yang ruhi lima segi pemikiran dalam diri individu.
mampu memberi jaminan kepada pasien, se- Kelima pemikiran tersebut, yaitu perceived
lanjutnya disebut sebagai “Model Penjamin- susceptibility (kerentanan yang dirasakan/
an Pelayanan Kesehatan”. Model tersebut diketahui), perceived severity (bahaya/ ke-
mempunyai tiga dimensi kinerja pelayanan sakitan yang dirasakan), perceived benefit of
kesehatan yang mampu memberi jaminan pe- action (manfaat yang dirasakan dari tindak-
layanan optimal kepada pihak penerima pela- an yang diambil), perceived barrier to acti-
yanan, yaitu (1) kemampuan, (2) kesopanan, on (hambatan yang dirasakan akan tindakan
dan (3) dipercaya oleh pihak penerima layan- yang diambil), cues to action (isyarat untuk
an. melakukan tindakan). Hal tersebut dilakukan
Dengan demikian, keyakinan pihak pe- dengan tujuan self efficacy atau upaya diri
nerima pelayanan untuk loyal pada suatu ki- sendiri untuk menentukan apa yang baik bagi
nerja pelayanan kesehatan merupakan entry dirinya. Terdapat tiga faktor penting yang
point untuk memahami Model Penjaminan mempengaruhinya yaitu (1) Kesiapan indi-
Pelayanan Kesehatan. Model pelayanan ini vidu untuk merubah perilaku dalam rangka
dikembangkan dengan ide atau konsep ga- menghindari suatu penyakit atau memperke-
gasan yang terarah untuk memenuhi harap- cil risiko kesehatan, (2) Adanya dorongan da-
an pihak penerima pelayanan. Ide tersebut lam lingkungan individu yang membuatnya
dapat diaktualisasikan sebagai suasana atau merubah perilaku, dan (3) Perilaku itu sendi-
keadaan tertentu yang menggerakkan hati se- ri.(Edberg, 2007).
seorang untuk melakukan atau tidak melaku- Dengan demikian, Penjaminan Pelayan-
kan sesuatu. Sugesti adalah merupakan suatu an Kesehatan dipandang sebagai suatu ke-
gejala hebat yang dilambangkan oleh suatu yakinan terhadap pelayanan kesehatan yang
masukan yang mendesak dari luar ke dalam diselenggarakan oleh Puskesmas yang mem-
kesadaran diri seseorang tentang suatu ide bentuk kesadaran dan kemauan seseorang
atau image. Kemudian menyatu ke dalam untuk melakukan self efficacy atau upaya diri
pola pikir yang cenderung menghasilkan de- sendiri untuk menentukan apa yang baik bagi
sakan kemauan sendiri untuk berusaha mela- kesehatan diri sendiri.
kukan sesuatu. (Sidis,1899) Model Penjaminan Pelayanan Kesehatan
Model Penjaminan Pelayanan Kesehatan ditentukan oleh 13 (tiga belas) faktor, yaitu
dapat juga diartikan sebagai penerimaan su- (1) Sumber Daya, (2) Akuntabilitas Dana, (3)
atu ide dari luar diri yang terpola ke dalam Keterampilan Organisasi, (4) Demotivator,
suatu pemikiran seseorang yang menghasil- (5) Ekstroversi, (6) Tugas Kepemimpinan,

45
JURNAL ILMU KESEJAHTERAAN SOSIAL, JILID 18, NOMOR 1, APRIL 2017, 34-47

(7) Hubungan Kepemimpinan, (8) Perubah- 1. Agar menerapkan Model Penjaminan


an Kepemimpinan, (9) Sumber Daya Manu- Pelayanan tersebut dan menggunakan 13
sia Informasi, (10) Teknologi Informasi, (11) faktornya sebagai norma, standar, prose-
Relasi Informasi, (12) Prosedur Pelayanan, dur dan kriteria dalam kebijakan pelayan-
dan (13) Teknis Pelayanan. an kesehatan kepada masyarakat.
Model ini dapat digeneralisasi atau di- 2. Dalam penerapan model tersebut, agar
transformasikan ke unit-unit pelayanan ke- memperhatikan ketersediaan dana kese-
sehatan masyarakat yang lain. Dengan per- hatan (APBD maupun APBN), pengelola-
syaratan semua kriteria atau aspek harus an SDM, cadangan sarana dan prasarana
terpenuhi (standar) sebagaimana pada obyek kesehatan, kebijakan tarif puskesmas, pe-
penelitian ini dan sejalan dan seiring dengan layanan kesehatan online.
sumber daya di bidang kesehatan yang dia- 3. Pemerintah bertanggungjawab atas pem-
manatkan dalam Undang-undang Nomor 36 binaan pelayanan publik dan Pemerintah
Tahun 2009 tentang kesehatan. Daerah wajib menjamin terselenggaranya
pelayanan publik, sebagaimana diama-
KESIMPULAN natkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah.
Berdasarkan pembahasan hasil penelitian
ini dapat kesimpulan adalah sebagai berikut : Saran Teoritis, guna mengembangkan
1. Hasil analisis keseluruhan model dipero- konsep teoritis pelayanan publik di bidang
leh hasil kecocokan yang baik (Goodness kesehatan dengan Model Penjaminan Pela-
Fit). yanan, kepada para peneliti yang terkonsen-
2. Hipotesis penelitian sebanyak 8 (delapan) trasi pada kajian kinerja pelayanan kesehatan
secara keseluruhan “diterima” dan dipero- untuk mensintesiskan 13 (tiga belas) faktor,
leh hasil hubungan Positif dan Signifikan. meliputi Sumber Daya Pelayanan, Akuntabi-
3. Kinerja pelayanan kesehatan Puskesmas litas Dana Pelayanan, Keterampilan Organi-
Kedawung dapat dinyatakan sempurna, sasi Pelayanan, Demotivator Pelayanan, Eks-
karena telah memenuhi harapan masya- troversi Pelayanan, Tugas Kepemimpinan
rakat dan kepuasan pasien atau keluarga Pelayanan, Hubungan Kepemimpinan Pela-
pasien yang berdasarkan hasil analisis tri- yanan, Perubahan Kepemimpinan Pelayanan,
angulasi. Sumber Daya Informasi Pelayanan, Tekno-
4. Ditemukan sebuah Model Penjaminan logi Informasi Pelayanan, Relasi Informasi
Pelayanan yang dikontruksi dari 13 (tiga- Pelayanan, Prosedur Pelayanan, dan Teknis
belas) faktornya, sebagaimana diuraikan Pelayanan. Sedangkan variabel dependen
pada bahasan sebelumnya. adalah Penjaminan Pelayanan.
Berdasarkan kesimpulan tersebut, disam-
paikan saran sebagai berikut: DAFTAR PUSTAKA
Saran Praktis, kepada Pemerintah teruta-
Bouwhuizen, 1986. Ilmu keperawatan (Ver-
ma kepada Kementerian Kesehatan, Peme-
pleegkunde ZV) Bagian 1, Alih bahasa
rintah Daerah dan Manajemen Puskesmas
Moelia-Radja Siregar. Jakarta : Pener-
Kedawung adalah sebagai berikut :
bit Buku Kedokteran EGC.

46
ANALISIS PENGARUH FAKTOR ORGANISASI DAN FAKTOR INDIVIDU TERHADAP KUALITAS PELAYANAN PUSKESMAS STUDI
PADA PUSKESMAS KECAMATAN KEDAWUNG KABUPATEN SRAGEN - PROVINSI JAWA TENGAH (KARNO, ISBANDI RUKMINTO
ADI, BAMBANG SHERGI LAKSMONO)
Dale, Orren, et al. 2006. Human Behavior Sidis Boris., 1899., The Psychology of Sug-
and the Social Environment. America gestion a research in to the subcons-
Edberg Mark.2007. Essentials of Health Be- cious nature of man and society. New
havior Social and Behavioral Theory York: Appleton and Company.
and Public Health. Teddlie Charles, Tashakkori. 2010. Handbo-
Edwar III, George C. 2003. Implementasi Ke- ok of Mixed Methods in Social & Be-
bijakan Publik, Tranformasi Pemikir- havioral Research. Edisi bahasa Indo-
an George Edwards. Terjemahan oleh nesia, Penerjemah. Daryatno. Jakarta:
Hessel Nogos Tangkilisan. Penerbit : Pustaka Pelajar
Kerjasama Lukman Offset & Yayasan Thorpe, Richard and Homan, Gill. 2000.
Pembaharuan Administrasi Publik In- Strategic Reward Systems. Financial
donesia. Times Prentice Hall
Edwar III, George C. 1980. Implementing Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 ten-
Public Policy. Congressional Quarter- tang Pemerintahan Daerah
ly Inc, USA Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 ten-
Htpp:/www.infosukowati.co.cc/2010/03/ tang Pelayanan Publik
sragen-gudangnya-prestasi-di-bidang. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 ten-
html tang Kesejahteraan Sosial.
Indrajit, Richardus Eko. 2004. Kajian Stra- Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 ten-
tegis Cost Benefit Teknologi Informasi. tang Kesehatan
Yogyakarta: Andy. Yukl, Gary. 2007. Kepemimpinan Dalam Or-
Mardiasmo. 2002. Otonomi dan Manajemen ganisasi. PT Indeks, Jakarta
Keuangan Daerah. Yogyakarta : Pe- Zastrow, Charles. 1996. Introduction to So-
nerbit ANDI cial Work and Social Welfare. Edisi ke
McKinsey and Company. 2001. Effective enam. United State of America
Capacity Building in Nonprofit Orga- Zeithaml, Valarie A., Parasuraman,A and.
nizations. New York : Venture Philant- Berry, Leonard L, 1996, Delivering
hropy Partners. Quality, New York : The Free Press.
McShane & Von Glinow. 2008. Organizati- ________. 1990. Delivering Quality Service:
onal Behavior. Fourth Edition. Mc- Balancing Customer perceptions and
grawHill International edition Expectations. The Free Press: Adivisi-
Neuman, William Lawrence, 2006. Social on of Macmillan,Inc.
Research Methods, London: Needham
Heights, Allyn and Bacon.
Profil Kesehatan Tahun 2008 Dinas Kesehat-
an Kabupaten Sragen.
Profil Kesehatan Puskesmas Kedawung II
Tahun 2009 UPTD Pusat Kesehatan
Masyarakat Kedawung II Kabupaten
Sragen.

47

Anda mungkin juga menyukai